Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan suatu kegiatan rutinitas anak pada usianya. Bersekolah
merupakan kegiatan penting untuk membentuk masa depan individu. Usia sekolah
biasanya dilakukan hingga 12 tahun, yaitu enam tahun sekolah dasar, 3 tahun
sekolah menengah pertama, dan tiga tahun sekolah mengah atas. Menimba ilmu
selama 12 tahun berturut-turut secara rutin setiap hari pada faktanya membawa
kejenuhan pada diri anak. Bahkan kadang sekolah menjadi suatu beban tersendiri
pada anak.
Kegiatan belajar mengajar dikelas bukanlah hanya sebuah kegiatan transfer
ilmu semata, tapi lebih jauh lagi dalam hal penyiapan dan pembentukan generasi
yang lebih kompeten pada bidang yang pilihnya. Kegiatan belajar mengajar yang
demikian tentunya tidak mudah dalam praktiknya. Dibutuhkan dukungan dari
semua aspek yang menjadi faktor penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar
disekolah dan salah satunya adalah tingkat kemampuan guru dalam menemukan
dan melayani perbedaan individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap siswa yang
masing-masing individunya berbeda, maka seorang guru yang profesional harus
memiliki kemampuan, diantaranya menemukan perbedaan individu siswa,
memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa, dan melakukan
diagnosis kesulitan belajar siswa. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
tentang diagnosa kesulitan belajar anak.

B. Pembatasan Masalah
Pembatasan permasalahan dalam makalah ini adalah mengenai diagnosa
kesulitan belajar siswa kelas sebelas SMA IT Miftahul Khoir Bandung.

1
C. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan diagnosis?
2. Bagaimana prosedur diagnosis kesulitan belajar siswa?
3. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar pada siswa?
5. Bagaimana ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar?
6. Bagaimana prosedur pengambilan data di lapangan?
7. Bagaimana analisis kesulitan belajar pada sampel?

D. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai berikut.
1. Memaparkan definisi diagnosis
2. Memaparkan prosedur-prosedur diagnosis kesulitan belajar siswa
3. Memaparkan pengertian dari kesulitan belajar
4. Menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar pada
siswa
5. Mendeskripsikan ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar
6. Memaparkan jalannya observasi di lapangan
7. Mendeskripsikan analisis hasil data dari observasi lapangan

E. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Bagi siswa
Sebagai harapan dan tujuan untuk keberhasilan pembelajaran di masa
mendatang
2. Bagi guru
Sebagai tolak ukur metode mengajar yang dapat dipahami dengan mudah
oleh siswa dan memahami kondisi siswa-siswinya
3. Bagi mahasiswa kependidikan

2
Sebagai anjuran cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
proses pembelajaran agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki oleh
siswa ketika kelak calon guru tersebut menjadi guru.

F. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah melalui
kajian pustaka dan observasi sekolah dengan instrument wawancara terhadap
seorang siswa SMA IT Miftahul Khoir Bandung kelas XI dan penyebaran angket
sosiometrik kelas XI.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Para ahli modern merumuskan belajar sebagai bentuk pertumbuhan atau


perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar Hamalik, 1983:21). Sedangkan
menurut Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Serta menurut Drs.
Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan
definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku yang bersifat kognitif, psikomotor maupun afektif
yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dan disebabkan oleh pertumbuhan
atau kematangan serta dipengaruhi faktor lingkungan yang mengarah pada
tingkah laku baik atau tingkah laku buruk. Jadi secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terbentuk dari hasil
interaksi seseorang dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan itu akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

A. Diagnosis
1. Definisi Diagnosis
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut
Thorndike dan Hagen. Diagnosis dapat diartikan sebagai :
a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness,
disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi
yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;

4
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas
gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.

