Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Teori Belajar dan Penerapannya


Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah psikologi pendidikan.
Dosen Pengampu: Dr. Syarifah,M.Pd

Disusun Oleh

KELOMPOK 5

1. Fristi Novianti NPM: 22112001103133

2. Sofie Aulia NPM:22112001103139

3. Yola Indri Wijiastuti NPM:22112001103140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENGETAHUAN SOSIAL

IKIP PGRI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang selalu memberkati kami selama proses penyusunan dan pengerjaan
makalah sampai makalah ini selesai tepat waktu. Makalah yang berjudul “Teori
Belajar dan Penerapannya”. Disusun untuk memenuhi tugas dan penilaian
kelompok dalam mata kuliah psikologi pendidikan. Kami selaku kelompok 5
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Syarifah dosen pengampu mata kuliah
psikologi pendidikan yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses
penyusunan dan pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak lain dan anggota kelompok yang sudah ikut berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini sampai makalah ini selesai.

Makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna tidak dapat kami
pungkiri jika adanya banyak kekurangan atau kesalahan didalam penyusunan
makalah ini. Dikarenakan kurangnya kemampuan dan keterampilan kami dalam
penyusunan makalah ini. Maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca dan pihak lain sehingga kedepannya makalah ini dapat
menjadi lebih baik. Dan harapan kami adalah makalah ini dapat membantu dalam
meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca sehingga makalah yang kami
susun ini dapat bermanfaat.

Samarinda, November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan............................................................................................................4

BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................6

A. Pengertian Teori Belajar................................................................................6

B. Macam-Macam Teori Belajar dan Penerapannya.........................................8

C. Peran Teori Belajar Dalam Psikologi Pendidikan........................................15

BAB III: PENUTUP.........................................................................................22

A. Kesimpulan..................................................................................................22

B. Saran............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan individu


dan perkembangan masyarakat. Sejak lama, para ahli pendidikan dan psikologi
telah berusaha memahami bagaimana orang belajar dan bagaimana pendekatan
yang efektif dalam proses belajar dapat diterapkan di dalam kelas atau lingkungan
belajar. Teori belajar merupakan kontribusi penting dalam memahami proses
belajar. Teori ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana individu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui pengalaman belajar.

Dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari teori belajar, pendidik


dapat mengembangkan strategi pengajaran yang lebih efektif dan membantu siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Penerapan teori belajar menjadi penting
dalam konteks pendidikan modern. Melalui penerapan teori belajar yang tepat,
guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang memadai, mengidentifikasi
strategi pengajaran yang efektif, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan
mendorong siswa untuk mengatur belajar mereka secara mandiri. Dengan
demikian, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan secara signifikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori belajar?

2. Bagaimana teori belajar seperti teori behavioristik, teori kognitivistik, teori


humanistic, dan teori konstruktivistik, dapat diterapkan dalam pendidikan?

3. Bagaimana Peran teori belajar dalam psikologi pendidikan?

4
C. Tujuan

1. Menjelaskan konsep dasar dari berbagai teori belajar yang relevan dalam
konteks pendidikan, seperti behavioristik, kognitivistik, humanistic, dan
konstruktivistik.

2. Menganalisis penerapan teori-teori belajar tersebut dalam proses


pembelajaran, baik dalam lingkungan formal maupun non-formal.

3. Menjelaskan peran lingkungan, guru, dan siswa dalam penerapan teori


belajar dalam psikologi pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar

Teori adalah suatu kerangka konseptual atau model yang digunakan untuk
menjelaskan, memprediksi, atau memahami suatu fenomena atau domain tertentu.
Teori merupakan hasil dari proses penelitian dan pengembangan pada bidang ilmu
tertentu, yang dikembangkan berdasarkan pengamatan, pengumpulan data,
analisis, dan interpretasi. Bukan teori belajar spesifik yang harus dipahami,
melainkan apa yang bekerja dalam konteks pendidikan (Hattie, 2021).

Belajar adalah proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan,


keterampilan, pemahaman, atau perilaku baru melalui pengalaman, latihan, studi,
atau instruksi. Belajar dapat terjadi secara sengaja, melalui pendidikan formal,
atau secara tidak sadar melalui pengalaman sehari-hari. Ini melibatkan
pemrosesan informasi, perubahan dalam sikap, pemahaman dan penerapan
konsep, atau perubahan perilaku. Menurut Sartika (2022) belajar merupakan suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

Maka dari kedua pengertian tersebut kita dapat mengetahui pengertian


teori belajar yaitu teori belajar merupakan sejumlah kerangka konseptual atau
model yang digunakan untuk menjelaskan dan memahami proses belajar manusia.
Teori belajar melibatkan pemahaman tentang bagaimana individu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui pengalaman belajar (Boekaerts,
2021). Teori belajar bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana
seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perilaku baru melalui
pengalaman atau instruksi. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya
terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,

6
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di
luar kelas (Oktaya & Panggabean, 2022).

