PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan suatu kegiatan rutinitas anak pada usianya. Bersekolah
merupakan kegiatan penting untuk membentuk masa depan individu. Usia sekolah
biasanya dilakukan hingga 12 tahun, yaitu enam tahun sekolah dasar, 3 tahun
sekolah menengah pertama, dan tiga tahun sekolah mengah atas. Menimba ilmu
selama 12 tahun berturut-turut secara rutin setiap hari pada faktanya membawa
kejenuhan pada diri anak. Bahkan kadang sekolah menjadi suatu beban tersendiri
pada anak.
Kegiatan belajar mengajar dikelas bukanlah hanya sebuah kegiatan transfer
ilmu semata, tapi lebih jauh lagi dalam hal penyiapan dan pembentukan generasi
yang lebih kompeten pada bidang yang pilihnya. Kegiatan belajar mengajar yang
demikian tentunya tidak mudah dalam praktiknya. Dibutuhkan dukungan dari
semua aspek yang menjadi faktor penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar
disekolah dan salah satunya adalah tingkat kemampuan guru dalam menemukan
dan melayani perbedaan individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap siswa yang
masing-masing individunya berbeda, maka seorang guru yang profesional harus
memiliki kemampuan, diantaranya menemukan perbedaan individu siswa,
memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa, dan melakukan
diagnosis kesulitan belajar siswa. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
tentang diagnosa kesulitan belajar anak.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan permasalahan dalam makalah ini adalah mengenai diagnosa
kesulitan belajar siswa kelas sebelas SMA IT Miftahul Khoir Bandung.
1
C. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan diagnosis?
2. Bagaimana prosedur diagnosis kesulitan belajar siswa?
3. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar pada siswa?
5. Bagaimana ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar?
6. Bagaimana prosedur pengambilan data di lapangan?
7. Bagaimana analisis kesulitan belajar pada sampel?
D. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai berikut.
1. Memaparkan definisi diagnosis
2. Memaparkan prosedur-prosedur diagnosis kesulitan belajar siswa
3. Memaparkan pengertian dari kesulitan belajar
4. Menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar pada
siswa
5. Mendeskripsikan ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar
6. Memaparkan jalannya observasi di lapangan
7. Mendeskripsikan analisis hasil data dari observasi lapangan
E. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Bagi siswa
Sebagai harapan dan tujuan untuk keberhasilan pembelajaran di masa
mendatang
2. Bagi guru
Sebagai tolak ukur metode mengajar yang dapat dipahami dengan mudah
oleh siswa dan memahami kondisi siswa-siswinya
3. Bagi mahasiswa kependidikan
2
Sebagai anjuran cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
proses pembelajaran agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki oleh
siswa ketika kelak calon guru tersebut menjadi guru.
F. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah melalui
kajian pustaka dan observasi sekolah dengan instrument wawancara terhadap
seorang siswa SMA IT Miftahul Khoir Bandung kelas XI dan penyebaran angket
sosiometrik kelas XI.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diagnosis
1. Definisi Diagnosis
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut
Thorndike dan Hagen. Diagnosis dapat diartikan sebagai :
a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness,
disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi
yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
4
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas
gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
5
a. Who are the pupils having trouble ? (Siapa siswayang mengalami
gangguan ?)
b. Where are the errors located ? (Di manakah kelemahan-kelemahan
tersebut dapat dilokalisasikan ?)
c. Why are the errors occur ? (Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi ?)
d. What are remedies are suggested? (Penyembuhan apa saja yang
disarankan?)
e. How can errors be prevented ? (Bagaimana kelemahan-kelemahan itu
dapat dicegah ?)
Pendapat Roos dan Stanley tersebut dapat dioperasionalisasikan dalam
memecahkan masalah atau kesulitan belajar siswa dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan.