2. Prosedur Diagnosis pada Kesulitan Belajar Siswa


Kesulitan belajar merupakan suatu permasalahan yang umum ditemui oleh
individu, terutama siswa di sekolah. Oleh sebab itu, perlu adanya pemahaman
dalam mendiagnosa kesulitan belajar yang ada pada siswa di sekolah dalam
rangka untuk membantu siswa mengatasi permasalahannya dalam kesulitan
belajar.
Secara sederhana, langkah untuk mengetahui kesulitan belajar siswa adalah
sebagai berikut.
a. Pengumpulan data. Yaitu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya
terhadap obyek (siswa yang bermasalah) guna menemukan penyebab
kesulitan belajar pada siswa.
b. Pengolahan data. Agar diketahui sumber utama kesulitan belajar pada
siswa secara tepat, maka data yang terkumpul harus diolah secara cermat
karena masih mentah, belu
c. Diagnosis, yaitu keputusan menentukan sumber kesulitan belajar.
d. Prognosis, yaitu ramalan mengenai bantuan yang akan diberikan dalam
mengatasi kesulitan belajar.
e. Treatment/perlakuan, yaitu pemberian bantuan, seperti remedial teaching,
bimbingan belajar, dan mengatasi masalah pribadi.
f. Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan
berhasil atau gagal, apakah ada kemajuan belajar pada diri siswa atau
tidak.

Diagnosis kesulitan belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan


kesulitan belajar. Sebagai prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari
langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Menurut Rosss dan Stanley
(Abin S.M., 2002 : 309), tahapan-tahapan diagnosis kesulitan belajar adalah
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

5
a. Who are the pupils having trouble ? (Siapa siswayang mengalami
gangguan ?)
b. Where are the errors located ? (Di manakah kelemahan-kelemahan
tersebut dapat dilokalisasikan ?)
c. Why are the errors occur ? (Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi ?)
d. What are remedies are suggested? (Penyembuhan apa saja yang
disarankan?)
e. How can errors be prevented ? (Bagaimana kelemahan-kelemahan itu
dapat dicegah ?)
Pendapat Roos dan Stanley tersebut dapat dioperasionalisasikan dalam
memecahkan masalah atau kesulitan belajar siswa dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan.
1) Menganalisis prestasi belajar
Dari segi prestasi belajar, individu dapat dinyatakan mengalami kesulitan
bila:pertama, indeks prestasi (IP) yang bersangkutan lebih rendah
dibanding IP rata-rata klasnya; kedua, prestasi yang dicapai sekarang
lebih rendah dari sebelumnya; dan ketiga, prestasi yang dicapai berada di
bawah kemampuan sebenarnya.
2) Menganalisis periaku yang berhubungan dengan proses belajar.
Analisis perilaku terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar dilakukan dengan : pertama, membandingkan perilaku yang
bersangkutan dengan perilaku siswa lainnya yang berasal dari tingkat
atau kelas yang sama; kedua, membandingkan perilaku yang
bersangkutan dengan perilaku yang diharapkan oleh lembaga pendidikan.
3) Menganalisis hubungan sosial
Intensitas interaksi sosial individu dengan kelompoknya dapat diketahui
dengan sosiometri. Dengan sosiometri dapat diketahui individu-individu
yang terisolasi dari kelompoknya. Gejala tersebut merupakan salah satu
indikator kesulitan belajar

6
b. Melokalisasi letak kesulitan belajar
Setelah siswa yang mengalami kesulitan belajar diidentifikasi, langkah
berikutnya adalah menelaah:
1) Pada mata pelajaran apa yang bersangkutan mengalami kesulitan;
2) Pada aspek tujuan pembelajaran yang mana kesulitan terjadi;
3) Pada bagian (ruang lingkup) materi yang mana kesulitan terjadi;
4) pada segi-segi proses pembelajaran yang mana kesulitan terjadi.

c. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar


Pada tahap ini semua faktor yang diduga sebagai penyebab kesulitan
belajar diusahakan untuk dapat diungkap. Tahap ini oleh para ahli
dipandang sebagai tahap yang paling sulit, mengingat penyebab kesulitan
belajar itu sangat kompleks, sehingga hal tidak dapat dipahami secara
sempurna, meskipun oleh seorang ahli sekalipun (Koestoer dan A.
Hadisuparto, 1998 : 21).

d. Memperkirakan alternatif pertolongan


Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara matang pada tahap ini adalah
sebagai berikut.
1) Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut masih mungkin
untuk ditolong ?
2) Teknik apa yang tepat untuk pertolongan tersebut ?
3) Kapan dan di mana proses pemberian bantuan tersebut dilaksanakan ?
4) Siapa saja yang terlibat dalam proses pemberian bantuan tersebut ?
5) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk kegiatan tersebut ?

e. Menetapkan kemungkinan teknik mengatasi kesulitan belajar


Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan rencana yang meliputi :
pertama, teknik-teknik yang dipilih untuk mengatasi kesulitan belajar dan
kedua, teknik-teknik yang dipilih untuk mencegah agar kesulitan belajar
tidak terjadi lagi.

