Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP STRATEGI PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Dra,Faslia,S.Pd.,M.Pd


Kelas A
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Wanda Triatni Hisda (032001057)
2. Rosmawati (032001091)
3. Hadijah(032001078)
4. Wd.Agustina Indrawati(032001001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAU-BAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Prinsip Strategi Pembelajaran”.Penulisan makalah ini merupakan kewajiban dan
sebagai tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Buton.Terima kasih atas semua pihak yang telah membimbing
dan memberikan nasehat kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun isi dan pambahasan di dalamnya tentu masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun tugas makalah Prinsip Strategi Pembelajaran terlebih dahulu
memohon maaf sebesar-besarnya apabilah isi dari makalah ini masih kurang
berkenan dihati saudara/saudari pembaca. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan tugas makalah
selanjutnya dan semoga makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa dan
masyarakat luas,

Bau-bau,12 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul..............................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Masalah.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................2

A. Pengertian Prinsip Strategi Pembelajaran...........................................2


B. Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran................................................3
C. Prinsip Pembelajaran Kompetensi......................................................3

BAB III PENUTUP........................................................................................6

A. Kesimpulan.........................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu proses mebgajar dan


belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru
dan peserta didik. Undang undang no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional menyatakan: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Memperhatikan makna pembelajaran tersebut dapatlah dipahami bahwa
pembelajaran adalam membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran dapat disebut berhasil bila dapat mengubah peserta
didik dalam arti luas serta dapat menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik
untuk belajar sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat
dalam proses pembelajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Hal
itu dapat dicapai manakala kesiapan guru untuk dapat mengerti, memahami, dan
menghayati berbagai hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran,
termasuk di dalamnya prinsip-prinsip pembelajaran.[1]
Makalah ini akan membahas tentang prinsip-prinsip strategi pembelajaran
yang sangat diperlukan oleh para guru dan peserta didk dalam rangka
kelangsungan pembelajaran yang efektif dan efesien.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan prinsip strategi pembelajaran?


2. Apa saja yang termasuk ke dalam prinsip strategi pembelajaran?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian prinsip strategi pembelajaran


2. Untuk mengetahui yang termasuk ke dalam prinsip strategi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Strategi Pembelajaran

Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.[2] Prinsip
merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam
berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi
dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak.
Kata pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan
oleh pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Jadi prinsip-prinsip Strategi pembelajaran adalah landasan berpikir,
landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya
proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.

B. Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting.


Kenyataan menunjukkan bahwa tanpa perhatian tidak mungkin terjadi
pembelajaran baik dari pihak guru sebagai pengajar maupun dari pihak peserta
didik yang belajar. Perhatian peserta didik akan timbul apabila bahan pelajaran
yang dihadapinya sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan pelajaran itu
sebagai sesuatu yang dibutuhkan tentu perhatian untuk mempelajarinya semakin
kuat.[3]
Secara psikologis, apabila sudah berkonsentrasi (memusatkan perhatian)
pada sesuatu maka segala stimulus yang lainnya tidak diperlukan. Akibat dari
keadaan ini kegiatan yang dilakukan tentu akan sangat cermat dan berjalan baik.
Bahkan akan lebih mudah masuk ke dalam ingatan, tanggapan yang terang, kokoh
dan lebih mudah untuk diproduksikan.
Motivasi juga mempunyai peran penting dalam kegiatan pembelajaran.
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau keinginan untuk belajar itu timbul
dari dirinya. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: a) mengetahui apa yang
akan dipelajari, b) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Kedua hal ini
sebagai unsur motivasi yang menjadi dasar permulaan yang baik untuk belajar.
Sebab tanpa kedua unsur tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk berhasil.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang cukup besar sudah dapat berbuat
tanpa motivasi dari luar dirinya. Itulah yang disebut motivasi intrinsic, atau tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebaliknya, bila
motivasi intrinsiknya kecil, maka dia perlu motivasi dari luar yang disebut
ekstrinsik, atau tenaga pendorong yang ada di luar. Motivasi ekstrinsik ini berasal
dari guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya.  Kedua motivasi ini
dibutuhkan untuk keberhasilan proses pembelajaran, namun yang memegang
peranan penting adalah peserta didik itu sendiri yang dapat memotivasi dirinya
yang didukung oleh kepawaian seorang guru dalam merancang pembelajaran yang
dapat merangsang minat sehingga motivasi peserta didik dapat dibangkitkan.[4]
Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat pembelajaran. Sebagai tujuan,
motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar, sebagai alat, motivasi
merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensia dan hasil belajar
sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar peserta didik dari segi
kognitif, afektif dan psikomotor. Motivasi adalah unsur utama dalam
pembelajaran dan pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa adanya perhatian
anak, apabila anak memperhatikannya secara spontan tanpa memerlukan usaha
(perhatian tidak sekehendak, perhatian tidak disengaja). Bila terjadi
perhatianspontan yang bukan disebabkan usaha dari guru yang membuat pelajaran
begitu menarik, maka perhatian ini tidak memerlukan motovasi, walaupun
dikatakan bahwa motivasi dan perhatian harus sejalan. Berbeda halnya kalau
perhatian yang disengaja  atau sekehendak, hal ini diperlukan motivasi.