1) Menganalisis prestasi belajar
Dari segi prestasi belajar, individu dapat dinyatakan mengalami kesulitan
bila:pertama, indeks prestasi (IP) yang bersangkutan lebih rendah
dibanding IP rata-rata klasnya; kedua, prestasi yang dicapai sekarang
lebih rendah dari sebelumnya; dan ketiga, prestasi yang dicapai berada di
bawah kemampuan sebenarnya.
2) Menganalisis periaku yang berhubungan dengan proses belajar.
Analisis perilaku terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar dilakukan dengan : pertama, membandingkan perilaku yang
bersangkutan dengan perilaku siswa lainnya yang berasal dari tingkat
atau kelas yang sama; kedua, membandingkan perilaku yang
bersangkutan dengan perilaku yang diharapkan oleh lembaga pendidikan.
3) Menganalisis hubungan sosial
Intensitas interaksi sosial individu dengan kelompoknya dapat diketahui
dengan sosiometri. Dengan sosiometri dapat diketahui individu-individu
yang terisolasi dari kelompoknya. Gejala tersebut merupakan salah satu
indikator kesulitan belajar
6
b. Melokalisasi letak kesulitan belajar
Setelah siswa yang mengalami kesulitan belajar diidentifikasi, langkah
berikutnya adalah menelaah:
1) Pada mata pelajaran apa yang bersangkutan mengalami kesulitan;
2) Pada aspek tujuan pembelajaran yang mana kesulitan terjadi;
3) Pada bagian (ruang lingkup) materi yang mana kesulitan terjadi;
4) pada segi-segi proses pembelajaran yang mana kesulitan terjadi.
7
f. Pelaksanaan pemberian pertolongan
Tahap keenam ini merupakan tahap terakhir dari diagnosis kesulitan
belajar siswa. Pemberian pertolongan ini didasarkan pada hasil diagnostik
kesulitan belajar.
B. Kesulitan Belajar
1. Defini Kesulitan Belajar
Dalam proses belajar, akan ditemui berbagai hal kemungkinan-
kemungkinan yang positif dan negatif, karena belajar merupakan interaksi dari
perkembangan diri individu dengan faktor lingkungan. Oleh sebab itu akan timbul
suatu permasalahan yang harus dihadapi agar proses belajar tersebut
menghasilkan tingkah laku yang baik.
Permasalahan yang ditemui dalam belajar adalah kesulitan belajar. Dimana
individu merasa sulit untuk menjalani proses perubahan menuju ke arah positif.
Kesulitan belajar dapat di lihat dari:
a. Gejala yang tampak pada peserta didik yang ditandai dengan prestasi belajar
yang rendah atau dibawah kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria
minimal. Prestasi belajarnya lebih rendah dibandingkan prestasi teman-
temannya, atau lebih rendah dibandingkan prestasi belajar sebelumnya.
b. Menunjukkan adanya jarak antara prestasi belajar yang diharapkan dengan
presiasi yang dicapai
c. Prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan kapasitas inteligensinya.
Kesulitan belajar peserta didik tidak selalu disebabkan oleh inteligensinya
yang rendah
Selain itu ada beberapa pendapat yang mengartikan bahwa kesulitan belajar
adalah:
a. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3),
menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang
diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami
8
kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi
menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar,
baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
b. Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 5) menganggap kesulitan belajar sebagai
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari
atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis,
sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
Selain itu ada beberapa pendapat yang mengartikan bahwa kesulitan belajar
adalah :
a. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3),
menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang
diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami
kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi
menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar,
baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
b. Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 5) menganggap kesulitan belajar sebagai
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari
atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis,
sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
9
a. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
kejiwaan dan faktor kejasmanian.
Tabel Faktor Internal
Faktor Kejiwaan Faktor Kejasmanian
Minat pada mata pelajaran kurang Keadaan fisik lemah
Adanya penyakit yang sulit atau
Motif belajar rendah
tidak dapat disembuhkan
Adanya gangguan pada fungsi
Rasa percaya diri kurang
indera
Disiplin pribadi kurang Kelelahan secara fisik
Sering meremehkan persoalan
Sering mengalami konflik psikis
Integritas kepribadian lemah
b. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau
berasal dari luar siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor
instrumental dan faktor lingkungan.