7
f. Pelaksanaan pemberian pertolongan
Tahap keenam ini merupakan tahap terakhir dari diagnosis kesulitan
belajar siswa. Pemberian pertolongan ini didasarkan pada hasil diagnostik
kesulitan belajar.

B. Kesulitan Belajar
1. Defini Kesulitan Belajar
Dalam proses belajar, akan ditemui berbagai hal kemungkinan-
kemungkinan yang positif dan negatif, karena belajar merupakan interaksi dari
perkembangan diri individu dengan faktor lingkungan. Oleh sebab itu akan timbul
suatu permasalahan yang harus dihadapi agar proses belajar tersebut
menghasilkan tingkah laku yang baik.
Permasalahan yang ditemui dalam belajar adalah kesulitan belajar. Dimana
individu merasa sulit untuk menjalani proses perubahan menuju ke arah positif.
Kesulitan belajar dapat di lihat dari:
a. Gejala yang tampak pada peserta didik yang ditandai dengan prestasi belajar
yang rendah atau dibawah kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria
minimal. Prestasi belajarnya lebih rendah dibandingkan prestasi teman-
temannya, atau lebih rendah dibandingkan prestasi belajar sebelumnya.
b. Menunjukkan adanya jarak antara prestasi belajar yang diharapkan dengan
presiasi yang dicapai
c. Prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan kapasitas inteligensinya.
Kesulitan belajar peserta didik tidak selalu disebabkan oleh inteligensinya
yang rendah

Selain itu ada beberapa pendapat yang mengartikan bahwa kesulitan belajar
adalah:
a. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3),
menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang
diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami

8
kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi
menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar,
baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
b. Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 5) menganggap kesulitan belajar sebagai
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari
atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis,
sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.

Selain itu ada beberapa pendapat yang mengartikan bahwa kesulitan belajar
adalah :
a. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3),
menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang
diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami
kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi
menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar,
baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
b. Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 5) menganggap kesulitan belajar sebagai
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari
atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis,
sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar pada Siswa


Ada beberapa faktor yang menyebabkan sehingga seorang anak mengalami
kesulitan dalam proses belajarnya. Hal itu dijelaskan oleh Burton, sebagaimana
dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari
dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal
dari luar diri yang bersangkutan.

9
a. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
kejiwaan dan faktor kejasmanian.
Tabel Faktor Internal
Faktor Kejiwaan Faktor Kejasmanian
Minat pada mata pelajaran kurang Keadaan fisik lemah
Adanya penyakit yang sulit atau
Motif belajar rendah
tidak dapat disembuhkan
Adanya gangguan pada fungsi
Rasa percaya diri kurang
indera
Disiplin pribadi kurang Kelelahan secara fisik
Sering meremehkan persoalan
Sering mengalami konflik psikis
Integritas kepribadian lemah

b. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau
berasal dari luar siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor
instrumental dan faktor lingkungan.
Tabel Faktor Eksternal

Faktor Instrumental Faktor Lingkungan


Kemampuan profesional dan kepribadian Disintegrasi atau disharmonisasi
guru yang tidak memadai keluarga
Lingkungan sosial sekolah yang tidak
Kurikulum yang terlalu berat bagi siswa
kondusif
Program belajar dan pembelajaran yang Bergaul dengan Teman-teman yang
tidak tersusun dengan baik tidak baik
Fasilitas belajar dan pembelajaran yang Lokasi sekolah yang tidak/kurang
tidak sesuai dengan kebutuhan cocok

10
3. Ciri-ciri Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
Menurut Warkitri dkk. (1990 : 8.5 8.6), individu yang mengalami
kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut.
a. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah disbanding sebelumnya.
c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan.
d. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan
proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.
f. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos,
pulang sebelum waktunya, dst.
g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah
tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dst.