Teori belajar melibatkan penelitian dan pengembangan dalam bidang


psikologi, pendidikan, dan disiplin ilmu terkait lainnya. Tujuan utama dari teori
belajar adalah untuk memberikan panduan bagi praktisi dalam merancang strategi
pembelajaran yang efektif, serta memberi pemahaman yang lebih dalam tentang
faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan belajar. Teori belajar merujuk pada
keterkaitan antara pengetahuan teoritis dan proses belajar. Teori belajar digunakan
untuk menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan dan
keterampilan baru dalam proses belajarnya. Teori-teori belajar memberikan
pemahaman tentang mekanisme, proses, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran. Mereka membantu mengidentifikasi dan menjelaskan bagaimana
individu memperoleh, menyimpan, dan mengaplikasikan informasi serta
mengembangkan keterampilan baru.

Berbagai teori belajar seperti behaviorisme (misalnya, teori belajar operant


dan klasik), kognitivisme (misalnya, teori konstruktivisme dan pemrosesan
informasi), konstruktivisme sosial (misalnya, teori belajar kolaboratif dan
Vygotsky), dan teori belajar berbasis neurosains (misalnya, teori belajar
berdasarkan neuron dan neuroplastisitas) telah dikembangkan untuk menjelaskan
dan memahami bagaimana penerimaan informasi, pengolahan kognitif, dan faktor
sosial mempengaruhi belajar.

Dalam praktiknya, pendekatan belajar yang didasarkan pada teori-teori ini


dapat digunakan untuk merancang strategi pembelajaran dan pengajaran yang
efektif, baik dalam konteks pendidikan formal maupun informal. Teori-teori
belajar membantu guru, pendidik, dan praktisi pendidikan lainnya dalam
memahami proses belajar siswa, memfasilitasi pengalaman belajar yang baik, dan
menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif.

7
B. Macam-Macam Teori Belajar dan Penerapannya

Teori belajar mengacu pada seperangkat pernyataan umum yang


digunakan untuk menggambarkan realitas pembelajaran. Pada penerapannya teori
belajar biasa digunakan untuk pembelajaran guru sehingga bisa dimanfaatkan
untuk pembelajaran agar guru menjadi seorang guru profesional. Teori belajar
menyangkut suatu tindakan untuk membimbing dan mengajarkan individu
bagaimana caranya siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, pandangan
hidup, serta pengetahuan akan kebudayaan masyarakat di sekitarnya. Dengan
begitu, diperlukan pembahasan atau penjelasan mengenai teori belajar. Pada
hakikatnya teori belajar merupakan suatu usaha yang melibatkan kegiatan mental
yang terjadi dalam diri individu sebagai akibat dari proses interaksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan,
tingkah laku, pemahaman, keterampilan, nilai perilaku yang bersifat relatif
(Given, 2014: 188 dalam Nurhadi, 2020: 79-81).

Untuk menghasilakan teori belajar dan penerapannya yang efektif, ada


empat teori yang harus diketahui terlebih dahulu, berikut penjelasan empat teori
tersebut :

1. Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah


laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik dan
materialistik,sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan
melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku
seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas
tingkah laku yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian
dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut. Teori behavioristik merupakan teori dengan pandangan
tetang belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang
8
dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang
baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Penerapan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari


beberapa komponen seperti tujuan pembelajaran, materi pelajaran, karakteristik
siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan. Teori belajar
behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori
belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa
untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi
dan berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik
memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada
siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh guru itulah yang
harus dipahami oleh siswa.

Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang digunakan untuk


memahami pola perubahan prilaku manusia dengan menggunakan beberapa
pendekatan yakni objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga terjadi
perubahan tingkah laku pada individu dengan memperhatikan kondisi yang
ada. Dengan sebutan lain, tingkah laku yang terlihat pada diri seseorang perlu ada
penguatan dengan melakukan pengujian dan pengamatan. Teori ini lebih
mendorong untuk melakukan suatu pengamatan karena pengamatan dianggap
hal yang urgen untuk mengetahui terjadi atau tidaknya perubahan tingkah
laku manusia (Made adi Nugraha Tristaningrat, 2019: 60-61).

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada


penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang
menuntut pelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum

9
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi
buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil
belajar (Nasution, 2020).

Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah


terstruktur rapi dan teratur, maka pelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan
pada aturan‐aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat.
Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga
pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau
ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai
kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan
dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah (Nasution,2020).
Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan
belajar. Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan
aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar
diri pelajar.

2. Teori Kognitivistik

Teori pembelajaran kognitivistik disebut juga dengan model perceptual,


yaitu menekankan untuk mengoptimalkan kemampuan rasional dan proses
pemahaman terhadap objek. Oleh karenanya tingkah laku seorang anak dapat
dinilai dari penerimaan dan pemahaman bukan dari tingkah laku yang tampak saja
(Ni’amah, 2021). Teori kognitivistik berbeda dengan teori pembelajaran
behavioristik karena lebih menekankan proses belajar daripada hasil Artinya
adalah bahwa belajar menurut kognitivisme tidak hanya mengandalkan stimulus
dan respon saja, namun lebih kompleks.

Dalam penerapannya teori kognitivistik menggunakan cara diskusi, Teori


kognitivistik menekankan pada proses perkembangan peserta didik. Meskipun
proses perkembangan peserta didik mengikuti urutan yang sama, namun
kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda. Dalam
10
proses pembelajaran, perbedaan kecepatan perkembangan mempengaruhi
kecepatan belajar peserta didik, oleh sebab itu interaksi dalam bentuk diskusi
tidak dapat dihindarkan. Pertukaan gagasan menjadi tanda bagi perkembangan
penalaran peserta didik. Perlu disadari bahwa penalaran bukanlah sesuatu yang
dapat diajarkan secara langsung, namun perkembangannya dapat disimulasikan.

Contoh penerapan teori belajar kognitivistik dalam pembelajaran, guru


bisa mendorong siswa untuk berdiskusi terhadap materi yang telah disampaikan,
meminta siswa untuk memberikan ide atau pendapat yang mereka miliki, dan hal-
hal lainnya yang membuat siswa terus bergerak atau menggunakan logikanya
dalam pembelajaran. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar
tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Tidak seperti
model belajar behavioristik yang mempelajari prses belajar hanya sebagai
hubungan stimulusrespon, model belajar kognitivistik merupakan suatu bentuk
teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual.

Model belajar kognitivistik mengatakan bahwa tingkah laku sesorang


ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya. Di samping itu, teori ini pun mengenal konsep bahwa
belajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan
melalui proses asimilasi dan akomodasi. Teori kognitivistik mengungkapkan
bahwa belajar yang dilakukan individu adalah hasil interaksi mentalnya dengan
lingkungan sekitar sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan atau tingkah
laku. Dalam pembelajaran pada teori ini dianjurkan untuk menggunakan media
yang konkret karena anak-anak belum dapat berfikir secara abstrak (Nurhadi,
2018: 9).

3. Teori Humanistik

Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan


untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Maka dapat diketahui
pengertian teori humanistik adalah teori belajar yang tergerak dari dalam diri
manusia berdasarkan keinginan dan kebutuhannya sendiri dalam berbagai proses
11
pemenuhan, aktualisasi, pemeliharaan, hingga peningkatan diri. Teori belajar ini
lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk
manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar
dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar
sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar
lainnya.

Tujuan dari teori humanistik ini supaya peserta didik melek terhadap
perubahan pada diri peserta didik itu sendiri dan perubahan dilingkungannya.
Teori humanistik menyodorkan suatu iluminasi dalam dunia pendidikan
bahwasanya pendidikan harus menerapkan paradigma humanistik dimana praktik
pendidikan yang memandang manusia sebagai suatu kesatuan yang utuh,
integrlistik. Paradigma yang demikian diharapkan dapat mewarnai semua
komponen sistematik kependidikan dimanapun dan disemua jenjang pendidikan.
Ciri khas teori humanistik sangat mengedepankan konsep memanusiakan
manusia. hal ini sejakan dengan pendidikan humanis yang merupakan proses
pendidikan yang berasal dari pemikiran manusia.

Prosesi pendidikan humanistik itu sendiri memiliki pemahaman bahwa


proses pendidikan tidak hanya berdasarkan pada peningkatan intelektual sendiri,
akan tetapi kemampuan untuk mengeksplorasi dan meningkatkan semua potensi.
Teori belajar humanistik menekankan pendidik sebagai fasilitator. Pendidik yang
hebat yaitu seorang pendidik yang bisa menjadikan peserta didik menjadi manusia
yang seutuhnya. Aliran humanistik mengarahkan untuk meningkatkan potensi diri
dan intelegensi sehingga bisa menjawab tantangan global. Pendidik memberikan
bimbingan yang membebaskan secara positif pada siswa dalam kegiatan
pembelajarannya. Sehingga nilainilai atau norma diterima secara kaffah memberi
informasi tentang perilaku positif dan perilaku negatif yang seharusnya tidak
dilakukannya.

12
Teori belajar humanistik ini dalam penerapannya sebagai metode
pembelajaran juga perlu diikuti dengan pengetahuan tentang pendekatan belajar
kognitif serta afektif supaya dapat menghasilkan perubahan positif pada hasil
belajar dan sikap. Contohnya seperti Guru dapat memberikan reward kepada
peserta didik yang telah berhasil melakukan suatu hal, agar peserta didik tersebut
semakin semangat dan termotivasi dalam pembelajaran, peserta didik perlu di
hindarkan dari tekanan pada lingkungan sehingga mereka merasa aman untuk
belajar lebih mudah dan bermakna, berikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan kemampuanya agar peserta didik mendapatkan
pengalaman belajar yang bermakna, dan guru harus memfasilitasi peserta didik
dengan memberikan sumber belajar yang variative, interaktif dalam mendukung
kegiatan pembelajaran.

4. Teori Konstruktivistik

Kata konstruktivistik berasal dari akar kata konstruktif yang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti memiliki sifat memperbaiki, membangun, serta
membina, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan constructive yang
berarti sesuatu yang membangun (the one who builds) (Efgivia, Ry, et al., 2021),
dalam istilah psikologi, kata konstruktif diartikan sebagai pemikiran yang
menghasilkan kesimpulan baru (thoughts that produce new conclusions) (Efgivia,
Adora Rinanda, et al., 2021).

Maka dapat diketahui bahwa teori belajar konstruktvistik adalah teori belajar
yang mengusung pembangunan kompetensi, pengetahuan, atau keterampilan
secara mandiri oleh peserta didik yang difasilitasi oleh pendidik melalui berbagai
rancangan pembelajaran dan tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan
perubahan yang dibutuhkan pada peserta didik. Cara penerapan teori
Konstruktivistik dalam Pembelajaran teori Piaget dalam pembelajaran yaitu
(Efgivia, Ry, et al., 2021):

a) Merumuskan tujuan belajar.

b) Memilah bahan pembelajaran.


13
c) Membuat tema-tema dengan memungkinkan akan dipelajari peserta didik
dengan cara aktif.

d) Memilih serta menyusun proses pembelajaran yang sesuai dengan tema


pembelajaran, misal proses belajar mengajar dengan berbentuk kelompok,
eksperimen, role play, dan problem solving.

e) Menyiapkan bermacam-macam pertanyaan yang bisa menciptakan


karakter kreatif peserta didik untuk berpikir kritis, berdiskusi dan
mengajukan pertanyaan.

f) Menilai kegiatan serta hasil dari pembelajaran.

Ketika kita menemukan suatu pengetahuan yang baru, kita harus


menyesuaikannya dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah kita dapat
sebelumnya, kita perlu mengubah pengetahuan yang telah kita dapat tersebut, atau
bahkan menyangkal pengetahuan tersebut karena tidak relevan, hal ini
menunjukkan bahwasannya dalam proses pemerolehan pengetahuan, seseorang
itulah yang merupakan pencipta aktif dari pengetahuan tersebut. Untuk itu,
seseorang harus mengajukan pertanyaan, mengeksplorasi, dan menilai apa yang
telah ia ketahui sehingga nantinya akan memperoleh pengetahuan yang baru.
Sejalan dengan itu, Donald juga menjelaskan bahwasanya teori konstruktivistik
adalah suatu teori cara belajar mengajar yang bertujuan untuk memaksimalkan
pemahaman peserta didik (Masgumelar & Mustaf, 2021).

Pendapat tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh


Santrock bahwasanya seseorang akan belajar dengan baik apabila mereka mampu
mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman mereka secara aktif (Isti`adah,
2020). Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka
dapat disimpulkan bahwa teori konstruktivistik adalah teori yang menitikberatkan
peserta didik secara aktif dalam membangun pemahaman mereka terhadap apa
yang telah mereka pelajari dengan cara mengumpulkan informasi dan
menafsirkannya serta mengaitkannya dengan pengalaman mereka sebelumnya.

14
C. Peran Teori Belajar dalam Psikologi pendidikan

Teori belajar berperan penting dalam psikologi pendidikan dengan


memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana individu memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru melalui proses pembelajaran. Teori belajar
memungkinkan pendidik untuk mengembangkan strategi pengajaran yang efektif
untuk memfasilitasi pemahaman dan pembelajaran aktif siswa ( Anderson, 2020).
Teori belajar memberikan kerangka kerja yang penting untuk memahami
bagaimana siswa memotivasi diri, mengatur sumber daya mental dan fisik, serta
memonitor kemajuan mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran (Zimmerman,
2021).

