Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ Materi Belajar ”

Disusun Kelompok 8:

Rahma Putri Rismadani (2021143523)

Annisa Oktaria (2021143528)

Melati Indah Lestari (2021143539)

Dosen Pengampu : Ramtia Darma Putri,M.Pd.,Kons.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

I
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW. Kami panjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat-Nya, yang atas berkat rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Belajar ”, guna memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi SD”.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada ibu Ramtia Darma Putri,M.Pd.,Kons. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan kami.

Palembang, Oktober 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 1

1.3 TUJUAN................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

2.1 PENGERTIAN BELAJAR.................................................................................. 2

2.2 CIRI KHAS PRILAKU BELAJAR.................................................................... 4

2.3 PERWUJUDAN PRILAKU BELAJAR............................................................. 5

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR........................................... 8

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................... 11

3.2 SARAN.................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era
sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar. Lebih–lebih
setelah dicanangkannya wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar itu?
Rasanya masing–masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sejak
manusia ada, sebenarnya ia telah melaksanakan aktivitas belajar. Oleh karena
itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa akitivitas belajar itu telah
ada sejak adanya manusia. belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan
ada ahli yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh
karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya
terdapat potensi untuk diajar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Belajar?
2. Apa saja ciri khas Prilaku Belajar?
3. Bagaimana Perwujudan Prilaku Belajar?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi Belajar?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian belajar
2. Menjelaskan ciri khas prilaku belajar
3. Memahami perwujudan prilaku belajar
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi belajar

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN BELAJAR


Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai
suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai
hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi mempunyai
pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam pandangan psikologis,
menurut Ali Imron (1996:2 – 14), ada 4 pandangan mengenai belajar, yaitu :

1. Pandangan Psikologi Behavioristik.

Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu kontrol instrumental


yang berasal dari lingkungan. Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai
belajar ini antara lain : Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner. Teori kondisioning
ini lebih lanjut dikembangkan oleh Watson. Setelah mengadakan eksperimentasi,
Watson menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri
seseorang dapat dilakukan melalui latihan/membiasakan mereaksi atas stimulus –
stimulus yang dialami.
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba– coba
(trialanderror). Mencoba – coba ini dilakukan, manakala seseorang tidak tahu
bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu. Dalam mencoba – coba ini
seseorang mungkin akan menemukan respons yang tepat berkaitan dengan
persoalan yang dihadapinya.
2. Pandangan Psikologi Kognitif
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha untuk mengerti tentang
sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif
oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari
informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan,
mengabaikan dan respon – respon lainnya guna mencapai tujuan.
3. Pandangan Psikologi Humanistik

2
Pandangan psikologi humanistik merupakan antitesis dari pandangan
psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi humanistik, belajar
dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar – besarnya kepada
individu. Salah seorang tokoh psikologi humanisticCarlRogers, yang juga seorang
ahli psikoterapi. Ia mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya
tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Siswa juga diharapkan dapat
membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani
bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang ia ambil atau pilih.
4. Pandangan Psikologi Gestalt
Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan Wertheimer. Menurut
pandangan psikologi Gestalt, belajar terdiri atas hubungan stimulus respon yang
sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses berpikir. Dalam belajar
ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus dipelajari.
Adapula beberapa pengertian belajar menurut para ahli yang tidak tergolongkan
dalam psikologi di atas, diantaranya:

Adapula beberapa pengertian belajar menurut para ahli yang tidak tergolongkan
dalam psikologi di atas, diantaranya:

 Howard L Kingsly yang dikutip oleh Wasty Sumanto (1998:104)


menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti
luas ditumbuhkan atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan.
Dengan demikian belajar memang erat hubungannya dengan perubahan
tingkah laku seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku
seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku seseorang
menandakan telah terjadi belajar dalam diri orang tersebut.
 Slamento (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
 Lisnawaty Simanjuntak (1998: 38) juga memiliki pendapat bahwa belajar
adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tigkah laku yang

3
terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak termasuk
perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan kerasukan pada
susunan syaraf atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu
sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar. Dalam
proses belajar mengajar perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kemauan
dan minat siswa turut menentukan keberhasilan belajarnya. Perbedaan
kemampuan siswa mengakibatkan perbedaan waktu untuk menguasai
materi pembelajaran.

