Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

1. NABILA ANANDA PUTRI


2. RAODAH

DOSEN PENGAMPU: Ir. H. AMIN, M., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP YAPIS DOMPU)

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyesaikan makalah yang berjudul
“Teori Belajar dan Pembelajaran”

Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Teori Belajar dan
Pembelajaran” kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu kami sangat mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan makalah

Dompu, 17 Maret 2024

Penulis
Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
2.1 Pengertian Teori Belajar.................................................................2
2.2 Teori Belajar Behavioristik.............................................................3
2.3 Teori Belajar Kognitif.....................................................................5
2.4 Teori Belajar Kontruktivisme.........................................................6
2.4 Hakikat Pembelajaran.....................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang Pendidikan ialah faktor utama pembentuk karakter pribadi


manusia. Pendidikan merupakan suatu kegiatan umum yang menjamin kelangsungan
hidup untukmanusia. Pendidikan berlangsung di manapun dan kapanpun pada setiap
lapisan masyarakat. Secara tidak sengaja maupun sengaja pada kegiatan aktivitas
manusia sehariharitelah terjadi kegiatan Pendidikan. Contohnya setiap kejadian dalam
hidup manusia akan menghasilkan sebuah pengalaman hidup. Sebuah pengalaman hidup
akan dijadikansebuah pembelajaran untuk lebih baik di masa depan. Pengalaman hidup
sendiri pada dasarnya merupakan hasil belajar. Pada dasarnya, pendidikan adalah proses
membantumanusia dalam mengembangkan potensinya agar dapat menghadapi segala
perubahan di depannya. Aspek penting dalam Pendidikan adalah kegiatan belajar dan
pembelajaran.

Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat


dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mencapai potensinya melalui
kegiatan pembelajaran. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa belajar.
Belajar merupakan sebuah proses perubahan. Perubahan-perubahan tersebut membawa
ke arah yang positif yaitu kemajuan atau perbaikan. Sedangkan pembelajaran merupakan
upaya untuk mengarahkan kegiatan proses belajar sehingga mereka bisa memperoleh
tujuan dari belajar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Teori Belajar?


2. Bagaimana Teori Belajar Behavioristik?
3. Bagaimana Teori Belajar Kognitif?
4. Bagaimana Teori Belajar Kontruktivisme?
5. Bagaimana Hakikat Pembelajaran?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar

Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan


sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan
pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan ’spengetahuan
satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).

Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi Ketika belajar
berlangsung. Penjelasan tentangapa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori
belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar,
sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia)

Pengertian teori belajar merupakan suatu kegiatan seseorang untuk mengubah


perilaku mereka. Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan yang meliputi
kecakapan, keterampilan dan sikap, pengertian dan harga diri, watak, minat, penyesuaian
diri dan lain sebagainya. Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif, perubahan
psikomotor, dan perubahan afektif.

Prinsip-prinsip belajar pada hakekatnya berkaitan dengan potensi yang bersifat


manusiawi dan kelakuan. Belajar membutuhkan proses dan tahapan serta kematangan
mereka yang belajar. Belajar lebih baik dan efektif jika didorong oleh motivasi,
khususnya motivasi dari dalam diri karena akan berbeda dengan belajar karena terpaksa
atau memiliki rasa takut.

Di dalam banyak hal belajar adalah proses mencoba dengan kemungkinan untuk
keliru dan pembiasaan. Kemampuan belajar seseorang harus bisa diperhitungkan dalam
menentukan isi pelajaran. Belajar bisa dilakukan melalui tiga cara yaitu diajar secara
langsung, kontrol, penghayatan, kontak, pengalaman langsung dan dengan pengenalan
atau peniruan.

2
Belajar melalui praktik secara langsung akan lebih efektif daripada melakukan
hafalan. Pengalaman mempengaruhi kemampuan belajar seseorang. Bahan belajar yang
bermakna lebih mudah dan menarik untuk dipelajari dibandingkan bahan yang kurang
bermakna. Informasi mengenai kelakuan yang baik, pengetahuan, kesalahan serta
keberhasilan belajar akan banyak membantu kelancaran dan semangat belajar siswa.
Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas sehingga murid
yang belajar bisa melakukan dialog dengan dirinya sendiri.