11
BAB III
METODOLOGI OBSERVASI

A. Perumusan Observasi
1. Tempat Observasi
SMA IT MIFTAHUL KHOIR BANDUNG
2. Objek Observasi
Kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL KHOIR BANDUNG
3. Waktu Observasi
Rabu : Pukul 11.00-13.00
Jumat : Pukul 11.30-14.30

B. Kegiatan yang Dilakukan


1. Teknik Pengumpulan Data
a. Meminta data nilai raport siswa kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL
KHOIR BANDUNG semester ganjil tahun ajaran 2012/2013
b. Menyebarkan angket sosiometrik kepada siswa kelas tersebut
c. Melakukan wawancara dengan siswa yang diperkirakan memiliki
kesulitan dalam belajar

2. Pengolahan Data
a. Identifikasi Kasus
1) Menandai siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
dengan Norm-References.
2) Menyebarkan angket sosiometrik kepada siswa kelas tersebut.
b. Identifikasi Masalah
1) Menandai bidang studi yang dilihat kurang dari rata-rata kelas pada
siswa yang bersangkutan
2) Mendeteksi bagian ruang lingkup bahan pelajaran yang dianggap
sulit bagi siswa tersebut dari hasil wawancara

12
3) Mendeteksi kesulitan pada segi-segi proses belajar siswa tersebut
dari hasil wawancara

c. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan


1) Faktor dalam Diri Siswa
a) Kelemahan secara fisik
b) Kelemahan-kelemahan secara mental
c) Kelemahan-kelemahan emosional
d) Kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan-
kebiasaan dan sikap-sikap yang salah
e) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan
dasar yang diperlukan
2) Faktor dari Luar Diri Siswa
a) Kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku sumber yang
tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-
perbedaan individu.
b) Ketidaksesuaian standar administratif, penilaian, pengelolaan
kegiatan, dan pengalaman belajar mengajar.
c) Terlalu berat beban belajar (siswa) dan/atau mengajar (guru).
d) Terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak
menuntut kegiatan di luar.
e) Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas, dan
sebagainya.
f) Kelemahan dari sistem belajar-mengajar pada tingkat-tingkat
pendidikan sebelumnya.
g) Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga.
Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau
terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.
h) Kekurangan makan (gizi, kalori, dan sebagainya)

13
d. Prognosis
Setelah mengumpulkan data kemudian mengolahnya, maka kegiatan
selanjutnya adalah mengambil kesimpulan dan keputusan serta
meramalkan kemungkinan penyembuhan.

e. Rekomendasi / Referal
Berdasarkan hasil perkiraan dan identifikasi alternatif kemungkinan
pemecahan tersebut, maka langkah selanjutnya yang dikerjakan oleh
kami adalah membuat rekomendasi alternatif tindakan yang akan
ditempuh untuk melaksanakan pemecahannya.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kegiatan observasi yang telah dilakukan di SMA IT


MIFTAHUL KHOIR BANDUNG mengenai diagnosa kesulitan belajar siswa,
yaitu dengan serangkaian pengumpulkan data dan pengolahan data, maka didapat
hasil sebagai berikut.
A. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, kami telah melakukan:
1. Meminta data nilai raport siswa kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL
KHOIR BANDUNG semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Data
terlampir.

2. Menyebarkan angket sosiometrik kepada siswa kelas tersebut


Kami telah menyebarkan angket kepada 17 siswa dari jumlah siswa
seharusnya, yaitu 18 siswa di SMA IT MIFTAHUL KHOIR BANDUNG
kelas XI IPA. Adapun isi pertanyaan pada angket yaitu sebagai berikut:
a. Seberapa sering kamu membaca buku pelajaran?
Sering/Kadang/Jarang.
b. Seberapa sering membaca buku bacaan, selain buku pelajaran?
Sering/Kadang/Jarang.
c. Apa alasan kamu masuk SMA IT Miftahul Khoir ini? Ungkapkan!
d. Bagaimana perasaanmu menempuh pendidikan di sekolah ini?
Senang/Bangga/Sedih. Ungkapkan!
e. Apakah mata pelajaran yang kamu sukai? Alasanmu?
f. Apakah mata pelajaran yang tidak kamu sukai? Alasanmu?
g. Guru mata pelajaran apa yang kamu sukai? Alasanmu?
h. Guru mata pelajaran apa yang tidak kamu sukai? Alasanmu?
i. Seberapa sering berkomunikasi dengan teman diluar jam pelajaran?
Sering/Kadang/Jarang.
j. Siapakah teman yang kamu sukai di kelasmu? Alasanmu?

