Anda di halaman 1dari 23

Makalah Kelompok

Prognosis Terhadap Kesulitan Belajar dan Program Remedial

Anggota Kelompok :
1. Ferdimas Ilham Ramansyah (2621023)
2. Gusfita Putri (2621043)
3. Susi Susanti (2621067)

Mata Kuliah : Diagnosis Kesulitan Belajart


Dosen Pengampu : Dr. Handayani Syam. M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL
DJAMBEK BUKITINGGI
T.A 2022/2023
2
KATA PENGANTAR

Dalam makalah ini membahas mengenai atau kesulitan belajar, di mana masalah ini dapat
mengakibatkan kegagalan serta rasa rendah diri dalam kehidupan seseorang. Selain itu
mengalami masalah mental semacam ini atau hidup bersama dengan penderitaannya dapat
menimbulkan rasa frustasi yang luar biasa.
Kita perlu mengetahui orang yang mengalami kesulitan belajar itu masih memiliki harapan
untuk maju. Kesulitan belajar ini tidak terjadi sepanjang hidup seseorang. Fakta membuktikan
orang yang mengalami kesulitan belajar masih memiliki masa depan karena dapat hidup
bahagia dan normal di kemudian harinya.
Di samping itu, kiranya menjadi kewajiban untuk menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada semua pihak, tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah sederhana ini tidak
mungkin sampai keharibaan pembacaa.
Semua kritik, saran-saran, maupun anjuran-anjuran dari rekan-rekan seprofesi, dan siapa
saja yang mempunyai hasrat dan berkeinginan untuk menyempurnakan makalah ini diterima
dengan senang hati dan disertai dengan ucapan terima kasih.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Kesulitan Belajar ................................................................................... 3

2.2 Jenis-Jenis Kesulitan Dalam Belajar ........................................................................ 3

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar .............................................................. 4

2.4 Mengenali Masalah Kesulitan Belajar ..................................................................... 5

2.5 Contoh Masalah Kesulitan Belajar dalam Konseling Perorangan dan Cara
Pemecahannya ................................................................................................................... 7

2.6 Menelaah Kembali Siswa yang akan Diberikan Pengajaran Remedial ................... 13

2.7 Alternatif Tindakan ............................................................................................... 14

2.8 Evaluasi Pengajaran Remedial .............................................................................. 14

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 18

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 18

3.2 Saran..................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa. Artinya, apapun bentuk-bentuk kegiatan guru, mulai dari
merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan
metode pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluas, semuanya diarahkan untuk
mencapai keberhasilan belajar siswa. Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah
berupaya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun
masalah-masalah belajar tetap akandijumpai guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus
mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa di kelas.
Agar aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat terarah, dan guru
dapat memahami persoalan-persoalan belajar yang sering kali atau pada umumnya
terjadipada kebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas pembelajara, maka akan
lebih baik bilamana guru memiliki bekal pemahaman tentang masalah-masalah belajar.
Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula guru dapat menemukan sosial tindakan yang
dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar ?
2. Bagaimana mendiagnostik dalam kesulitan belajar ?
3. Apa saja jenis-jenis dalam kesulitan belajar ?
4. Bagaiman cara Pemecahan dalam kesulitan belajar ?
5. Bagaimana siswa yang akan diberikan pengajaran remedial?
6. Alternatif Tindakan seperti apa yang akan diberikan?
7. Bagaimana evaluasi pengajaran remedial?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar.
2. Dapat mengetahui bagaimana cara pemecahan dalam kesulitan belajar.
3. Mengenal jenis-jenis kesulitan belajar.
4. Cara Pemecahan dalam kesulitan belajar
5. Siswa yang akan diberikan pengajaran remedial
6. Alternatif Tindakan
7. Evaluasi Pengajaran remedial

