Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MASALAH – MASALAH BELAJAR


Dosen : Dr. Ririanti Rachmayanie J, S.Psi., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Putri Aprilia Cahyani ( 2110125120026 )
Alfina Rahmah (2110125220064 )
Mahfuzah ( 2110125220012 )
Zahratun Ni’mah (2110125320032 )
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI PGSD KELAS 2E
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Masalah – masalah belajar
dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat
kami selesaikan.
Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Be;ajar
dan Pembelajaran, dan memudahkan pembaca agar lebih memahami seputar apa saja
masalah – masalah belajar, yang nantinya pembaca dapat mengetahui dan
mempelajarinya.
Kami menyadari bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempuraan makalah kami.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengajar kuliah ,
Ibu Dr. Ririanti Rachmayanie J, S.Psi., M.Pd yang telah membimbing kami dalam
belajar dan juga pembuatan makalah ini. Akhir kata, semoga manfaat ini bermanfaat
bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha kami.
Banjarmasin, 25 Februari 2022
Penyusun,

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………….…….…1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..…..1
C. Tujuan ………………………………………………………….…………1
D. Manfaat …………………………………………………………………..1

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian belajar ……………………………………………………….2


B. Faktor – faktor timbulnya masalah dalam belajar ………………………4
C. Jenis – jenis masalah belajar…………………………………………….7
D. Upaya Pengentasan masalah dalam pembelajaran…………………...…9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………..………………………….12
B. Saran……………………………………………………..……………...12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kenyataan yang perlu disadari oleh guru-guru adalah bahwa murid-murid
yang dihadapi di kelas tidak sama satu dengan yang lainnya. Murid menpunyai
perbedaan dalam banyak hal seperti : berbeda kemampuan, bakat, minat yang mereka
miliki, berbeda dalam ketajaman melihat dan mendengar serta berbeda latar belakang
kehidupannya. Oleh sebab itu guru tidak boleh menyamaratakan atau beranggapan
bahwa semua anak mempunyai kemampuan dan kecepatan belajar yang sama, sehingga
dalam waktu yang sama semua murid diangap akan dapat menyelesaikan isi pelajaran
yang sama. Kenyataannya di dalam kelas selalu ada murid yang cepat dalam belajar,
ada yang sedang atau normal dan ada murid yang lamban dalam mengikuti pelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belajar ?
2. Apa saja faktor – faktor masalah dalam belajar ?
3. Apa saja jenis – jenis masalah dalam belajar ?
4. Bagiamana upaya dalam mengatasi masalah dalam belajar ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengerti pengertian belajar secara umun dan menurut ahli.
2. Agar mengetahui apa saja faktor – faktor masalah dalam belajar.
3. Agar mengerti apa saja jenis – jenis masalah dalam belajar.
4. Agar mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah dalam
belajar.
D. Manfaat
Makalah ini dibuat agar nantinya guru dapat menentukan pembelajaran yang tepat
mulai dari perencanaan, penyiapan materi, metode, media, serta evaluasi sesuai
dengan keadaan kelas. Karena tentu berbeda perlakuan pembelajaran untuk kelas
dengan siswa berkesulitan belajar dengan kelas yang biasa.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi
yang telah dipelajari, belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis
yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara
sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena adanya
pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih.

Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana


perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan
berbagai kemampuan lainnya. Belajar merupakan sesuatu yang berproses dan
merupakan unsur yang fundamental dalam masing-masing tingkatan pendidikan.
Agar lebih memahami apa arti belajar, kita dapat merujuk pada pendapat beberapa
ahli berikut ini:

1. M. Sobry Sutikno
Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini,
perubahan adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan bertujuan
untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya

2
2. Hilgard & Bower

Menurut Hilgard & Bower, pengertian belajar adalah perubahan tingkah


laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi tersebut. Seperti yang telah disinggung pada
pengertian belajar di atas, tujuan utama kegiatan belajar adalah untuk memeroleh
dan meningkatkan tingkah laku manusia dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap positif, dan berbagai kemampuan lainnya.