Tabel Faktor Eksternal
10
3. Ciri-ciri Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
Menurut Warkitri dkk. (1990 : 8.5 8.6), individu yang mengalami
kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut.
a. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.
b. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah disbanding sebelumnya.
c. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan.
d. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
e. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan
proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.
f. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos,
pulang sebelum waktunya, dst.
g. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah
tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif, dst.
11
BAB III
METODOLOGI OBSERVASI
A. Perumusan Observasi
1. Tempat Observasi
SMA IT MIFTAHUL KHOIR BANDUNG
2. Objek Observasi
Kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL KHOIR BANDUNG
3. Waktu Observasi
Rabu : Pukul 11.00-13.00
Jumat : Pukul 11.30-14.30
2. Pengolahan Data
a. Identifikasi Kasus
1) Menandai siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
dengan Norm-References.
2) Menyebarkan angket sosiometrik kepada siswa kelas tersebut.
b. Identifikasi Masalah
1) Menandai bidang studi yang dilihat kurang dari rata-rata kelas pada
siswa yang bersangkutan
2) Mendeteksi bagian ruang lingkup bahan pelajaran yang dianggap
sulit bagi siswa tersebut dari hasil wawancara
12
3) Mendeteksi kesulitan pada segi-segi proses belajar siswa tersebut
dari hasil wawancara
13
d. Prognosis
Setelah mengumpulkan data kemudian mengolahnya, maka kegiatan
selanjutnya adalah mengambil kesimpulan dan keputusan serta
meramalkan kemungkinan penyembuhan.
e. Rekomendasi / Referal
Berdasarkan hasil perkiraan dan identifikasi alternatif kemungkinan
pemecahan tersebut, maka langkah selanjutnya yang dikerjakan oleh
kami adalah membuat rekomendasi alternatif tindakan yang akan
ditempuh untuk melaksanakan pemecahannya.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
k. Siapakah teman yang tidak kamu sukai di kelasmu? Alasanmu?
l. Ingin memiliki teman seperti apakah impianmu? Ungkapkan!
m. Di kelasmu ini, siapakah yang kamu inginkan untuk bisa dekat
(bersahabat) denganmu? Ungkapkan alasanmu!
Adapun contoh angket yang disebar terlampir dalam halaman lampiran.
Angket tersebut diberikan hanya sebagai bahan untuk membantu dalam
menganalisis siswa dalam hubungan sosialnya, atau dapat dikatakan
mengenai sosiometrik siswa.
B. Pengolahan Data
1. Identifikasi Kasus
a. Menandai siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dengan
Norm-References.
Berdasarkan nilai yang telah kami bandingkan dengan rata-rata nilai
kelas, kami mengambil sampel seorang siswa untuk diteliti mengenai
diagnosa kesulitan belajar. Siswa tersebut memiliki nilai rata-rata terkecil
untuk siswa perempuan diantara 18 siswa lainnya.
16
Grafik Nilai Semester Ganjil Kelas XI
SMA IT Miftahul Khoir
86
84
82
80
78
76
Nilai
74
72
70
68 Siswa
66
64 Rata-Rata
Nama Siswa
17
Tabel Kekurangan Nilai SR dari Nilai Rata-Rata Kelas
Mata Rata-rata Rata-Rata Kekurangan SR dari
Pelajaran kelas SR rata-rata kelas
Agama 82 79,5 2,5
PKN 78 76 2
B. Indonesia 80 76,5 3,5
B. Inggris 77 65 12
Matematika 77 73 4
Fisika 77 75 2
Biologi 77 74,5 2,5
Kimia 81 79 2
Sejarah 69 68 1
Ekonomi 77 76 1
Seni 79 77 2
Olahraga 76 75,5 0,5
TIK 76 73,5 2,5
B. Jepang 79 70,5 8,5
B. Sunda 83 81 2
PLH 78 76 2
Leadership 83 80,5 2,5
18
b. Mendeteksi bagian ruang lingkup bahan pelajaran yang dianggap sulit
bagi siswa tersebut dari hasil wawancara
Dari ketiga bidang studi yang nilainya jauh dari rata-rata kelas, yaitu
bidang studi bahasa inggris, bahasa jepang, dan bahasa indonesia.