Teori belajar memungkinkan pendidik untuk memahami bagaimana siswa


memperoleh, mengorganisir, dan menggunakan pengetahuan dalam proses
pembelajaran. Salah satu peran utama teori belajar adalah memberikan landasan
untuk merancang strategi pengajaran yang efektif. Dengan memahami teori-teori
belajar, pendidik dapat mengembangkan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan kognitif dan perkembangan siswa. Teori belajar membantu pendidik
untuk mengidentifikasi strategi instruksional yang cocok untuk memfasilitasi
pemahaman, pengembangan keterampilan, dan penerapan pengetahuan dalam
konteks kehidupan nyata (Woolfolk, 2021).

Lebih lanjut, teori belajar juga memberikan perspektif dalam memahami


perbedaan individual dalam proses pembelajaran. Setiap siswa memiliki gaya
belajar, kecepatan belajar, dan karakteristik pribadi yang berbeda. Dengan
memahami teori belajar, pendidik dapat mengakomodasi perbedaan ini dan
memberikan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap
siswa. Selain itu, teori belajar juga membantu pendidik untuk memahami faktor-
faktor psikologis yang memengaruhi motivasi belajar siswa. Dalam konteks ini,
teori belajar memberikan wawasan tentang bagaimana motivasi extrinsik dan
intrinsik mempengaruhi keinginan siswa untuk belajar dan berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Secara keseluruhan, teori belajar menyediakan

15
kerangka kerja yang penting dalam memahami dan membantu memfasilitasi
proses pembelajaran siswa. Dengan memahami teori-teori belajar, pendidik dapat
merancang pengalaman pembelajaran yang efektif, mendorong motivasi belajar,
dan membantu siswa dalam mencapai potensi penuh mereka.

Peran teori belajar dalam psikologi pendidikan sangat penting karena


membantu dalam memahami dan menjelaskan bagaimana individu belajar,
bagaimana pembelajaran dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dan bagaimana
perilaku dapat diubah melalui proses belajar. Peran utama teori belajar adalah
memberikan panduan tentang bagaimana mengorganisasi dan mengatur
lingkungan belajar yang efektif. Teori belajar, seperti kognitif, behavioristik, atau
sosial-kognitif, membantu pendidik memahami cara siswa memproses informasi,
merespons stimulus, dan membangun pemahaman ( Slavin, 2021).

Dengan pemahaman ini, pendidik dapat merancang lingkungan yang


memfasilitasi pembelajaran yang aktif, berarti, serta memberikan umpan balik
yang konstruktif dan strategi pengajaran yang sesuai. Teori belajar juga membantu
pendidik dalam memahami motivasi siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan mereka untuk belajar. Melalui teori motivasi, pendidik dapat
mengidentifikasi dan menggunakan strategi motivasi yang tepat untuk
meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Pemahaman tentang konsep seperti reinforcement, penguatan diri, atau tujuan
belajar dapat membantu pendidik inovatif dalam mengembangkan strategi
motivasi yang efektif. eori belajar memiliki peran penting dalam mengarahkan
pendidik dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif, mendukung
motivasi pembelajaran siswa, dan memahami perkembangan kognitif dan sosial
mereka. Dengan memanfaatkan teori-teori belajar, pendidik dapat menciptakan
pengalaman pembelajaran yang optimal untuk memastikan keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran (Schunk, 2020).

• Berikut ini beberapa peran penting teori belajar dalam psikologi


pendidikan:

16
1. Memahami Proses Belajar

Teori belajar membantu kita memahami proses belajar individu secara mendalam.
Melalui pemahaman ini, pendidik dapat merancang strategi dan metode
pengajaran yang lebih efektif. Pendidik dapat menggunakan prinsip-prinsip teori
belajar untuk meningkatkan pemahaman dan retensi siswa dalam pembelajaran.

2. Memprediksi Perilaku Belajar

Melalui teori belajar, pendidik dapat memprediksi perilaku belajar dan respon
individu terhadap stimulus atau situasi tertentu. Dengan pemahaman ini, pendidik
dapat mengidentifikasi hambatan belajar, mengatasi kesulitan belajar, dan
mengembangkan pendekatan yang tepat untuk meningkatkan efisiensi belajar.

3. Merancang Kurikulum dan Materi Pembelajaran

Teori belajar membantu dalam merancang kurikulum dan materi pembelajaran


yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif dan kemampuan siswa.
Pemahaman tentang bagaimana siswa memproses informasi dan membangun
pengetahuan baru membantu pendidik dalam merancang pengalaman belajar yang
bermakna dan stimulatif.

4. Mengidentifikasi dan Menerapkan Strategi Pembelajaran

Teori belajar memberikan wawasan tentang metode dan strategi pembelajaran


yang efektif. Melalui pemahaman tentang prinsip-prinsip belajar, pendidik dapat
mengembangkan strategi pengajaran yang sesuai untuk memfasilitasi pemahaman,
retensi informasi, dan penerapan pengetahuan dalam situasi nyata.