3. W.S. Winkel
Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran. Menurutnya,
pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilainilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konstan dan berbekas”.

4. Mahfud Shalahuddin
Dalam buku: Pengantar Psikologi Pendidikan, mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus
melalui prosedur latihan. Perubahan itu sendiri berangsur-angsur dimulai dari
sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya dan
dipergunakannya sampai pada suatu saat dievaluasi oleh yang menjalani proses
belajar itu.

5. Supartinah Pakasi
Dalam buku “Anak dan Perkembangannya,” mengatakan pendapatnya antara lain:

1) Belajar merupakan suatu komunikasi antar anak dan lingkungannya;

2) Belajar berarti mengalami;

3) Belajar berarti berbuat;

4) Belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuaB

3
B. Faktor – Faktor Masalah Dalam Belajar
1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada didalam diri individu yangs edang belajar.
Berikut beberapa aspek yang termasuk dalam faktor internal, antara lain sebagai berikut

a. Faktor Jasmaniah, Sehat berarti berada dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar siswa akan terganggu
jika kesehatannya kurang maksimal yang menyebabkan siswa cepat lemah, kurang
semangat, mudah pusing, mengantuk dan gangguan fungsi alat indera serta
tubuhnya,
b. Faktor Psikologis
 Bakat akan dapat mempengaruhi seseorang dalam belajar atau dapat
mendatangkan kesulitan misalnya bila bahan yang dipelajari oleh murid tidak
sesuai dengan bakatnya. Misalnya murid yang tidak berbakat menari akan
mengalami kesulitan dalam belajar menari walaupun tari itu mudah gerakkannya
 Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam
belajar. Bila murid tidak mempunyai motivasi dalam belajar tentu prestasi
belajar bisa menurun
 Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi dan semata-
mata tertuju kepada suatu objek. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakat siswa
 Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa kurang atau tidak
bersemangat dalam belajar
 Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang,
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus
menerus, untuk itu diperlukan latihan dan pelajaran.

4
 Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu
muncul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan merupakan kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
c. Faktor Kelelahan, Kelelahan pada seseorang sulit untuk dipisahkan. Kelelahan
dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk mengembangkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang dan sulit untuk berkonsentrasi.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
faktor, yaitu :

a. Faktor Keluarga, Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruh nya
terhadap belajar anaknya. Orangtua yang kurang atau tidak memperhatikan
pendidikan anaknya menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam
belajarnya, terlebih lagi jika relasi antar anggota keluarga turut mempengaruhi
belajar anak. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan
kasih sayang disertai dengan bimbingan dan hukuman untuk mensukseskan
belajar anak
b. Suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi didalam
keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh atau
ramai serta semrawut tidak akan memberikan ketenangan kepada anak untuk
belajar.
c. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Walaupun tidak dapat
dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan
selalu menderita akibat ekonomi keluarganya yang lemah, tetapi hal ini
merupakan cambuk bagi siswa untuk belajar lebih giat agar sukses belajaran.

5
d. Latar belakang budaya, Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan
kebiasaan yang baik agar mendorong semangat untuk belajar.
e. Faktor Sekolah
 Metode belajar, Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja,
akan menyebabkan siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya
mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode baru yang
dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
 Kurikulum, kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
menyajikan bahan pelajaran dan diberikan kepada siswa agar siswa
menerima, baik, guru harus mempunyai perencanaan yang mendetail
agar dapat melayani siswa menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran. Untuk dapat mendalami siswa dengan belajar secara
individual.
 Relasi guru dengan siswa. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa
secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan
siswa merasa jauh dari guru serta segan berpartisipasi secara aktif dalam
belajar
 Relasi siswa dengan siswa, Menciptakan relasi yang baik antar siswa
adalah suatu hal yang perlu, sebab akan dapat memberikan pengaruh
yang positif terhadap belajar siswa
 Disiplin sekolah, Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Seluruh staff sekolah yang
mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi
disiplin dan juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya
 Alat pelajaran, Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar
siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar
dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan.