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah keterbelakangan yang mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk menafsirkan apa yang mereka pelajari. Kesulitan belajar juga merupakan ketidak
mampuan dalam menghubungkan berbagai informasi yang berasal dari berbagai bagian
otak mereka.kelemahan ini akan tampak dalam beberapa hal, seperti kesulitan dalam
berbicara dan menuliskan sesuatu, koordinasi, pengendalian diri atau perhatian. Kesulitan-
kesulitan ini tampak keteika mereka melakukan kegiatan-kegiatan sekolah, dan
menghambat proses belajar membaca, menulis, atau berhitung yang seharusntya mereka
lakukan.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang
menyebabakan perbedaan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. “Dalam
keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat belajarsebagaimana mestinya, itulah yang
disebut dengan “kesulitan belajar”.
Suatu pendapat yang keliru dengan mengatakan bahwa kesulitan belajar anak didik
disebabkan rendahnya intelegensi. Karena dalam kenyataannya cukup banyak anak didik
yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah, jauh dari yang
diharapkan.dan masih banyak anak didik dengan intelegensi rata-rata normal, tetapi dapat
meraih prestasi belajar yang tinggi, melebihi kepandaian anak dengan intelegensi yang
tinggi. Tetapi juga tidak disangkal bahwa intelegensi yang tinggi memberi peluang yang
besar bagi anak didik untuk meraih prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, selain
faktor intelegensi, faktor non-intelegensi juga diakui dapat menjadi penyebaba kesulitan
belajar bagi anak didik dalam belajar.
2.2 Jenis-Jenis Kesulitan Dalam Belajar
Dalam buku Psikologi Belajar (Drs. Syaiful Bahri Djamarah & Drs. H. Abu
Ahmadi) Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-macam, yang dapat
di kelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.
1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar:
a. Ada yang berat
b. Ada yang sedang
2. Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari:
a. Ada yang sebagian mata pelajaran

3
b. Ada yang sifatnya sementara
c. Ada yang keseluruhan bidang studi
3. Dilihat dari sifat kesulitannya:
a. Ada yang sifatnya permanen atau menetap
b. Ada yang sifatnya hanya sementara
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya:
a. Ada yang karena faktor intelegensi
b. Ada yang karena faktor non-intelegensi
Bermacam-macam kesulitan belajar sebagaimana di sebitkan di atas selalu ditemukan
disekolah. Apalagi suatu sekolah dengan saran dan prasarana yang kurang lengkap, dan
dengan tenaga guru apa adanya. Skala rasio antara kemampuan daya tampung sekolah dan
jumlah tenaga guru dan jumlah anak didik yang tidak berimbang.
Akhirnya, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan
adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan,
yaitu sebagai berikut :
 Menurut Drs. Syaiful Bahri Djmarah dalam bukunya Psikologi Belajar
1. Faktor Intern ( faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi :
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi anak didik.
b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-
alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
2. Faktor ekstern ( faktor dari kondisi lingkungan) yang meliputi :
a. Lingkungan keluarga, contohyna : ketidak harmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu, dan rendahnya ekonomi keluarga.
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya : wilayah perkampungan
kumuh (slum area) dan teman sepermeinan (peergroup) yang nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk
seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah

4
Jika sudut pandang di arahkan pada aspek lainnya, maka faktor-faktor penyebab
kesulitan belajar anak didik dapat dibagi menjadi faktor anak didik, sekolah,
keluarga, dan masyarakat sekitar.
 Menurut Drs, H, Abu Ahmadi dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar
1. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi :
a. Faktor fisiologis
b. Faktor psikologis
2. Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) yang meliputi :

2.4 Mengenali Masalah Kesulitan Belajar


Sebagai pembimbing belajar siswa, guru harus mengadakan pendekatan bukan saja
melalui pendekatan instrusional, akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat
pribadi (personal approach) dalam setipa proses belajar mengajar berlanngsung. Melalui
pendekatan pribadi, guru akan secara langsung mengenal dan memahami siswa secara lebih
mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap guru adalah sebagai pengajar
sekaligus berperan sebagai pembibmibng dalam proses belajar mengajar. Abdillah (2008),
mengemukakan bahwa sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar, seorang guru
mampu :
1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar
2. membantu setiap siswa dalam mengatsi setiap masalah pribadi yang dihadapinya.
3. mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
4. memberikan setiap kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai
dengan karekteristik pribadinya.
5. mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun secara
kelompok.
Agar bimbingan belajar lebih terarah dalam upaya membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Identifikasi
Identifikasi adalah suatu kegiatan yang diarahakan untuk menemukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan
kegiatan berikut :
1. Data dokumen hasil belajar siswa
2. menganalisis absensi siswa didalam kelas
5
3. mengadakan wawancara dengan siswa
4. menyenbar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar
5. tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang
dihadapi.
b. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data
tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dialami
siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar
2. keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar
3. keputusan mengenai jenis masalah apa yang dialami siswa
Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara :
a. Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-rata
nilai seluruh individu.
b. Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut
c. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang diharapkan.
c. Prognosi
Prognosis merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan
dapat membantu atau mengatsi masalah kesulitan belajar siswa. Pronosis ini dapat
berupa:
1. Bentuk treatment yang harus diberikan
2. Bahan atau materi yang diperlukan
3. Metode yang akan digunakan
4. Alat bantu belajar mengajar yang diperlukan
5. Waktu kegiatan dilaksanakan
d. Treatmen
Treatment adalah pemberian bantuan kepada anak yang mengalami masalah kesulitan
belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk
treatment yang diberikan antara lain melalui :
1. Bimbingan belajar kelompok
2. Bimbingan belajar individual
3. Pengajaran remedial
4. Pemberian bimbingan pribadi
5. Alih tangan kasus