15
k. Siapakah teman yang tidak kamu sukai di kelasmu? Alasanmu?
l. Ingin memiliki teman seperti apakah impianmu? Ungkapkan!
m. Di kelasmu ini, siapakah yang kamu inginkan untuk bisa dekat
(bersahabat) denganmu? Ungkapkan alasanmu!
Adapun contoh angket yang disebar terlampir dalam halaman lampiran.
Angket tersebut diberikan hanya sebagai bahan untuk membantu dalam
menganalisis siswa dalam hubungan sosialnya, atau dapat dikatakan
mengenai sosiometrik siswa.

3. Melakukan wawancara dengan siswa yang diperkirakan memiliki


kesulitan dalam belajar
Wawancara yang dilakukan yaitu dengan memberikan beberapa
pertanyaan, secara garis besar diantaranya:
a. Bagaimana kehidupan seharian siswa
b. Bagaimana cara siswa belajar
c. Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar
d. Hubungan sosial siswa dengan teman sebayanya

B. Pengolahan Data
1. Identifikasi Kasus
a. Menandai siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dengan
Norm-References.
Berdasarkan nilai yang telah kami bandingkan dengan rata-rata nilai
kelas, kami mengambil sampel seorang siswa untuk diteliti mengenai
diagnosa kesulitan belajar. Siswa tersebut memiliki nilai rata-rata terkecil
untuk siswa perempuan diantara 18 siswa lainnya.

16
Grafik Nilai Semester Ganjil Kelas XI
SMA IT Miftahul Khoir
86
84
82
80
78
76
Nilai

74
72
70
68 Siswa
66
64 Rata-Rata

Nama Siswa

Grafik Nilai Semester Ganjil kelas XI 2012/2013


Adapun siswa yang bersangkutan tersebut yaitu SR (inisial nama
siswa), memiliki nilai rata-rata pada semua mata pelajaran untuk
pengetahuan bernilai 73 dari rata-rata kelas bernilai 76,70 dan untuk
praktek bernilai 77 dari rata-rata kelas bernilai 78,88.
b. Menyebarkan angket sosiometrik kepada siswa kelas tersebut.
Berdasarkan hasil pengisian angket secara sosiometrik, diteliti bahwa
siswa yang kami pilih, tidak memiliki hubungan sosial yang kurang baik.
Siswa tersebut dapat dikatakan berhubungan baik dengan temannya dan
tidak mengalami perselisihan dengan teman sebayanya. Dikatakan
berhubungan cukup baik juga karena ia dipilih oleh salah satu temannya
sebagai teman yang diharapkan untuk bisa bersahabat.
2. Identifikasi Masalah
a. Menandai bidang studi yang dilihat kurang dari rata-rata kelas pada siswa
yang bersangkutan
Berdasarkan nilai yang didapat, hasil perhitungan nilai siswa SR
terhadap bidang studi yang dilihat kurang dari rata-rata kelas didapat
sebagai berikut, yaitu:

17
Tabel Kekurangan Nilai SR dari Nilai Rata-Rata Kelas
Mata Rata-rata Rata-Rata Kekurangan SR dari
Pelajaran kelas SR rata-rata kelas
Agama 82 79,5 2,5
PKN 78 76 2
B. Indonesia 80 76,5 3,5
B. Inggris 77 65 12
Matematika 77 73 4
Fisika 77 75 2
Biologi 77 74,5 2,5
Kimia 81 79 2
Sejarah 69 68 1
Ekonomi 77 76 1
Seni 79 77 2
Olahraga 76 75,5 0,5
TIK 76 73,5 2,5
B. Jepang 79 70,5 8,5
B. Sunda 83 81 2
PLH 78 76 2
Leadership 83 80,5 2,5