5. Memahami Motivasi Belajar

Teori belajar membantu dalam memahami faktor motivasi yang mempengaruhi


belajar individu. Pendidik dapat menggunakan prinsip-prinsip teori belajar untuk
mengidentifikasi dan memahami kebutuhan dan motivasi siswa, serta merancang
pengalaman belajar yang menjaga semangat dan partisipasi aktif siswa.

17
6. Membahas Masalah Pembelajaran

Teori belajar juga membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah


pembelajaran yang dialami oleh individu. Dengan pemahaman tentang prinsip-
prinsip belajar, pendidik dapat mengidentifikasi hambatan belajar seperti kesulitan
pemahaman, kecemasan belajar, atau masalah motivasi, dan mengembangkan
intervensi yang sesuai.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, memahami peran teori


belajar dalam psikologi pendidikan sangatlah penting. Teori belajar membantu
dalam menginformasikan pendekatan pengajaran yang efektif, pengembangan
kurikulum yang tepat, dan merancang pengalaman belajar yang bermakna bagi
setiap individu. Meskipun demikian, perdebatan mengenai kepraktisan dan
penerapan hukum-hukum pembelajaran menimbulkan pertanyaan mengenai
alasan yang sah dan realistis bagi para guru untuk mempelajari teori belajar . Teori
belajar jarang sekali memiliki potensi untuk menghasilkan aturan-aturan yang
dapat digunakan untuk menjalankan kelas. Implikasinya, mempelajari teori belajar
sangat berharga karena akan menghasilkan beberapa "aturan tindakan" yang
kinetis. Di sisi lain, hanya sedikit guru yang sedang dalam pelatihan yang
tampaknya memiliki ketertarikan pada tingkat penekanan level tikus atau
kontroversi mengenai proses pengkodean profesional versus pengkodean ganda.
Hal ini, tentu saja, sering menjadi fokus banyak psikologi.

• Menurut James, Thomas, dan Kenneth ada beberapa pengamatan dan


saran yang mereka miliki tentang masalah diatas adalah sebagai berikut:

a) Pertama, dalam mata kuliah psikologi pendidikan pada umumnya, teori


belajar sering diajarkan sebagai serangkaian proposisi yang relatif terpisah.
Sebagai contoh, teori-teori individu disajikan secara terpisah, memberikan
kesan bahwa mereka memiliki sedikit kesamaan satu sama lain. Dalam
situasi lain, kesamaan dikaburkan untuk menekankan perbedaan atau para
ahli teori dikelompokkan di sekitar seperangkat konsep atau posisi seolah-
olah mereka semua mengatakan "saya juga!"
18
Dalam kedua kasus tersebut, tugas pembelajaran mungkin dianggap oleh
siswa sebagai tugas yang membutuhkan hafalan yang tidak berarti tentang
nama-nama orang dan posisi; hal ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh
banyak orang dalam mencocokkan nama-nama dengan bagian-bagian sel
dalam biologi. Ini adalah tugas memori permukaan yang hanya
membutuhkan sedikit pemahaman dan dengan cepat dilupakan. Dalam hal
apapun, untuk psikologi pendidikan, tampaknya siswa sering melihat
bagian teori sebagai harga yang harus mereka bayar untuk mencapai
bagian yang "baik" yang meliputi perhatian, disiplin, dan motivasi.

b) Kedua, ketika satu atau dua posisi ditekankan, kedalaman dan makna
dapat ditingkatkan tetapi perspektif dan peluang dapat dikorbankan. Tidak
ada satu teori pun yang dapat menjelaskan semua fenomena dengan baik.
Pendekatan multimodal telah menjadi semakin populer dalam konseling
karena pendekatan ini tidak menciptakan suatu landasan Procrustean di
mana semua observasi yang diajukan harus sesuai.

Akan tetapi, tampaknya pendekatan multimodal lebih bergantung pada


keterampilan yang teruji secara empiris dibandingkan dengan posisi
teoritis. Dengan kata lain, mungkin saja untuk mempraktikkan wawancara
multimodal tanpa sumber daya teori sama sekali. Kemungkinan lain
adalah bahwa pelatih yang berorientasi pada keterampilan telah menjual
terlalu tinggi validitas keterampilan yang mereka dukung. Bisa jadi
keterampilan dalam kekosongan teori hanya memberikan sedikit dukungan
atau insentif untuk kualitas keputusan terapeutik.

c) Ketiga, guru dan siswa tampaknya kurang percaya diri dalam belajar teori.
Pengaruh utama terhadap bagaimana guru berperilaku di kelas adalah
bagaimana cara diajarkan di kelas. Lebih jauh lagi, penyimpulan sederhana
dari temuan-temuan yang kompleks tampaknya tidak banyak berpengaruh
terhadap keberhasilan guru, bahkan ketika temuan-temuan tersebut diikuti.

