Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN


TENTANG
KONSEP DASAR BELAJAR DALAM PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Ali Usman : 1914040008
Gusti Rahmi : 1914040022
Elsaskianila Putri : 1914040037

Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Hallen A., M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN IMAM BONJOL PADANG
T.A 1442 H/2021 M
2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah Psikologi Pendidikan tentang Konsep Dasar
Belajar Dalam Pendidikan. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Psikologi Pendidikan Ibu
Dra. Hj. Hallen. A, M.Pd yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 9 Maret 2021

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................4

C. Tujuan Pembahasan............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5

A. Arti Penting Belajar............................................................................5

B. Definisi Belajar...................................................................................6

C. Belajar Dalam Perspektif Islam..........................................................10

BAB III PENUTUP .............................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................15

B. Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..16
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan kunci yang paling vital dari setiap usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Karena begitu
pentingnya arti belajar maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen
psikologi belajar pun diarahkan pada pencapaian pemahaman yang lebih luas dan
mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
Konsep dasar belajar merupakan perubahan perilaku manusia manusia.
Perubahan dan Kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang
terkandung dalam belajar. Disebabkan karena kemampuan belajarlah manusia
dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainya.
Oleh karena itu pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala
aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik.
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang
bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik

B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti penting belajar
2. Apakah definisi belajar
3. Bagaimana belajar dalam perspektif Islam

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui arti penting belajar
2. Untuk mengetahui definisi belajar
3. Untuk mengetahui belajar dalam perspektif Islam
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Penting Belajar


Belajar adalah key trem (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesunguhnya tak pernah ada pendidikan.
Sebagai proses belajar selalu mendapatkan tempat yang luasdalam berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan; karena demikian
demikian pentingnya arti belajar, bagian tersebut merupakan riset dan
eksperimen psikologi dalam memahami proses perubahan manusia1
Belajar sangat penting untuk pendidikan dengan kita belajar maka
pengetahuan atau ilmu kita akan menambah. Pendidikan sangat penting untuk
kesuksesan agar kita bisa maju dan meraih apa yang kita inginkan nanti dimasa
depan.Belajar memiliki kekuatan untuk mengubah kita menjadi sukses.
Pendidikan dan belajar satu paket dimana saling berkaitan untuk menjadikan kita
lebih baik dan membuat kita berguna dimasa depan dengan ilmu yang kita dapat
sewaktu kita di sekolah atau di kampus dengan belajar melalui guru ataupun
dosen yang menjelaskan materi pembelajaran.
Kita juga harus bisa menganggap bahwa belajar itu merupakan suatu
kebutuhan yang benar-benar harus dipenuhi. Atau bisa juga belajar itu
diibaratkan seperti makan apabila kita tidak makan maka kita akan lapar. Begitu
juga dengan belajar, apabila kita tidak belajar maka kita juga akan lapar akan
ilmu-ilmu yang ingin kita ketahui. Pendidikan yang kita ketahui sekarang ini
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
1
Muhibin Syah . Psikologi Belajar (Jakarta : PT Raja grafindo persada , 1999) h. 59
6

Tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang berwatak; mendidik


anak-anak agar dapat berpikir secara rasional, bekerja beraturan dan sungguh-
sungguh menanamkan rasa persatuan membentuk manusia yang bebas dan
merdeka serta percaya diri dan bertanggung jawab; membentuk pribadi yang
aktif mengabdi dan membangun masyarakat; mengembangkan manusia
seutuhnya, yakni yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur serta memiliki pengetahuan yang mumpuni. Persamaan antara
pendidikan, pembelajaran dan pengajaran. Semuanya akan dapat mencapai
tujuan jika pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya
pendidikan tidak akan mencapi tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan
pengajaran yang tidak tepat.

B. Definisi Belajar
Pengertian belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari
berbagai materi yang telah dipelajari.
Arti belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu
Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang
dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum
dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan karena adanya
pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas
berlatih.
Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti
7

peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan


berbagai kemampuan lainnya.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung
pada proses belajar yang dialami seseorang baik ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah2
Pengertian belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 27) adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,
yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan.
Aunurrahman (2016: 35) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam
interaksi dengan lingkungannya.

Bagi Hilgard dalam Wina Sanjaya (2005: 89) belajar itu adalah proses
perubaan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Pengertian belajar
menurut Pujiriyanto (2012: 4) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya
interaksi seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja. Interaksi ini membentuk pengalaman belajar yang
juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan.
menurut Syaiful dan Aswan (1997: 11) belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah

2
Muhibin syah. Psikologi Belajar. (Jakarta : PT Raja gratindo persada; 1999) P. 63
8

perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan


maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan
belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalamn belajar, mengolah kegiatan
belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam
cakupan tanggung jawab guru
Jadi, hakikat belajar adalah perubahan. Belajar adalah segenap rangkaian
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan
mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau
kemahiran berdasarkan alat indra dan pengalamannya. Oleh sebab itu, apabila
setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam
arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak
bertambah, maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna (Maswan
dan Khoirul Muslimin, 2011: 218).
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara sesorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa sesorang itu telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan,
atau sikapnya (Azhar Arsyad, 2011: 1).