Gambar Grafik Identifikasi Masalah

18
b. Mendeteksi bagian ruang lingkup bahan pelajaran yang dianggap sulit
bagi siswa tersebut dari hasil wawancara
Dari ketiga bidang studi yang nilainya jauh dari rata-rata kelas, yaitu
bidang studi bahasa inggris, bahasa jepang, dan bahasa indonesia.
Sedangkan melalui angket yang telah diisi dan hasil wawancara SR
menyebutkan tidak menyukai bidang studi seni, bahasa inggris dan
bahasa sunda.
Berdasarkan wawancara, SR tidak menyukai bidang studi seni karena
ia yang kurang bisa dalam hal menggambar. Sedangkan kurang
menyukai bidang studi bahasa sunda, karena ia yang dasarnya bukan
merupakan orang Suku Sunda, maka ia kurang paham. Dan untuk bahasa
inggris, ia kurang menyukai bidang studi tersebut karena faktor
pengajarnya.
Serta dilihat dari nilai yang diperoleh SR berdasarkan nilai yang jauh
dari rata-rata kelas yaitu bidang bahasa. Dijawab dengan pernyataan oleh
SR bahwa ia kurang menyukai dalam bidang bahasa, melainkan bidang
IPA, seperti biologi, dimana cita-citanya adalah ingin menjadi seorang
bidan. Dan dalam segi bagian ruang lingkup bahan pelajaran, SR
memaparkan bahwa bahan pelajaran dapat dipengaruhi oleh dirinya yang
dapat memahami bahan pelajaran tersebut/ tidak dan karena faktor
suasana hatinya.

c. Mendeteksi kesulitan pada segi-segi proses belajar siswa tersebut dari


hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara, kesulitan dalam proses belajar SR
mengatakan bahwa ia kurang dapat berkonsentrasi ketika banyak orang
disekitarnya, ia membutuhkan tempat yang sepi untuk mempertahankan
konsentrasinya agar tidak buyar. SR juga merupakan seorang pribadi
yang apabila belajar, ia lebih menyukai secara individu dibandingkan
secara berkelompok. Jikapun untuk berkelompok, ia hanya bisa dua atau
tiga orang, tidak lebih.

19
Adapun faktor lain, dimana ada beberapa pengajar yang memang
kurang membuat nyaman ketika proses belajar mengajar berlangsung. Ia
tidak menyukai pengajar yang keras, karena akan membuatnya tegang
sehingga tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.

3. Identifikasi Faktor Penyebab


Berdasarkan data yang didapat dari hasil angket kelas XI SMA IT Miftahul
Khoir dan hasil wawancara kami dengan salah satu siswa, bahwa memang kami
mendapatkan anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan yang
ditemukan dapat dikarenakan oleh berbagai macam faktor, mulai dari
ketidakseriusan siswa untuk mengikuti mata pelajaran bahkan perasaan bosan
siswa terhadap guru mata pelajaran yang membawakan mata pelajaran tersebut.
Adapun kesulitan-kesulitan belajar yang temukan dalam siswa tersebut,
diantaranya:
a. Berdasarkan bidang studi
Siswa tersebut mempunyai minat tertentu dalam mata pelajaran, dimana
siswa kurang menyukai dalam bidang bahasa, namun lebih cenderung
menyukai bidang ilmu pengetahuan alam, lebih khususnya lagi bidang studi
biologi. Oleh karena itu guru bidang studi tersebut harus kreatif dalam
melihat keadaan anak yang kurang senang dengan mata pelajaran yang
diberikan.

b. Berdasarkan segi-segi proses belajar


Faktor guru yang kurang nyaman, karena cukup membosankan dalam
cara mengajarnya.

c. Berdasarkan kelemahan dalam diri siswa


Adaptasi tentu tidak hanya berpengaruh dengan kelemahan fisik saja,
namun dapat karena ada kelemahan pada mental dan emosional juga. Secara
umum SR tidak memiliki faktor kelemahan lainnya seperti kelemahan
karena kebiasaaan/ sikap yang salah juga faktor emosional. Namun tidak

20
menutup kemungkinan suatu ketika memiliki kelemahan emosional jika
dalam kondisi masalah yang berat.
Dalam kelemahan dalam keterampilan dan pengetahuan dasar sepertinya
hal tersebut merupakan salah satu faktor ketika pada kelas X kurang
maksimal dalam pembelajaran, sehingga menjadi penghambat pembelajaran
selanjutnya. Namun, jika SR sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan
terus membaik, maka tidak akan menjadi faktor besar dalam kesulitan
belajarnya.

