Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KONSEP,TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran


Dosen Pengampu:
Drs. Cici Nurul Haq, M.Pd.

KELOMPOK 3

Penyusun:
A Nurhakim (22511005)
Rizki Renza Kiatus (22512006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Drs. Cici Nurul Haq,
M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Garut, 18 Oktober 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakan ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Konsep Belajar ..................................................................................... 3
2.2 Konsep Pembelajaran .......................................................................... 3
2.3 Pengertian Teori ................................................................................... 4
2.4 Teori Klasik ......................................................................................... 5
2.5 Teori-Teori Belajar Proses ................................................................... 8
2.6 Teori-Teori Kognitif ............................................................................ 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 17
KESIMPULAN ................................................................................................ 17
SARAN ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau
pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang
membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan
lingkungan.
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam grendel 1991 : 5
(Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori
merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta
dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz
tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan
prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori belajar
adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang
akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Makalah ini terdiri dari 6 materi yang membahas menganai pengertian dan
unsur belajar sehingga dapat disimpulkan menjadi konsep belajar, pengertian,ciri,
dan hasil pembelajaran,teori-teori klasik terdiri dari 3 point yaitu behavioristik,
pengkondisian kelasik, dan gestalt,teori-teori belajar proses terdiri dari 2 point
yaitu teori skinner,dan teori gegne,dan yang terakhir membahas mengenai teori
kognitif yang terdiri dari 3 point yaitu pemprosesan informasi,metakognisi dan
sibernetik.
Materi dalam makalah ini disusun menjadi 6 sub-bab materi,seperti
berikut:
1. Konsep belajar
2. Konsep pembelajaran
3. Pengertian teori
4. Teori klasik

1
5. Teori-teori belajar proses
6. Teori-teori kognitif

2
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diharapkan pembaca dapat menjelaskan:
a) Pengertian konsep belajar dan pembelajaran
b) Teori klasik
c) Teori-teori belajar proses
d) Teori-teori kognitif

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep belajar


Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Menurut UNESCO terdapat empat pilar belajar yaitu:
 “learning to know” belajar untuk mengetahui
 “learning to do” belajar untuk aktif.maksudnya kegiatan belajar harus
dilakukan secara sadar,terus menerus,dan aktif sehingga terjadi perubahan
diri yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 “learning to be” belajar untuk menjadi. Maksudnya proses belajar yang
dilakukan peserta didik (siswa,mahasiswa) menghasilkan perubahan
perilaku individu atau masyarakat terdidik yang madiri.
 “learning to live together” belajar untuk bersama-sama.
Terdapat juga unsur-unsur belajar menurut Hamalik(2011) mengatakan bahwa
unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari:
 Motivasi siswa
 Bahan belajar
 Alat bantu belajar
 Suasana belajar
 Kondisi subyek belajar
Jadi,dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila terpenuhi unsur-unsur
pembelajaran yang terdiri dari peserta didik, tenaga pendidik, motivasi, bahan
belajar, alat bantu belajar, serta suasana dan kondisi yang dapat mendukung
kelancaran pembelajaran.
2.2 konsep pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari “learning” yang berasal dari kata
belajar atau “to learn”. Secara psikologis pengertian pembelajaran dapat
dirumuskan bahwa “Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil dari
interaksi individu itu dengan lingkungannya.” Menurut Dimyanti dan Mujiono
(1992, hlm 297) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah kegiatan guru

4
secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara
aktif

5
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Konsep pembelajaran adalah suatu sistem atau proses
perencanaan belajar yang ditujukan kepada pembelajaran supaya mencapai hasil
yang maksimal.
Ciri pembelajaran yang efektif menurut Eggen & kauchak(1998):
 Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
 Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam
pelajaran,
 Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
 Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis informasi,
 Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir,
 Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan
dan gaya mengajar guru.

