Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

JUDUL MATERI:BAB 3 BELAJAR


DOSEN PENGAMPU: Dr. Halimatussakdiah, S.Pd., M.Hum.

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 3
1. Aulia Rizka Ananda (2233142003)
2. M Dolly Jr Nainggolan(2233142002)
3. Syahri Ramandha Marpaung(2232142003)
4. Rizky Thimoty P. Sitanggang (2233142005)
5. Rizqi Darmawan Hura (2233142008)
6. Ferry Audison Halomoan Ritonga (2233142009)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PRODI PENDIDIKAN MUSIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah yang kami kerjakan dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Dr.
Halimatussakdiah, S.Pd., M.Hum. selaku dosen mata kuliah psikologi
pendidikan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang apa sebernarnya belajar itu dalam psikologi Pendidikan
yang kita ketahui
Kami dari kelompok 3 ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan
dengan topik yang diberikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidak sempurnaan yang bapak temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari bapak apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.
DAFTAR ISI

Halaman judul………………………………………………………………….
Kata Pengantar………………………………………………………………....
Daftar Isi……………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….......
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………......
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………......
2.1 Pengertian belajar menurut beberapa ahli……………………………
2.2 Pentingnya perkembangan kognitif dalam proses belajar…………...
2.3 Jenis-jenis proses belajar…………………………………………….
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………
3.1Kesimpulan……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik itu dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai
materi yang telah dipelajari.
Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang
dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum
dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena adanya
pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas
berlatih.
Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku dan diri seperti
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan
berbagai kemampuan lainnya.
Proses belajar yang berlangsung secara internal. Proses ini di ibaratkan
seperti menyeberangi jurang dari tebing yang satu ke tebing yang lain.
Seseorang memerlukan jembatan untuk menyeberanginya. Seseorang yang
belajar berarti sedang membangun jembatan. Selama proses tersebut
berlangsung mungkin akan mendapat berbagai persoalan yang dapat
menghambat pekerjaan tersebut.
Namun dengan usaha dan tekad yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan,
pada akhirnya jembatan dapat diselesaikan. Demikian juga dengan belajar.
Diawali dengan membangun jembatan antara konsep yang satu dengan konsep
lainnya. Pada awalnya belajar terasa berat dan sukar, akan tetapi seiring dengan
seringnya pelajaran diulangi maka pelajaran semakin dikuasai. Ibaratnya
jembatan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lain sudah
tersambung.
1.2 Rumusan Masalah
1.Untuk mengetahui apa sebenarnya belajar itu,apa sebenarnya
pengertian belajar itu sendiri
2.Apa saja yang dapat di peroleh dengan kita belajar
3.Apa hubungan kognitif dengan belajar
4.Apa saja jenis jenis proses belajar yang manusia pakai

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa sebenarnya
definisi atau pengertian dari belajar itu,apa hubungannya antara perkembangan
kognitif anak dengan belajar dan apa saja proses-proses belajar yang di terapkan
setiap individu untuk mempelajari suatu hal-hal yang ingin mereka ketahui.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli

1. M. Sobry Sutikno
Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar
(disengaja) dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.

2.Thursan Hakim
Menurut Thursan Hakim, definisi belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya fikir, dan kemampuan lainnya.

3. Skinner
Menurut Skinner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.

4. CT. Morgan
Menurut C. T. Morgan, pengertian belajar adalah suatu perubahan yang
relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari
pengalaman yang telah lalu.

5. Hilgard & Bower


Menurut Hilgard & Bower, pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku
seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.
Tujuan utama kegiatan belajar adalah untuk memeroleh dan meningkatkan
tingkah laku manusia dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap positif
dan berbagai kemampuan lainnya.

6. W.S. Winkel
Dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pengajaran”. Menurutnya,
pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai- nilai sikap. Perubahan
itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

7. S. Nasution MA
Mendefinisikan belajar sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan
latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan,
melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat,
penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi
individu yang belajar.

8. Mahfud Shalahuddin
Dalam buku: Pengantar Psikologi Pendidikan, mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau lebih
khusus melalui prosedur latihan. Perubahan itu sendiri berangsur-angsur dimulai
dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya
dan dipergunakannya sampai pada suatu saat dievaluasi oleh yang menjalani
proses belajar itu.

9. Supartinah Pakasi
Dalam buku “Anak dan Perkembangannya” mengatakan pendapatnya antara
lain:
1) Belajar merupakan suatu komunikasi antar anak dan lingkungannya;
2) Belajar berarti mengalami;
3) Belajar berarti berbuat;
4) Belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuan;
5) Belajar memerlukan motivasi;
6) Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak;
7) Belajar adalah berpikir dan menggunakan daya pikir, dan
8) Belajar bersifat integratit.

