DISUSUN OLEH:
PGSD SEMESTER IV
2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat karunia-Nya yang telah memberikan kami kesehatan dan
pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tantangan teori teori
belajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Sd Kami menyadari
bahwa makalah ini tidak akan dapat selesai dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pidah baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu izinkan
kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak I Nengah Agus Suryanatha, S,PD.,M.PD selaku dosen pengampu
mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Sd
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan baik secara moral
maupun material kepada kami dalam menjalani perkuliahan.
3. Serta rekan-rekan semua yang telah memberikan dorongan dan juga
dukungan kepada kami.
Kami mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari rekan-rekan
semua agar kami dapat memperbaiki segala kesalahan kami sebagai penulis. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan semua untuk
menambah pengetahuan.
Semoga makalah ini dapat mudah dipahami dan diterima oleh rekan-rekan
semua selaku pembaca. Kami sebagai penulis mohon maaf jika masih banyak
kekeliruan yang terdapat dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................................2
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................13
3.2. Saran.............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai guru yang bijak karena
hal-hal yang membosankan pada proses pembelajaran dikelas dipicu oleh guru
tersebut yang tidak mampu mengkondisikan kelas senyaman mungkin bagi
siswanya disaat proses belajar dilaksanakan
1
4. Apa yang dimaksud dengan teori humainstik ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau
pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan
lingkungan.
Dari definisi teori dan belajar yang sudah dipaparkan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata
cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori
pembelajaran sangat menentukan bagaimana proses pembelajaran akan terjadi.
Sebelum merancang pembelajaran, Guru Pintar harus menguasai teori belajar dan
pembelajaran, termasuk juga pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran.
3
2.2 Teori behaviorisme
Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama
dianut oleh para ahli pendidikan. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner
yang berisi tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori
ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behaviorisme
dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
4
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan
biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut
jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai
dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan
tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan
pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara
individual (Degeng, 2006).
5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.
5
a. Edward LeeThorndike
b. John Watson
c. Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment) memegang
peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang
tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
6
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Karakteristik :
7
yang mengetahui struktur kognitif siswa.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
8
keanekaragaman pendidikan ini.Tokoh utama teori humanistik adalah C.
Rogger dan Arthur Comb.
Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
9
kontruktivisme, evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui kualitas
siswa dalam memahami materi dari guru. Evaluasi menjadi saran untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.
Menurut asalnya, teori konstruktivime bukanlah teori pendidikan. Teori ini
berasal dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini
membahas mengenai bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia.
Menurut teori ini pembentukan pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi
manusia atas realitas yang dihadapinya. Dalam perkembangan kemudian, teori ini
mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang
berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentuknya
pengetahuan. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa
mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini
dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
10
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan siswa.
11
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta
Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana
Gage, N.L., & Berliner, D.C. (1984). Educational psychology (3rd ed.). Boston:
Houghton Mifflin.
15