Hasil pembelajaran
proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Lindgren (1968,
Hlm. 67) menyebutkan ada beberapa jenis perilaku sebagai hasil pembelajaran
yaitu kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
Adapun menurut Benyamin Bloom (1956, Hlm. 84) memberikan kontribusi
berkenaan dengan hasil pembelajaran pendapat yang dikenal dengan sebutan
Taksonomi tujuan pendidikan. Bloom menyebutkan ada tiga ranah perilaku
sebagai tujuan dan hasil pembelajaran, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
2.3 Pengertian Teori
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam grendel 1991 : 5
(Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori
merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta
dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz
tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan
prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori belajar

6
adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa,

7
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di
luar kelas.
2.4 Teori-Teori Klasik
1. Behavioristik
Teori Behavioristik merupakan teori dengan pandangan tetang belajar
adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dan respon. Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa
dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
hasil interaksi antara stimulus dan respon. (Hamzah Uno, 7: 2006). Para ahli
yang banyak berkarya dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Hull, Edwin
Guthrie dan Skinner. Teori belajar Skinner akan dijelaskan pada bagian yang
khusus yaitu teori belajar proses.
2. Thorndike
Menurut Thorndike (Hamzah Uno, 7:2006) belajar adalah proses interaksi
antara stimulu dan respon. Menurut Thorndike perubahan tingkah laku bisa
berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang tidak dapat diamati.
b. Watson
Menurut Watson (Hamzah Uno,7:2006) belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon . Stimulus dan respon tersebut berbentuk tingkah laku
yang bisa diamati. Dengan kata lain Watson mengabaikan berbagai perubahan
mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor
yang tidak perlu diketahui karena faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan
apakah proses belajar telah terjadi atau belum.
c. Clark Hull
Hull berpendapat bahwa tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga
kelangsungan hidup. Oleh karena itu kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan
biologis menempati posisi sentral. Menurut Hull kebutuhan dikonsepkan sebagai
dorongan, stimulus hampir selalu dikaitan dengan kebutuhan biologis.
d. Edwin Guthrie
Guthrie mengemukakan bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara
stimulus dan respon tertentu. Stimulus dan respon merupakan faktor kritis dalam
belajar. Oleh karena itu diperlukan pemberian stimulus yang sering agar
hubungan lebih langgeng. Suatu respon akan lebih kuat (dan bahkan menjadi
kebiasaan) apabila respon tersebut berhubungan dengan berbagai stimulus.

8
Guthrie mengemukakan bahwa hukuman memegang peranan penting dalam
proses belajar. Menurutnya suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat
akan

9
mampu merubah kebiasaan seseorang. Contoh seorang anak perempuan yang
setiap kali pulang sekolah selalu mencampakkan baju dan topinya dilantai. Ibunya
menyuruh agar baju dan topi dipakai kembali oleh anaknya. Lalu kembali keluar,
dan masuk rumah kembali sambil mengantungkan baju dan topinya di tempat
gantungannya. Setelah beberapa kali melakukan hal itu, respon menggantung topi
dan baju menjadi terasosiasi dengan stimulus memasuki rumah.
2. Pengkondisian klasik
Teori-teori klasik dipelapori oleh seorang ahli sosiologi Rusia bernama
Ivan Pavlo pada awal tahun 1900 an. Untuk menghasilkan teori ini Ivan Pavlov
melakukan suatu eksperimen secara sistimatis dan saintifik, dengan tujuan
mengkaji bagaimana pembelajaran berlaku pada suatu organisme.
Pavlov melakukan suatu eksperimen terhadap anjing. Dia meletakkan
secara rutin bubur daging di depan mulut anjing . Anjing mengeluarkan air liur .
air liur yang dikeluarkan oleh anjing merupakan suatu stimulus yang diasosiasikan
dengan makanan. Pavlov juga menggunakan lonceng sebelum makanan diberikan.
Berdasarkan hasil eksperimen pavlo diperoleh suatu kesimpulan bahwa
asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini merupakan tipe
pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal dengan Teori Pengkondisian
Klasik.
Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme
belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus. (Santrock, 2010).
Dalam pengkondisian klasik stimulus netral (seperti melihat seseorang)
diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan
menimbulkan kapasitas untuk menghasilkan respon yang sama.
Dalam teori pengkondisian klasik ada 2 tipe stimulus dan 2 tipe
respon,yang harus dipahami yaitu Unconditioned Stimulus (US), Unconditoned
respon (ER), Conditioned Stimulus (CS), dan Conditioned Respon (CR).
Unconditioned Stimulus (US) adalah sebuah stimulus yang secara
otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam
eksperimen Pavlov makanan adalah US. Unconditioned Respon adalah respon
yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US, dalam eksperimen
Pavlov air liur anjing yang merespon makanan adalah UR.
Conditioned Stimulus adalah stimulus yang sebelumnya netral yang
akhirnya menghasilkan conditioned respon setelah diasosiasi dengan US. Dalam
espemen Pavlov beberapa penglihatan dan suara yang terjadi sebelum anjing
menyantap makanan. Conditioned Respon adalah respon yang dipelajari yang
muncul setelah terjadi pasangan US – CS. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
skema exsperimen Palvov berikut :