2.2 Pentingnya Perkembangan Kognitif Dalam Proses Belajar


Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk
berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto bahwa kognitif adalah
suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses
kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai
seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide
belajar.
Perkembangan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak
dalam belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan
dengan masalah berpikir. Menurut Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin
perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana
kegiatan berpikir itu bekerja.
Dalam kehidupannya, mungkin saja anak dihadapkan pada
persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu
persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum
anak mampu menyelesaikan persoalan anak perlu memiliki kemampuan untuk
mencari cara penyelesaiannya.
Tokoh yang paling popular dalam membahas perkembangan kognitif adalah
Piaget.Perkembangan kognitif di dalam teori kognitif Piaget mencakup
proses-proses yaitu skema, assimilasi, akomodasi, organisasi dan equiblibrasi.
Piaget mengatakan bahwa untuk memahami dunianya secara kognitif
individu akan mengelompokkan perilaku yang terpisah ke dalam sistem kognitif
yang lebih tertib dan lancar, pengelompokan atau penataan perilaku ke dalam
kategori-kategori. Proses mental ini disebut dengan organisasi.
Penggunaan organisasi akan dapat meningkatkan kemampuan memori
jangka panjang. Mekanisme bagaimana individu bergerak dari satu tahap
pemikiran ke tahap pemikiran selanjutnya disebut equilibrium. Pergeseran ini
terjadi pada saat individu mengalami kognitif disequilibrium dalam usahanya
untuk memahami dunianya. Pada akhirnya, individu memecahkan konflik dan
mendapatkan keseimbangan pemikiran.
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan
bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan
kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, anak juga
harus mengembangkan atau membangun mental.4 tahapan perkembangan
kognitif menurut Piaget.
1.Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 bulan)
Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap dalam teori Piaget
mengenai perkembangan kognitif anak Piaget. Selama periode ini, bayi
mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman
sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai,
menyentuh).
Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa
ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya
sendiri.Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu
bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak
secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan
itu hilang begitu saja.
2.Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)
Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun.
Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum
menggunakan operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika
atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.
Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia
melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa
menggunakan pemikiran logis.Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa
merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat
dalam permainan simbolik.
3.Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)
Perkembangan kognitif anak di tahap ini berlangsung sekitar usia 7 hingga
11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan
rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam
perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis.

Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau
pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.Anak mulai
menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi).
Meskipun anak bisa memecahkan masalah dengan cara logis, mereka belum
bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.
4.Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Perkembangan kognitif anak menurut tahap terakhir menurut Piaget dimulai
sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa.Saat remaja memasuki
tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak
dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi
konkret.Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif,
menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan
tertentu.

2.3 Jenis-jenis Proses Belajar

1. Belajar rasional, yaitu proses belajar menggunakan kemampul Yan berpikir


sesuai dengan akal sehat (logis dan rasional) untuk memecahkan masalah.

2. Belajar abstrak, yaitu proses belajar menggunakan berbagai cara berpilor


abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.

3. Belajar keterampilan, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan gerak


motorik dengan otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan jasmaniah
tertentu.
4. Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami berbagai masalah dan cara
penyelesaian masalah tersebut. Misalnya masalah keluarga, persahabatan,
organisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat.

5. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau perbaikan kebiasaan ke


arah yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan kebiasaan yang lebih
positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual).

6. Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis, teratur, dan


teliti atau menggunakan berbagai metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu
masalah.

7. Belajar apresiasi, yaitu belajar kemampuan dalam mempertimbangkan arti


atau nilai suatu objek sehingga individu dapat menghargai berbagai objek
tertentu.

8. Belajar pengetahuan, yaitu proses belajar berbagai pengetahuan baru secara


terencana untuk menguasai materi pelajaran melalui kegiatan eksperimen dan
Investigasi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belajar merupakan cara kita untuk mendapatkan hal hal baru yang belum
pernah kita ketahui,yang bisa saja merubah pola fikir dan tindakan kita saat
ingin melakukan sesuatu,terlepas dari semua yang kita pelajari,belajar itu adalah
sesuatu yang harus di mulai dari saat kita masih di umur balita,seperti yang di
jelaskan pada teori Piaget bahwa perkembangan kognitif itu di mulai dari umur
18 bulan yang dimana disitulah kita mulai belajar hal hal yang tidak pernah kita
lakukan sebelumnya.
Yang perlu bimbingan dan arahan dari orang orang yang ada di sekitar kita
yang telah mempunyai pengalaman seperti itu dulunya seperti
ayah,ibu,abang,ataupun kakak kita.Dan yang perlu kita ketahui bahwa belajar
itu tidak harus melulu tentang pelajaran yang mungkin terasa
menyusahkan,banyak hal yang bisa membuat kita belajar akan suatu hal dengan
cara yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Milfayetty,dkk buku psikologi Pendidikan 2024, Dimyati dan Mudjono,


Belajar dan Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.
https://.uny.ac.id/9813/2/BAB2%20-%2008111241026.pdf, Anita Woolfolk,
2004. Educational Psychology. Boston: Pearson Educational Jhon W.Santrock,
2007. Psikologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Kencan Sri Esti Wuryani
Djiwandono. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Bowlby J. (1998).
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996.

Anda mungkin juga menyukai