6
f. Faktor Masyarakat
 Kegiatan siswa dalam masyarakat, Perlunya membatasi kegiatan siswa
dalam masyarakat agar jangan sampai mengganggu belajar siswa
 Media massa, media yang berpengaruh terhadap pembelajaran siswa.
Jadi, perlu kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang
cukup bijaksana dari pihak orangtua, pendidik, sekolah dan masyarakat
g. Teman bergaul, Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa
siswa daripada yang diduga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah
diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan
pergaulan yang baik serta pengawasan dari orangtua dan pendidik yang bijaksana
h. Bentuk kehidupan masyarakat, Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa terpengaruh kedalam hal-hal yang
dilakukan oleh orang-orang disekitarnya, sehingga akan berbuat seperti itu.
Pengaruh tersebut dapat mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi
tentunya menjadi sebuah catatan besar bagi semua elemen bangsa untuk dapat
menemukan formulasi yang tepat dan sesuai karakter anak bangsa.

C. Jenis – jenis Masalah Belajar

Disamping banyaknya murid yang berprestasi belajar di sekolah, sering pula dijumpai
adanya murid yang gagal. Seperti nilai atau angka rapor banyak rendah, tidak naik
kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. Secara umum, murid-murid yang
mengalami hal seperti itu dapat dipandang sebagai murid yang mengalami masalah
belajar.

Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya dan akan dijelaskan sebagi
berikut.

7
Keterampilan akademik yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi
yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

1. Ketercepatan dalam belajar yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih
tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
2. Sangat lambat dalam belajar yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang
kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau
pengajaran khusus
3. Kurang motivasi dalam belajar yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat
dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
4. Bersikap dan berkebiasan buruk dalam belajar yaitu kondisi siswa yang kegiatan
atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya,
seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau
bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.

Menurut Modul Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, beberapa ciri-
ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara
lain :

1. Menunjukan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinya
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin
ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang
dicapainya selalu rendah
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal dari
teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang
tersedia
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
menentang,berpura-pura, dusta dan sebagainya.

8
5. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menganggu dalam atau di luar
kelas, tidak

9
mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri,
tersisihkan, tidak mau bekerja sama dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi
tertentu misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya
perasaan sedih atau menyesal, dsb

D. Upaya Pengentasan Masalah dalam Pembelajaran

Indonesia mengenal sistem pendidikan dalam tiga jalur yaitu pendidikan formal,

nonformal, dan informal. Masyarakat lebih sering mengenal jalur pendidikan formal
sebagai pendidikan persekolahan. Didalam pendidikan formal terdiri dari tiga jenjang
yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenjang
pendidikan formal yang pertama adalah sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah
(MI).

Sikap guru dalam proses mendidik siswa memiliki pengaruh terhadap


perkembangan jiwa peserta didik, sehingga guru harus mampu memiliki sikap yang
tepat yang sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya menegaskan bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Guru berharap supaya yang siswa
yang diajarnya berhasil dalam belajarnya, sehingga mereka memperoleh hasil belajar
yang memuaskan. Namun, pada kenyataannya terdapat juga dari siswa yang mendapat
nilai tinggi dan renda. Sehingga siswa tidak mencapai hasil yang memuaskan. Sehingga
pada kenyataan ini menunjukkan bahwa masih banyak guru menghadapi sejumlah
peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar.

Peran guru sangatlah penting dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami
siswa. Menurut Usman peran guru merupakan terciptanya serangkaian tingkah laku

10
yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubunga
dengan

11
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa menjadi tujuannya. Guru
harus memberikan penanganan khusus dan perhatian yang lebih kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar dibandingkan siswa yang tidak mengalami kesulitan
dalam belajar.

