Dosen Pengampu :
Sulistianingsih, M.Pd.
Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2021 M/1442 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya milik Allah Ta’ala. Karenaa berkat rahmat dan karunia_Nya penulis dapat
menyelesaikan Makalah berjudul “DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR SISWA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah member bantuan dan
saran atas penyusunan makalah ini :
1. Kepada Orang tua kami sebagai restu serta penyemangat dalam setiap apapun.
2. Sulistianingsih, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Studi Islam
3. Semua rekan sekelas Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam
Bunga Bangsa Cirebon, dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah proses belajar mengajar di dunia pendidikan tidak selamanya
mengalami kelancaran. Selalu saja ada hambatan dalam proses tersebut. Umumnya
hambatan yang terjadi seperti adnya kesulitan belajar dalam diri peserta didik.
Kesulitan belajar tersebut akan berdampak pada penurunan prestasi akademik dari
peserta didik dampak tersebut seyogyanya dapat diatasi dengan berbagi cara seperti
diadakanya penyilidikan terhadap penyebab kesulitan belajar yang terjadi pada
peserta didik agar dapat ditemukan solusi yan tepat dalam menangani peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar tersebut. Tindak lanjut yang biasanya dilakukan
oleh seorang pendidik salah satunya adalah dengan mengadakan remedial.
Guru sebagai pendidik ditntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan
pesrta didik atas perkembangan pesrta didik. Karena itu guru dalam proses
pembelajran harus memperhatikan kemampuan pesrta didik secara individual. Agar
dapat membantu perkembangan pesrta didik secara optimal dan dapat mengenali
pesrta idik yang mengalami kesulitan belajar.
Guru harus mengenali pesrta didik yan mengalami kesulitan belajar. Guru
harus memahami faktor-faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar, karena
kesulitan belajar akan bersumber pada faktor yang memengaruhi proses dan hasil
belajar.
Dengan melihat belajar peserta didik, guru akan mengethui kelemahan siswa
beserta sebeb musabab kelemahan itu, jadi dengan mengadakan peniliaian sebenarnya
guru mengadakan diagnosisi siswa tentang kelebihan dan kelemahan serta kesulitan-
kesulitan yang dialami dalam belajarnya.dengan diketahui sebab-sebab kelemahan
tersebut akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya.
Hal inilah yang mendasari diperlkukanya sebuah konsep diagnostik keulitan
belajar serta pengajaran remedial yang dilakukan untuk mengatasi salah satu
masalahpenting didunia pendidikan tersebut.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas Burton (1952 : 622 – 624)
mengidentifikasikan seseorang siswa itu dapat dipandang atau dapat diduga sebagai
mengalami kesulitan belajar, apabila yang bersangkutan menunjukkan kegagalan
(failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Oleh karena itu, Burton
mendefinisikan kegagalan belajar, sebagai berikut:
1. Siswa dikatakan gagal, apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak
mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (mastery level),
minimal dalam pelajaran tertentu seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau
guru (criterion referenced).
2. Siswa dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau
mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya,
inteligensi, bakat), ia diramalkan (predicted) akan dapat mengerjakannya atau
mencapai prestasi tersebut.
3. Siswa dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-
tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial, sesuai dengan pola organismiknya
(his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu seperti yang berlaku bagi
kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm referenced).
4. Siswa dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat
penguasaan (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisiti) bagi
kelanjutan (continuity) pada tingkat pelajaran berikutnya.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pesrta didik dikatakan
mengalami kesulitan belajar ditandai dengan beberapa aspek yang mengarah kepada
perkembangan peserta didik tersebut secara pengetahuan dan aspek nilai yang dicapai.
1. Teknik Nontes
Teknik nontes yang dimaksud disini adalah teknik pengumpulan data atau keterangan
yang dilakukan dengan cara: wawancara, observasi, angket, sosiometri, biografi,
pemeriksaan kesehatan dan fisik, dan dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan cara untuk memperoleh data atau
keterangan degan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
b. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja diadakan dengan alat indra terhadap kegiatan-kegiatan
yang sedang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berikut ada beberapa petunjuk bagi observer dalam mengadakan observasi:
o Observer perlu memahami terlebih dahulu apa yang akan dobservasi dan jenis
gejala apa yang perlu dicatat.
o Meneliti tujuan umum dan khusus, apakah sudah sesuai denga permasalahan
yang akan diteliti, seingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan apa yang
harus diobservasi.
o Buatlah cara untuk mencatat observasi. Cara ini akan menghemat waktu dan
menyeragamkan tata kerja observasi yang dilakukan terhadap banyak
peristiwa.
o Adakan batasi dngan tegas macam-macam tingkat kategori yang akan
digunakan.
o Adakan observasi secermat-cermatnya dengan pencatatan yang sudah
disederhanakan.
o Catatlah gejala-gejala secara terpisah.
o Ketahuilah baik-baik alat-alat pencatat dan tata cara mencatat sebelum
melakukan observasi.
c. Angket
Angket atau kuisener adalah alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan yang
harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang diselidiki atau disebut responden,
secara tertulis.
Bila ditinjau dari cara menjawabnya angket terbagi menjadi dua yaitu:
1. Angket langsung
Angket yang diberikan kepada orang yang akan dikumpulkan datanya.