6
e. Follow-UP
Follow-UP adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan
kepada siswa dan tindak lanjutnya yanf didasari hasil evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan dalam upaya pemberian bimbingan.
2.5 Contoh Masalah Kesulitan Belajar dalam Konseling Perorangan dan Cara
Pemecahannya
Pada suatu hari konselor atau pembimbing sekolah dihubung oleh wali kelas XII IPS1
SMA karena Desi, salah seorang siswany, pingsan di kelas ketika pelajaran Ekonomi
sedang berlangsung. Wali kelas yang merangkap guru Ekonomi ini kebetulan waktu Desi
pingsan sedang mengajardi kelas Desi. Menurut informasi dari wali kelasnya, Desi sudah
beberapa kali pingsan, hari ini ternyata Desi pingsan untuk keempat kalinya. Di samping
informasi tersebut di atas, wali kelasnya menyatakan Desi sering absen, prestasi belajarnya
menurun untuk semua mata pelajaran, tampak murung dalam mengikuti peljaran-pelajaran
di kelas, dan sering mengirimkan surat keterangan sakit dari dokter. Wali kelas sangat
cemas dengan keadaan Desi. Kasus Desi kemudian oleh Wali kelasnya, Diserahkan kepada
Konselor/guru pembimbing untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Konselor atau pembimbing sekolah menangani kasusu Desi dengan pendekatan
konseling klinikal. Dengan konseling klinikal ini konselor atau guru pembimbing
menangani kasus Desi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Langkah Pertama ialah Langkah Analisis
Dalam langkah ini konselor berusaha mengumpulkan dari berbagai sumber dan
berbagai pihak yang diduga ada relevansinya dengan masalah yang dihadapi oleh Desi.
Konselor ingin memperoleh data selengkap mungkin, apakah ini berupa data objektif
maupun subjektif dari berbagai sumber. Data objektif yang diperoleh dari berbagai
sumber di antarany:
1. Hasil analisis buku rapor
Dari hasil analisis, menunjukkan bahwa nilai rapor Desi pada umumnya (untuk
semua mata pelajaran) tergolong diatas rata-rata, termasuk dalam ranking 8 pada
semester II di kelas X, dan ranking 7 pada semester I di kelas XI, sedang pada semester
I di kelas XI Desi tergolong dibawah rata-rata kelas (rata kelas adalah 6,5, Desi
memiliki nilai rata-rata 6,1), termasuk ranking 20 dari 45 siswa di kelas XI IPS1.
Sehingga dalam kenaikan kelas XII IPS Desi hanya memenuhi norma-norma kenaikan
kelas minimal.