2. Keaktifan

Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman


tersebut diperoleh apabila peserta didik mempunyai keaktifan untuk bereaksi
terhadap lingkungannya. Apabila seorang anak ingin memecahkan suatu persoalan
dia harus dapat berpikir sistematis atau menurut langkah-langkah tertentu,
termasuk dia menginginkan suatu keterampilan tentunya harus pula dapat
menggerakan otot-ototnya untuk mencapainya.
Termasuk dalam pembelajaran, peserta didik harus selalu aktif. Mulai dari
kegiatan fisik yang mudah diamati sampai pada kegiatan psikis yang susah
diamati. Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui banyak aktifitas
baik fisik maupun psikis. Bukan hanya sekedar menghafal sejumlah rumus-rumus
atau informasi taetapi belajar harus berbuat, seperti membaca, mendengar,
menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
Prinsip aktifitas di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri. Jiwa
memiliki energy sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh kebutuhan-
kebutuhan. Sadi, dalam pembelajaran yang mengolah dan merencana adalah
peserta didik dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-
masing, guru hanya merangsang keaktifan peserta didik dengan menyajikan bahan
pelajaran.

3. Keterlibatan langsung

Prinsip keterlibatan langsung merupakan hal yang penting dalam


pembelajaran. Pembelajaran sebagai aktifitas mengajar dan belajar, maka guru
harus terlibat langsung begitu juga peserta didik. Prinsip keterlibatan langsung ini
mencakup keterlibatan langsung secara fisik maupun non fisik. Prinsip ini
diarahkan agar peserta didik merasa dirinya penting dan berharga dalam kelas
sehingga dia bisa menikmati jalannya pembelajaran.
Edge Dale dalam Dimyati mengatakan bahwa: “belajar yang baik adalah
belajar melalui pengalaman langsung”. Pembelajaran dengan pengalaman ini
bukan sekedar duduk dalam kelas ketika guru sedang menjalankan pelajaran,
tetapi bagaimana peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran
tersebut. Kegiatan pembelajaran yang ditetapkan guru berarti pengalaman belajar
bagi peserta didik.

4. Pengulangan

Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan yang


barangkali paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi daya.
Menurut teori ini bahwa belajar adalah melihat daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri dari daya mengamat, menangkap, mengingat, menghayal, merasakan,
berpikir dan sebagainya. Daya-daya tersebut akan berkembang.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
koneksionisme. Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike dengan teorinya yang
terkenal pula yaitu “law of exercise” bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman
itu memperbesar timbulnya respon benar. Selanjutnya teori dari phychology
conditioning respons sebagai perkembangan lebih lanjut dari teori
konseksionisme yang dimotori oleh Pavlov yang mengemukakan bahwa perilaku
individu dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan
suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu. Begitu pula mengajar membentuk
kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan
dan pembiasaan yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.
Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam
pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang pertama
menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan teori yang
kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk respons yang benar
dan membentuk kebiasaan.
Meskipun ketiga teori ini tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua
bentuk belajar, tetapi masih dapat digunakan karena pengulangan masih relevan
sebagai dasar  pembelajaran. Sebab, dalam pembelajaran masih sangat dibutuhkan
pengulangan-pengulangan atau latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respons
akan bertambah erat kalau sering dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama
sekali jika jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu banyak
latuhan, pengulangan, dan pembiasaan.