2.2 Teori Belajar Behavioristik

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku


individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,
dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak
mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu
belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa
sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih
dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil
belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan.
Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional
atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

B. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Behavioristik

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1)


Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3)
Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control
in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984)

3
C. Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Pembelajaran

Penerapan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran agar tercapai


tujuan secara maksimal, ada dua hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, yaitu: (1)
Menganalisis kemampuan awal dan karakteristik anak; agar anak memiliki
sejumlah kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam standar
kompetensi dasar, maka perlu kiranya agar dianalisis kemampuan awal dan
karakteristiknya karena akan ada beberapa manfaat yang diperoleh guru jika
melaksanakan hal tersebut, antara lain: a) guru akan memperoleh gambaran yang
terperinci mengenai kemampuan awal seorang anak yang nantinya akan berfungsi
sebagai prasyarat bagi bahan baru yang akan disampaikan, b) guru akan
mendapatkan gambaran dan jenis pengalaman yang telah dimiliki anak, sehingga
dapat memberikan bahan yang lebih relevan dan mudah dipahami oleh anak, c)
guru dapat mengetahui sosio-kultural anak termasuk latar belakang keluarga,
ekonomi, dan lain-lain, d) guru dapat mengetahui kebutuhan anak, mengetahui
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui tingkat
penguasaan yang sebelumnya telah diperoleh anak. (2) Merencanakan materi
pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak; untuk dapat memberikan layanan
pembelajaran kepada semua kelompok siswa/anak, guru setidaknya menggunakan
dua pendekatan yaitu: a) Anak menyesuaikan diri terhadap materi yang akan
diberikan dengan cara guru memberikan tes dan pengelompokan (tes dilakukan
sebelum anak mengikuti pembelajaran), b) materi pembelajaran disesuaikan
dengan keadaan anak. Kemudian, atas dasar hasil analisis kemampuan awal siswa
melalui tes tersebut, guru dapat menganalisis tingkat persentase penguasaan
materi pembelajaran dengan membaginya menjadi dua yaitu sebagian anak yang
sudah paham dan sebagian anak yang belum paham terkait materi. Selanjutnya,
rencana strategis yang dapat dilakukan oleh guru terkait masalah tersebut yaitu
bagi anak yang sudah mengetahui materi, maka bisa dilakukan pembelajaran
dalam bentuk ko-kurikuler yaitu anak diminta menalaah dan membahas secara
kelompok dan mempersentasekan hasilnya sedangkan bagi anak yang belum
mengetahui materi, maka guru hendaknya menjelaskan sepenuhnya kepada anak
di dalam kelas.

4
2.3 Teori Belajar Kognitif

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif

Bahwa teori belajar kognitif menekankan pentingnya proses mental,


konstruksi pengetahuan, interaksi sosial, dan pembentukan representasi simbolik
dalam pembelajaran. Selain itu, teori ini menyoroti peran aktif individu dalam
memahami dan memproses informasi, serta pentingnya konteks sosial dalam
proses belajar.

B. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:

1. Pembelajaran aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.


2. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang
telah mereka ketahui.
3. Belajar membangun pemahaman daripada catatan.
4. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.

C. Penerapan Teori Belajar Kognitif Dalam Pembelajaran

Penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran di kelas melibatkan


fokus pada proses mental siswa dalam memahami, memproses, dan menggunakan
informasi. Berikut adalah beberapa cara penerapan teori belajar kognitif dalam
konteks pembelajaran di kelas:

1. Aktivitas Berbasis Masalah: Menggunakan aktivitas yang menantang


siswa untuk memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan yang
mereka miliki. Ini dapat melibatkan studi kasus, simulasi, atau proyek
yang memerlukan pemikiran kreatif dan analitis.
2. Diskusi Berbasis Konsep: Mengadakan diskusi yang mempromosikan
pemahaman konsep yang mendalam. Guru dapat memfasilitasi diskusi
yang mendorong siswa untuk bertukar ide, bertanya, dan menjelaskan
konsep-konsep yang mereka pelajari.

5
3. Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme: Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi,
refleksi, dan pembelajaran aktif. Guru dapat menyediakan sumber daya
dan bahan untuk memfasilitasi pembelajaran mandiri dan kolaboratif.
4. Penggunaan Metode Pengajaran Beragam: Menggunakan berbagai
metode pengajaran yang melibatkan berbagai indra dan jenis pemrosesan
informasi. Ini dapat mencakup demonstrasi, ceramah, diskusi kelompok,
aktivitas berbasis permainan, dan pembelajaran melalui teknologi.
5. Pemetaan Konsep: Membantu siswa membuat hubungan antara konsep-
konsep yang mereka pelajari. Guru dapat menggunakan diagram, peta
konsep, atau grafik untuk memvisualisasikan hubungan antara berbagai
konsep dalam mata pelajaran tertentu.
6. Penekanan pada Pemecahan Masalah: Mendorong siswa untuk
menggunakan strategi pemecahan masalah yang efektif. Guru dapat
memberikan situasi masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
atau konteks yang akrab bagi siswa dan memberikan dukungan saat siswa
memecahkan masalah.
7. Mengajar Strategi Metakognitif: Mengajarkan siswa untuk menyadari dan
mengontrol proses berpikir mereka sendiri. Ini melibatkan pengajaran
strategi seperti merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi pemahaman
mereka sendiri.
8. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Memberikan umpan balik
yang spesifik dan bermakna tentang kinerja siswa untuk membantu
mereka memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka. Umpan balik
harus berfokus pada proses belajar dan memberikan panduan tentang
langkah-langkah perbaikan.

2.4 Teori Belajar Kontruktivisme

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif

Teori ini percaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah,


Menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan

6
yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan
pengalaman realistic dan teori dalam satu pengetahuan utuh.

B. Prinsip-Prinsip Teori Kontruktivisme

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri


2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses
kontruksi berjalan lancar.

C. Penerapan Teori Belajar Kontruktivisme Dalam Pembelajaran

Teori belajar konstruktivisme adalah teori yang meyakini bahwa


pengetahuan dibentuk oleh diri sendiri melalui pengalaman yang sudah ada dan
dengan mengadaptasi informasi baru. Dalam konstruktivisme, pembelajaran
direpresentasikan sebagai proses konstruktif di mana pelajar membangun ilustrasi
pengetahuan internal, interpretasi pengalaman pribadi, dan membangun makna
dari pengalaman tersebut.. Pembelajaran berlandaskan pandangan konstruktivisme
harus memperhatikan empat hal, yaitu pengetahuan awal seseorang, belajar lewat
pengalaman, interaksi sosial, dan tingkat pemahaman.

Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran, siswa


harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang dipelajari.. Guru harus mampu membentuk suasana
belajar yang hangat, santun, dan penuh wibawa untuk mendorong peserta didik
untuk bisa memahami kontekstual yang telah diperolehnya dalam kehidupan
sehari-hari.

Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran dapat


dilakukan dengan cara mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar,
menghargai gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir,
menghasilkan hipotesis tentang informasi maupun kejadian yang sedang

7
dialaminya, memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
menjawab hipotesis mereka, terutama melalui diskusi kelompok dan pengalaman
nyata, serta menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi
interaktif. Dalam pembelajaran sains, teori belajar konstruktivisme dapat
diimplementasikan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata, kemudian
membantu siswa untuk menghasilkan abstraksi.

Keunggulan teori belajar konstruktivisme dibandingkan dengan teori


belajar lainnya adalah bahwa siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran
sementara guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.

2.5 Hakikat Pembelajaran

A. Definisi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa pembelajaran


merupakan proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

B. Pembelajaran Menurut Para Ahli

 Menurut Kimble dan Garmezy

Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap


dan merupakan hasil praktik yang diulang. Dimana subjek belajar harus
dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar disini adalah peserta didik.
Peserta didik dituntut untuk mencari, menemukan, menganalisis,
merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah.

 Menurut Anita E. Woolfolk

Pembelajaran merupakan suatu proses dimana pengalaman


menyebabkan perubahan dalam pengetahuan dan tingkah laku yang kekal.

8
 Menurut Morgan dan King

Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang agak kekal sebagai


akibat pengalaman yang diperoleh seseorang atau akibat dari latihan yang
dijalaninya.

 Menurut E.R. Hilgard R.C.Atkinson dan R.L. Atkinson

Pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku yang kekal dari hasil


suatu pengalaman. Perubahan ini mungkin tidak jelas, sehingga timbul suatu
situasi yang menonjolkan tingkah laku baru.

 Menurut Rombepajung

Pembelajaran merupakan perolehan suatu mata pelajaran atau


perolehan keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran.

Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses belajar secara


berulang-ulang dan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang disadari
dan cenderung bersifat kekal atau tetap.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan tingkah laku individu sebagai akibat
pengalaman dari lingkungannya. Sehingga seorang guru harus menyiapkan atau
merencanakan pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai agar
terjadi proses belajar.

Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar secara berulang-ulang dan


menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat kekal
atau tetap.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mukminan. 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP.

Yulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Pakar Raya.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Anidar, Jum. “Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif serta Implikasinya dalam

Pembelajaran.” Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami 3, no. 2

(December 20, 2017): 8-16, Accessed November 22, 2022.

https//ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/528.

https://www.academia.edu/7049755/teori_belajar_dan_pembelajaran

11

Anda mungkin juga menyukai