6
Sebelum Pengkondisian
US (makanan) >>>>>>>>>>>> UR (Keluar air liur)
CS (lonceng) >>>>> tak ada CR (air liur tidak keluar)

Selama Pengkondisian
CS(lonceng) + US (makanan)>>>>> UR (keluar air liur)
Setelah Pengkondisian
CS (lonceng) >>>>>>> CR (keluar air liur)
(M. Asrori, 2008) Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov diperoleh
kesimpulan berkenan dengan beberapa cara perubahan tingkah laku yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran (M. Asrori, 8:2008 dan Santrock, 270 :
2010) , yaitu :
a. Generalization (generalisasi)
Generalization adalah pengaruh dari stimulus yang baru untuk
menghasilkan respon yang sama. Misalnya murid dimarahi karena ujian
biologinya buruk. Saat murid untuk ujian kimia dia juga akan menjadi gugup
karena kedua pelajaran tersebut saling berkaitan. Jadi murid menggeneralisasikan
satu ujian mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.
b. Discrimination (diskriminasi)
Descrimination dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme
merespon stimulus tertentu tetapi tidak merespon stimulus lainnya. Dalam kasus
murid yang mengikuti ujian di kelas, dia begitu gugup saat menempuh ujian
pelajaran bahasa Indonesia atau sejarah karena kedua mata pelajaran tersebut jauh
berbeda dengan mata pelajaran kimia dan biologi.
c. Extinction (pelenyapan)
Suatu stimulus yang dikondisikan tidak diikuti dengan stimulus tidak
dikondisikan, lama kelamaan organisme tidak akan merespon. Ini berarti bahwa
respon secara bertahap terhapus. Murid yang gugup mengikuti ujian akan mulai
menempuh tes dengan lebih baik,dan kecemasannya mereda.
Teori pengembangan klasik ini sangat membantu untuk mamahami
beberapa aspek pembelajaran dengan lebih baik dan juga membantu memahami
kecemasan dan ketakutan pada murid dalam proses belajar dan pembelajaran .
3. Gestalt

7
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola,
ataupun kemiripan menjadi kesatuan.
Akhmad Sudrajat (Tersedia pada : http://belajarpsikologi.com/teori-
belajar-gestalt/, 16 Maret 2011) menguraikan beberapa Aplikasi teori Gestalt
dalam proses pembelajaran antara lain :
a. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting
dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki
kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam
suatu obyek atau peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-
unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan
masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif
pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna
yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada
keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran
akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.
Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas
pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
d. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang
diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan
kehidupan peserta didik.
e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar
terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam
situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain
dalam tatasusunan yang tepat. Jadi menekankan pentingnya penangkapan prinsip-
prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-
ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta
didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah
dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik
untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.
2.5 Teori – Teori Belajar Proses