5. Proses individual

Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah pada saat ini


masih cenderung berlangsung secara klasikal yang artinya seorang guru
menghadapi 30-40 orang peserta didik dalam satu kelas. Guru masih juga
menggunakan metode yang sama kepada seluruh peserta didik dalam kelas itu.
Bahkan mereka memperlakukan peserta didik secara merata tanpa memperhatikan
latar belakang social budaya, kemampuan, atau segala perbedaan individual
peserta didik. Padahal setiap peserta didik memiliki ciri-ciri dan pembawaan yang
berbeda. Ada peserta didik yang memiliki bentuk badan tinggi kurus, gemuk
pendek, ada yang cekatan, lincah, periang, ada pula yang lamban, pemurung,
mudah tersinggung dan beberapa sifat-sifat individual yang berbeda.
Untuk dapat memberikan bantuan agar peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran yang disajikan oleh guru, maka guru harus benar-benar dapat
memahami ciri-ciri para peserta didik tersebut. Begitu pula guru harus mampu
mengatur kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaan, proses pelaksanaan
sampai pada tahap terakhir yaitu penilaian atau evaluasi, sehingga peserta didik
secara total dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik tanpa perbedaan
yang berarti walaupun dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda.
S. Nasution dalam Ahmad Rohani menyarankan empat cara untuk
menyesuaikan pelajaran dengan kesanggupan individual:
a) Pengajaran individual, peserta didik menerima tugas yang diselesaikan
menurut kecepatan masing-masing
b) Tugas tambahan, peserta didik yang pandai mendapat tugas tambahan, di luar
tugas umum bagi seluruh kelas sehingga hubungan kelas selalu terpelihara.
c) Pengajaran proyek, peserta didik mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan
minat serta kesanggupannya.
d)  Pengelompokan menurut kesanggupan, kelas dibagi dalam beberapa
kelompok yang terdiri atas peserta didik yang mempunyai kesanggupan yang
sama.
Perbedaan individual harus menjadi perhatian bagi para guru dalam
mempersiapkan pembelajaran dalam kelasnya. Karena perbedaan individual
merupakan suatu prinsip dalam pembelajaran yang tidak boleh dikesampingkan
demi keberhasilan dalam proses pembelajaran.

6. Tantangan

Kuantzu dalam Azhar Arsyad mengatakan”if you give a man fish, he will
have a single meal. If you teach him how to fish he will eat all his life”.
Pernyataan Kuantzu ini senada dengan prinsip pembelajaran yang berupa
tantangan, karena peserta didik tidak merasa tertantang bila hanya sekedar disuapi
sehingga dirinya tinggal menelan apa yang diberikan oleh guru. Sebab, tanpa
tantangan peserta didik merasa masa bodoh dan kurang kreatif sehingga tidak
berkesan materi yang diterimanya.
Agar pada diri peserta didik timbul motiv yang kuat untuk mengatasi
hambatan dengan baik, maka materi pembelajaran juga harus menantang sehingga
peserta didik bergairah untuk mengatasinya.
Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran dengan salah satu prinsip
konsep contextual teaching and learning yaitu inkuiri. Di mana dijelaskan bahwa
inkuiri merupakan proses pembelajaran yang berdasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Jadi, peserta didik akan
bersungguh-sungguh dalam menemukan masalahnya terlebih dahulu kemudian
menemukan sendiri jalan keluarganya.

7. Balikan dan penguatan


Prinsip pembelajaran yang berkaitan dengan balikan dan penguatan,
ditekankan oleh teori operant conditioning, yaitu law of effect. Bahwa peserta didi
akan belajar bersemangat apabila mengaetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik
bagi hasil usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar tidak saja oleh
penguatan yang menyenangkan atau penguatan positif, penguatan negatif pun
dapat berpengaruh pada hasil belajar selanjutnya.
Apabila peserta didik memperoleh nilai yang baik dalam ulangan tentu dia
akan belajar bersungguh-sungguh untuk memperoleh nilai yang lebih baik untuk
selanjutnya. Karena nilai yang baik itu merupakan penguatan yang positif
sebaliknya, bila peserta didik memperoleh nilai yang kurang baik tentu dia merasa
takut tidak naik kelas, dia terdorong pula untuk lebih giat. Inilah yang disebut
penguatan negatif yang berarti bahwa peserta didik mencoba menghindar dari
peristiwa yang tidak menyenangkan.
Format sajian berupa Tanya jawab, eksperimen, diskusi, metode penemuan
sebagainya merupakan cara pembelajaran yang memungkinkan terjadinya balikan
dan penguatan. Balikan yang diperoleh peserta didik setelah belajar dengan
menggunakan metode-metode akan menarik yang membuat peserta didik
terdorong untuk belajar lebih bersemangat.[9]