Seorang tenaga pengajar mutlak memperkaya kompetensinya dengan


pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif terhadap berbagai jenis kesulitan
belajar yang mungkin ada di lapangan. Usaha guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa antara lain :

a. Identifikasi
Identifikasi adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemuka siswa yang
mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan
melakukan kegiatan berikut:
1. Data dokumen hasil belajar
2. Menganalisis absensi siswa di dalam kelas
3. Mengadakan wawancara dengan siswa
4. Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar.
5. Tes untuk mengetahui data tentang kesulitan belajar atau masalah yang
dihadapi.

b. Diagnosis

Diagnosis adalah penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa
yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa.
Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-
rata nilai seluruh individu.
2. Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut
3. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal yang diperoleh.

12
c. Prognosis

Prognosis adalah merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program yang
diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Prognosis
dapat berupa:

1. Bentuk treatmen yang akan dilakukan


2. Bahan atau materi yang diperlukan
3. Metode yang akan digunakan
4. Alat bantu belajar mengajar yang di perlukan
5. Waktu kegiatan pelaksanaan

d. Memberikan bantuan atau Terapi

Terapi yang dimaksud disini adalah memberikan bantuan kepada anak yang
mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang disusun pada tahap
prognosis. Bentuk terapi yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut:

1. Bimbingan belajar kelompok


2. Bimbingan belajar individual
3. Pengajaran remedial
4. Pemberian bimbingan pribadi
5. Alih tangan aktor eksternal yang berasal dari luar peserta didik.
Jenis kesulitan belajar diantaranya disleksia yaitu kesulitan membaca, disgrafia,
kesulitan menulis dan diskalkulasi kesulitan berhitung. Anak yang mengalami
kesulitan belajar perlu mendapat bimbingan dan penanganan khusus. Mereka
bukanlah tidak bisa belajar, hanya membutuhkan perhatian lebih serta bimbingan
untuk mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami. Oleh sebab, maka dibutuhkan
seorang guru yang memiliki kreatifitas serta ilmu pengetahuan di dalam
melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pengajar, pembimbing, pelatih dan
sebagainya.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan
berbagai kemampuan lainnya.

Disamping banyaknya murid yang berprestasi belajar di sekolah, sering


pula dijumpai adanya murid yang gagal. Seperti nilai atau angka rapor banyak
rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. Secara umum,
murid-murid yang mengalami hal seperti itu dapat dipandang sebagai murid
yang mengalami masalah belajar.

Sikap guru dalam proses mendidik siswa memiliki pengaruh terhadap


perkembangan jiwa peserta didik, sehingga guru harus mampu memiliki sikap
yang tepat yang sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya menegaskan bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Namun,
pada kenyataannya terdapat juga dari siswa yang mendapat nilai tinggi dan
renda. Sehingga siswa tidak mencapai hasil yang memuaskan. Sehingga pada
kenyataan ini menunjukkan bahwa masih banyak guru menghadapi sejumlah
peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar.

B. Saran
Dengan diketahui apa saja masalah - masalah belajar, maka nantinya
diharapkan pembaca yang nantinya menjadi calon pendidik dapat lebih
mengamati peserta didik yang mengalami masalah dalam belajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 4 Pilar


Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Yogyakarta: CV. KAAFFAH LEARNING
CENTER.

Lukman, H. S. (2021). Analisis masalah belajar mahasiswa pada materi integral


ditinjau dari perspektif disposisi matematis. Jurnal Analisa, 7(2), 185-194

Parwata, K. Y. L., Sudiatmika, A. A. I. A. R., & Devi, N. L. P. L. (2019). Pengaruh


Teman Sebaya, Orang Tua, dan Guru terhadap Masalah Belajar Anak Superior. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 1(1), 1-11.

Said, M. M. (2020). Implementasi Pendekatan Remedial untuk Pengentasan Masalah


Belajar. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 3(1), 24-48.

Suyati, E. S., & Rozikin, A. Z. (2021). Belajar dan pembelajaran

Gasong, D. (2018). Belajar dan pembelajaran. Deepublish.

Suardi, M. (2018). Belajar & pembelajaran. Deepublish

15

Anda mungkin juga menyukai