Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan dalam melaksanakan suatu tugas merupakan dambaan setiap orang. Berhasil
berarti terwujudnya harapan. Hal ini juga menyangkut segi efisiensi, rasa percaya diri,
ataupun prestise. Lebih-lebih bila keberhasian tersebut terjadi pada tugas atau aktivitas yang
berskala besar. Namun perlu disadari bahwa pada dasarnya setiap tugas atau aktivitas selalu
berakhir pada dua kemungkinan : berhasil atau gagal.
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang
tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi
berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan
psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.
Bila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga dapat terjadi
pada setiap orang. Beberapa wujud ketidak berhasilan siswa dalam belajar yaitu :
memperoleh nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus
sekolah (dropout), dan tidak lulus ujian akhir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian kesulitan belajar?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi kasus kesulitan belajar?
3. Bagaimana cara prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar?
4. Bagaimana pembuatan rekomendasi pemecahan masalah?
5. Apa saja jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami kesulitan dalam belajar
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi kesulitan belajar
3. Untuk mengetahui prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar
4. Untuk mengetahui pembuatan rekomendasi pemecahan masalah
5. Untuk mengetahui jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar

Rumini dkk (Irham dan Wiyani, 2013:254) mengemukakan bahwa kesulitan belajar
merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti
proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara optimal. Kesulitan belajar adalah hal-
hal atau gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang
dapat menghambat kemajuan belajar. ( Hamalik,, 1983:112).

Blassic & Jones (Irham & Wiyani 2013:253), kesulitan belajar yang dialami siswa
menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi akademik yang diharapkan
dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada kenyataannya ( prestasi aktual ).
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan
hambatan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar yang menyebabkan siswa
mendapatkan hasil yang kurang optimal dalam proses belajarnya.

B. Mengidentifikasi kasus kesulitan belajar

Setelah kita menemukan peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka
langkah berikutnya adalah menemukan di mana letak kesulitan belajar yang dialami peserta
didik. Dalam hal ini dapat kita lakukan dengan cara mengetahui dalam mata pelajaran atau
bidang studi apa kesulitan itu terjadi, kemudian aspek atau bagian mana kesulitan belajar itu
dirasakan oleh peserta didik.Untuk menemukan bidang studi apa peserta didik mengalami
kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor prestasi yang diperoleh
peserta didik dengan nilai rerata dari masing-masing bidang studi. Apabila skor hasil belajar
peserta didik di bawah skor rerata bidang studi, maka peserta didik tersebut diduga
mengalami kesulitan belajar dalam bidang studi tersebut.

Sedangkan untuk mengetahui aspek atau bagaimana kesulitan belajar itu dirasakan oleh
peserta didik dapat dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan tes. apabila peserta didik
tidak dapat menjawab dengan benar atas pertanyaan mengenai pokok bahasan tertentu, hal ini
menunjukkan bahwa peserta didik tersebut mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok
bahasan tersebut.1