C. Prinsip Strategi Pembelajaran Kompetensi

Mengajar atau membelajarkan siswa bukan pekerjaan sampingan tetapi


membutuhkan keahlian, kesungguhan, pengetahuan, keterampilan dan seni.
Membelajar siswa bersifat unik sebab siswa itu individu manusia yang memiliki
karakteristik yang kompleks. Setiap siswa memiliki potensi dan kecakapan
berpikir dan keterampilan yang berbeda, semua itu membentuk kepribadian yang
kahs dan unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya. Seorang guru dihadapkan
kepada situasi keragaman karakteristik siswa. Secara psikologis tidak ada individu
yang sama, yang ada adalah aneka ragam individu. Oleh karena itu, mengajar
merupakan ilmu dan seni sebab ilmu mengajar saja itu, tidak cukup diperlukan
juga seni mengajar. Seni mengajar merupakan kreativitas guru menemukan
pendekatan atau model mengajar yang memungkinkan setiap siswa
mengembangkan potensi, kecakapam dan karakteristiknya secara optimal.
Prinsip pembelajaran merupakan hal-hal yang mendasari dan menjadi
sebab-sebab terjadinya belajar. Dengan perkataan lain apabila suatu prinsip tidak
nampak dalam kegiatan pembelajaran, maka proses belajar itu tidak akan terjadi
secara efektif dan berhasil sesuai dengan harapan. Efektivitas belajar berkaitan
dengan suasa belajar yang menyenangkan seperti ciptakan kondisi terbaik untuk
belajar, bentuk presentasi yang melibatkan seluruh indra, berfikir kreatif dan kritis
untuk membantu proses internalisasi dan beri rangsangan dalam mengakses materi
pelajaran (gordon and vos, 2000). Ada beberapa prisnsip penting dalam
pembelajaran kompetensi, antara lain:
1. Proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang
dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan
pengaturan lingkungan dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman
belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. Struktur
kognitif akan tumbuh dan berkembang manakala siswa memilki
pengalaman belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran kompetensi
menuntut aktivitas siswa secara penu untuk mencari dan menemukan
sendiri.
2. Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajar, ada tipe
pengetahuan fisis, sosial dan logika (Bruce weil, 1980). Pengetahuan
fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau
kejadian seperti bentuk, besar, kecil, serta begaimana objek itu berinteraksi
satu dengan yang lainnya. Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman
indera secara langsung. Misalkan anak memegang logam yang bersifat
keras dan memegang kain sutra yang bersifat halus. Pengetahuan sosial
berhubungan dengan perilaku individu dalam mempengaruhi interaksi
sosial, contohnya pengetahuan tentang aturan, hukum, moral, nilai, bahasa
dan lain sebagainya.
3. Pembelajaran dalam konteks kompetensi harus melibatkan peran
lingkungan sosial. Anak akan lebih baik mempelajari pengetahuan logika
dan sosial dari temannya sendiri. Melalui pergaulan dan hubungan sosial
anak akan belajar lebih baik dibandingkan dengan belajar yang
menjauhkan dari hubungan sosial. Oleh karena itu, melalui hubungan
sosial itulah anak berinteraksi dan berkomunikasi, berbagi pengalaman
memungkinkan mereka terus berkembang secara wajar.
4. Pembelajaran melalui KBK diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap
tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui
sejumlah kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi
kultural, dan kompetensi temporal. Itu sebabnya makna pembelajaran
KBK bukan hanya mendorong anak agar mampu menguasai sejumlah
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana agar anak itu memiliki sejumlah
kompetensi untuk mampu menghadapi rintangan yang muncul sesuai
dengan perubahan pola kehidupan masyarakat (Sanjaya, 2005).
Adapun beberapa prinsip pembelajaran yang dikembangkan dalam
mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam rangka menunjangn
hasil belajar yang efektif dan efesien, menurut Puskur (Balibang Depdiknas,
2002) rambu-rambunya sebagai berikut.
1. Kesempatan untuk belajar, kegiatan pembelajaran perlu menjamin
pengalaman siswa untuk secara langsung mengamati dan mengalami
proses, produk, keterampilan dan nilai yang diharapkan.
2. Pengetahuan awal siswa, kegiatan pembelajaran perlu mengaitkan
pengalaman belajar yang dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa serta
disesuaikan dengan keterampilan dan nilai yang dimiliki siswa sambil
memperluas dan menunjukkan keterbukaan cara pandang dan cara tindak
sehari-hari.
3. Refleksi, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang
bermakna yang mampu mendorong tindakan dsn renungan (refleksi) pada
setiap siswa.
4. Memotivasi, kegiatan pembelajaran harus mampu menyediakan
pengalaman belajar yang memberi motivasi dan kejelasan tujuan.
5. Keragaman individu, kegiatan pembelajaran perlu menyediakan
pengalaman pembelajaran yang mampu membedakan kemampuan
individu yang satu dengan yang lain sehingga variasi metode mengajar
mutlak diperlukan.
Kemandirian dan kerjasama, kegiatan pembelajaran perlu menyediakan
pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk  belajar mandiri maupun
melakukan kerjasama.
1. Suasana yang mendukung, sekolah dan kelas perlu diatur lebih aman
dan lebih kondusif untuk menciptakan situasi agar siswa belajar secara
efektif.
2. Belajar untuk kebersamaan, kegiatan pembelajaran menyediakan
pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk memiliki simpati,
empati, dan roleransi bagi orang lain.
3. Siswa sebagai pembangun gagasan, kegiatan pembelajaran
menyediakan pengalaman belajar yang mengakomodasikan
pandangan bahwa pembangunan gagasan adalah siswa, sedangkan
guru hanya sebagai menyediakan kondisi supaya peristiwa belajar
tetap berlangsung.
4. Rasa ingin tahu, kreativitas dan ketuhanan, kegiatan pembelajaran
menyediakan pengalaman belajar yang menumpuk rasa ingin
tahu, mendorong kreativitas, dan selalu mengagungkan kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Menyenagkan, kegiatan pembelajaran perlu menyediakan
pengalaman belajar yang menyenangkan siswa, seperti pembelajaran
kuantum.
6. Interaksi dan komunikasi, kegiatan pembelajaran perlu menyediakan
pengalaman belajar yang meyakinkan siswa terlibat secara aktif
baik mental, fisik maupun sosial.
7. Belajar cara belajar, kegaiatan pembelajaran kompetensi memerlukan
pengalaman belajar yang memuat keterampilan belajar, sehingga
siswa menjadi terampil belajar bagaimana cara belajar.
Pembelajaran kompetensi dapat terlaksana secara optimal, dalam arti
mencapai sasaran kompetensi standar dalam implementasi dan pengembangan
jika memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi menurut
Sukmadinata (2004) harus memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Agar setiap siswa dapat menguasai kompetensi standar perlu


disediakan waktu yang cukup dengan program pembelajaran yang
berkualitas.
2. Setiap siswa memiliki kemampuan untuk menguasai kompetensi yang
dituntut, tanpa memperhatikan latar belakang pengalaman pendidikan
dan pengalaman mereka. Dengan penyelenggaraan program
pembelajaran yang baik dan waktu yang cukup maka setiap siswa
dapat mencapai hasil yang ditargetkan.
3. Perbedaan individual dalam penguasaan kompetensi diantara siswa,
bukan saja disebabkan karena faktor-faktor diri siswa tetapi karena ada
kelemahan dalam lingkungan pembelajaran.
4. Setiap siswa mendapatkan peluang yang sama untuk memiliki
kemampuan yang diharapakan, asal disesuaikan dengan  kecepatan
belajar masing-masing. Setiap siswa dapat menguasai kompetensi yang
diharapkan asalkan rancangan dan  pelaksanaan program pembelajaran
sedekat mungkin diarahkan pada pencapai sasaran pembelajaran.
5. Apa yang paling berharga dalam pembelajaran adalah berharga dalam
belajar. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan agar para siswa
terjadi belajar secara optimal. Jika ada siswa yang gagal dalam belajar
disebabkan kesalahan rencana dan pelaksana pendidikan, perlu dicari
penyebab dan terus disempurnakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Pengertian prinsip
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.[11] Prinsip
merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam
berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi
dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak.
b. Prinsip-prinsip dalam pembelajaran
1. Perhatian dan motivasi
2. Keaktifan
3. Keterlibatan langsung
4. Pengulangan
5. Proses individual
6. Tantangan
7. Balikan dan penguatan
DAFTAR PUSTAKA

·         Sagala Syaiful. Konsep dan Mkana Pembelajaran. Alfabeta. 2009.


Bandung
·         Kamus Besar Bahasa Indonesia.
·         Mudjiono dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. 2009.
Jakarta.
·         Rohani Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. 2004. Jakarta.
·         Prof, Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. Inovasi Pendidikan Alfabeta. 2012.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai