DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
MEDAN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Pembelajaran Behavoristik” tepat waktu.
Makalah “Teori Pembelajaran Behavoristik” disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Belajar Dan Pembelajaran. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang cara belajar menggunakan teori behavoristik.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..
2.1 Teori Belajar Yang Berpijak Pada Pandangan Behavioristik ……………….
2.2 Belajar Menurut Teori Behavioristik………………………………………...
2.3 Aplikasi Teori Behavioristik Dalam Pembelajaran……………….................
2.4 Kelebihan Serta Kekurangan Teori Behavioristik…………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mengerti dan memahami mengenai teori pembelajara Behavioristik
2. Mampu mengkaji hakikat belajar menurut teori Behavioristik
3. Mengetahui apasaja yang menjadi kelemahan serta kelebihan teori Behavioristik
4. Memahami dan menjelaskan bagaimana penerapan teori Behavioristik dalam sistem
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
3.2 Saran
Sebagai calon pendidik hendaknya kita mampu menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan efektif, lalu menerapkan metode dan teori yang tepat, sehingga proses belajar
mengajar berjalan dengan baik. Oleh karena itu sebagai calon pendidik (guru) hendaknya kita
mempelajari teori-teori pembelajaran yang ada, agar kita mampu menemukan kecocokan dalam
metode mengajar yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Kemampuan Guru
Kemampuan guru bermacam macam, disebabkan latarbelakang
pendidikan dan pengalaman mengajar. Seorang guru dengan latar
belakang pendidikan keguruan akan lain kemampuan guru tersebut
dibandingkan dengan seseorang dengan latar belakang pendididkan
bukan keguruan. Kemampuan guru yang berpengalaman tentu
kwalitasnya lebih baik dalam pendidikan dan pengajaran.
Situasi kelas
Situasi kelas adalah sisi lain yang patut diperhatikan dan
diperimbangkan guru ketika akan melakukan pemilihan terhadap
metode mengajar . Guru yang berpengalaman mengerti bahwa
kelas dari hari kehari dan dari waktu kewaktu selalu berubah sesuai
kondisi psikologis anak didik. Dinamika kelas yang seperti ini
patut diperhitungkan oleh guru.
Ketika guru berusaha membagi anak didik kedalam beberapa
kelompok, guru akan menciptakan situasi kelas kepada situasi
yang lain. Dari sini akan terlihat metode mengajar mana yang
harus dipilih sesuai dengan situasi kelas dan tujuan yang ingin
dicapai. Hal ini terkait dengan situasi kelas, juga mempengaruhi
pemilihan metode dalam mengajar.
Perlengkapan Fasilitas
Penggunaan metode perlu dukungan adanya fasilitas yang dipilih
sesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan digunakan.
Ada metode mengajar tertentu yang tidak dapat dipakai, karena
ketiadaan fasilitas. Sekolah sekolah yang maju biasanya
mempunyai perbagai fasilitas yang lengkap, sehingga sangat
membantu guru dalam proses mengajar dikelas. Sedangkan
sekolah sekolah didaerah terpencil pada umumnya akan
kekurangan fasilitas dalam proses belajar mengajarnya.
Pengaturan Suara
Suara merupakan modal utama yang dapat mendukung terjadinya
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Agar suasana belajar
mengajar tersebut menyenangkan, maka seorang guru harus
menggunakan variasi suara dalam intonasi, nada, volume, dan
tingkat kecepatannya.
Penekanan Perhatian
Guna memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu aspek
kunci, guru dapat menggunakan penekanan secara tegas. Misalnya,
dengan mengucapkan kata : “ Mohon anak-anak, jangan
mencontek!”. Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan
dengan suara yang tegas.
Pemberian Waktu
Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu diberikan setelah
guru mengajukan pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi
pertanyaan yang lebih tinggi guru membutuhkan selang waktu
yang memungkinkan. Bagi anak didik, pemeberian waktu dipakai
untuk mengorganisai jawabanya agar tepat dan lengkap.
Kontak Pandang
Melalui kontak pandang yang merata pada seluruh siswa,
menyebabkan para siswa merasa diperlakukan secara adil dan
merata. Guru dapat membantu anak didik dengan menggunakan
tatapan matanya menyampaikan informasi, dan dengan
pandangannya dapat menarik perhatian siswa.
Pindah Posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruangan kelas dapat membantu
menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian
guru. Namun perpindahan posisi harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan sikap yang atraktif dan berlebihan.[6]
Media Taktil
Komponen terakhir dari keterampilan menggunakan variasi media
dan bahan ajaran adalah penggunaan media yang memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk mengaplikasikan sikap
psikomotorik anak didik. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik
dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya
dapat disebut “ media taktil”. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
individu ataupun kelompok kecil.
Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya
memiliki rintangan yang bergerak dari interaksi dua arah yaitu:
Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan
dari guru,
Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh
guru, dimana guru berbicara kepada anak didik.
Bila guru yang berbicara dapat melalui beberapa ketegori :
persetujuan , penghargaan atau peningkatan, menggunakan
pendapat anak didik bertanya, ceramah, memberi petunjuk, dan
mengkritik.
Sebaliknya anak didik dapat berbicara melalui pemberian respons
dan pengambilan keputusan. Bila guru mengajukan pertanyaaan
dapat juga divariasi sesuai dengan domain kognitifdari Bloom
(pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi).[8] Pertanyaan dapat diajukan ke seluruh siswa atau
ditujukan kepada anak didik secara individual