2.2 CIRI KHAS PRILAKU BELAJAR

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yangspesifik.


Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang
terpenting adalah:

1. Perubahan Intensional
Perubahan Intensional merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam
proses belajar berdasarkan pengalaman atau praktik yang dilakukan
dengansengaja dan disadari. Dengan perkataan lain,bukan perubahan
karenakebetulan. Karakteristik ini maknanya adalah bahwa siswa
meyadari akanadanya perubahan yan dialami atau sekurang-kurangnya ia
meresakanadanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan
pengetahuan,kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan, dan
seterusnya.
Di samping perilaku belajar itu menhendaki perubahan yang disadari,
juga diarahkan pada tercapainya tujuan perubahan tersebut.
Misalnyaapabila seorang siswa belajar bahasa inggris,sebelumnya ia
telahmenetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan dengan tujuan
pemakaiannya. Penetapan ini misalnya, apakah bahasa asing tersebut
akania gunakan untuk keperluan studi ke luar negeri ataukah untuk
sekedar bisamembaca teks-teks atau literatur berbahasa Inggris.
2. Perubahan Positif dan Aktif

4
Perubahan positif dan aktif merupakan perubahan yang terjadi karena
proses belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan bersifat positif
maknanya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga
bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan,
yakni diperolehnyasesuatu yang relatif baru (misalnya pemahaman dan
keterampilan baru)yang lebih baik dari apa yang telah ada sebelumnya.
Perubahan bersifat aktifartinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti
karena proses kematangan (misalnya,bayi yang bisa merangkak setelah
bisa duduk). Dengan perkataanlain perubahan tersebut karena usaha siswa
itu sendiri.
3. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan Efektif dan Fungsional merupakan perubahan yang
timbulkarena proses belajar bersifat efektif, yakni berdaya guna. Artinya,
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu
bagiorang atau individu yang belajar. Perubahan bersifat fungsional juga
bermakna bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan,
perubahan tersebut dapat direduksi dan dimanfaatkan serta
dapatdiharapkan memberi manfaat yang luas bagi siswa.
Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya
bersifatdinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif
lainnya.Misalnya, apabila seseorang belajar menulis, ia akan mampu
merangkaikankata dan kalimat dalam bentuk tulisan, dan ia juga akan
memperolehkecakapan lainnya seperti membuat catatan mengarang surat
dan lainnya.

2.3 PERWUJUDAN PERILAKU BELAJAR

Dalam hal memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar,para
ahli sependapat sekurang-kurangnya terdapat titik temu diantara merekamengenai
hal-hal yang principal. Dalam arti lain Hintzman berpendapat belajar adalah suatu

5
perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkandalam pengalaman yang
bisa mempengaruhi tingkah laku organisme itu.

1. Kebiasaan
Setiap individu (siswa) yang telah mengalami proses belajar,kebiasaan-
kebiasaannya akan tampak berubah. Burghardt dalam syah(1996)
menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses
penyusunankecederungan respons dengan menggunakan stimulasi yang
berulang-ulang.
Sebagai contoh: Siswa yang belajar bahasa berkali-kali menghindari
kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, akhirnya
akanterbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar. Jadi,
berbahasa dengan yang baik dan benar itulah perwujudan perilaku belajar
individu(siswa) tadi.
2. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat
sarafdan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah
sepertimenulis, mengetik, olahraga dan sebagainya. Meskipun sifatnya
motorik,tetapi keterampilan itu memerlukan koordinasigerak yang teliti
dankesadaran yang tinggi.
Menurut Rebber (1988), keterampilan adalah kemampuan melakukan
pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus
dansesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Misalnya, guru
yang bisa mendayagunakan siswa secara tepat, sehingga bisa terwujud
perilaku belajar yang efektif pada siswa, guru yang bersangkutan dianggap
terampil.Selain itu, siswa yang bisa mendayagunakan teman-temannya di
kelas,sehingga muncul aktifitas belajar bersama, siswa yang bersangkutan
bisadianggap terampil.
3. Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi
artirangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan
telinga.Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu mencapai

