Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI TEORI BELAJAR

DISUSUN OLEH:

I DEWA AYU HENY JUNIANTARI (204009)

I PUTU DARMAYASA (204025)

I WAYAN DEDE SAPUTRA (204028)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU DAN


PENDIDIKAN AGAMA HINDU AMLAPURA

PGSD SEMESTER IV

2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat karunia-Nya yang telah memberikan kami kesehatan dan
pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tantangan teori teori
belajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Sd Kami menyadari
bahwa makalah ini tidak akan dapat selesai dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pidah baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu izinkan
kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak I Nengah Agus Suryanatha, S,PD.,M.PD selaku dosen pengampu
mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Sd
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan baik secara moral
maupun material kepada kami dalam menjalani perkuliahan.
3. Serta rekan-rekan semua yang telah memberikan dorongan dan juga
dukungan kepada kami.

Kami mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari rekan-rekan
semua agar kami dapat memperbaiki segala kesalahan kami sebagai penulis. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan semua untuk
menambah pengetahuan.

Semoga makalah ini dapat mudah dipahami dan diterima oleh rekan-rekan
semua selaku pembaca. Kami sebagai penulis mohon maaf jika masih banyak
kekeliruan yang terdapat dalam makalah ini.

Amlapura, 17 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................................


1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

1.3. Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3

2.1 Pengertian Teori Belajar..............................................................................................


3

2.2 Pengertian Teori Belajar Behaviorisme.........................................................................4

2.3. Pengertian Teori Belajar Kongnitif .............................................................................6

2.4. Pengertian Teori Belajar Humanistik...........................................................................8

2.5. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme...................................................................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

3.1. Kesimpulan...................................................................................................................13

3.2. Saran.............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam proses belajar dan mengajar ada berbagai kendala. Kendala


tersebut bisa berupa kondisi pembelajaran yang membosankan, siswa yang kurang
memperhatikan  dan tidak mau mendengarkan penjelasan gurunya, serta anak
didik yang bandel. Bagi guru semua peristiwa tersebut adalah peistiwa yang
sangat menjengkelkan, sehingga guru menganggap kelas tersebut menjadi kelas
yang bandel, sulit di diurus dan lain sebagainya.

Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai guru yang bijak karena
hal-hal yang membosankan pada proses pembelajaran dikelas dipicu oleh guru
tersebut yang tidak mampu mengkondisikan  kelas senyaman mungkin bagi
siswanya disaat proses belajar dilaksanakan

Ketika mengajar guru hendaknya berusaha mencari informasi, apakah


materi yang telah diajarkannya telah dipahami siswa atau belum. Ketika proses
belajar dan pembelajaran guru tidak berusaha mengajak siswa untuk berpikir,
maka komunikasi terjadi hanya pada satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Guru
berpikir bahwa materi pelajaran lebih penting daripada mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik. Lalu guru menganggap peserta didik sebagai
tong kosong yang harus diisi dengan sesuatu yang dianggap penting. Hal-hal
demikian adalah kekeliruan guru dalam mengajar. Oleh karena itu makalah yang
membahas mengenai teori belajar ini disusun agar para pendidik mampu
mengetahui dan memahami secara teoritis bagaimana perubahan perilaku peserta
didik dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga proses belajar tersebut bisa
berjalan secara maksimal berdasarkan tujuan awal pembelajaran itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar?

2. Apa yang dimaksud dengan teori Behaviorisme?

3. Apa yang dimaksud dengan teori Kognitif?

1
4. Apa yang dimaksud dengan teori humainstik ?

5. Apa yang dimaksud dengan teori konstruktivisme ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari teori.

2. Untuk mengetahui pengertian dari belajar.

3. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan dari teori Behaviorisme

4. Untuk mengetahui pengertian teori belajar Kognitif.

5. Untuk mengetahui pengertian teori humainstik

6. Untuk mengetahui pengertian teori konstruktivisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori


teori belajar terdiri dari dua kata penting yaitu teori dan belajar. Menurut
McKeachie dalam Grendel (1991:5) teori adalah seperangkat azaz yang tersusun
tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata. Sedangkan menurut
Hamzah (2003:26) teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variabel yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat yang telah
dikemukakan oleh para ahli di atas dapat dirangkum bahwa teori adalah
seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnya memuat ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau
pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan
lingkungan.

