Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI

“STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF”

Makalah Diselesaikan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah


Strategi Pembelajaran Biologi

Dosen Pengampu: Indayana Febriani Tanjung, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Indah Amelia Jupani (0310203059)


Rizka Lucy Nadia (0310203067)
Fadilla Roji (0310202079)
Selvia (0310202078)

PRODI TADRIS BIOLOGI-2/SEM IV


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Strategi
Pembelajaran Aktif”. Tugas ini kami buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Strategi
Pembelajaran Biologi.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen mata kuliah yang bersangkutan Ibu “Indayana Febriani Tanjung, M.Pd” yang
telah memberikan tugas kepada kami demi menumbuhkan dan mengembangkan wawasan
dan pengetahuan kami. Sebelumnya kami memohon maaf apabila penulisan tugas ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharap adanya kritik dan saran yang membangun
untuk kemajuan pada penulisan tugas selanjutnya.

Penyusun Makalah

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ I

DAFTAR ISI ......................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dasar aktive learning bermuatan karakter ............................................3


B. Nilai-nilai karakter dalam aktive learning ........................................................4
C. Peran guru dalam implementasi pembelajaran berorientasi aktif siswa ...........4
D. Memahami cara dan gaya belajar siswa ............................................................5
E. Contoh-contoh strategi pembelajaran aktif .......................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam kehidupan masyarakat dengan bekal pengetahuan
umum maupun agama. Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 45: “agar pemerintah untuk
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia 2021dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dalam undang-undang.1

Menurut Uno (2012:77), belajar hanya bisa dipahami jika terjadi aktivitas dalam
proses pembelajaran. Diantaranya adalah dengan penerapan strategi pembelajaran aktif.
Adapun pengertian strategi pembelajaran aktif adalah salah satu strategi yang digunakan
untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, yang senantiasa memposisikan guru sebagai
orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar,
sementara peserta didik harus aktif, inovatif dan lingkungan dimanfaatkan sebagai sumber
belajar yang kreatif, efektif, dan menarik. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga
semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran.
Konsep strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” yang artinya suatu usaha
untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Awalnya digunakan dalam lingkungan
militer. Namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang
relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks pembelajaran. Sehingga disebutlah saat ini
sistem pembelajaran aktif learning.
Menurut Hartono (2012:39). Pembelajaran tersebut dengan istilah strategi
pembelajaran aktif (Active Learning). Pembelajaran aktif learning adalah suatu pembelajaran
yang mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga
semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang dimiliki. Lebih lanjut penerapan strategi pembelejaran juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran. Memandang bahwa kemampuan mahasiswa sama dalam proses pembelajaran,
dan mahasiswa dianggap sebagai subjek yang memiliki kesiapan belajar yang sama,
mahasiswa memiliki kelompok umur yang sama, pengetahuan yang sama, kecepatan
menerima materi pembelajaran yang sama, dan mahasiswa dianggap sebagai orang dewasa
yang pada prinsipnya memiliki kesiapan belajar yang sama. Dalam kenyataannya tidak

1
. Abdur Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, ( Jakarta: Grapindo Persada,
2005), h. 338

1
seperti demikian,masih banyak ditemukan dilapangan permasalahan-permasalahan sekitar
praktik penerapan strategi pembelajaran aktif yang dilakukan oleh mahasiswa sehingga
penulis perlu meneliti apa yang menjadi kendala mahasiswa selama praktik penerapan
strategi pembelajaran aktif tersebut. Harapan kedepan mahasiswa akan mencapai
keberhasilan secara bersama dan membantu perkembangan mahasiswa seoptimal mungkin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep dasar aktive learning bermuatan karakter


2. Apa saja nilai-nilai karakter dalam aktive learning
3. Bagaimana peran guru dalam implementasi pembelajaran berorientasi aktif siswa
4. Bagaimana memahami cara dan gaya belajar siswa
5. Apa saja contoh-contoh strategi pembelajaran aktif

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dasar aktive learning bermuatan karakter


2. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter dalam aktive learning
3. Untuk mengetahui peran guru dalam implementasi pembelajaran berorientasi aktif
siswa
4. Untuk mengetahui cara dan gaya belajar siswa
5. Untuk mengetahui contoh strategi pembelajaran aktif

2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar
peserta didik ataupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran (Hamruni,
2009).2

Thorndike (Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, antara lain: (1) Law of
readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat memperlancar hubungan antara
stimulus dan respons; (2) Law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu
dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lancar; (3) Law of
effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat
menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang.