Sedangkan melalui angket yang telah diisi dan hasil wawancara SR
menyebutkan tidak menyukai bidang studi seni, bahasa inggris dan
bahasa sunda.
Berdasarkan wawancara, SR tidak menyukai bidang studi seni karena
ia yang kurang bisa dalam hal menggambar. Sedangkan kurang
menyukai bidang studi bahasa sunda, karena ia yang dasarnya bukan
merupakan orang Suku Sunda, maka ia kurang paham. Dan untuk bahasa
inggris, ia kurang menyukai bidang studi tersebut karena faktor
pengajarnya.
Serta dilihat dari nilai yang diperoleh SR berdasarkan nilai yang jauh
dari rata-rata kelas yaitu bidang bahasa. Dijawab dengan pernyataan oleh
SR bahwa ia kurang menyukai dalam bidang bahasa, melainkan bidang
IPA, seperti biologi, dimana cita-citanya adalah ingin menjadi seorang
bidan. Dan dalam segi bagian ruang lingkup bahan pelajaran, SR
memaparkan bahwa bahan pelajaran dapat dipengaruhi oleh dirinya yang
dapat memahami bahan pelajaran tersebut/ tidak dan karena faktor
suasana hatinya.
19
Adapun faktor lain, dimana ada beberapa pengajar yang memang
kurang membuat nyaman ketika proses belajar mengajar berlangsung. Ia
tidak menyukai pengajar yang keras, karena akan membuatnya tegang
sehingga tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.
20
menutup kemungkinan suatu ketika memiliki kelemahan emosional jika
dalam kondisi masalah yang berat.
Dalam kelemahan dalam keterampilan dan pengetahuan dasar sepertinya
hal tersebut merupakan salah satu faktor ketika pada kelas X kurang
maksimal dalam pembelajaran, sehingga menjadi penghambat pembelajaran
selanjutnya. Namun, jika SR sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan
terus membaik, maka tidak akan menjadi faktor besar dalam kesulitan
belajarnya.
4. Prognosis
Berdasarkan hasil analisis diagnostik yang kami lakukan terhadap siswa
SR, kami dapat menyimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami siswa
SR bersifat menyeluruh karena ternyata kelemahannya itu terjadi pada
sebagian besar bidang studi yang diikutinya.
Perkiraan kemungkinan dan cara mengatasinya:
a. Perkiraan kemungkinan mengatasinya
21
Dari kesimpulan di atas dapat diperkirakan bahwa usaha
penyembuhan secara didaktis atau metodologis sangat kecil
kemungkinannya. Yang dapat dilakukan adalah penyaluran atau
penjurusan kepada program pendidikan tertentu yang lebih sesuai
dengan tingkat prestasi atau jenis bakatnya. Atau bisa juga
mengatasinya dengan cara metodologis pada mata pelajaran tertentu
dimana SR mendapat nilai paling rendah, namun mungkin
memerlukan waktu yang lama.
b. Kemungkinan cara mengatasinya
Sikap, minat, dan motivasi akan dapat diubah dengan jalan:
1) Menciptakan conditioning (reinforcement, rewards,
encourangement)
2) Menggunakan strategi belajar yang inovatif seperti SPM, dan
sebagainya.
3) Kebiasaan juga dapat diubah dengan jalan mengadakan
conditioning dan drill.
5. Rekomendasi/Referal
Berdasarkan hasil perkiraan dan identifikasi alternatif kemungkinan
pemecahan tersebut, maka rekomendasi alternatif tindakan yang akan
ditempuh untuk melaksanakan pemecahan kesulitan belajar SR pada mata
pelajaran Bahasa Inggris adalah dengan melaksanakan program perbaikan
(remedial teaching).