8
2. Teori Skinner
Teori Skinner disebut juga dengan teori pengkondisian operan. Pelopor teori ini
adalah B.F. Skinner. Inti dari teori ini adalah dimana konsekunsi prilaku akan
menyebabkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan terjadi (Santrock,
272:2010).
Konsekuensi – imbalan atau hukuman bersifat sementara pada prilaku organisme.
Contoh seorang siswa akan mengemas bukunya secara rapi jika dia tahu bahwa
dia akan diberikan hadiah oleh gurunya.
Menurut Skinner, pengkondisian Operan terdiri dari 2 konsep utama, yaitu :
penguatan (reinforcement), yang terbagi kedalam penguatan positif dan
penguatan negative, dan hukuman (punishment). (M. Asrori, 9 : 2008)
Penguatan positiv (positeve reinforcement) adalah apa saja stimulus yang dapat
meningkatkan sesuatu tingkah laku. Contoh seorang siswa yang mencapai
prestasi tinggi diberikan hadiah maka dia akan mengulangi prestasi itu dengan
harapan dapat hadiah lagi. Penguatan bisa berupa benda, penguatan sosial (pujian,
sanjungan) atau token (seperti nilai ujian).
Penguatan negativ (negative reinforcement) apa saja stimulus yang
menyakitkan atau yang menimbulkan keadaan tidak menyenangkan atau tidak
mengenakan perasaan sehingga dapat mengurangi terjadinya sesuatu tingkah laku.
Contoh seorang siswa akan meninggalkan kebiasaan terlambat mengumpulkan
tugas/PR karena tidak tahan selalu dicemooh oleh gurunya.
Hukuman (punishment) adalah apa saja stimulus yang menyebabkan
sesuatu respon atau tingkah laku menjadi berkurang atau bahkan langsung
dihapuskan atau ditinggalkan. Contoh seorang siswa yang tidak mengerjakan PR
tidak dibolehkan bermain bersama teman-temannya saat jam istirahat.
Ada sejumlah teknik-teknik dalam pengkondisian operan yang dapat
digunakan untuk pembentukan tingkah laku dalam pembelajaran (M.Asrori,
10:2008), yaitu :
2. Pembentukan respon (Shaping Behaviour)
Teknik pembentukan respon ini dilakukan dengan cara menguatkan
organisme pada saat setiap kali ia bertindak kearah yang diinginkan sehingga ia
menguasai atau belajar merespon sampai suatu saat tidak lagi menguatkan respon
tersebut. Prosedur pembentukan respon bisa digunakan untuk melatih tingkah laku
siswa dalam proses pembelajaran agar secara bertahap mampu merespon stimulus
dengan baik . Contoh : apabila seorang guru memberikan ceramah, reaksi siswa
sebagai pendengar dapat mempengaruhi bagaimana guru itu bertindak. Jika

9
sekelompok siswa mengangguk – angguk kepala mereka, ini dapat
menguatkan guru tersebut untuk berceramah lebih semangat lagi.
b. Generalisasi,Diskriminasi dan Penghapusan
Generalisasi adalah penguatan yang hampir sama dengan penguatan
sebelumnya akan dapat menghasilkan respon yang sama. Contoh : Seorang siswa
akan mengerjakan PR dengan tepat waktu karena pada minggu lalu mendapat
pujian di depan kelas oleh gurunya ketia menyelesaikan PR tepat waktu.
Diskriminasi adalah respon organisme terhadap sesuatu penguatan, tetapi tidak
terhadap penguatan yang lain. Contoh : seorang siswa mengerjakan PR dengan
tepat waktu Karena mendapat ujian dari gurunya pada mata pelajaran IPA, tetapi
tidak begitu halnya ketika mendapat pujian dari guru IPS. Respon ini bias berbeda
karena cara memberikan pujiannya sudah berbeda.
Penghapusan adalah suatu respon terhapus secara bertahap apabila
penguatan atau ganjaran tidak diberikan lagi. Contoh : seorang siswa yang
mampu mengerjakan PR dengan tepat waktu tadi bisa secara bertahap menjadi
tidak tepat waktu karena gurunya tidak pernah lagi memberikan pujian sama
sekali.
c. Jadwal Penguatan (Schedule of reinforcement)
Skinner menyatakan bahwa cara atau waktu pemberian penguatan dapat
mempengaruhi respon. Penguatan disini dibagi menjadi 2 yaitu penguatan
berkelanjutan (Continous Inforcement) dan penguatan berkala (Variabel
Reinforcement).
Penguatan berkelanjutan adalah penguatan yang diberikan pada setiap
saat setiap kali organisme menghasilkan respon. Contoh : setiap kali siswa mampu
mengerjakan soal dengan betul, guru selalu memberikan pujian kepadanya
Penguatan berkala adalah penguatan yang diberikan dalam jangka waktu tertentu.
Penguatan berkala terbagi dua , yaitu : berdasarkan nisbah (rasio) yang
disebut penguatan nisbah dan berdasarkan interval waktu atau disebut juga dengan
penguatan waktu.
Penguatan nisbah dibagi menjadi dua, yaitu : Nisbah tetap adalah apabila
penguatan diberikan setelah beberapa respon terjadi. Misalnya ada 10 kali siswa
memberikan respon baru diberikan 1 kali penguatan. Dan nisbah berubah adalah
apabila penguatan diberikan setelah beberapa kali respon muncul, tetapi kadarnya
tidak tetap. Misalnya penguatan diberikan kepada siswa kadang kala setelah 10
kali respon kadang kala setelah 5 respon.
Penguatan waktu juga dibagi dua, yaitu : waktu tetap adalah apabila
penguatan diberikan pada akhir waktu yang ditetapkan. Misalnya memberikan