Dari definisi teori dan belajar yang sudah dipaparkan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata
cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori
pembelajaran sangat menentukan bagaimana proses pembelajaran akan terjadi.
Sebelum merancang pembelajaran, Guru Pintar harus menguasai teori belajar dan
pembelajaran, termasuk juga pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran.

3
2.2 Teori behaviorisme

Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama
dianut oleh para ahli pendidikan. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner
yang berisi tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori
ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behaviorisme
dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu


hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu. Dengan kata lain proses pembelajaran menurut teori Behaviorisme
adalah bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian
stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti
pembelajaran dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon (S-R).

Menurut teori behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai


hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak
penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang
diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus

4
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut.

Tujuan pembelajaran menurut teori behaviorisme ditekankan pada


penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut
pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi
buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil
belajar.

        Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan
biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut
jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai
dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan
tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan
pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara
individual (Degeng, 2006).

Prinsip-Prinsip dalam Teori Behaviorisme:

1. Obyek psikologi adalah tingkah laku.

2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.

3. Mementingkan pembentukan kebiasaan.

4. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.

5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.

Tokoh-Tokoh Aliran Behaviorisme

5
a. Edward LeeThorndike

Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan


respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, juga dapat
berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering disebut teori
koneksionisme.

b. John Watson

Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika


atau Biologi yang berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh
mana dapat diamati dan diukur. Belajar merupakan proses interaksi antara
stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat diamati dan diukur.

c. Edwin Guthrie

Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment) memegang
peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang
tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

d. Burrhus Frederic Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli


konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak
sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh sebelumnya, karena stimulus-
stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu
akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku.

2.3. Teori kognitif

Teori belajar kognitif berasal dari pandangan Kurt Lewin (1890-1947),


seorang Jerman yang kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat.Teori
kognitivisme ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses
informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,menyimpan,dan

6
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.

Karakteristik :

1. Belajar adalah proses mental bukan behavioral

2. Siswa aktif sebagai penyadur

3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif

4. Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus

5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan

6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight

Beberapa tokoh dalam aliran kognitif :

a) Teori Gestalt dari Wertheimer

Menekankan pada kebermaknaan dan pengertian sehingga tidak


menimbulkan ambiguitas dalam proses pembelajaran.

b) Teori Schemata Piaget

Teori ini mengatakan bahwa pengalaman kependidikan harus dibangun di


sekitar struktur kognitif siswa. Struktur kognitif ini bisa dilihat dari usia serta
budaya yang dimilik oleh siswa.

c) Teori Belajar Sosial Bandura

Bandura mempercayai bahwa model akan mempunyai pengaruh yang


paling efektif apabila mereka dianggap atau dilihat sebagai orang yang
mempunyai kehormatan, kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan, sehingga
dalam banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling berpengaruh.

d) Pengolahan Informasi Norman

Norman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan


menghubungkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang dalam
teorinya di sebut learning by analogy. Pengajaran yang efektif memerlukan guru

7
yang mengetahui struktur kognitif siswa.

2.4. Teori Humanistik

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar


memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya..

            Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik


adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial
dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan
strategi berpikir produktif Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan sehingga para
peserta didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapat
mencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah
pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-
aktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-
hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan
tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi

8
keanekaragaman pendidikan ini.Tokoh utama teori humanistik adalah C.
Rogger  dan Arthur Comb.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik.  untuk


mengembangkan dirinya,  yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami


2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam
memperoleh cara.
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya
7. Belajar lancer jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

2.5. Teori Konstruktivisme

Menurut cara pandang teori konstruksivisme belajar adalah proses untuk


membanguin pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa
akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangu atas dasar realitas
yang ada di dalam masyarakat. Evaluasi pembelajaran. Dalam treori

9
kontruktivisme, evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui kualitas
siswa dalam memahami materi dari guru. Evaluasi menjadi saran untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.

       Konstruktivisme sebagai deskripsi kognitif manusia seringkali diasosiasikan


dengan pendekatan paedagogi yang mempromosikan learning by doing. Teori ini
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlakukan guna
mengembangkan dirinya sendiri.