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi pengajar dulu.
Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator, transmitor,
transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa alat
peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun
akan dengan mudah didapat oleh para siswa. Hendaklah semua itu disadari
sepenuhnya oleh para pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan
hambatan yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Selain itu tingkat
22
kedisiplinan yang diterapkan di suatu sekolah dapat menunjang kebaikan
dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar akan mampu memotivasi
kegiatan belajar siswa.
Untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif
atau cara-cara pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat
dianjurkan mempelajari buku-buku khusus mengenai bimbingan dan
penyuluhan. Selain itu, guru juga sangat dianjurkan untuk
mempertimbangkan penggunaan model-model mengajar tertentu yang
dianggap sesuai sebagai alternatif lain atau pendukung cara memecahkan
masalah kesulitan belajar siswa.
Keaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi
kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi fikiran dan mentalnya
kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Ini sama halnya dengan siswa tidak belajar, karena siswa tidak merasakan
perubahan di dalam dirinya, padahal pada hakekatnya belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang telah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar.
Penerapan sikap dan pembentukan kepribadian pada diri siswa harus
dioptimalkan, mengingat keberhasilan suatu proses pembelajaran bukan
diukur oleh adanya penambahan dan perubahan pengetahuan serta
keterampilan saja, namun nilai sikap harus terakomodasi, sebab dengan
perubahan sikap akan menentukan terhadap perubahan kognitif ataupun
psikomotor.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakekatnya adalah
suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di
sekitar siswa, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa
melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses
memberikan bimbingan, bantuan kepada siswa dalam melakukan proses
belajar.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah interaksi antara guru
dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya,
23
serta dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada
diri peserta didik. Agar proses belajar mengajar tersebut berlangsung secara
efektif selain diperlukan alat peraga sebagai pelengkap yang digunakan guru
dalam berinteraksi dengan peserta didik diperlukan pula aturan dan tata
tertib yang baku agar dalam pelaksanaannya teratur dan tidak menyimpang.
Dari hakikat proses belajar mengajar, pembelajaran merupakan proses
komunikasi, maka pembelajaran seyogyanya tidak atraktif melainkan harus
demokrasi. Siswa harus menjadi subjek belajar, bukan hanya menjadi
pendengar setia atau pencatat yang rajin, tetapi siswa harus aktif dan kreatif
dalam berbagai pemecahan masalah.
Selain itu, pemecahan masalah yang direkomendasikan adalah dengan
diadakannya tambahan belajar kepada siswa SR.
Dengan demikian guru harus dapat memilih dan menentukan pendekatan
dan metode yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan
pelajaran, keadaan sarana dan keadaan siswa.
24
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Untuk mendiagnosis kesulitan siswa dalam belajar, perlu dilakukan kegiatan
observasi yang meliputi:
1. Identifikasi kasus
2. Identifikasi masalah
3. Identifikasi faktor penyebab kesulitan
4. Prognosis
5. Rekomendasi/referral
Hasil observasi kami di SMA IT Miftahul Khoir Bandung adalah, kami
mendapatkan siswa yang mengalami kesulitan belajar berinisial SR. Kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa SR bersifat menyeluruh dan mata pelajaran yang
nilainya paling rendah adalah Bahasa Inggris.
B. Saran
Sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar
dapat menjadi bahan evaluasi pembuatan makalah di waktu yang akan datang.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27
Data nilai raport siswa kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL KHOIR
BANDUNG semester ganjil tahun ajaran 2012/2013
Hbhjgs
28
Format Angket yang disebar di Kelas XI IPA SMA IT MIFTAHUL KHOIR
BANDUNG
ANGKET
13. Di kelasmu ini, siapakah yang kamu inginkan untuk bisa dekat
(bersahabat) denganmu? Ungkapkan alasanmu!
29
Dokumentasi Observasi
30
31