Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah TEORI BELAJAR
MOTORIK

Yang diampu oleh Pa Fahrul Razzi .,S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :

1. Riko 223010214006
2. Khairul puadi 223020214025
3. Mahesa sujana putra 223010214003
4. Ary Prabowo putra 223020214018
5. Tirta lfridandi
6. Ahmad Lukman 223020214015

PRODI PJKR
JURUSAN IKORDIKDAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul "Teori Psikologi Belajar" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah teori belajar motorik. selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengertian, konsep dasar, faktor yang mempengaruhi, karakteristik dalam teori
psikologi belajar. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Fahrul Razzi .,S.Pd.,M.Pd
selaku Dosen Mata Kuliah teori belajar motorik. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu
kami memohon maaf atas kesalahan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam
makalah ini.

Palangka raya, 5 September 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 Latar Belakang .................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................

2.1 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


...........................................................................

2.1.1 Pengertian Teori Belajar Behavioristik ...................................................

2.1.2 Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik ...................................

2.1.3 Tokoh-Tokoh Behavioristik ....................................................................

2.1.4 Ciri-Ciri Teori Behavioristik ...................................................................

2.1.5 Penerapan Teori Behavioristik Dalam Pembelajaran .............................

2.2 TEORI BELAJAR KOGNITIF ..................................................................

2.2.1 Pengertian Belajar Kognitif ....................................................................

2.2.2 Pengertian Belajar Kognitif Menurut Ahli .............................................

2.2.3 Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli ..............................................

2.2.4 Teori Kognitif Menurut Lewin (Teori Medan) .......................................


2.2.5 Implikasi Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Kognitif Dalam

Pembelajaran ...........................................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................

3.2 Saran ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teori belajar merupakan teori dalam psikologi pendidikan yang mampu
mempengaruhi cara peserta didik untuk menyerap ilmu. Teori ini melibatkan
sejumlah aspek yaitu guru, peserta didik, metode dan strategi belajar, serta media
pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan teori belajar dapat
didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan untuk mendeskripsikan cara manusia
belajar sehingga manusia
dapat memahami proses kompleks dari belajar.
Teori psikologi belajar bertujuan untuk membantu guru dalam membimbing
siswa dalam proses pertumbuhan belajar melalui dasar dasar yang luas dalam hal
mendidik serta membantu menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan
efektif guna meningkatkan arah pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Terdapat enam teori belajar yang akan dibahas antara lain :
1. Teori Belajar Behavioristik
2. Teori Belajar Kognitif

Setiap teori belajar memuat beberapa komponen seperti pengertian, konsep


dasar, faktor yang mempengaruhi, serta karakteristik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Teori Belajar Behavioristik?
2. Apa itu Teori Belajar Kognitif?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Mengetahui apa itu Teori Belajar Behavioristik
2. Mengetahui apa itu Teori Belajar Kognitif
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK


2.1.1 Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari tingkah laku
manusia. Menurut Desmita (2009:44) teori belajar behavioristik adalah teori belajar
untuk mengerti tingkah laku manusia menggunakan pendekatan mekanistik, objektif,
dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat
dilakukan melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku
seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku
yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini
mengutamakan pengamatan, karena pengamatan adalah suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Teori behavioristik
menekankan pada kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku yang dapat
diamati dan penentu lingkungannya. Teori ini menekankan pada tingkah laku manusia
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
2.1.2 Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah aliran dalam teori belajar yang
sangat menekankan pada perlunya tingkah laku (behavior) yang dapat diamati.
Menurut Andriyani, 205 belajar didefinisikan sebagai akibat adanya interaksi antara
stimulus (S) dengan respons (R). Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah
adanya input berupa stimulusdan output yang berupa respon. Seseorang dianggap
telah belajar jika dapat menunjukkan perubahan perilaku (Zulhammi, 2015). Teori ini
memandang
individu lebih kepada sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental
seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan belajar. Hal
ini menurut Sujanto (2009:118), teori belajar behaviorisme objek ilmu jiwa harus
terlihat, dapat di indera, dan dapat diobservasi.
2.1.3 Tokoh Tokoh Behavioristik
1. John B.Watson
Menurut Desmita(2009:44), behavioristik adalah sebuah aliran dalam
pemahaman tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B. Watson
(1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika pada tahun 1930, sebagai reaksi
atas teori psikodinamika. Pandangan Watson mengenai belajar (dalam
Putrayasa, 2013:46), yaitu proses interaksi antara stimulus dan respons,
stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat diamati dan dapat diukur.
Oleh sebab itu seseorang mengakui adanya perubahan-perubahan mental
dalam diri selama proses belajar. Watson adalah seorang behavioris murni,
kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi biologi
atau fisika yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik yaitu sejauh
dapat diamati dan diukur. Watson berasumsi bahwa hanya dengan cara
demikianlah akan dapat diramalkan perubahan-perubahan yang terjadi setelah
seseorang melakukan tindak belajar.
2. Ivan P. Pavlov
Ivan P. Pavlov (1849-1936) merupakan ilmuan Rusia yang
mengembangkan teori perilaku melalui percobaan tentang anjing dan air
liurnya. Karya besarnya yang terkenal adalah Paradigma kondisioning klasik.
Dalam proses belajar, teori belajar pengkondisian klasik merujuk pada
sejumlah prosedur pelatihan karena satu stimulus dan rangsangan muncul
untuk menggantikan stimulus lainnya dalam mengembangkan suatu respon.
Prosedur ini disebut klasik karena prioritas historisnya seperti dikembangkan
Pavlov. Stimulus itu yang menyebabkan adanya pengulangan tingkah laku dan
berfungsi sebagai penguat (Zulhammi, 2015).
3. B.F Skinner
Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa
mengembangkan teori perilaku Watson. Pandangannya tentang kepribadian
disebut
dengan behaviorisme radikal. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau
tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan.
Menurut Skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh karena itu para
behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai
dengan pengalaman-pengalaman lingkungan. Menurut Skinner hubungan
antara stimulus
dan respons yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, kemudian
menimbulkan perubahan tingkah laku yang tidak sesederhana yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya respons yang
diterima seseorang tidak sesederhana demikian, karena stimulus-stimulus yang
diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi
antar stimulus tersebut yang mempengaruhi respons yang
dihasilkan. Respons yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi tersebut nantinya mempengaruhi munculnya
perilaku (Slavin, 2000).
2.1.4 Ciri Ciri Teori Behavioristik
Menurut Ahmadi (2003:46), teori belajar behavioristik mempunyai ciri-
ciri, sebagai berikut :
1. Aliran behavioristik mempelajari perbuatan manusia dengan cara
mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan bukan
dari kesadarannya.
2. Aliran ini memandang segala perbuatan dikembalikan kepada refleks.
Behaviorisme mencari unsur-unsur yang paling sederhana yakni perbuatan-
perbuatan bukan kesadaran.yang dinamakan refleks (reaksi yang tidak disadari
terhadap suatu pengarang).
3. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang
adalah sama. Menurut behaviorisme pendidikanlah yang akan mengubah
seseorang.
2.1.5 Penerapan Teori Behavioristik Dalam Pembelajaran
Teori belajar behavioristik cenderung membawa siswa untuk berfikir.
Pandangan teori belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu
membawa siswa untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa yang
tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori
belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar
merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan kepada siswa. Hal yang paling penting dalam teori belajar
behavioristik adalah masukan dan keluaran yang berupa respons. Menurut teori
ini, antara stimulus dan respons dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan diukur. Dengan demikian yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa
saja yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang
bertujuan untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku.

2.2 TEORI BELAJAR KOGNITIF


2.2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif
Dalam perspektif kognitif, belajar adalah perubahan dalam struktur mental
seseorang yang memberikan kapasitas untuk menunjukkan perubahan prilaku.
Struktur mental ini meliputi pengetahuan, keyakinan, keterampilan, harapan dan
mekanisme lain dalam kepala pembelajar. Fokus teori kognitif adalah potensi
untuk berprilaku dan bukan pada prilakunya sendiri.( Khodijah, 2014)
2.2.2 Pengertian Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli
1. Saam (2010 : 59) menyatakan bahwa Teori kognitif menekankan bahwa
peristiwa belajar merupakan proses internal atau mental manusia. Teori
kognitif menyatakan bahwa tingkah laku manusia yang tampak tidak bisa
diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental yang lain seperti
motivasi, sikap, minat, dan kemauan.
2. Gredler dalam Uno (2006 : 10) menyatakan bahwa Teori belajar kognitif
merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi penganut aliran ini, 8 belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun lebih
erat dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
2.2.3 Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli
1. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Gredler (2011:324) menyatakan bahwa fokus dari teori Jean Piaget adalah
menemukan asal muasal logika alamiah dan transformasinya dari satu
bentuk penalaran ke penalaran lain. Tujuan ini mengharuskan
dilakukannya penelitian atas akar dari pemikiran logis pada bayi, jenis
penalaran yang dilakukan anak kecil, dan proses penalaran remaja dan
dewasa.
Berikut ini akan dijelaskan tentang teori perkembangan Kognitif menurut
Jean Piaget sebagai berikut:
1. Proses Kognitif
Santrock (2008:43) menyatakan dalam memahami dunia anak-anak
secara aktif, mereka menggunakan skema (kerangka kognitif atau
kerangka referensi). Sebuah skema adalah konsep atau kerangka
eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk
mengorganisasikan dan mengin terpretasikan informasi.