7
2. Observasi langsunG
Beberapa kali konselor sekolah mengamati kegiatan di dalam maupun di luar
kelas. Di dalam kelas Desi sering murung dalam mengikuti pelajaran. Dan sekali-sekali
kalau bel istirahat berbunyi, Desi masih berada di kelas dan tidur di meja belajar serta
tangannya terus menekankan perutny. Di luar kelas terutama dalam pelajaran olahraga,
Desi sering duduk-duduk saja.
3. Wawancara
a. Wawancara dengan Wali kelas
Informasi dari wali kelas menyatakan bahwa Desi pingsan pertama kali di
sekolah ketika ia sedang menerangkan pelajaran ekonomi. Pingsan yang terjadi kali
ini adalah untuk yang keempat kalinya. Pingsan sebelumnya semuanya terjadi di
rumah Desi. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Desi kepada Wali kelasnya
bahwa Desi pingsan disebabkan perutnya seakan dililit-lilit. Tahun-tahun yang
lampau Desi tampaknya begitu akrab dengan teman-temannya, senang olahraga
dan ikut dalam segala kegiatan sekolah. Tetapi yang paling menonjol bahwa pada
semester II kelas XII ini dia selalu ada di kelas bila teman-teman keluar untuk
istirahat.
b. Teman sebangku
Menurut teman sebangkunya, mungkin Desi sakit maag kerana jarang ikut jajan
di luar, dan sering absen kalau hari sekolah, serta jarang ikut kegiatan olahraga.
c. Orang tua Desi
Ayah Desi sudah sering mengantarkan Desi untuk pergi ke dokter ahli penyakit
dalam. Kata dokter ahli, Desi menderita penyakit maag yang cukup parah dan harus
segera diajak berobat ke Surabaya. Ayah Desi menjadi cemas karena justru pada
akhir ini penyakitnya sering kambuh. Pada hari raya nyepi yang lalu Desi libur
beberapa hari, kesempatan ini dipakai ayahnya untuk mengajak Desi ke Surabaya
untuk berobat, menurut dokter ahli di Surabaya bahwa penyakit Desi bisa
disembuhkan asal berobat dan makan yang teratur. Desi dalam bergaul sehari-hari
dengan orang tuanya tampak lebih dekat dengan ibunya. Ayahnya sangat
menyayangi Desi karena Desilah satu-satunya wanita dari ketiga anak-anaknya,
tetapi Desi sering mengunci pintu kamar apabaila ayahnya datang dari kantor.
Ayahnya mengharapkan setelah tamat SMA sebaiknya untuk memilih kuliah di
Fakutas Ekonomiatau bekerja saja, tetapi Desi menolak saran ayahnya.

8
Sebulan yang lalu, sebelum pingsan di sekolah, ayahnya mengatakan, bahwa
Desi sebagai anak sulung yang diharapkan sebagai pengganti keluarganya. Setelah
tamat SMA tahun depan ini Desi diminta kuliah di Fakultas Ekonomi atau bekerja.
Menjadi sarjana Ekonomi adalah cita-cita ayahnya. Dahulu ayahnya pernah kuliah
di Fakultas Ekonomi tetapi tidak berhasil meraih gelar sarjana sehingga ayahnya
hanya berijazah SMA. Dengan ijazah SMA terpaksa bekerja pada instansinya
sekarang.
d. Wawancara dengan Desa
Wawancara antara konselor dengan Desi dapat mengungkapkan isi hatinya,
Desi merasa kesal dengan ayahnya karena ayahnya selalu memakasanya untuk
kuliah di fakultas Ekonomi atau bekerja. Sedangkan keimnginannya adalah kuliah
di Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga atau Universitas Indonesia sebagai
pilihan pertama, sedangkan pilihan kedua kuliah di Fakultas Sosial Politik, jurusan
international relation. Dan merasa kesal sekali kalau ibunya menyuruh berjumpa
dengan ayahnya. Kalu ibunya tidak ada dirumah, Desi tidak ada selera untuk makan,
pagi-pagi Desi tergopoh-gopoh berangkat ke sekolah dan tidak mau sarapan
pagi.bahkan pada hari tertentu (hari jumat), ayahnya pulang dari kantor lebih cepat,
Desi tidak mau makan dan menutup diri dalam kamar. Di sekolah Desi segan
bergaul karena temannya sering mengejek. Disebabkan kejadian itu Desi sekarang
sulit berkonsentrasi untuk belajar, dan selera makannnya terus merosot.
4. Catatan anekdot
Dari catatan anekdot yang di buat oleh konselor dan wali kelas diketahui bahwa :
a. Desi pernah menangis ketika pelajaran Ekonomi berlangsung, dan tidak bisa
mengerjakan soal ketika gurunya menyuruh maju ke depan dan teman-temannya
mengejek.
b. Desi pernah bertengkar dengan teman-temannya karena ia dituduh sebagai
penyebab kelas XII IPS 1 tidak pernah memperoleh juara dalam perlombaan 6k.
5. Angket atau kuesioner
Dari angket atau kuesioner yang telah diisi oleh siswa dan orang tua/walinya, diketahui
bahwa :
a. Usia Desi saat ini 18 tahun
b. Cita-citanya ingin menjadi psikolog atau diplomat