d. Berdasarkan kelemahan diluar diri siswa


Siswa tersebut cukup lama dalam hal beradaptasi, hampir satu tahun.
Dimana dikarenakan ia tinggal di asrama dan jauh dari orang tua, sehingga
sering membuatnya kurang nyaman dengan kondisinya. Bahkan ia sering
menangis dan sakit ketika 1 tahun selama kelas X. Namun, setelah adaptasi,
sekarang SR sudah jauh lebih nyaman dan membuat dirinya jauh lebih baik
dari sebelumnya.
Lain halnya, yang dapat menjadi faktor kesulitan lain yaitu faktor kurang
dekatnya ia dengan orang tuanya. SR bukan berarti tidak dekat, namun
untuk menceritakan keluh kesahnya mungkin jarang untuk dibicarakan,
sehingga memutuskan sesuatu secara mandiri. Hal tersebut dapat menjadi
merasa kurang didukung oleh orang tuanya. Hal-hal tersebut dapat menjadi
faktor dalam kesulitan belajar.

4. Prognosis
Berdasarkan hasil analisis diagnostik yang kami lakukan terhadap siswa
SR, kami dapat menyimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami siswa
SR bersifat menyeluruh karena ternyata kelemahannya itu terjadi pada
sebagian besar bidang studi yang diikutinya.
Perkiraan kemungkinan dan cara mengatasinya:
a. Perkiraan kemungkinan mengatasinya

21
Dari kesimpulan di atas dapat diperkirakan bahwa usaha
penyembuhan secara didaktis atau metodologis sangat kecil
kemungkinannya. Yang dapat dilakukan adalah penyaluran atau
penjurusan kepada program pendidikan tertentu yang lebih sesuai
dengan tingkat prestasi atau jenis bakatnya. Atau bisa juga
mengatasinya dengan cara metodologis pada mata pelajaran tertentu
dimana SR mendapat nilai paling rendah, namun mungkin
memerlukan waktu yang lama.
b. Kemungkinan cara mengatasinya
Sikap, minat, dan motivasi akan dapat diubah dengan jalan:
1) Menciptakan conditioning (reinforcement, rewards,
encourangement)
2) Menggunakan strategi belajar yang inovatif seperti SPM, dan
sebagainya.
3) Kebiasaan juga dapat diubah dengan jalan mengadakan
conditioning dan drill.

5. Rekomendasi/Referal
Berdasarkan hasil perkiraan dan identifikasi alternatif kemungkinan
pemecahan tersebut, maka rekomendasi alternatif tindakan yang akan
ditempuh untuk melaksanakan pemecahan kesulitan belajar SR pada mata
pelajaran Bahasa Inggris adalah dengan melaksanakan program perbaikan
(remedial teaching).
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi pengajar dulu.
Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator, transmitor,
transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa alat
peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun
akan dengan mudah didapat oleh para siswa. Hendaklah semua itu disadari
sepenuhnya oleh para pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan
hambatan yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Selain itu tingkat

22
kedisiplinan yang diterapkan di suatu sekolah dapat menunjang kebaikan
dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar akan mampu memotivasi
kegiatan belajar siswa.
Untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif
atau cara-cara pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat
dianjurkan mempelajari buku-buku khusus mengenai bimbingan dan
penyuluhan. Selain itu, guru juga sangat dianjurkan untuk
mempertimbangkan penggunaan model-model mengajar tertentu yang
dianggap sesuai sebagai alternatif lain atau pendukung cara memecahkan
masalah kesulitan belajar siswa.
Keaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi
kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi fikiran dan mentalnya
kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Ini sama halnya dengan siswa tidak belajar, karena siswa tidak merasakan
perubahan di dalam dirinya, padahal pada hakekatnya belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang telah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar.
Penerapan sikap dan pembentukan kepribadian pada diri siswa harus
dioptimalkan, mengingat keberhasilan suatu proses pembelajaran bukan
diukur oleh adanya penambahan dan perubahan pengetahuan serta
keterampilan saja, namun nilai sikap harus terakomodasi, sebab dengan
perubahan sikap akan menentukan terhadap perubahan kognitif ataupun
psikomotor.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakekatnya adalah
suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di
sekitar siswa, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa
melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses
memberikan bimbingan, bantuan kepada siswa dalam melakukan proses
belajar.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah interaksi antara guru
dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya,