2. Tahap Tahap Piagetian


Santrock (2008:47-60) menyatakan bahwa melalui observasinya,
Piaget juga menyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam
empat tahapan. Masing-masing tahap berhubungan dengan usia dan
tersusun dari jalan pikiran yang berbeda beda, antara lain
1. Tahap Tahap sensorimotor
2. Tahap pra-operasional Tahap ini adalah tah
3. Tahap Operasional Konkret
4. Tahap operasional Formal
2.2.4 Teori Kognitif menurut Lewin (Teori Medan)
Teori ini dikemukakan oleh Kurt Lewin (1892-1947). Menurutnya,
masingmasing individu berada dalam medan kekuatan yang bersifat
psikologis. Medan dimana individu bereaksi disebut life space. Life space
mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi, misalnya;
orang-orang yang dijumpainya, objek material yang ia hadapi, serta fungsi
kejiwaan yang ia miliki. Jadi menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai
akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif
itu adalah hasil dari dua macam kekuatan:
a. Struktur medan kognisi
b. Kebutuhan motivasi internal individu (Khodijah, 2014)
2.2.5 Implikasi Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Kognitif
dalam Pembelajaran
Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah dengan cara:
a. Dorong siswa untuk berpikir tentang materi pelajaran dengan cara yang akan
membantu mereka mengingatnya.
b. Bantu siswa mengindentifikasi halhal yang paling penting bagi mereka untuk
dipelajari.
c. Berikan pengalaman yang akan membantu siswa memahami topiktopik yang mereka
pelajari.
d. Kaitkan ide-ide baru dengan hal-hal yang telah diketahui dan diyakini siswa tentang
dunia.
e. Pertimbangkan kelebihan dan keterbatasan dalam kemampuan pemrosesan kognitif
siswa pada tingkat usia berbeda.
f. Rencanakan kegiatan-kegiatan kelas yang membuat siswa secara aktif berpikir dan
menggunakan mata pelajaran di kelas.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Beberapa
ilmuwan yang termasuk pendiri dan penganut teori ini antara lain adalah Thorndike,
Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner. Menurut teori behavioristik, adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan
kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
stimulus dan respon. Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik
memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa.
Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik
ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas
“mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan
yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Pembelajaran dan evaluasi
menekankan pada hasil belajar.

Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang


psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Berbeda dengan teori behavioristik,
teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan,
pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Teori perkembangan
kognitif Jean Piaget atau teori Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring
dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang
memperoleh pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental.
3.2 SARAN

Pada saat pembuatan makalah ini penyusun menyadari bahwa


masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penyusun mengharapkan kritik serta saran yang membangun mengenai
pembahasan makalah ini yang nantinya sangat penting bagi kami untuk
memperbaiki kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.


Andriani, F. (2015). Teori Belajar Behavioristik dan Pandangan Islam Tentang
Behavioristik. Syaikhuna: Jurnal Pendidikan Dan Pranata Islam, 6(2), 165–180.
Diakses pada 13 Oktober 2021, dari
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/syaikhuna/article/view/1034
Anidar, J. (2017). Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif Serta Implikasinya Dalam
Pembelajaran. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling, 3(2), 8-16.
Diakses pada 10 Oktober 2021, dari https://
www.ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/528
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Remaja Rosdakarya. Diakses pada
12 Oktober 2021, dari http://difarepositories.uin-suka.ac.id/id/eprint/24
Fariska, V. (2020). Teori Belajar Humanistik dan Contoh Penerapannya. Diakses pada 17
Oktober 2021, dari
https://www.kompasiana.com/vivifariska/5f9f7720725d2422b57b1fb3/teori-belajar-
%20humanisme-dan-contoh-penerapanya?page=2
Fitriyani, Y.W. (2019). Implementasi Teori Belajar Humanistik dalamPembelajaran PAI
terhadap Akhlak Siswa di SMA Negeri 1 Pakel Tulungagung. Skripsi, Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung. Diakses dari http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/id/eprint/12354
Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualita, 3(1), 27-
36. Diakses tanggal 16 Oktober 2021, dari https://www.jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/intel/article/view/197
Mubarak, G.S. (2015). Konsep Belajar Neobehaviorisme. Diakses pada 15 Oktober 2021,
dari https://gusjamal.wordpress.com/2015/03/24/82/
Nahar, N.I. (2016). Penerapan Teori Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran.
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), 1-11. Diakses pada 11 Oktober 2021,
dari http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/94
Putrayasa, I.B. (2013). Landasan Pembelajaran Bali. Undiksha Press. Diakses pada 11
Oktober 2021.
Quipper. (2021). Teori Belajar Humanistik – Pengertian, Manfaat, Langkah. Diakses pada
17 Oktober 2021, dari https://quipperhome.wpcomstaging.com/info-guru/teori-
belajar-humanistik/
Slavin, R.E. (2003). Educational Psychology : Theory and Practice. Allyn & Bacon.
Tersedian dalam
https://www.pearsonhighered.com/assets/samplechapter/0/2/0/5/0205351433.pdf

Sujanto, A. (2012). Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara.

Zulhammi. (2015). Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik Dalam Perspektif


Pendidikan Islam. Jurnal Darul ‘Ilmi, 3(1), 105-127. Diakses pada 14 Oktober
2021, dari http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/364/1/356-1046-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai