Anda di halaman 1dari 9

TEORI BELAJAR

OLEH:
MEGA T. LUMBAN TOBING
DINDA RENITA BR. TARIGAN
CINDY KHAIRANI
DEVI ARLAYTA

DOSEN PENGAMPU: EKO FEBRI SYAHPUTRA SIREGAR, S. PD., M. PD.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PGSD F1 PAGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini sesuai yang
diharapkan.

            Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Pembuatan makalah ini diperlukan
supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang Teori Belajar.

Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pengembangn makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat
semoga bermanfaat.

Medan, 9 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Teori Belajar
1. Teori Belajar Behavioristik....................................................................................1
2. Teori Belajar Kognitif............................................................................................2
3. Teori Belajar Konstruktif.......................................................................................3
4. Teori Belajar Humanistik......................................................................................4
Daftar Pustaka ...................................................................................................................6

ii
TEORI BELAJAR

1. Teori Belajar Behavioristik

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya
interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan). Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.

Menurut teori ini hal yang paling penting adalah input (masukan) yang berupa stimulus dan
output (keluaran) yang berupa respon. Menurut teori ini, apa yang tejadi diantara stimulus dan
respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. Teori ini lebih mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadinya perubahan tingkah
laku tersebut. Faktor lain yang juga dianggap penting adalah faktor penguatan. Penguatan adalah
apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan maka respon
akan semakin kuat.

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi
kebiasaan yang dikuasai individu.

Inti dari teori belajar behavioristik:


1) Belajar adalah perubahan tingkah laku.
2) Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku.
3) Pentingnya masukan atau input  yang berupa stimulus dan keluaran yang berupa respon.
4) Sesuatu yang terjadi  diantara stimulus dan respon tidak dianggap penting  sebab tidak
bisa diukur dan diamati.
5) Yang bisa di amati dan diukur hanya stimulus dan respon.

1
6) Penguatan adalah faktor penting dalam belajar.
7) Bila penguatan ditambah maka respon akan semakin kuat , demikian juga jika respon
dikurangi maka respon juga menguat.

2. Teori Belajar Kognitif


Kognitif berasal dari bahasa Inggris “cognitive” yang bermakna mengerti atau
pengertian. Diartikan secara luas bahwa cognition (kognisi) adalah perolehan pengetahuan,
penataan dan penggunaannya.
Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Teori ini
mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-
bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan,
pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas
yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Prinsip-prinsip teori belajar kognitif:


 Proses lebih penting daripada hasil
 Disebut juga sebagai model perseptual
 Persepsi menentukan tingkah laku seseorang serta pemahaman terhadap situasi berhubungan
dengan tujuan belajar.
 Perubahan persepsi merupakan proses pembelajaran yang kadang tidak namak dalam bentuk
tingkah laku.
 Situasi belajar atau materi pelajaran yang dipisah-pisah menjadi komponen-komponen kecil
atau dipisah-pisah akan menghilangkan makna.
 Belajar adalah merupakan proses internal yang terdiri dari perolehan informasi, ingatan,
pengolahan informasi dan aspek kejiwaan lainnya.
 Belajar juga merupakan aktivitas berpikir yang kompleks.
 Dalam penerapannya dalam pembelajaran teori belajar ini tampak pada tahap-tahap
perkembangan
 Keterlibatan dan keaktifan Peserta Didik sangat penting dalam pembelajaran.
 Materi pelajaran dan proses pembelajaran disusun dengan pola mulai dari yang sederhana
sampai ke yang kompleks.

2
 Keberagaman individu peserta didik perlu diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajarnya.

3. Teori Belajar Konstruktivistik


Kontruktivisme berasal dari kata kontruksi yang berarti “membangun”. Ketika masuk ke
dalam kontek filsafat pendidikan maka kontruksi itu diartikan dengan upaya dalam membangun
susunan kehidupan yang berbudaya maju. Teori kontruktivisme mendefinisikan belajar sebagai
aktivitas yang benar-benar aktif, dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya,
mencari makna sendiri, mencari tahu tentang yang dipelajarinya dan menyimpulkan konsep dan
ide baru dengan pengetahuan yang sudah ada dalam dirinya.
Prinsip-prinsip teori belajar konstruktivistik:
1) Mengembangkan strategi untuk mendapatkan dan menganalisis informasi.
2) Pengetahuan terbentuk bukan hanya dari satu prespektif, tapi dari perspektif jamak
(multiple perspective).
3) Peran peserta didik utama dalam proses pembelajaran, baik dalam mengatur atau
mengendalikan proses berpikirnya sendiri maupun untuk ketika berinteraksi dengan
lingkungannya.
4) Scaffolding digunakan dalam proses pembelajaran. Scaffolding merupakan proses
memberikan tuntunan atau bimbingan kepada peserta didik untuk dikembangkan sendiri.
5) Pendidik berperan sebagai fasilitator ,tutor dan mentor untuk mendukung dan
membimbing belajar peserta didiknya.
6) Pentingnya evaluasi proses dan hasil belajar yang otentik.
Proses belajar konstruktivistik dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu proses belajar
konstruktivistik, peranan siswa, peranan guru, sarana belajar, evaluasi hasil belajar.

3
4. Teori Belajar Humanistik

Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para
ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah :

1. Proses pemerolehan informasi baru,


2. Personalia informasi ini pada individu.

Bagi penganut teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia. Dari teori-teori belajar, seperti behavioristic, kognitif dan konstruktivistik, teori inilah
yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan. Pada
kenyataannya, teori ini lebih berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuk yang
paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan tentang belajar dalam
bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang diamati dalam dunia keseharian.
Karena itu, teori ini bersifat elektrik, artinya teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya
untuk ‘memanusiakan manusia’ (mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai. Sebagai contoh, teori
belajar bermakna Ausubel (meaningful learning) dan Taksonomi Tujuh Belajar Bloom dan
Krathwohl diusulkan sebagai pendekatan yang dapat dipakai oleh aliran humanistik (padahal
teori-teori tersebut juga dimasukkan dalam aliran kognitif).

Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu
pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan
perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia
adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan
pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis.

Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang


dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic keseluruhan melalui pembelajaran
nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier
menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik.

Perhatian Psikologi Humanistik yang utama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap
individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan
kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistik,
penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.

Aliran humanistik menggugah para psikolog untuk menyadari arti penting ketubutuhan
psikologis manusia yang sangat mendasar seperti kebutuhan-kebutuhan kasih sayang,cinta,harga

4
diri,pengakuan dari orang lain rasa memiliki, menyatakan diri/pemunculan diri,dan lain
sebagainya, semua kebutuhan itu sama pentingnya dengan kebutuhan biologis manusia seperti
makan dan minum.

Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,dalam kenyataan
teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dengan kata lain teori ini lebih tertarik kepada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya,seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian. Wajar jika teori ini sangat bersifat eklektika. Teori apa pun dapat dimanfaat ka nasal
tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya itu) dapat
tercapai.

Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas


2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur
dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif
sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai
secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko
perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

5
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-behavioristik
https://www.dasarguru.com/teori-belajar-kognitif-dan-penerapannya/
https://www.dasarguru.com/proses-belajar-menurut-teori-belajar-konstruktivisme/
https://cecepkustandi.wordpress.com/2015/06/29/teori-belajar-humanistik/

Anda mungkin juga menyukai