19
Temuan yang relatif sering muncul dalam penelitian tentang pendidikan
guru adalah bahwa guru yang diklasifikasikan sebagai guru yang sangat
baik melakukan hal-hal yang hampir sama dengan guru yang
diklasifikasikan sebagai guru yang kurang baik, dengan frekuensi yang
kurang lebih sama. Yang membuat perbedaan bukanlah apa yang
dilakukan oleh para guru ini, melainkan bagaimana dan kapan mereka
melakukannya. Pengambilan keputusan seperti ini tidak dapat diambil dari
"kiat-kiat" mengajar yang diambil dari teori pembelajaran.

Ada dua kondisi yang dapat membuat teori belajar menjadi lebih
bermakna dan praktis. Yang pertama adalah menciptakan seperangkat harapan
yang realistis tentang nilai dan kegunaan teori pembelajaran. Hal ini akan
membutuhkan penolakan terhadap pendekatan "tips". Hal ini mungkin
mengharuskan kita untuk meyakinkan para siswa bahwa mereka dapat
memperoleh informasi yang bermakna dengan mempelajari teori pembelajaran.
Ini adalah pelajaran yang sulit untuk diajarkan bahkan dalam situasi yang terbaik
sekalipun. Salah satu masalahnya adalah bahwa deskripsi empiris tentang
pembelajaran sering kali sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh para
siswa ketika mereka belajar.

Teori belajar sering dianggap sebagai mempelajari bagaimana orang lain


(yaitu, mungkin siswa yang akan saya ajarkan suatu hari nanti) belajar daripada
bagaimana "saya" belajar. Salah satu sarannya adalah untuk melakukan
pendekatan terhadap teori pembelajaran sebagai sebuah latihan dalam triangulasi
intelektual. Jika kita mengasumsikan bahwa sebagian besar guru yang sedang
mengikuti pelatihan hanya memberikan sedikit pemikiran formal atau struktural
tentang bagaimana pembelajaran terjadi, maka diperlukan suatu dasar untuk
melakukan penyelidikan tentang pembelajaran. Pemeriksaan sendiri tidak
mungkin cukup untuk menghasilkan pemahaman yang konsisten dengan
penelitian saat ini. Penting untuk ditekankan bahwa teori-teori pembelajaran
menawarkan berbagai interpretasi tentang fenomena yang terkait dengan
pembelajaran yang berhasil dan tidak berhasil. Pada kenyataannya, tidak ada Teori
20
Pembelajaran. Namun, ada beberapa posisi teoritis umum dan di dalam setiap
posisi tersebut terdapat banyak interpretasi yang berbeda. Nilai dari mempelajari
teori pembelajaran adalah untuk menemukan interpretasi yang konsisten dengan
pengalaman pribadi dan kemudian memperkaya keyakinan ini dengan pemikiran
dan interpretasi orang lain.

Manfaat lainnya adalah untuk mengakui bahwa ada berbagai pendapat dan
bahwa pandangan orang lain, meskipun berbeda, mungkin masih valid. Kedua,
proses penentuan lokasi membutuhkan seperangkat peta yang relatif berkembang
dengan baik dan konsisten. Oleh karena itu, representasi terstruktur dari teori-teori
yang komparatif dan dapat digunakan harus menyediakan cara praktis untuk
memetakan lanskap kepercayaan. Ketika kepercayaan-kepercayaan ini semakin
matang dan menjadi lebih canggih, peta-peta ini dapat memberikan titik-titik
referensi untuk perjalanan perkembangan yang dapat menghasilkan pemahaman
yang lebih lengkap dan akurat tentang pandangan-pandangan pribadi dan juga
kepercayaan-kepercayaan orang lain.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori belajar memberikan pemahaman tentang bagaimana manusia


memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui interaksi dengan
lingkungan mereka. Penerapan teori belajar dapat dilakukan dalam berbagai
konteks, mulai dari pendidikan formal di sekolah hingga pelatihan di tempat kerja.
Beberapa teori belajar yang terkenal meliputi Behavioristik, Kognitivistik,
Konstruktivistik, dan Humanistic. Behavioristik menekankan pentingnya stimulus
eksternal dan respons yang teramati dalam pembelajaran. Kognitivistik fokus
pada peran proses kognitif seperti persepsi, pemahaman, dan memori dalam
pembelajaran. Konstruktivistik menekankan bahwa pembelajaran adalah proses
aktif di mana individu membangun pengetahuan dan pengertian mereka sendiri
melalui interaksi dengan lingkungan. Sementara itu, Humanistic menggaris
bawahi pentingnya aspek emosional dan psikologis dalam pembelajaran.