6
pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian.
Pengamatanyang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang
salah pula.
4. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Secara sederhana berfikir asosiatif adalah berfikir dengan
caramengasosiasikan sesuatu dengan lainya. Berfikir asosiatif itu
merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan
respons. Dalamhal ini perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk
melakukan hubunganasosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat
pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar.
5. Berpikir Rasional dan Kritis
Berfikir rasional dan kritis adalah perwujudan periaku belajar
terutamayang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa
yang berfikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana dan mengapa”.
Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika untuk
menentukansebab-akibat, menganalisis, menarik simpulan-simpulan, dan
bahkan jugamenciptakan hukum-hukum dan ramalan-ramalan.
6. Sikap
Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau
kecenderunganmental. Menurut Bruno (1987), sikap adalah
kecenderungan yang relatifmenetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada
prinsipnya sikap itu dapat kitaanggap suatu kecenderungan siswa untuk
bertindak dengan cara tertentu.
7. Inhibisi
Secara ringkas inhibisi adalah upaya pengurangan atau
pencegahantimbulnya suatu respons tertentu karena ada proses respons
lain yang sedang berlangsung (Reber, 1988). Dalam hal belajar, yang
dimaksud denganinhibisi adalah kesangupan siswa untuk mengurangi atau
menghentikantindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau melakukan

7
tindakan lainnyayag lebih baik ketika ia berinteraksi dengan
lingkungannya.
8. Apresiasi
Pada dasarnya, apresiasi berarti suastu pertimbangan
(judgment )mengenai arti penting atau nilai sesuatu (chaplin, 1982).
Dalam penerapannya, apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau
penilaianterhadap benda-benda baik yang abstrak maupun yang kongkrit
yangmemiliki nilai luhur, Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang
padaumumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti: seni sastra,
senimusik, seni lukis, drama, dan lain sebagainya.
9. Tingkah laku Afektif
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang
menyangkutkeanekaragaman perasaan seperti: takut, sedih, gembira,
kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperi ini
tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga
dapat dianggapsebagai perwujudan perilaku belajar. Seorang siswa,
misalnya, dapat dianggap sukses secara afektif dalam belajar agama
apabila ia telahmenyenangi dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran
agama yang ia pelajari, lalu ia menjadikannya sebagai penuntun hidup.

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Secara implisit, ada dua faktor


yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan
keadaan fungsi-fungsi fisiologis.
a. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatarbelakangi aktivitas
belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan berpengaruh lain dibanding
jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan
jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan,

8
kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani
lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.
b. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:
• Adanya keinginan untuk tahu
• Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
• Untuk memperbaiki kegagalan
• Untuk mendapatkan rasa aman.
2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
sekolah, dan masyarakat.
a . Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai
cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Ada beberapa tanggapan
mengenai faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari orang
tua, tipe seperti ini mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila
lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam
mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua
akan bertindak “ingngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan
tutwurihandayani”. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang
tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk
dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama
belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan
arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib
dalam belajar.
b. Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata
pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru
banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang

9
menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap
mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya
kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang
diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan,
kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.
c. Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat
bahkan sangat kuat semua terhadap pendidikan anak. Pengaruh
masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak
mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik.
Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang
terpenting adalah:

1. Perubahan Internasional

2 Perubahan Positif Dan Aktif

3. Perubahan Efektif Dan Fungsional

Perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-


perubahan kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya Ingat,
berpikir rasional dan kritis, sikap, apresiasi dan tingkah laku efektif.

3.2 SARAN

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i dan pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, kepada pembaca dapat memberi masukan dan
kritikan yang bersifat membangun agar kedepannya dapat menyempurnakan
makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2016. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.Bandung :


Remaja Rosdakarya.2.

https://id.scribd.com/document/407584423/Ciri-Perwujudan-Dan-Jenis-Belajar Di
akses pada tanggal 1 Oktober 2022

Suryabrata, Sumadi. 2012.Psikologi Pendidikan.Jakarta : Raja Grafindo.3.

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-belajar.html Di akses pada 1


Oktober 2022

Danim, Sudarwan. 2014.Psikologi Pendidikan.Bandung : Alfabeta.5.

http://sitizulaikah70.blogspot.com/2011/12/-ciri-prilaku belajar.html?m=1 Di
akses pada 1 Oktober 2022

12

Anda mungkin juga menyukai