10
pengutan kepada setiap respon yang muncul setelah 1 menit. Waktu berubah
adalah

10
apabila penguatan diberikan pada akhir waktu yang ditetapkan, tetapi
waktu yang ditetapkan itu berbeda berdasarkan respon yang muncul.
d. Penguatan Positif Penguatan posistif dilakukan dengan memberikan penguatan
sesegera mungkin setelah suatu tingkah laku muncul. Misalnya seorang siswa
yang dapat menjawab pertanyaan guru maka pada sait itu juga guru segera
memberikan pujian.
e. Penguatan Intermiten
Penguatan intermiten dilakukan dengan memberikan penguatan untuk
memelihara perubahan tingkah laku atau respon positif yang telah dicapai
seseorang. Dengan penguatan seperti ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri
individu . Misalnya : seorang siswa yang tadinya malu untuk membaca puisi di
depan kelas, kemudian secara bertahap dia sudah tidak malu lagi dan mampu
membaca puisi di depan kelas. Maka guru memberikan pujian di depan teman-
temannya agar keberanian membaca puisi di depan kelas tersebut dapat
terpelihara.

f. Penghapusan
Penghapusan dilakukan dengan cara tidak melakukan penguatan sama
sekali atau tidak mengirakan respon yang akan muncul pada seseorang. Misalnya
siswa yang berbicara lucu dengan maksud memancing teman-temannya bergurau
agar suasana kelas menjadi gaduh, tidak diberikan sapaan oleh guru bahkan guru
tidak menghiraukannya. Denga demikian, siswa yang bersangkutan akan merasa
bahwa apa yang dilakukannya tidak berkenan di hati gurunya sehingga dia tidak
akan melakukannya lagi.
g. Percontohan (modeling)
Percontohan adalah prilaku atau respon individu yang dilakukan dengan
mencontoh tingkah laku orang lain. Contohnya : seorang siswa berusaha berbicara
dengan suara keras, tidak terges-gesa, sistematis, dan mudah dipahami karena dia
meniru guru IPA yang selalu menunjukkan prilaku seperti itu pada saat mengajar.
Oleh karena itu seorang guru harus mampu menunjukkan tutur kata, sikap,
kemampuan, kecerdasan dan tingkah laku yang dapat dicontoh oleh siswa.
h. Token Ekonomi
Adalah memberikan gambaran terhadap sesuatu yang memiliki nilai
ekonomi ketika seseorang telah mampu menunjukkan respon atau tingkah laku
yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya guru member hadiah buku
novel yang bagus kepada seorang siswa
2. Teori Gagne