1
Sugihartono, dkk. 2013."Psikologi Pendidikan". Yogyakarta: UNY Press.

2
Beberapa langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang
mengalami kesulitan sebagai berikut:
a. Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam suatu kelompok yang diperkirakan
mengalami kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun sifatnya lebih
khusus dalam bidang studi tertentu.
b. Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain dengan:
1. Meneliti nilai ujian
2. Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya.
3. Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar
4. Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas bimbingan.
5. Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat
pada para siswa.
c. Penggunaan Catatan waktu belajar Efektif
Dalam lembaga pendidikan tertentu, untuk bidang studi dan oleh guru tertentu, telah
mulai diadakan pencatatan berapa waktu yang secara efektif digunakan oleh siswa
dalam memecahkan masalah soal atau mengerjakan tugas tertentu. Dalam kontes kelas
lazimnya waktu dialokasikan untuk bidang studi dan tiap jam pelajaran tertentu(40-50
menit). Dalam konteks tugas individual ditetapkan berdasarkan perhitungan
hari/minggu tertentu. Catatan ini amat berharga, sehingga dapat menggambarkan siapa
siswa yang selalu lebih cepat, selalu terlambat dan siswa yang tepat waktu. Dengan
membandingkan durasi dan frekuensi siswa itu secara berkelompok maka kita mudah
mengetahui atau menemukan kasus-kasus yang diduga mengalami kesulitan belajar.
d. Penggunaan Catatan Kehadiran (Presensi) dan Ketidak hadiran (Absensi)
Frekuensi dari absensi inipun sangatlah berharga untuk menandai siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar. Dengan membuat rangking mulai dari yang banyak angka
ketidakhadirannya, kita dengan mudah menemukan siapa yang bermasalah.
Kemungkinan akan tampak relevansi frekuensi ketidakhadiran ini dengan prestasinya.
e. Penggunaan Catatan Partisipasi (Partisipasi Chat)
Dalam bidang tertentu ada yang sangat mengutamakan keterampilan-keterampilan
khusus seperti komunikasinya, interaksi sosialnya dalam menyumbangkan pikiran,
menambahkan dan lain-lain, ini merupakan catatan partisifasi amat berharga. Dengan
demikian kita dapat mengetahui siswa mana yang aktif di kelas, dan mana yag pasif.
f. Penggunaan Catatan dan Bagan Sosio metri

3
Dalam bidang tertentu juga kadang dibutuhkan kerjasama siswa dalam kelompok.
Dalam kerjasama ini dibutuhkan suatu kondisi saling menerima, saling percaya, saling
menyenangi di antara sesama anggota. Dari ini kita dapat mengetahui mana siswa yang
memilih dan dipilih dan mana yang tidak memilih dan dipilih, mana siswa yan
disenangi dan mana yang kurang disenangi atau terisolasi. Dengan ini maka kita dapat
menjadikan siswa yang terisolasi ini sebagai siswa yang patut dijadikan kasus
bimbingan penyesuaian sosial.

Secara garis besar langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam rangka usaha mengatasi
kesulitan belajar anak didik dapat dilakukan melalui:2
1.    Pengumpulan data
Menurut Sam Isbani dan R. Isbani dalam pengumpulan data dapat dipergunakan
berbagai metode di antaranya:
a. Kunjungan rumah
b. Meneliti pekerjaan anak
c. Tugas kelompok/melaksanakan tes
2.    Pengolahan data
Dalam pengolahan data, langkah yang dapat di tempuh antara lain:
a. Identifikasi kasus
b. Membandingkan antar kasus
c. Membandingkan dengan hasil tes
d. Menarik kesimpulan
3.    Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data.
Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).
b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan
belajar.
c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar dan sebagainya.
4.    Prognosis

2
Kuntjojo, 2009. Psikologi Pendidikan. http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan-
belajar/ di akses pada tanggal 15 oktober 2010

4
Prognosis artinya "ramalan" apa yang telah di tetapkan dalam tahap diagnosis.
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis dilakukan kegiatan penyusunan
program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang harus diberiukan kepada naka
untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar
5.    Treatment
Treatment adalah perlakuan, maksudnya pemberian bantuan kepada anak didik yang
mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah di susun pada tahap
prognosis.
6.    Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan
berhasil dengan baik artinya ada kemajuan yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran
masalah kesulitan belajar atau gagal sama sekali.