Mulyasa (2004) mengemukakan bahwa hendaknya pembelajaran dengan


menggunakan metode active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan
dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya Materi pelajaran yang
baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat
belajarsecaraaktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga
peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.

A. konsep dasar aktive learning bermuatan karakter


Konsep dasar aktive learning bermuatan karakter mencakup dua hal.

1. Aktive learning dikaji atau digali nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya
untuk di aktualisasikan dalam pembelajaran, sehingga nilai-nilai karakter tersebut
dapat ditanamkan atau diinternalisasikan ke dalam diri peserta didik. Dalam hal ini,
aktif learning di anggap seolah-olah telah ada muatan nilai karakter di dalamnya,
misalnya, dalam active learning terdapat metode “ membangun tim”. Metode dalam
active learning ini jelas telah memuat nilainilai karakter seperti kerja sama,
kepedulian sosial, komunikatif, tanggung jawab, toleransi dan seterusnya. Tanpa
nilai-nilai ini, sebuah tim tidak akan mampu menjalankan funsinya secara optimal.

2. Active learning dapat dimodifikasi dan dikembangkan secara kreatif agar memuat
nilai-nilai karakter lebih variatif. Artinya, pada active learning dapat di tambah
muatan nilai karakter “dari luar” sesuai kepentingan guru dalam pembelajaran. Dalam
hal ini, active learning diperlakukan sebagai strategi pembelajaran yang “netral” dan
dapat diisi dengan muatan nilai-nilai karakter sesuai kepentingan guru dan peserta
didik. Sekedar contoh, dalam active learning terdapat metode “membangun tim".
Metode ini dapat di isi dengan muatan karakter yang diinginkan, religius misalnya.
Caranya, nilai karakter religius dimasukkan dalam penyusunan rencana praktik
pembelajaran, sehingga nilai religius dapat diaktualisasikan.

2
. Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Jakarta: Remaja Rosda Karya,2013) h.36

3
Namun demikian, tidak semua metode dalam active learning dapat diisi dengan nilai
karakter asal-asalan sesuai kehendak guru. Sebab, masing-masing metode dalam active
learning mempunyai karakter masing-masing. Oleh karena itu, penanaman nilai karakter
tertentu dapat disesuaikan dengan karakteristik metode pembelajaran yang tepat. Misalnya,
jika guru ingin menanamkan nilai karakter toleransi, maka metode dalam active lerning yang
paling tepat adalah diskusi atau debat aktif. Dalam metode tersebut, peserta didik secara tidak
langsung dituntut untuk menghargai pendapat orang lain dan bersikap damai dalam
perbedaan. Inilah nilai-nilai esensi dari toleransi. Demikian seterusnya, sehingga upaya
menanamkan nilai karakter tertentu dapat dilakukan dengan memilih metode tertentu dalam
active learning.

B. Nilai-nilai karakter dalam aktive learning


Statergi pembelajaran aktif atau yang lebih dikenal dengan istilah active learning,
mempunyai 101 metode pembelajaran bahkan lebih. Dalam praktiknya, berbagai bany
metode dalam active learning, ini dapat dimodifikasi dikembangkan lebih kreatif dan
inovatif. Dalam setiap metode active leaming tersebut memuat nilai-nilai karakter yang
berbeda.

Nilai-nilai karekter yang termuat dalam setiap metode pada active learning ini akan
memiliki kesesuaian dengan metode pembelajaranya. Misalnya, pada metode the power of
two setidaknya memuat nilai-nilai karakter seperti gemar membaca, komunikatif, kepedulian
sosial, disiplin dan sebagainya. Sekadar contoh, dalam pelajaran biologi, peserta didik
diminta untuk mencari teman atau pasangan dengan kriteria “mempunyai buku biologi”.
Kriteria ini akan memotivasi peserta didik untuk membeli dan membaca buku pelajaran
daripada membeli pulsa, misalnya.

C. Peran Guru Dalam Implementasi Pembelajaran Beorientasi Aktif Siswa


Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar
yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS
menurut guru kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya
dengan gaya dan karakteristik belajar siswaa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan guru, diantaranya. 3

a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum


kegiatan pembelajaran dimulai.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c. Memberikan informasi tentang pembelajaran yang harus dilakukan. Memberikan
bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
d. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaanpertanyaan.
e. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.

3
. Sanjaya, strategi, h.139-140

4
D. Memahami cara dan gaya belajar siswa
Istilah cara belajar disini adalah karakteristik da preferensi atau pilihan individu
mengenai cara mengumpulka, informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespons dan
memikirkan informasi. Sebagian siswa lebih suka belajar sendirian, sementara yang lain lebih
senang belajar dalam kelompok. Sebagian siswa lebih suka memperoleh informasi dengan
cara membaca, yang lain mendapatkan informasi lewat mendengar atau melakukan berbagai
aktivitas. Sebagian yang lain lebih menyenangi kombinasi. Tidak ada cara dan gaya belajar
yang tebaik, semuanya bersifat individual, tergantung kenyamanan dan kebiasaan masing-
masing.

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kemampuan belajar di sekolah.


Bagi seorang guru, memahami gaya dan cara belajar siswa sangat bermanfaat, paling tidak
karena tiga alasan. Pertama, dengan mengetahui gaya belajar siswa dapat membantu guru
mengerti dan menjelaskan perbedaan yang dia temukan di kalangan siswa. Kedua, guru
mungkin ingin mengembangkan berbagai strategi mengajar untuk membangun kelebihan
individual yang berbeda yang dimiliki siswa. Ketiga, mengetahui perbedaan siswa dapat
membantu guru mengembangkan strategi pembelajaran siswa-siswanya. 4

E. Contoh-contoh strategi pembelajaran aktif

1. The Power of Two


Strategi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan
lebih baik hasilnya dibanding belajar secara sendiri-sendiri.

2. Reading Guide
Pembelajaran dilakukan berbasis bacaan (teks). Agar proses membaca ini bisa efektif,
maka guru memberikan pedoman (gride) membaca. Pedoman ini berisi
pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab siswa berdasarkan isi bacaan (teks); bisa
berisi tugas-tugas yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran.

3. Info Search
Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di luar kelas, keluar
dari kungkungan tembok dan dinding kelas, yang terkadang terasa sumpek dan penuh
aturan. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet, mencari jumal, dan sumber-
sumber belajar yang lain.

4. Index Card Match


Ini adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran.
Strategi ini memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan
memainkan kuis kepada kawan sekelas.

5. Everyone is A Teacher Here

4
. Ibid,h.156-159

5
Ini merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang
besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap
peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “ pengajar terhadap peserta didik lain.

6. Student Created Case Study


Kasus merupakan salah satu di antara sekian metode pembelajaran yang dianggap
sangat baik. Satu tipe diskusi kasus menfokuskan isu menyangkut suatu situasi nyata
atau contoh yang mengharuskan siswa untuk mengambil tindakan, menyimpulkan
manfaat yang dapat dipelajari dan cara-cara mengendalikan atau menghindari situasi
serupa pada waktu yang akan datang. Teknik berikut memungkinkan peserta didik
menciptakan studi kasus sendiri.

7. Point-Counterpoint
Strategi ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks.
Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan
berjalan dengan lebih cepat.

8. Student Questions Have


Strategi ini merupakan cara yang mudah untuk mempelajari tentang keinginan dan
harapan siswa. Cara ini menggunakan sebuah teknik mendapatkan partisipasi melalui
tulisan dari pada lisan atau percakapan. Harapan siswa ini bisa dilihat dari jumlah
centangan yang ada pada sebuah pertanyaan.