11
Robert Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, Beliau mendapatkan
gelar A.B. pada Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. Ada
beberapa hal yang melandasi pandangan Gagne tentang belajar. Menurutnya
belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses luas yang dibentuk
oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku itu
merupakan proses komulatif dari belajar. Artinya banyak keterampilan yang
dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit.
Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang
diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan
tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek belajar yang kumulatif (Gagne,
1968). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal.
Belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan dengan mudah, karena belajar
bersifat kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar, orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas
tersebut berasal dari (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan (2) proses
kognitif yang dilakukan siswa. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi menjadi kapabilitas baru. Juga dikemukakan bahwa belajar merupakan
faktor yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan, perkembangan tingkah laku
merupakan hasil dari aspek kumulatif belajar. Berdasarkan pandangan ini Gagne
mendefinisikan pengertian belajar secara formal bahwa belajar adalah perubahan
dalam disposisi atau kapabilitas manusia yang berlangsung selama satu masa
waktu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Perubahan itu
berbentuk perubahan tingkah laku. Hal itu dapat diketahui dengan jalan
membandingkan tingkah laku sebelum belajar dan tingkah laku yang diperoleh
setelah belajar. Perubahan tingkah laku dapat berbentuk perubahan kapabilitas
jenis kerja atau perubahan sikap, minat atau nilai. Perubahan itu harus dapat
bertahan selama periode waktu dan dapat dibedakan dengan perubahan karena
pertumbuhan, missalnya perubahan tinggi badan atau perkembangan otot dan lain-
lain. Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
 Fase pengenalan (apprehending phase). Pada fase ini peserta didik
memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan
memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan
berbagai cara. Ini berarti bahwa belajar adalah suatu proses yang unik pada
tiap siswa, dan sebagai akibatnya setiap siswa bertanggung jawab terhadap
belajarnya karena cara yang unik yang dia terima pada situasi belajar.
 Fase perolehan (acqusition phase). Pada fase ini peserta didik memperoleh
pengetahuan baru dengan menghubungkan informasi yang diterima
dengan pengetahuan sebelumya. Dengan kata lain pada fase ini siswa
membentuk asosiasiasosiasi antara informasi baru dan informasi lama.

12
 Fase penyimpanan (storage phase). Fase storage/retensi adalah fase
penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka
pendek

12
 ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam
memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
 Fase pemanggilan (retrieval phase). Fase Retrieval/Recall, adalah fase
mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam
memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori
atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih
daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara
terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan
menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil. Kemudian ada
fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
 Fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk belajar.
 Fase generalisasi adalah fase transer informasi pada situasi-situasi baru,
agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan
sesuatu dengan informasi baru tersebut.
 Fase penampilan
adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang
nampak setelah mempelajari sesuatu.
 Fase umpan balik, siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah
ditampilkan (reinforcement).
2.6 Teori – Teori Kognitif
1. Pemrosesan informasi
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan
dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang
memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat
memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
Pemerosesan informasi menyatakan bahwa murid mengolah informasi,
memonitiringnya, dan menyusun strategi berkenaaan dengan informasi tersebut.
Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan berfikir (thinking). (Santrock,
310:2010). Anak secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk
mengembangkan untuk memproses informasi, dan secara bertahap pula mereka
biasa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.
Pemerosesan informasi pada awalnya menggunakan sistem komputer sebagai
analog. Penggunaan sistem komputer sebagai analog cara manusia memproses,
menyimpan dan mengingat kembali informasi sesungguhnya kurang tepat karena

13
terlalu menyederhanakan manusia. Cara manusia memproses informasi
sesungguhnya lebih kompleks dibandingkan dengan komputer. (M.Asrori,
13:2008).
Roobert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karateristik utama dari
pendekatan pemrosesan informasi , yaitu : Proses pikiran, mekanisme pengubahan
dan modifikasi diri. (Santrock, 310 :2010).
Pemikiran menurut pendapat Siegler (2002), berfikir adalah pemerosesan
informasi. Ketika anak merasakan, malakukan, mempresentasikan dan
menyimpan informasi dari dunia sekelilingnya, mereka sedang melakukan proses
berfikir. Pikiran adalah sesuatu yang sangat fleksibel, yang menyebabkan individu
bias beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan,
tugas dan tujuan. (Santrock, 311 : 2010).
Mekanisme pengubahan menurut Siegler (2002) dalam pemerosesan informasi
focus utamnya adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan.
Ada empat mekanisme yang bekerjasama menciptakan perubahan dalam
keterampilan kognitif anak, yaitu : Ecoding (penyandian), Otomatisasi, konstruksi
strategis dan generalisasi.
Ecoding adalah proses memasukkan informasi kedalam memori. Aspek utama
dari pemecahan problem adalah menyandikan informasi dan relevan dan
mengabaikan informasi yang tidak relevan.
Otomatisitas adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit
atau tanpa usaha. Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman,
pemerosesan informasi menjadi makin otomatis, dan anak bisa mendeteksi
hubungan – hubungan baru antara ide dan kejadian. (Kail, 2002 dalam Santrock,
311 : 2010).
Konstruksi Strategi yaitu penemuan prosedur baru untuk memproses
informasi. Anak perlu menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan
mengoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahun sebelumnya yang
relevan untuk memecahkan masalah.
Agar dapat manfaat penuh dari strategi baru diperlukan generalisasi. Anak
perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan strategi pada problem lain.
Modifikasi diri. Anak memainkan peran aktif dalam perkembangan mereka.
Mereka menggunakan pengetahuan dan strategi yang telah mereka pelajari untuk
menyesuaikan respon pada situasi pembelajaran yang baru. Anak membangun
respon baru dan lebih canggih berdasarkan pengetahuan dan strategi sebelumnya.
2. Metakognisi

14
Metakognisi adalah suatu kemampuan individu berdiri di luar kepalanya dan
berusaha merenungkan cara dia berfikir atau merenungkan proses kognitif yang

14
dilakukan. (M.Asrori, 20:2008). Pengetahuan metakognisi melibatkan usaha
monitoring dan refleksi pada pikiran seseorang pada saat sekarang. Aktivitas
metakognisi terjadi pada saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola
strategi pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan
sesuatu tujuan. (Santrock, 340:2010).
Orang yang pertama memperkenalkan istilah metakognisi adalah John Flavell.
Ia membagi metakognisi keempat variable yang penting, yaitu :
a. Variabel Individu
Variabel individu mengandung makna bahwa manusia itu adalah
organism kognitif atau pemikir. Segala tindak – tanduk kita adalah akibat
dari cara kita berfikir. Variabel individu dibagi menjadi tiga, yaitu :
 Variabel Intra Individu
Variabel intra individu adalah apa saja yang terjadi di dalam diri
seseorang. Misalnya : seseorang yang mengetahui dirinya lebih pandai
dalam mata pelajaran matematika dibandingkan dengan mata pelajaran
sejarah.
 Variabel antra individu
Variabel antra individu adalah kemampuan individu membandingkan dan
membedakan kemampuan kognitif dirinya dengan orang lain. Misalnya :
seorang siswa mengetahui bahwa dirinya pandai pada mata pelajaran IPA
dibandingkan dengan teman yang duduk dengan dia di kelasnya.
b. Variabel Universal Variabel universal adalah pengetahun yang diperoleh
dari unsur-unsur yang ada didalam sistem budaya sendiri. Misalnya :
mengetahui bahwa sebagai manusia kita lupa. Sebenarnya kita paham
terhadap apa yang kita lupakan, tetapi lama kelamaan kita sadar bahwa
kita tidak paham
c. Variabel Tugas Variabel tugas adalah kesanggupan individu untuk
mengetahui kesan-kesan, pentingnya dan hambatan sesuatu tugas kognitif.
Contoh : seandainya informasi yang disampaikan oleh guru adalah sesuatu
yang sulit dan siswa tahu bahwa guru tersebut tidak akan mengulangi,
maka para siswa tentu akan memberikan perhatian yang lebih serius dan
mendengarkan serta memproses informasi itu dengan lebih teliti.
d. Variabel Strategi Variabel strategi adalah pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu atau mengatasi kesulitan yang timbul. 3. Sibernetik
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. (Hamzah
Uno, 17 : 2006). Dalam teori sibernetik yang lebih penting adalah sistem
informasi yang diproses, karena informasi ini yang akan menentukan
proses.
Kelebihan Teori Sibernetik
 Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
 Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.

15
 Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.

15
 Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.
 Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
 Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-
masing individu
 Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat
unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang
diharapkan. Kelemahan teori sibernetik adalah teori ini dikritik karena
lebih menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang
memperhatikan bagaimana proses belajar.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap dan nilai yang positif melalui
pengalaman.
Konsep belajar adalah suatu proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik apabilah terpenuhi unsur-unsur pembelajaran yang terdiri dari
peserta didik, tenaga pendidik, motivasi/stimulus, bahan belajar, alat bantu
belajar, serta suasana dan kondisi belajar yang dapat mendukung
kelancaran pembelajaran.
Konsep pembelajaran adalah suatu sistem atau proses perencanaan
belajar yang ditujukan kepada pembelajaran supaya mencapai hasil yang
maksimal
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang
dikira, dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber
sarana yang dapat menunjang, seperti : lingkungan siswa, kondisi
psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa. Semua unsure ini
dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model teori belajar
yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada
asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan pendidikan.
Makalah ini sudah cukup banyak membahas tetang teori-teori
pembelajaran. Teori – teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu
belajar dan bagaimana mana belajar itu terjadi. Teori Behavioristik
merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan respon. Teori
Pengkondisian Klasik menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha
dari organisme untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus yang
pada akhirnya menghasilkan sustu respon. Teori Gestalt lebih menekankan
belajar adalah kecenderungan mempersepsikan apa yang terlihat dari
lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Inti dari Teori Skinner adalah
dimana konsekunsi prilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas prilaku itu akan terjadi . Teori Gane menyatakan bahwa