        Menurut asalnya, teori konstruktivime bukanlah teori pendidikan. Teori ini
berasal dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini
membahas mengenai bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia.
Menurut teori ini pembentukan pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi
manusia atas realitas yang dihadapinya. Dalam perkembangan kemudian, teori ini
mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang
berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentuknya
pengetahuan. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa
mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai
berikut:

 Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini
dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.

 Konstruksi makna merupakan suatu proses yang berlangsung terus-


menerus seumur hidup.

 Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasi


pada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentuk
pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari perkembangan
melainkan perkembangan itu sendiri. Suatu perkembangan yang menuntun
penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.

 Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang


dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi
disekuilibrium merupakan situasi yang baik untuk belajar

10
 Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan siswa.

 Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.

Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk


menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanis untuk mengumpulkan fakta.
Dalam konteks yang demikian, belajar yang bermakna terjadi melalui refleksi,
pemecahan konflik pengertian dan selalu terjadi pembaharuan terhadap pengertian
yang tidak lengkap.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut dapat ditarik sebuah inferensi bahwa


menurut teori konstruktivisme belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan
dengan cara mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa
dengan realitas baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Proses
konstruksi pengetahuan berlangsung secara pribadi maupun sosial. Proses ini
adalah proses yang aktif dan dinamis. Beberapa faktor seperti pengalaman,
pengetahuan awal, kemampuan kognitif dan lingkungan sangat berpengaruh
dalam proses konstruksi makna.Argumentasi para konstruktivis memperlihatkan
bahwa sebenarnya teori belajar konstrukvisme telah banyak mendapat pengaruh
dari psikologi kognitif, sehingga dalam batas tertentu aliran ini dapat disebut juga
neokognitif.

Walaupun mendapat pengaruh psikologi kognitif, namun harus diakui


bahwa stressing point teori ini bukan terletak pada berberapa konsep psikologi
kognitif yang diadopsinya (pengalaman, asimilasi, dan internalisasi).melainkan
pada konstuksi pengetahuan. Konstruksi pengetahuan yang dimaksudkan dalam
pandangan konstruktivisme yaitu pemaknaan realitas yang dilakukan setiap orang
ketika berinteraksi dengan lingkungan. Dalam konteks demikian, konstruksi atau
pemaknaan terhadap realitas adalah berlajar itu sendiri. Dengan asumsi seperti ini,
sebetulnya substansi konstrukvisme terletak pada pengakuan akan hekekat
manusia sebagai homo creator yang dapat mengkonstruksi realitasnya
sendiri.Adapun prinsip-prinsip teori belajar konstruktivistik adalah sebagai berikut
:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri

11
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar

3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi


perubahan konsep ilmiah

4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses


kontruksi berjalan lancar.

5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa

6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah


pertanyaan

7. Mencari dan menilai pendapat siswa

8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat disimpulkan


bahwa Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasikan kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Namun teori belajar ini tidaklah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori
belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang, seperti:
lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa.
Semua unsur ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model
teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada
asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan pendidikan. Teori – teori
pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana mana belajar itu
terjadi. Teori Behavioristik merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus
dan respon. Dalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu
yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak
sendiri. Belajar merupakan sebuah proses penyelidikan dan penemuan spontan.
Berkaitan dengan belajar, Piaget membangun teorinya berdasarkan pada konsep
Skema yaitu, stuktur mental atau kognitif yang menyebabkan seseorang secara
intelektual beradaptasi dan mengoordinasikan lingkungan sekitarnya. Skema pada
prinsipnya tidak statis melainkan selalu mengalami perkembangan sejalan dengan
perkembangan kognitif manusia. Model pembelajaran konstruktivisme adalah
salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam
proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif.
Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan akan dibangun
sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan
lingkungannya. Menurut teori humanistik belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri

13
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

3.2 Saran

Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah


ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon
pendidik.Untuk memperbaiki kualitas,maka penulis mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta 

Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana

Gage, N.L., & Berliner, D.C. (1984). Educational psychology (3rd ed.). Boston:
Houghton Mifflin.

Slavin RE 2000. Educational Psychology: theory and"Practice. Massac husetts:


Allynand Bacon

Degeng, I Nyoman Sudana. 2006. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta:


Depdikbud.

Kurt Lewin, 1890-1947. Adventures in the Exploration of Interdependence

Surianto.2009.Teori Konstruktivisme. (online).


(https://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-
konstruktivisme/ diakses 17september 2022)

15

Anda mungkin juga menyukai