9
c. Ayah Desi, pegawai negeri golongan IV/B, dan posisi yang di duduki di kantornya
adalah kepala sub bagian, ibunya bekerja sebagai guru tamman kanak-kanak dan
juga dirumah bekerja sambilan menerima pesanan makanan
d. Status ekonomi tergolong baik
e. Desi anak pertama dari tiga bersaudara, yang kedua masih duduk di SMA kelas XI
dan yang ketiga VIII SMP.
f. Hasil pemeriksaan psikologis yang pernah ditempuh secara kolektif dari psikolog,
menunjukkan bahwa IQ adalah 108-119.
B. Langkah Kedua ialah Langkah Sintesis
Langkah sintesis ialah suatu langkah untuk membuat suatu rangkuman data,
sehingga tamapk dengan jelas hal-hal yang unik berhubungan dengan masalah siswa.
Konselor/pembimbing membuat rangkuman sebagai berikut :
a. Prestasi belajar Desi semester I kelas XII menurun.
b. Prestasi belajar pada semester terdahulu di atas rata-rata kelas. IQ-nya tergolong
ghigh average
c. Desi sering merasa cemas, sakit perut, suka menyendiri, dan tertutup.
d. Kondisi fisik sehat, tetapi ada gejala maag.
e. Di rumah tergolong anak rajin, tapi sering mengunci diri dalam kamar, sring tidak
mau bertemu dengan ayahnya dan menolak nasehat ayahnya.
f. Dominasi keluarga diduduki oleh ayah Desi
g. Desi diharuskan untuk kuliah di fakultas ekonomi atau bekerja, tetapi dia menolak.
h. Keadaan tergolong baik dalam bidang ekonomi.
C. Langkah Ketiga ialah Langkah Diagnosis
Langkah diagnosis adalah suatu kegiatan untuk menyusun gambaran kondisi siswa.
Dengan tersusunya gambaran kondisi sehingga tampak dengan jelas masalah apa yang
sedang dialami siswa dan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut.
Pada langkah ini konselor mengadakan interpretasi serta mencari hubungan sebab
akibat antara masalah dengan faktor penyebab tentang kasus Desi. Diagnosis yang
disusun adalah sebagai berikut :
a. Desi mengalami maslah belajar secara umum, prestasi belajarnya untuk semua mata
pelajaran terus merosot. Penyebabnya yang utama adalah karana adanya gangguan
emosional, bukan disebabkan oleh faktor ekonomi, IQ, kondisi fisik atau oleh faktor
guru. Sehingga dengan adanya faktor gangguan emosional ini, ia tidak dapat

10
berkonsentrasi dalam belajar, tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, maupun
belajar dirumah dengan baik.
b. Gangguan emosioanal yang dihadapi Desi berupa : selalu dihantui rasa cemas, mudah
tersinggung, malu berkelebihan. Hal ini disebabkan oleh kekurang mampuan dalam
menyesuaikan diri dengan permintaan ayahnya dan ejekan teman-teman sekelas.
D. Langkah Keempat ialah Langkah Prognosis
Langkah prognosis ialah suatu kegiatan atau usaha untuk memilih alternatif
tindakan yang dapat membantu siswa dalam mengatasi sendiri masalahnya. Kasus Desi
berpengkal pada masalah penyesuaian diri, maka konselor/pembimbing memilih
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Melaksanakan konseling agar Desi dapat memahami dirinya lebih baik. Dengan
demikian, Desi tidak perlu merasa cemas oleh nasehat ayahnya untuk melanjutkan
ke Fakultas Ekonomi atau bekerja, tersinggung oleh ejekan-ejekan temannya.
Sebenarnya Desi tidak bodoh, dan memiliki potensi untuk melanjutkan ke Fakultas
Psikologi dan Fakultas Sosial Politik.
b. Memberikan pengertian kepada ayah dan ibu Desi agar dirumah jangan selalu
menekankan ia untuk melanjutkan ke Fakultas Ekonomi atau bekerja, sebab saat ini
ia memiliki minat yang besar untuk kuliah di Fakultas Psikologi atau Fakultas Sosial
Politik. Menekankan atau menyarankan ia untuk kuliah di Fakultas Ekonomi atau
bekerja pada saat ini dapat menimbulkan berbagai masalah pada diri Desi, untuk
lebih lanjut akan menimbulkan masalah keluarga yang serius.

E. Langkah Kelima ialah Langkah Konseling atau Treatment


Langkah konseling atau treatment adalah pelaksanaan pemberian bantuan kepada
siswa, bantuan yang diberikan kepada siswa dalam langkah ini, sangat tergantung pada
langkah diagnosis dan prognosis yang telah disusun sebelumnya.
a. Melaksanakan konseling
1. Tujuan utama konseling ialah agar Desi memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
potensi-potensi yang dimilikinya. Sehingga ia mampu menyesuaikan diri dalam
lingkungan sekoilah, serta terhadap dirinya sendiri. Jadi, Desi dapat mengatasi sendiri
masalah-masalah yang dihadapainya saat ini dan diharapakan Desi akan dapat
mengatasi sendiri masalah lain yang mungkin timbul di kemudian hari.
2. Dalam wawancara konseling, konselor haruslah dapat menciptakan hubungan yang
akrab, sehingga Desi bersifat terbuka.