Agar tidak terjadi kesalahan pengertian disini perlu ditegaskan bahwa pengecekan
kembali hanya dilakukan bila terjadi kegagalan treatment berdasarkan evaluasi secara teoritis,
langkah-langkah yang perlu di tempuh antara lain:
a. Re-diagnosis
b. Re-prognosis
c. Re-treatment
d. Re-evaluasi
Begitu seterusnya sampai benar-benar dapat berhasil mengatasi kesulitan belajar anak
yang bersangkutan.
Kesulitan belajar itu dapat kita deteksi dari observasi pada saat proses kegiatan belajar.
Agar observasi dapat mendeteksi kasus kesulitan belajar secara tepat, maka pada observasi
ini dilakukan kegiatan pencatatan hal-hal sebagai berikut:
o Cepat lambatnya (berapa lama) menyelesaikan pekerjaan (tugasnya);
o ketekunan atau persistensi dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir; alpa,
sakit, izin);
o partisipasi dan konstribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas
kelompok (bagan partisipasi);
o kemampuan kerjasama dan penyelesaian sosialnya (disenangi atau menyenangi
orang lain secara sosiometris dapat diketahui) dan sebagainya.

5
Langkah-langkah operasional dalam diagnosis kesulitan belajar :
a. Dengan metode criterion referenced, maksudnya tes yang mengasumsikan bahwa
instrument evaluasi atau soal yang digunakan telah dikembangkan dengan memenuhi
syarat-syarat tertentu. Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan angka nilai kualitatig minimal yang dapat diterima, misalnya 5,0 atau
6,0
2. Membandingkan prestasi dari setiap siswa dengan angka nilai batas lulus tersebut,
secara teoritis, mereka yang angka nilai prestasinya berada di bawah lulus sudah
dapat diduga sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar
3. Menghimpun siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar serta mencari siswa
yang mengalami gejala-gejala terparah (yang nilainnya jauh dibawah siswa
penderita kesulitan belajar lainnya)
4. Membuat rangking/tingkatan guna mempermudah dalam pemberian prioritas
pelayanan psikologis
b. Dengan metode norm-references, maksudnya nilai prestasi rata-rata dijadikan ukuran
pembanding bagi setiap nilai prestasi individu masing-masing siswa. Tahapannya
adalah sebagai berikut :
1. Mencari dan menghitung niali rata-rata kelas atau kelompok
2. Menandai siswa-siswa yang nilainnya dibawah rata-rata
3. Jika mau diadakan prioritas layanan bimbingan, terlebih dahulu harus membuat
rangking seperti pada metode pertama

C. Prosedur dan Teknis Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut Burton penggolongan tahapan-tahapan diagnosis tidak didasarkan pada usaha


penanganan, tetapi didasarkan pada teknik dan instrumen (sarana) yang digunakan dalam
pelaksanaannya, seperti dibawah ini :
a. General Diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan untuk evaluasi
dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya, untuk menemukan siapakah
siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu.

b. Analistic Diagnosi

6
Pada tahap ini yang lazim digunakan ialah tes diagnostic. Sasarannya, untuk
mengetahui dimana kelemahan tersebut. Tes yang biasa dilakukan ada dua:
1. Tes Hasil Belajar
Tes yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui penguasaan bahan pelajaran yang
telah disajikan dalam proses pembelajaran dalam bentuk ulangan, ujian, atau dalam
bentuk evaluasi yang lain.
2. Tes psikologis
Teknik pengumpulan data yang bersifat potensial yaitu data tentang kemampuan
yang belum nampak yang dimiliki seseorang, misalnya bakat, inteligensi, minat,
kepribadian, sikap, dan sebagainya.
3. Psychological Diagnosis
Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrumen (sarana) yang digunakan antara
lain:
1) Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja diadakan dengan alat indra terhadap kegiatan-
kegiatan yang sedang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2) Analisis Proses dan Respon
Dalam hal ini bisa dilakukan dengan pemberian angket atau kuisener yaitu alat
pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
oleh orang yang diselediki atau disebut responden.
3) Wawancara
Wawancara atau interview merupakan cara untuk memperoleh data atau
keterangan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
4) Pemeriksaan fisik dan kesehatan
Pemeriksaan fisik berkaitan dengan pengumpulan data yang berkaitan dengan
kondisi dan perkembangan fisik, misalnya kecacatan yang dimiliki, bentuk tubuh
dan wajah yang kurang menarik, Sedang pemeriksaan kesehatan berkaitan dengan
masalah penyakit yang diderita seseorang. Dalam hal ini peran dokter sangat
dibutuhkan dalam memberikan informasi tentang kesehatan seseorang.
5) Studi kasus
Studi kasus disini berguna untuk mengetahui bagaimana hubungan sosial
seseorang dilingkungan. Hubungan sosial seseorang dengan orang lain dapat

7
dilihat dari berbagai segi. Bimo Walgito (1980:72) mengemukakan sebagai
berikut:
a. Frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya anak atau orang itu bergaul
b. Intensitas bergaul, yaitu segi mendalam tidaknya anak atau orang didalam
pergaulannya, yaitu intim tidaknya mereka bergaul
c. Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul, dapat
digunakan sebagai kriteria pula untuk melihat baik buruknya dalam hubungan
sosialnya.

Guru dalam proses pembelajaran menghadapi peserta didik yang beranekaragam


karakteristknya. Perbedaan peserta didik berkaitan dengan kapasitas intelektual,
keterampilan, motivasi, sikap, kemampuan, minat, bakat, latar belakang kehidupan
keluarganya dan lain-lain. Perbedaan ini cenderung berakibat adanya perbedaan dalam
belajar bagi setiap peserta didik baik dalam kecepatan belajarnya maupun keberhasilan
belajar yang dicapainya.3 Langkah-langkah atau prosedur melaksanakan diagnosis kesulitan
belajar yaitu:
a. Mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Dengan cara mengenali latar belakang baik psikologis maupun non psikologis. Kasus
kesulitan belajar dapat diketahui melalui :
1. Analisis perilaku peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui
melalui observasi atau laporan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
dapat diketahui
a) Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
b) Kehadiran dan ketekunan dalam proses pembelajaran
c) Peran serta dalam mengerjakan tugas kelompok
d) Kemampuan kerjasama dan penyesuaian sosial

2. Analisis prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara menghimpun dan


menganalisis hasil belajar serta menafsirkannya. Dalam menafsirkan hasil belajar
peserta didik harus menggunakan norma yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan
Penilaian Acuan Patokan (PAP).

3
Abin Syamsuddin (2003), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya

8
b. Melokasikan letak kesulitan belajar
Dapat dilakukan dengan cara mengetahui dalam mata pelajaran atau bidang studi apa
kesulitan itu terjadi, kemudian aspek atau bagaiman kesulitan belajar itu dirasakan oleh
peserta didik. Untuk menemukan bidang studi apa peserta didik mengalami kesulitan
belajar dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor prestasi yang diperoleh peserta
didik dengan nilai rata-rata dan masing-masing bidang studi.
Sedangkan untuk mengetahui aspek atau bagaimana kesulitan belajar itu dirasakna
oleh peserta didik dapat dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan tes.
c. Menentukan factor penyebab kesulitan belajar
Dapat dilakukan dengan cara meneliti factor-faktor yang ada pada diri peserta didik
(internal) dan factor-faktor yang berada diluar peserta didik (eksternal) yang
memnghambat proses belajar atau pembelajaran.
d. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya
Langkah ini merupakan langkah untuk menentukan bantuan atau usaha penyembuhan
yang diperlukan peserta didik. Seperti memberi konseling kepada siswa yang
bersangkutan tentang hal-hal yang menghambat kemajuan belajarnya, melakukan
bimbingan kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang kurang
dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan dan lain-lain.
e. Tindak lanjut
Ini merupakan langkah terakhir yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
sebagai penerapan program bantuan yang telah ditetapkan pada langkah
sebelumnya
2. Melibatkan berbagai pihak yang dipandang dapat memberikan pertolongan
kepada peserta didik
3. Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi terhadap
bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki kesalahan
atau ketidaktepatan bantuan yang diberikan
4. Melakukan referral yaitu mengirimkan peserta didik kepada ahli yang
berkompeten dalam menangani kesulitan yang dialami peserta didik.

