Anda di halaman 1dari 16

MEMAHAMI TEORI-TEORI

BELAJAR
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9:

PUTRI AZZURA KHANIDI (2002090014)


RISKA WARDANI (2002090015)
RIATUL ISMA (2002090028)

MK : PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN : NOVI SARI LIANI, S.Pdi., M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
BIREUEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Bireuen, 30 Oktober 2021

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................... 2

BAB 1I PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Pengertian Teori Belajar................................................................ 3
2.2 Macam-Macam Teori Belajar........................................................ 3

BAB III PENUTUP...........................................................................................12


3.1 Kesimpulan........................................................................................12
3.2 Saran..................................................................................................12

Daftar Pustaka

iii ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadibersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau
pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang
membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan
lingkungan.
Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka
mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara
menyeluruh.Sebagian psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah
:memperjelas pengertian dan proses belajar. Belajar merupakan proses dimana
seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini dimulai sejak manusia
masih bayi sampai sepanjang hayatnya. Kapasitas manusia untuk belajar
merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya.
Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama tentang
bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah panjang dan
telah menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah
teori belajar behavioristik (seiring diterjemahkan secara bebas sebagai teori
perilaku atau teori tingkah laku). Teori belajar merupakan landasan terjadinya
suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori
belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di
dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu
dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam
menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu permasalahan
yakni:
1. Jelaskan pengertian teori belajar?
2. Jelaskan macam-macam teori belajar?

1.3. Tujuan Pembahasan


Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan pembahasan dalam makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar.
2. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar


Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh Mc. Keachie dalam Grendel 1991 : 5
(Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori
merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta
dibuktikan kebenarannya.
Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat asas tentang kejadian-
kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat
dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Belajar merupakan kegiatan yang
sering dilakukan setiap orang. Belajar dilakukan hampir setiap waktu,kapan
saja,dimana saja,dan sedang melakukan apa saja. Belajar juga merupakan aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa
perubahan pada si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun
ketrampilan. Pengertian belajar sendiri adalah suatu perubahan dalam tingkah laku
dan penampilan sebagai hasil dari praktik dan pengalaman. Jadi teori belajar
adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu peserta didik untuk belajar.

2.2 Macam-Macam Teori Belajar

Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka bersamaan


dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Di dalam masa
perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi
pendidikan, diantaranya yaitu:
1. Teori Belajar Behaviorisme:
Teori behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadialiran
psikologibelajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik

3
pendidikan danpembelajaranyang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Menurut teori behavior, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap belajar
sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa
stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Teori behavioristik dengan
model dan hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakanmetodepelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai
hukuman.
Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik:
 Obyek psikologi adalah tingkah laku.
 Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
 Mementingkan pembentukan kebiasaan.
 Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.
 Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.

2. Teori Kognitif:
Psikologi kognitif lebih menekankan pendidikan sebagai proses
internalmental manusia termasuk bagaimana orang berfikir, merasakan,
mengingat, dan belajar. Tingkah laku manusia yang tampak tidak dapat diukur
dan diterangkantanpa melibatkan proses mentalnya, seperti motivasi, keyakinan,
dan sebagainya. Psikolagi kognitif menyebutkan bahwa belajar adalah peristiwa
mental, bukan peristiwa perilaku fisik meskipun hal-hal yang bersifat behavioral
kadang-kadang tampak kesat mata dalam setiap peristiwa belajar manusia.
Seseorang yang sedang belajar membaca dan menulis, tentu menggunakan
perangkatjasmaniah yaitu mulut dan tangan untuk mengucapkan kata dan
menggoreskan pena. Akan tetapi, menggerakkan mulut dan menggoreskan
penayangdilakukan bukan sekedar respons atau stimulus yang ada, melainkan
yang terpenting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya.Kehadiran

4
aliran psikologi kognitif, tampaknya menjadi pengikis aliran behaviorismeyang
selalu menekankan pada aspek perilaku lahir. Teori-teori yang dikemukakan oleh
aliran behaviorisme kurang memuaskan para psikolog modern dewasa ini.
Karakteristik teori kognitif adalah:
 Belajar adalah proses mental bukan behavioral
 Siswa aktif sebagai penyadur
 Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif
 Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus
 Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan
 Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

3. Teori Humanistik:
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya,bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para
pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam diri mereka. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam
pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta
peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik. untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk

5
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya. Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:
 Manusia mempunyai belajar alami.
 Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
 Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
 Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil
 Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam
memperoleh cara.
 Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya
 Belajar lancer jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
 Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam.
 Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri.
 Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

4. Teori Konstruktivistik:
Menurut cara pandang teori konstruksivisme belajar adalah proses untuk
membanguin pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa
akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangu atas dasar realitas
yang ada di dalam masyarakat. Evaluasi pembelajaran. Dalam treori
kontruktivisme, evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui kualitas
siswa dalam memahami materi dari guru. Evaluasi menjadi saran untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.
Konstruktivisme sebagai deskripsi kognitif manusia seringkali
diasosiasikan dengan pendekatan paedagogi yang mempromosikan learning by
doing. Teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar

6
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang
diperlakukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Menurut asalnya, teori konstruktivime bukanlah teori pendidikan. Teori ini
berasal dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini
membahas mengenai bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia.
Menurut teori ini pembentukan pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi
manusia atas realitas yang dihadapinya. Dalam perkembangan kemudian, teori ini
mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang
berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentuknya
pengetahuan. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa
mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
o Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini
dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
o Konstruksi makna merupakan suatu proses yang berlangsung terus-
menerus seumur hidup.
o Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasi
pada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentuk
pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari perkembangan
melainkan perkembangan itu sendiri. Suatu perkembangan yang menuntun
penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.
o Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang
dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi
disekuilibrium merupakan situasi yang baik untuk belajar.
o Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan siswa.
o Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.
Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk
menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanis untuk mengumpulkan fakta.
Dalam konteks yang demikian, belajar yang bermakna terjadi melalui refleksi,

7
pemecahan konflik pengertian dan selalu terjadi pembaharuan terhadap pengertian
yang tidak lengkap.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut dapat ditarik sebuah inferensi bahwa
menurut teori konstruktivisme belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan
dengan cara mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa
dengan realitas baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Proses
konstruksi pengetahuan berlangsung secara pribadi maupun sosial. Proses ini
adalah proses yang aktif dan dinamis. Beberapa faktor seperti pengalaman,
pengetahuan awal, kemampuan kognitif dan lingkungan sangat berpengaruh
dalam proses konstruksi makna.Argumentasi para konstruktivis memperlihatkan
bahwa sebenarnya teori belajar konstrukvisme telah banyak mendapat pengaruh
dari psikologi kognitif, sehingga dalam batas tertentu aliran ini dapat disebut juga
neokognitif.
Walaupun mendapat pengaruh psikologi kognitif, namun harus diakui
bahwa stressing point teori ini bukan terletak pada berberapa konsep psikologi
kognitif yang diadopsinya (pengalaman, asimilasi, dan internalisasi), melainkan
pada konstuksi pengetahuan. Konstruksi pengetahuan yang dimaksudkan dalam
pandangan konstruktivisme yaitu pemaknaan realitas yang dilakukan setiap orang
ketika berinteraksi dengan lingkungan. Dalam konteks demikian, konstruksi atau
pemaknaan terhadap realitas adalah berlajar itu sendiri. Dengan asumsi seperti ini,
sebetulnya substansi konstrukvisme terletak pada pengakuan akan hekekat
manusia sebagai homo creator yang dapat mengkonstruksi realitasnya
sendiri.Adapun prinsip-prinsip teori belajar konstruktivistik adalah sebagai
berikut:
 Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
 Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
 Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
 Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses
kontruksi berjalan lancar.
 Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

8
 Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan
 Mencari dan menilai pendapat siswa
 Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

5. Teori Humanistik:
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori
belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik
adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial
dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan
strategi berpikir produktif Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan sehingga para
peserta didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapat
mencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah
pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-
aktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-

9
hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan
tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi
keanekaragaman pendidikan ini.Tokoh utama teori humanistik adalah C. Rogger
dan Arthur Comb.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik. untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Jadi, teori belajar
humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan
potensi dirinya. Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:
 Manusia mempunyai belajar alami
 Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
 Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
 Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil.
 Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam
memperoleh cara.
 Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya.
 Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar.
 Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam.
 Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri.
 Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasikan kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Namun teori belajar ini tidaklah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori
belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang, seperti :

10
lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa.
Semua unsur ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model
teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada
asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan pendidikan. Teori – teori
pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana mana belajar itu
terjadi. Teori Behavioristik merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus
dan respon.

11
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengertian teori belajar:Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang
kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh Mc. Keachie
dalam Grendel 1991: 5 (Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan Hamzah
(2003:26) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang
didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri
dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan
dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya.

2. Macam-macam teori belajar: Dengan berkembangnya psikologi dalam


pendidikan, maka bersamaan dengan itu bermunculan pula berbagai teori
tentang belajar. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan ini
muncullah beberapa aliran psikologi pendidikan, diantaranya yaitu:
 Teori Belajar Behaviorisme.
 Teori Kognitif.
 Teori Humanistik.
 Teori Konstruktivistik.
 Teori Humanistik.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi
pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Mudjiono. 2009, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta.

Sanjaya,Wina, 2006, Strategi Pembelajaran. Jakarta, Kencana.

Mardalis, 2003. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : Bumi Aksara.

Sanjaya,Wina. 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Kencana.

Sugiyono Prof, Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kulaitatif dan R dan D. Bandung: Cv. Alfa Beta.

13

Anda mungkin juga menyukai