17
belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses luas yang
dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Teori
Pemerosesan Informasi menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh
sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.
Metakognisi adalah suatu kemampuan individu diluar kepalanya dan
berusaha

17
merenungkan cara dia berfikir atau merenungkan proses kognitif
yang dilakukan. Sedangkan Sibernetik mengatakan bahwa belajar adalah
pengolahan informasi .
Jadi masing-masing teori menjelaskan belajar dan pembelajaran
dalam pengertian yang berbeda-beda.

Saran
Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan
tuntutan hidup manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin hari semakin maju dan kompleks. Dunia
pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap perubahan dan
perkembangan sekecil apa pun dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai
ujung tombak pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus
mengembangkan pengetahuan, kemampuan serta keterampilannya. Oleh
karena itu disaran kepada semua yang berhubungan dengan dunia
pendidikan dan khususnya guru dapat membaca dan memahami Konsep
dan Teori-teori pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

SINURAYA, TESALONIKA. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model


Make a Match Pada Mata Pelajaran Bupena IPA Tema 5 Subtema 3 Sifat Cahaya dan
Periskop Di Kelas lV SD Negeri 043934 Simpang Singa Tahun Ajaran 2022/2023. Diss.
UNIVERSITAS QUALITY BERASTAGI, 2023.

Laksana, Sigit Dwi. "Integrasi empat pilar pendidikan (unesco) dan tiga pilar pendidikan
islam." Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam 6.1 (2016).

Ronaldo, Giovani Ismail. PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN


CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS V SD (Kuasi Eksperimen di Kelas V SD Negeri Cangkuang 1 Rancaekek
Pada Subtema 2 Manusia dan Lingkungan. Diss. FKIP UNPAS, 2019.

ZULKURNIA, DANANG. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis


Proyek Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro. Diss.
UNIVERSITAS LAMPUNG, 2017.

Nahar, Novi Irwan. "Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses


pembelajaran." NUSANTARA: jurnal ilmu pengetahuan sosial 1.1 (2016).

Sumanto, M. A. Pisikologi Umum. Media Pressindo, 2014.

Wahyuni, Molli, and Nini Ariyani. Teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran. Edu
Publisher, 2020.

Saragih, Febi Ariani. "PENGARUH CARA BELAJAR MENGGUNAKAN KAMUS DIGITAL


DAN KAMUS MANUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KANJI: STUDI KASUS
TERHADAP MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN
2013UNIVERSITAS BRAWIJAYA." JURNALISTRENDI: JURNAL LINGUISTIK, SASTRA,
DAN PENDIDIKAN 2.1 (2017).

Kuntarto, Eko, and Rayandra Asyhar. "Pengembangan model pembelajaran blended


learning pada aspek learning design dengan platform media sosial online sebagai
pendukung perkuliahan mahasiswa." Repository Unja (2017).

Tripambudi, Sigit, et al. "KOMUNIKASI VISUAL KREATIF BERBASIS IT BAGI SISWA


BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB DHARMA BHAKTI PIYUNGAN,
YOGYAKARTA." PROSIDING SEMINAR NASIONAL TAHUN KE-3 CALL FOR PAPERS
DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEMENRISTEKDIKTI RI. No.
3. LEMBAGA PENENLITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN" YOGYAKARTA, 2017.

Teori-teori belajar. psikologi.uma.ac.id

Konsep belajar dan pembelajaran. spada.uns.ac.id

19

Anda mungkin juga menyukai