B. Saran

Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, kombinasi dari berbagai


teori ini sering digunakan. Pengajar dapat mengkombinasikan pendekatan-
pendekatan ini sesuai dengan konteks pembelajaran, tujuan, dan peserta didik
yang mereka hadapi. Selain itu, teknologi dan pendekatan inovatif seperti
pembelajaran online dan mobile learning juga dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.

22
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Barizah, Devi Srirahayu, and Arif Ridwan Maulana. “Pentingnya


Memahami Psikologi Pendidikan Dalam Kegiatan Belajar Mengajar.” Jurnal
Global Futuristik 1, no. 2 (2023): 135–40.
https://doi.org/10.59996/globalistik.v1i2.184.

Anderson, J. R. (2020). Cognitive Psychology and Its Implications (8th ed.).


Worth Publishers

Boekaerts, M., Pintrich, P. R., & Zeidner, M. (Eds.). (2021). Handbook of self-
regulation: Theory, research, and applications (3rd ed.). Routledge.

Efgivia, M. G., Adora Rinanda, R. ., Suriyani, Hidayat, A., Maulana, I., &
Budiarjo, A. (2021). Analysis of Constructivism Learning Theory.
Proceedings of the 1st UMGESHIC International Seminar on Health,
Social Science and Humanities (UMGESHICISHSSH 2020), 585, 208–
212. https://doi.org/10.2991/assehr.k.211020.
Heinen, James R K, Thomas M Sherman, Institut Politeknik, Universitas Negeri,
and Kenneth R Stafford. “’,” 1990, 763–74.

Hattie, J. (2021). The nature of learning and its implications for higher education.
Higher Education Research & Development, 1-13.

Isti`adah, F. N. (2020). Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan - Google Books.


Tasikmalaya : Edu Publisher.
Masgumelar, N. K., & Mustaf, P. S. (2021). Teori Belajar Konstruktivisme dan
Implikasinya dalam Pendidikan dan Pembelajaran. GHAITSA: Islamic
Education Journal, 2(1), 49-57.
Nurhadi, N. (2020). Teori Kognitivisme serta Aplikasinya dalam Pembelajaran.
EDISI, 2(1), 77-95.

23
Nurhadi. 2018. Teori Belajar dan Pembelajaran Kognitivistik. Program Magister
Pasca Sarjana (Pps) Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam
Negeri Sutan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
Nasution, Umaruddin, and Casmini Casmini. “Integrasi Pemikiran Imam Al-
Ghazali & Ivan Pavlov Dalam Membentuk Prilaku Peserta Didik.”
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan 25, no. 1 (2020):
103–13. https://doi.org/10.24090/insania.v25i1.3651.
Ni’amah, Khoirotul, and Hafidzulloh S M. “Teori Pembelajaran Kognivistik Dan
Aplikasinya Dalam Pendidikan Islam.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan
Fikr 10, no. 2 (2021): 204–17. https://doi.org/10.24090/jimrf.v10i2.4947.

Oktaya, I., & Panggabean, E. M.(2022). Ketepatan dan Efektivitas Penggunaan


Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika dengan Model Project
Based Learning pada Kurikulum Merdeka Belajar. Journal of Mathematics
in Teaching and Learning, 01(1), 10–14.
Sugihartono. “Psikologi Pendidikan: Belajar Dan Pembelajaran,” no. December
(2013): 91–104.

Schunk, D. H. (2020). Learning Theories: An Educational Perspective


(8th ed.). Pearson.

Slavin, R. E. (2020). Educational Psychology: Theory and Practice


(12th ed.). Pearson.

Sartika, Septi Budi. Buku Ajar Belajar Dan Pembelajaran. Buku Ajar Belajar Dan
Pembelajaran, 2022. https://doi.org/10.21070/2022/978-623-464-043-4.

Tristaningrat, Made adi Nugraha. Relevansi Teori Belajar Behavioristik


Terhadap NiLai-Nilai Ajaran Yoga.Dalam Jurnal Maha Widya Buana, 2.2.
2019).
Woolfolk, A. (2021). Educational Psychology (15th ed.). Pearson.
Yunalis, Murida. 2019. “Kajian Teori Humanistik Maslow Dalam Kurikulum
2013”. Journal Al- Idrah: Jurnal Kependidikan Islam 9 (1).

24
Zimmerman, B. J. (2021). Motivation and Self-Regulated
Learning:Theory,Research, and Applications (4th ed.). Routledge.

25

Anda mungkin juga menyukai