11
3. konselor membantu Desi memahami dirinya, bahwa ia tidak dipaksa untuk kuliah di
fakultas Ekonomi atau bekerja, tetapi diberikan kebebasan untuk merencanakan dan
melaksanakan kariernya di masa depan, bahwa Desi disayangi semua pihak, prestasi
belajarnya akan baik kembali, ejekan dari teman-temannya akan berhenti, dan tidak
pingsan untuk kelima kalinya. Bila Desi untuk dapat memahami keinginan ayahnya dan
hal ini tidak perlu dipikirkan untuk sekarang, bila ia mau bergaul kembali secara wajar
seperti semester yang terdahulu. Pembimbing/konselor perlu menegaskan kepada Desi
bahwa perasaan yang tercekam, cemas dan dalam nada negatif pada diri Desi
disebabkan ia dihantui oleh perasaan sendiri, bukanlah oleh karena ayah atau teman-
temannya yang hemdak mendeskriditkan Desi.
4. konselor atau pembimbing memberikan advis atau saran agar Desi melakukan beberapa
alternatif tindakan :
 Ø Cobalah mengikuti saran ayah dalam hal menentukan serta merencanakan karier
di masa depan, dengan meningkatkan peluang bagi ayah Desi untuk mengubah
sikap dalam menetukan kariernya di masa depan.
 Ø Apabila ada kesempatan yang baik, ada kalanya pendekatan ayah dan tanyakan
kepadanya kenapa dia suruh melanjutkan ke Fakultas Ekonomi atau bekerja, dan
mengatakan kepada beliau bahwa ia ingin ke Fakultas Psikologi atau Fakultas
Sosial Politik, dan tidak ada minat ke Fakultas Ekonomi apalagi untuk bekerja
keterampilan.
 Ø Setiap ada kesempatan berusahalah untuk bergabung kembali dengan teman,
apakah dalam olahraga, belajar, bermain, sehingga memiliki kekebalan untuk
ejekan.
b. Mendiskusikan masalah Desi dengan ibu Desi.
Konselor/pembimbing menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Desi atas
kesediannya datang ke sekolah untuk panggilan keberapa kalinya. Ini adalah
tindakan yang positif dan cukup menggembirakan. Kepada ibu Desi di jelaskan
diagnosis yang telah disusun dan ditetapkan oleh konselor disekolah, sehingga
peranan keluarga dalam membantu Desi untuk melanjutkan studi ke fakultas
ekonomi atau bekerja sebagaimana yang sering ditekankan oleh ayahnya. Peran
keluarga yang diharapkan tidak perlu berlebihan. Mengenai masalah Desi konselor
sekolah tidak perlu merujuk ke psikiater.

12
F. Langkah Keenam ialah Tindak Lanjut (Follow-Up)
Langkah follow-up atau tindak lanjut usaha yang bisa dilaksanakan ialah
membantu siswa melaksanakan renacana tindakan langkah awal sampai langkah yang
terakhir, sedangkan konseli itu sendiri kelihatan aktif pada waktu terjadi hubungan
wawancara konseling saja.
G. Evaluasi
Pengecekan kembali apakah langkah atau tindakan yang dilkasanakan telah berhasil,
dengan langkah-langkah :
a. Re-ceking
b. Re-diagnosis
c. Re-prognosis
d. Re-treatment
e. Re-evaluasi
2.6 Menelaah Kembali Siswa yang akan Diberikan Pengajaran Remedial
Kegiatan ini dimaksudkan agar diperoleh gambaran yang lebih definitif mengenai
seorang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak
kelemahannya, factor penyabab kelemahan tersebut. Apakah siswa tersebut bisa ditolong
guru atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama waktu yang diberikan, kapan, oleh
siapa, dan sebagainya.tindakan ini bisa berupa. Siswa disuruh mengulangi materi pokok
yang sudah diajarkan dengan membarikan petunjuk, antara lain :

 Menandai dan menunjukkan bagian-bagian yang dianggap penting yang merupakan


kelemahan bagi siswa yang bersangkutan.

 Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan mengarahkan siswa dalam


mempelajari bahan tersebut.

 Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.

 Menyediakan bahan yang lain untuk bisa dibaca agar mempermudah pemahaman
terhadap bahan utama yang sedang dipelajari.

 Menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi atau menjawab pertanyaan siswa
bila mendapat kesulitan.

 Memperjelas berbagai istilah agar mudah dipahami yang terdapat dalam materi atau
bahan utama.

13
Disuruh mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan pembelajaran yang telah
ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama. Perlu juga guru memeberikan arahan
tentang :
· Kegiatan apa saja yang harus dikerjakan siswa
· Bahan apa yang dapat menunjang kegiatan yang sedang dilakukan.
· Bagian mana yang mendapat penekanan khusus
· Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan perhatian terhadap inti
masalah.
· Cara yang sebaiknya ditempuh siswa mengusai bahan tersebut.
Bila kesulitan belajar siswa bukan karena semata-mata kesulitan dalam belajar, tetapi
lebih disebabkan factor-faktor lain, seperti sikap negate terhadap guru, masalah yang
terkait dengan orang tua, masalahnya dengan teman sebaya, karena lambat belajar,
potensi dibawah rata-rata, dan sebagainya.
Maka yang harus dilakukan :

 Kepada siswa tersebut terlebih dahulu harus diberikan pelayanan dan bimbingan dan
penyuluhan yang bersifat psikoterpi. Layanan bimbingan ini bisa dalam bentuk
pelayanan individual atau kelompok. Tentu dalam hal ini guru bidang studi tidak bisa
menangani sepenuhnya, tetapi membutuhkan seorang konselor, psikiater, dan ahli
lainnya.

 Jika masalah ini telah dapat diatasi, barulah bisa dilakukan pengajaran remedial.
2.7 Alternatif Tindakan
Jika mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang memerlukan bantuan,
selanjutnya direncanakan alternatif tindakan yang sesuai dengan karekteristk kesulitan
yang dihadapi siswa. Alternatif
2.8 Evaluasi Pengajaran Remedial
Pada akhir kegiatan remedial hendaknya dilakukan evaluasi kembali sudah sejauh mana
pengajaran remedial tersebut telah dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan yang
paling utama dari evaluasi ini adalah dipenuhinya criteria tingkat keberhasilan minimal
yang diharapkan, misalnya 75 % atau 80 % (tergantung dari kebijakan dari masing-masing
sekolah). Bila terenyata masih belum berhasil, hendaknya dilakukan kembali diagnosis,
prognosis, dan pengajaran remedial berikutnya. Siklus yang sama akan terus berlanjut
hingga criteria minimal kelulusan telah terpenuhi. Setelah prosedur pengajaran remedial
dapat diatasi, barulah ditentukan langkah-langkah penyusunan pengajaran remedial untuk

14
dapat melasanakan pengajaran remedial maka cermati dan pahami baik-baik langkah-
langkah penyusunannya:
Tujuan Pembelajaran
Dalam langkah pertama ini, seorang guru dituntut untuk menentukan pengajaran remedial
yang akan dicapai oleh siswa-siswa yang mengikuti pengajaran tersebut.
Penentuan Pokok Bahasan Yang Akan Diremedial

Dalam langkah kedua ini hendaklah diketahui terlebih dahulu pokok bahasan atau
materi-materi apa saja yang akan dibuat remedialnya. Tulislah materi atau kompeetensi
mana saja yang belum tercapai oleh siswa-siswa tersebut. Setelah menentukan program
mana yang harus diremedialkan, tentukan berapa kali program remedial itu akan
dilaksanakan, sehingga anda dapat merencanakan waktu yang tepat untuk itu.

Cara Memberikan Perbaikan (Strategi)


Pada langkah ini seorang guru dituntut untuk memperhatikan hal-hal berikut :
Apakah anda akan melakukan perbaikan dengan cara mengganti metode-metode
pengajaran yang telah anda laksanakan dengan metode mengajar yang lain misalnya :

 Metode pemberian tugas

 Metode diskusi

 Metode kerja kelompok

 Pemodelan atau

 Metode-metode lain yang merupakan penggabungan dari berbagai metode


tersebut yang dianggap tepat untuk tujuan pengajaran remedil.

 Cara lain dapat menyuruh siswa membaca buku-buku sumber yang mengandung
konsep yang sama.

 Kegiatan memakai tutor sebaya.


Waktu Yang Digunakan Untuk Melaksanakan Pengajaran Remedial. Bila langah 1-3 sudah
dilaksanakan dengan baik, tentukanlah alokasi waktu yang diperlukan untuk program-
program remedial tersebut misalnya :
· Berapa kali akan melaksanakan remedial bahasa Indonesia itu
· Berapa lamanya

15
· Hari apa saja
· Pukul berapa

Tempat Pelasanaan Dimana akan dilaksanakan program remedial ini, dikelas, diperpustakaan,
dilaboratorium atau ditempat lain yang menunjang tercapainya program remedial tersebut.

Alat dan Media Pembelajaran Pada langkah ini anda dituntut menemukan media atau alat apa
saja yang dibutuhkan, sehingga akan mempermudah dan memperjelas keterangan materi
yang disajikan.

Evalusi Langkah ini tidak kalah penting dibandingkan dengan langkah-langkah yang lain,
yaitu mengetahui sejauh mana pengajaran remedial telah dilaksanakan diserap oleh siswa-
siswa tersebut. Terjadi peningkatan atau tidak. Apakah criteria keberhasilan minimal yang
diharapkan, misalnya 75 % atau 80% dapat mereka kuasai atau tidak.

Analisis langkah terakhir adalah analisis. Setelah dianalisis ternyata masih ada siswa yang
belum berhasil, hendaknya dilakukan kembali kegiatan prognosis dan pengajaran remedial
berikutnya sampai siswa mendekati kemampuan optimal atau pencapaian tujuan kompetenasi
pembelajaran yang telah ditentukan.

Demikian pekerjaan anda, sehingga daur ini berulang terus sampai tujuan tercapai. Untuk
memantapkan pemahaman pembaca mengenai langkah-langkah penyusunan pengajaran
remedial tersebut. Perhatikan contoh sebagai berikut :

Penerapan mata pelajran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia

a. Tujuan Pengajaran Remedial


Tujuan pengajaran remedial aspek berbicara ini adalah menanggulangi kesulitan belajar
8 orang siswa SMK berbicara dalam bentuk diskusi.
Setelah mengikuti pengajaran remedial siswa diharapkan dapat :

 Berperan aktif sebagai moderator dan peserta diskusi,

 Menyampaikan gagasan yang tepat sesuai dengan topik yang diskusi.

 Menyanggah pendapat teman secara santun dan ekspresif.

16
 Menyimpulkan diskusi berdasarkan fakta, data, dan opini yang yang berkembang
dalam diskusi.
b. Program
Pokok bahasan : berbicara
Topik remdial : berdiskusi
Alokasi waktu : 40 menit
Kegiatan pembelajaran :
· Peserta remedial diberikan sebuah topik diskusi, misalnya “Bahaya Narkoba bagi pelajar”
· Siswa diberikan kebebasan memilih dua orang menjadi moderator dan notulis.
· Siswa diberikan kesempatan melaksanakan diskusi
· Guru mengamati dan mencatat jalannya diskusi dengan menitik beratkan perhatian pada :
1) Apakah siswa yang ditugasi sebagai moderator dan notulis memimpin diskusi dengan baik
dan benar.
2) Apakah siswa telah menyampaikan gagasannya dengan tepat, sesuai dengan topik diskusi.
3) Apakah siswa menyanggah pendapat temannya dengan santun dan ekspresif.
4) Apakah siswa telah mampu menyampaikan simpulan diskusi sesuai dengan fakta, data,
dan opini yang berkembang dalam diskusi.

c. Strategi Perbaikan
· Bermain peran, yakni siswa diberikan memerankan adegan permainan, sebagai moderator,
notulis, anggota diskusi, dan sebagainya.
· Guru memonitor kegiatan siswa dengan mengisi format penilaian yang telah disiapkan
terlebih dahulu.
d. Waktu
Hari : sabtu pukul 12.40-13.20 (selama 40 menit)
e. Tempat
Program ini dilaksanakan dikelas karena kelas dianggap tepat untuk melasanakan kegiatan
remedial tersebut.
f. Alat atau Media
Meja, kursi, materi diskusi (kebutuhan disesuaikan dengan materi dana tujuan kegiatan.
g. Evaluasi
Dilaksanakan untuk setiap siswa selama kegiatan berlangsung (bentuk check list) yang telah
disiapkan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesulitan belajar adalah keterbelakangan yang mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk menafsirkan apa yang mereka pelajari

3.2 Saran
Makalah diatas masih sangat jauh dari kata sempurna, maka sudilah kiranya dari
pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta


Anurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Dimyati, dkk. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, Syaiuful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Sukardi, Ketut Dewa, dkk. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta :
Rineka Cipta
Wood Derek, dkk. 2005. Gangguan Belajar. Jogjakarta : Katahati

19

Anda mungkin juga menyukai