23
serta dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada
diri peserta didik. Agar proses belajar mengajar tersebut berlangsung secara
efektif selain diperlukan alat peraga sebagai pelengkap yang digunakan guru
dalam berinteraksi dengan peserta didik diperlukan pula aturan dan tata
tertib yang baku agar dalam pelaksanaannya teratur dan tidak menyimpang.
Dari hakikat proses belajar mengajar, pembelajaran merupakan proses
komunikasi, maka pembelajaran seyogyanya tidak atraktif melainkan harus
demokrasi. Siswa harus menjadi subjek belajar, bukan hanya menjadi
pendengar setia atau pencatat yang rajin, tetapi siswa harus aktif dan kreatif
dalam berbagai pemecahan masalah.
Selain itu, pemecahan masalah yang direkomendasikan adalah dengan
diadakannya tambahan belajar kepada siswa SR.
Dengan demikian guru harus dapat memilih dan menentukan pendekatan
dan metode yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan
pelajaran, keadaan sarana dan keadaan siswa.

24
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Untuk mendiagnosis kesulitan siswa dalam belajar, perlu dilakukan kegiatan
observasi yang meliputi:
1. Identifikasi kasus
2. Identifikasi masalah
3. Identifikasi faktor penyebab kesulitan
4. Prognosis
5. Rekomendasi/referral
Hasil observasi kami di SMA IT Miftahul Khoir Bandung adalah, kami
mendapatkan siswa yang mengalami kesulitan belajar berinisial SR. Kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa SR bersifat menyeluruh dan mata pelajaran yang
nilainya paling rendah adalah Bahasa Inggris.
B. Saran
Sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar
dapat menjadi bahan evaluasi pembuatan makalah di waktu yang akan datang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Adimuliadi. 2012. Diagnosis kesulitan belajar !!!!!!. [Online]


http://adimuliadi91.blogspot.com/2012/12/diagnosis-kesulitan-belajar.html [5
April 2013]
Hendriono. 2010. Kemampuan Guru Mengatasi Kesulitan Belajar. [Online]
http://dedehendriono.blogspot.com/2010/06/kemampuan-guru-mengatasi-
kesulitan.html [5 April 2013]
Makmun, Abin Syamsuddin. 2000. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.
Yanti, Heri. 2012. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP
KESULITAN BELAJAR SISWA. [Online] http://wwwheriyanti-
heriyanti.blogspot.com/2012/09/layanan-bimbingan-dan-konseling.html [5
April 2013]

26
LAMPIRAN

27
Data nilai raport siswa kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL KHOIR
BANDUNG semester ganjil tahun ajaran 2012/2013

Hbhjgs

28
Format Angket yang disebar di Kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL KHOIR
BANDUNG
ANGKET

Siapa namamu? Mari kita kenalan yuk...

1. Seberapa sering kamu membaca buku pelajaran?


Sering/Kadang/Jarang.
2. Seberapa sering membaca buku bacaan, selain buku pelajaran?
Sering/Kadang/Jarang.
3. Apa alasan kamu masuk SMA IT Miftahul Khoir ini? Ungkapkan!

4. Bagaimana perasaanmu menempuh pendidikan di sekolah ini?


Senang/Bangga/Sedih. Ungkapkan!

5. Apakah mata pelajaran yang kamu sukai? Alasanmu?

6. Apakah mata pelajaran yang tidak kamu sukai? Alasanmu?

7. Guru mata pelajaran apa yang kamu sukai? Alasanmu?

8. Guru mata pelajaran apa yang tidak kamu sukai? Alasanmu?

9. Seberapa sering berkomunikasi dengan teman diluar jam pelajaran?


Sering/Kadang/Jarang.
10. Siapakah teman yang kamu sukai di kelasmu? Alasanmu?

11. Siapakah teman yang tidak kamu sukai di kelasmu? Alasanmu?

12. Ingin memiliki teman seperti apakah impianmu? Ungkapkan!

13. Di kelasmu ini, siapakah yang kamu inginkan untuk bisa dekat
(bersahabat) denganmu? Ungkapkan alasanmu!

Terimakasih atas kesedianmu mengisi angket ini

29
Dokumentasi Observasi

30
31

Anda mungkin juga menyukai