9. Listening Team
Strategi ini merupakan sebuah cara membantu peserta didik agar tetap terfokus dan
siap selama suatu pelajaran mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Strategi
Listening Team ini menciptakan kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab
menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan posisinya masing-masing.

10. Card Sort


Pembelajaran dengan strategi Card Sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan, sifat, fakta tentang suatu obyek,
atau mengulang informasi. Gerakan fisik yang dilakukan siswa dapat membantu
untuk memberi energy kepada kelas yang telah letih.

11. Jigsaw Learning


Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas. Teknik ini
memiliki kesamaan dengan teknik "pertukaran dari kelompok ke kelompok” (Group-
to-Group Exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari
dapat disingkat dan ketika tidak ada materi pembelajaran yang diajarkan sebelumnya.
Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi, dengan materi yang telah

6
dipelajari oleh peserta didik lain buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang saling
terkait.

12. Active Debat


Suatu perdebatan dapat menjadi sebuah metode berharga untuk mengembangkan
pemikiran dan refleksi, khususnya jika para peserta didik diharapkan mengambil
posisi yang bertentangan dengan pendapatnya. Ini adalah sebuah strategi untuk
melakukan suatu perdebatan yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik dalam
kelas bukan hanya orang-orang yang berdebat.

13. Giving Question Getting Answers


Ini adalah strategi pembelajaran yang diarahkan untuk membangun tim dan
melibatkan peserta didik dalam meninjau ulang materi pelajaran dari pelajaran
sebelumnya atau akhir pertemuan.

14. Active Knowledge Sharing


Ini adalah sebuah cara yang bagus untuk menarik para peserta didik dengan segera
kepada materi pelajaran anda. Anda dapat menggunakannya untuk mengukur tingkat
pengetahuan para peserta didik selagi, pada saat yang sama, melakukan beberapa
bangunan tim (team building). Strategi ini bekerja dengan beberapa pembelajaran dan
dengan beberapa materi pembelajaran.

15. The Firing Line


Ini adalah strategi yang diformat menggunakan pergerakan cepat, yang dapat
digunakan untuk berbagai tujuan seperti testing dan bermain peran. Strategi ini
menghendaki pergantian secara terus menerus dari kelompok. Peserta didik mendapat
kesempatan untuk merespons secara cepat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan
atau tipe tantangan yang dimunculkan.

16. Team Quiz


Strategi ini akan meningkatkan kerja sama tim dan juga sikap tanggung jawab peserta
didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak
menakutkan, yakni dalam bentuk kuis (tebak-tebakan).

17. Connection
Ini merupakan sebuah aktivitas yang secara simbolik menutup kelas. Ia secara khusus
sesuai ketika peserta didik membentuk hubungan dekat satu sama lain.

18. Reconnecting
Dalam pembelajaran yang waktunya sudah habis, kadang-kadang terasa sangat
membantu memperkuat hasil pembelajaran, bila kita menggunakan beberapa menit
untuk mengaitkan kembali pelajaran tersebut dengan para peserta didik setelah
diselengi beberapa mata pembelajaran lain. Strategi ini mempertimbangankan
beberapa cara untuk melakukannya.

7
19. Synergetic Teaching
Strategi ini merupakan sebuah pembelajaran bersinergi, yang memungkinkan peserta
didik mendapatkan pengalaman yang berbeda dalam mempelajari materi
pembelajaran yang sama. Misalnya belajar dengan membaca referensi (handout) dan
belajar dengan mendengarkan presentasi guru. Hasilnya kemudian dibandingkan dan
diintegrasikan.

20. Planted Question


Teknik ini memungkinkan Anda untuk memberikan informasi sebagai jawaban atas
pertanyaan yang pernah diberikan kepada peserta didik yang dipilih. Meskipun anda
sebenarnya, memberikan pelajaran yang telah disisipkan

21. Learning Starts With A Question


Proses mempelajari sesuatu yang baru akan lebih efektif jika peserta didik tersebut
aktif, mencari pola dari pada menerima saja. Satu cara menciptakan pola belajar aktif
ini adalah merangsang peserta didik untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka,
tanpa penjelasan dari pengajar lebih dahulu. Strategi sederhana inni merangsang
untuk bertanya, kunci belajar.