Definisi Bebelajar menurut para ahli yaitu:


a. Howard C. kingsley
Pengertian belajar menurut howard C. kingsley adalah proses dimana tingkah
laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan 3.
Sedangkan menurut Drs. Slamet belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

3
Abu Ahmadi dan Widodo supriono. Psikologi Belajar (Solo : PT Renika cita; 2003) P. 127
9

baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan4.

b. Chaplin
menurut Ilmuwan yang bernama Chaplin (1972) dalam bukunya dictionary of
psycology membatasi belajar dalam 2 rumusan:
Rumusan I : Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relative menetap sebagai akibat dalam pengalaman.
RumusanII : Belajar adalah proses memperoleh respon sebagai akibat
adanya latihan khusus.
c. M. Sobry Sutikno
Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar
(disengaja) dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.

d. Thursan Hakim
Menurut Thursan Hakim, definisi belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya fikir, dan
kemampuan lainnya.
e. Menurut Skinner
Menurut Skinner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.
f. C. T. Morgan
4
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar ( Banjarmasin : PT Renika cipta ;2000)
10

Menurut C. T. Morgan, pengertian belajar adalah suatu perubahan yang relatif


dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman
yang telah lalu.
g. Hilgard & Bower
Menurut Hilgard & Bower, pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku
seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.

Simpulan dari pengertian belajar menurut beberapa para ahli diatas adalah
rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar didalam diri
sesorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran.
Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar.
Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah tentu ada
yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada
yang belajar. Kalau sudah terjadi suatu proses/ saling berinteraksi, antara yang
mengajar dengan yang belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik,
sebab secara sengaja suasana atau tidak sengaja, masing-masing pihak berada
dalam suasana belajar (Sardiman 1986: 21).

C. Belajar Dalam Perspektif Islam


Belajar dalam Islam bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dan
perkembangan rasional saja, tetapi harus meliputi seluruh kebutuhan jasmani dan
rohani secara seimbang, tidak melihat unsure-unsur psikologinya secara
dikotomis. Konsep inilah yang sebenarnya melahirkan fikir dan dzikir menjadi
satu arah, dan menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan martabat
manusia, baik sebagai individu, sosial ataupun makhluk spiritual. Sehingga
tujuan belajar untuk menempatkan manusia pada posisinya yang paling mulia
dapat tercapai. Manusia sejak lahir memiliki fitrah (potensi-potensi) yang harus
11

senantiasa dikembangkan. Belajar merupakan media utama untuk


mengembangkannya.
Islam telah menjelaskan secara rinci dan operasional mengenai proses
belajar, (pemahamandan pengetahuan) Proses kerja sistem memori (akal) dan
proses penguasaan pengetahuan dan keterampilan Al-qur’an hanya memberikan
indikasi-indikasi yang sekiranya bisa menjelaskan tentang ketiga proses tersebut.
Islam memberikan penekanan pada signifikansi fungsi kognitif (aspek
akliah) dan sensori (inderaindera) sebagai alat penting untuk belajar dengan
sangat jelas.Ada beberapa kata kunci yang termaktub dalam al-Qur’an yaitu:
ya’qiluun, Yatafakkaruun, yubsiruun, dan yasma’uun.5
Dalam beberapa ayat al-Qur’an mewajibkan orang untuk belajar agar
memperoleh ilmu pengetahuan sebagaimana firmanAllah Swt:

ِ ‫ر أُولُو اأْل َ ْلبَا‬Uُ ‫…قُلْ هَلْ يَ ْست َِوي الَّ ِذينَ يَ ْعلَ ُمونَ َوالَّ ِذينَ اَل يَ ْعلَ ُمونَ ۗ إِنَّ َما يَتَ َذ َّك‬
‫ب‬

Artinya:
…Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran. ( QS. Az-Zumar : 9)6

‫ص َر َو ْالفُؤَا َد ُكلُّ أُو ٰلَئِكَ َكانَ َع ْنهُ َم ْسئُواًل‬


َ َ‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم ۚ إِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ َ ‫َواَل تَ ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)7

5
Muhibbin Syah (2006) “Psikologi Belajar”, Logos, Jakarta, h. 56
6
QS. Az-Zumar : 9
7
QS. Al-Isra’ : 36
12

Proses belajar tentunya dilaksanakan melalui proses kognitif (tahapan-


tahapan yang bersifat akliyah). Dalam hal ini sistem memori sensori (indera-
indera), baik jangka panjang maupun jangka pendek sangat berperan aktif dalam
menentukan keberhasilan maupun kegagalan sesorang dalam meraih
pengetahuan.
Agar manusia tidak kosong akalnya maupun jiwa raganya, maka perlu
adanya pengisian melalui belajar. Manusia lahir dalam keadaan kosong, maka
Allah Swt memberikan bekal potensi yang bersifat jasmaniah untuk belajar
dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan
manusia. Potensi-potensi tersebut dalam organ fisiopsikis manusia berfungsi
sebagai alat penting untuk melakukan kegiatan belajar yang berupa, indera
penglihatan fungsinya untuk menerima informasi visual, indera pendengaran,
fungsinya untuk menerima informasi verbal, akal potensi kejiwaan manusia,
yang merupakan sistem psikis yang komplek untuk menyerap, mengelola,
memyimpan, dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan
(ranah kognitif) 8
Ketiga alat-alat yang bersifat fisio-psikis tersebut di atas dalam segala
bentuk aktivitas “belajar” saling berhubungan dan saling mendukung secara
fungsional. Dalam hal iniAllah telah berfirman:

‫ار َواأْل َ ْفئِ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم‬ َ ‫م اَل تَ ْعلَ ُمونَ َش ْيئًا َو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َواأْل َب‬Uْ ‫ون أُ َّمهَاتِ ُك‬
Uَ ‫ْص‬ ِ ُ‫َوهَّللا ُ أَ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن بُط‬
َ‫تَ ْش ُكرُون‬

Artinya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.

8
Muhibbin Syah (2006) “Psikologi Belajar”, Logos, Jakarta, h. 56
13

Daya nalar yang tercantum dalam ayat tersebut di atas sangat penting,
karena dengan daya nalar yang tinggi manusia mampu mengelola segala potensi
yang ada dalam dirinya untuk mewujudkan insan kamil. Begitu juga dengan
proses belajar yang merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan dan
memfungsikan aspek-aspek fisio-psikis dalam ajaran Islam yang telah ada sejak
diciptakannya Nabi Adam sebagai manusia di bumi

Salah satu hal yang paling urgen dalam proses belajar adalah kemampuan
individu untuk memproduksi hasil belajarnya. 9Sebenarnya proses belajar yang
dilakukan Nabi Adam pada mulanya telah sampai pada sebuah tahap pra
eksplorasi fenomena alam, yaitu dengan pengetahuan mengenal sifat,
karakteristik, dan pengetahuan alam. Adam telah membuktikan dengan
kemampuannya, yaitu dengan menerangkan, dan menyebutkan nama-nama yang
diajarkan Allah melalui malaikat.

Kemampuan bahasa yang dimiliki manusia rupanya sangat membantu


untuk mempercepat pembentukan berbagai konsepsi dalam rangka membantu
proses berfikir dan dalam mempelajari serta menelaah berbagai informasi baru.
Dengan kemampuan berfikir manusia pada akhirnya mampu menganalisa,
mengkomposisikan, membandingkan, menemukan, dan merumuskan. Maka
dengan demikian sangatlah wajar jika ayat pertama yang diturunkan Allah kata
“Iqra”...10Yang artinya membaca. Ayat tersebut mengisyaratkan pula akan
karunia yang diberikanAllah kepada manusia dengan diciptakannya kemampuan
untuk mempelajari bahasa, bacaan, tulisan, dan pengetahuan.
Ada beberapa perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar yangmeliputi
domain-domain sebagai berikut:
a. kognitif yangmeliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan,
pengetahuan, dan pengembangan keterampilan.
9
Ramayulis. (2003) “Ilmu Pendidikan Islam” Kalam Mulia. Jakarta., h. 118
10
Q.S. al-‘Alaq ayat 1-5
14

b. Afektif yang meliputi perubahanperubahan dari segi sikap mental dan


kesadaran.
c. Psikomotorik yang meliputi perubahan-perubahan dalam segi-segi tindakan
motorik.11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

11
Ramayulis. (2003) “Ilmu Pendidikan Islam” Kalam Mulia. Jakarta., h. 118
15

melibatkan proses kognitif. Perubahan dan tingkah laku menjadi dua mainstream
utama di mana seseorang dapat dikatakan telah mengalami proses pembelajaran.
Sebagai negara yang akan maju dengan pendidikan ini maka belajar
mempunyai arti penting dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air, seperti
dalam cita-cita bangsa nomor dua yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Maka
jelaslah bahwa suatu keberhasilan individu, kelompok bahkan negara dapat
terwujud dengan suatu ajaran pendidikan yang dinamakan dengan belajar.

B. Saran
1. Kepada pemerintah hendaknya memberikan dukungan penuh terhadap proses
belajar mengajar dengan menyediakan sarana dan prasarana yang layak yang
dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan proses belajar.
2. Kepada para guru hendaknya memperhatikan anak didiknya sejak dini,
sehingga ketika anak tersebut mengalami masalah dalam belajar akan segera
dapat melakukan tindakan secepatnya untuk mengatasi masalah belajar anak
tersebut sehingga tidak berlanjut. Dan hendaknya seorang guru bisa kreatif
menciptakan kegiatan belajar yang efektif, efisien tidak monoton sehingga
dapat menumbuhkan semangat dan kreativitas anak.
3. Kepada para orang tua hendaknya memberikan perhatian, dukungan dan
motivasi-motivasi yang sebaik-baiknya yang dapat menumbuhkan semangat
anak dalam kegiatan belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo supriono. 2003. Psikologi Belajar . Solo : PT Renika cita
Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah.
Muhibin Syah. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja grafindo persada
Ramayulis. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia.:Jakarta
16

Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Psikologi Belajar . Banjarmasin : PT Renika cipta

Anda mungkin juga menyukai