2. Angket tidak langsung
Angket yang diberikan kepada orang lain yang dianggap mengetahui keadaaan
orang yang akan dikumpulkan datanya.
Bila ditinjau dari bentuk pertanyaannya angket dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Angket tertutup
Pertanyaan yang dijawabnya sudah disediakan sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya.
2) Angket terbuka
Pertanyaaan-pertanyaan dalam angket yang memberikan kesempatan kepada
responden untuk memberikan jawaban seluas-luasnya. Angket teruka ini tepat
digunakan utuk mengungkap pendapat seseorang tentang sesuatu.
3) Angket tertutup terbuka
Angket yang terdiri dari angket tertutup, shingga responden tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan, namun bila jawaban tidak ada yang sesuai
menurut responden, maka responden diberi kesempatan untuk mengemukakan
jawaban sesuai dengan keadaan responden.
d. Sosiometri
Sosiometri adalah suatu cara untuk mengetahui hubungan social seseorang,
yang sering disebut juga sebagai ukuran berteman seseorang. Gambaran mengenai
hubungan seseorang disebut sosiogram. Baik tidaknya hubungan social seseorang
denga orang lain dapat dilihat dari beberapa segi. Bimo Walgito,
1980:72.mengemukakan sebagai berikut:
Frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya anak atau orang itu bergaul.
Intesitas hubungan, yaitu segi mendalam tidaknya anak atau orang didalam
pergaulannya, yaitu intim tidaknya mereka bergaul
Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul, dapat
dgunakan sebagaikriteria pula untuk melihat baik buruknya dalam hubungan
sosialnya..
e. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan jalan
mengutip dari sumber catatan yang sudah ada.
2. Teknik Tes
Teknik tes adalah teknik pengumpulan data atau keterangan yang dilakukan
dengan memberikan tes. Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan
atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang didasarkan atas jawaban testee
terhadap pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah itu penyelidik megambil
kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau testee yang
lain(sumadi Suryoboto,1984). Selanjutnya dalam hal ini dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Tes hasil belajar
Tes yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui penguasaan bahan pelajaran yang
telah disajikan dalam proses pembelajaran dalam bentuk ulangan, ujian, atau dalam
bentuk evaluasi yang lain.
b. Tes psikologis.
Teknik pengumpulan data yang bersifat potensial yaitu data tentang kemampuan
yang belum nampak yang dimiliki seseorang, misalnya bakat, inteligensi, minat,
kepribadian, sikap, dan sebagainya.
2. Identifikasi Masalah
Setelah menentukan dan memprioritaskan siswa mana yang diduga mengalami
kesulitan belajar, maka langkah berikutnya adalah menentukan atau
melokalisasikan pada bidang studi apa dan pada aspek mana siswa tersebut
mengalami kesulitan. Pada tahap ini kerjasama antara petugas bimbingan dan
konseling, wali kelas, guru bidang studi akan sangat membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan belajarnya.
Cara dan alat yang dapat digunakan, antara lain:
a. Cara yang langsung dapat digunakan oleh guru, misalnya:
Tes diagnostik yang dibuat oleh guru untuk bidang studi masing-masing, seperti untuk
bidang studi Matematika, IPA, IPS, Bahasa dan yang lainnya.
Dengan tes diagnostik ini dapat diketemukan karakteristik dan sifat kesulitan belajar
yang dialami siswa.
Bila tes diagnostik belum tersedia, guru bisa menggunakan hasil ujian siswa sebagai
bahan untuk dianalisis. Apabila tes yang digunakan dalam ujian tersebut memiliki
taraf validitas yang tinggi, tentu akan mengandung unsur diagnosis yang tinggi.
Sehingga dengan tes prestasi hasil belajar pun, seandainya valid dalam batas-batas
tertentu akan dapat mengdiagnosis kesulitan belajar siswa.
Memeriksa buku catatan atau pekerjaan siswa. Hasil analisis dalam aspek inipun akan
membantu dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Mungkin pula untuk
melengkapi data di atas, bisa bekerjasama dengan orang tua atau pihak lain yang erat
kaitannya dengan lembaga sekolah.
3. Identifikasi Faktor penyebab Kesulitan Belajar
Dapat dilakukan dengan cara meneliti faktor-faktor yang ada pada diri peserta
didik (internal) dan faktor-faktor yang berada di luar peserta didik (eksternal)
yang menghambat proses belajar dan atau pembelajaran.
5. Tindak Lanjut
Ini merupakan langkah terakhir yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya
Melibatkan berbagai pihak yang dipandang dapat memberikan pertolongan
kepada peserta didik
Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi terhadap
bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki
kesalahan atau ketidaktepatan bantuan yang diberikan
Melakukan referral kepada ahli lain yang berkompeten dalam menangani
kesulitan yang dialami peserta didik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faktor-faktor penyebab timbulnya esulitan belajar terdiri dari dari dua macam
yaitu faktor internal ( dari dalam diri pesrta didik, baik fisik maupun psikis) dan faktor
eksternal ( seperti fakto keluarga, sekolah, media masa).
Studi, P., Akuntansi, P., Ilmu, F., Dan, S., & Yogyakarta, U. N. (2010). Diagnosis
kesulitan belajar. 09403241034.