D. Pembuatan Rekomendasi Pemecahan Masalah


Setelah diidentifikasi factor penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat ditentukan
rekomendasi pemecahan masalah yang akan diberikan kepada siswa, yaitu dengan melakukan

9
pengajuran perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk materi pelajaran yang
dianggap sulit bagi siswa yaitu berupa :
1. Mengajarkan kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa
2. Memberikan latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan.
Selanjutnya memberikan informasi kepada:
a) Siswa : tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya
mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua
jawaban atas tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang
pentingnya keseriusan belajar didalam kelas, serta yang paling penting adalah rajin
beribadah kepada Allah SWT, karena kunci keberhasilan itu adalah berusaha,
berdoa, dan tawakal. Selain itu seorang guru harus memberikan motivasi /penguatan
kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu
latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam
belajar.
b) Orang Tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian
terhadap belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan
penting bagi perkembangan anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama
dan yang paling utama bagi anak adalh lingkungan keluarga. Selain itu juga
memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara menyikapi anak dalam
upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
c) Guru : Memberikan layanan bimbingan kepada siswa yang mengalami  kesulitan
belajar  seperti tidak mampu menyerap bahan pembelajaran dengan baik, tidak dapat
konsenterasi dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes dan sebaginnya. Layanan
tersebut lebih dikenal dengan pengajaran remedial. Sedangkan layanan bimbingan
belajar bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar lebih dikenal
dengan pengayaan atau enrichement. 

E. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami berbagai
kesulitan
Pada garis besarnya sebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yaitu:

a.    Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri siswa itu sendiri. Hal ini
antara lain disebabkan oleh :

10
1. Kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensia,atau kecakapan / bakat: khusus
tertentu yan dapat diketahui melalui test tertentu.
2. Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, kaena sakit dan sebagainya.
3. Gangguan, yang bersifat emosional
4. Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran bahan
pelajaran tertentu.
5. Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar pelajaran-pelajaran tertentu.

b.  Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya
hambatan atau kesulitan. Faktor eksternal antara lain meliputi:
1. Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif
antisifatif (kurang kemungkinannya siswa belajar secara aktif”student aktif
learning”)
2. Sifat kurikulum yang kuran fleksibel.
3. Ketidak seragaman pola dan standar administrasi.
4. Beban belajar yang terlampau berat.
5. Metode mengajar yang kurang memadai.
6. Sering pindah sekolah.
7. Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.
8. Situasi rumah yang kuran mendorong untuk melakukan aktivitas belajar.

Untuk mengenal kesemua faktor diatas dapat dipergunakan berbagai cara dan alat, baik
yang dapat dibuat oleh guru, maupun yang telah dikerjakan orang lain yang tersedia
disekolah. Cara dan alat itu antara lain:

-       Test kecerdasan


-       Test bakat khusus
-       Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara sederhana bisa dibuat guru.
-       Inventory
-       Wawancara dengan siswa yang bersangkutan.
-       Mengadakan observasi yang intensif baik dalam maupun di luar kelas
-       Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua atau teman-teman bila
dipandang perlu.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar merupakan tugas utama bagi siswa disamping tugas-tugas yang lainnya.
Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi
juga oleh orangtua, guru dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya
berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang
memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada
keberhasilan dalam belajar. Dan keberhasilan belajar itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang
bersumber dari luar atau lingkungan).

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis meminta masukan dari pembaca terutama dari dosen
mata kuliah yang bersangkutan. Karena didalam penulisan makalah ini penulis merasa masih
terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat
diperlukan untuk membangun kemajuan penulis pada makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sugihartono, dkk. 2013."Psikologi Pendidikan". Yogyakarta: UNY Press

Kuntjojo, 2009. Psikologi Pendidikan. http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-


kesulitan-belajar/

Abin Syamsuddin (2003), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Abdurrahman mulyono, 2003. Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta :Rineka
Cipta.

http://dwijaliyanti.blogspot.com/2015/04/makalah-diagnosis-kesulitan-belajar.html

13

Anda mungkin juga menyukai