22. Who Is in The Class?


Teknik mengajar ini sangat baik untuk memecahkan kebekuan suasana didalam kelas,
sehingga disebut sebagai “icebreaker”. Teknik ini mirip dengan sebuah perburuan
terhadap teman-teman kelas. Perburuan ini dapat ditentukan dengan sejumlah cara
dan untuk sebuah kelas dengan beberapa ukuran. Strategi ini membantu
perkembangan pembangunan tim (team building) dan membuat gerakan fisik berjalan
tepat pada permulaan sebuah pembelajaran.

23. TV Commersial
Ini adalah sebuah strategi pembuka yang hebat bagi peserta didik yang telah saling
mengenal satu sama lain. Strategi ini dapat menghasilkan pembangunan tim (team
building) yang cepat.

24. Instant Assessment


Teknik ini bisa membangkitkan kegembiraaan, tidak menakutkan, bisa digunakan
untuk menilai kemampuan peserta didik. Strategi bisa digunakan untuk meminta
siswa menjelaskan latar belakang, pengalaman, sikap, harapan dan perhatian mereka
secara cepat.

25. Lightening the Learning


Sebuah kelas dapat dengan cepat mencapai suatu iklim belajar yang informal, tidak
mengancam dengan mengajak peserta didik untuk menggunakan humor kreatif
tentang pelajaran sesuatu, namun pada saat yang sama membuat peserta didik
berpikir.

8
26. The Study Group
Metode ini memberikan peserta didik tanggung jawab untuk mempelajari materi
pelajaran dan menjelaskan isinya dalam kelompok tanpa kehadiran pengajar. Tugas
perlu cukup spesifik untuk menjamin bahwa hasil sesi belajar akan efektif dan
kelompok akan mampu mengatur diri.

Adapun beberapa alasan menggunakan pembelajaran aktif yaitu: (1) memiliki


pengaruh yang kuat pada pembelajaran pesertadidik, (2) strategi-strategi pengembangan
pembelajaran aktif lebih mampu meningkatkan ketrampilan berfikir peserta didik daripada
peningkatan penguasaan isi,(3) melibatkan para pelajar dalam tugas-tugas berpikir tingkat
lebih tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi, dan (4) berbagai gaya belajar dapat dilayani
dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajar
aktif.
Menurut Soegeng Ysh., A.Y, (2012), bahwa penggunaan pembelajaran aktif juga
membawa beberapa keuntungan, yaitu: (1) para pelajar yang aktif menggunakan pengetahuan
utama mereka dalam membentuk pemahaman dari isi materipembelajaran, (2) para pelajar
yang aktif berfikir secara kritis dan menciptakan pengembangan mereka sendiri, (3) para
pelajar yang aktif terlibat secara kognitif, dan (4) para pelajar yang akatif menerapkan suatu
strategi membaca dan belajar lingkup yang luas.
Adapun uraian tentang kemampuan intrapersonal (berkomunikasi dengan dirinya
sendiri) diantaranya adalah:

a. Kemampuan penguasaan materi


Dalam penerapan strategi pembelajaran untuk menjadikan pembelajaran menjadi aktif
tidaklah tercipta begitu saja.Tetapi ada persiapan-persiapan yang sengaja dibuat. Persiapan
yang dikuasai adalah kemampuan menguasai bahan pelajaran, menguasai bahan yang akan
diajarkan adalah sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar. Penguasaan guru akan
bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Menurut Udin
Syaefudin (2013:53-54), banyak pendapat yang mengatakan bahwa proses dan hasil peserta
ddik bergantung pada penguasaan materi oleh guru dan keterampilan dalam mengajarnya.

b. Kemampuan membangun minat dan memotivasi diri


Menurut Winkel yang dikutip oleh Sumantri (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu: faktor dari dalam, faktor dariluar, dan faktor
instrumen. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang
berasal dari peserta didik yang sedang belajar.

Faktor-faktor tersebut adalah:


(a) minat individu merupakan ketertarikan individu terhadapsesuatu. Minat belajar siswa
yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dancepat

(b) motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah sama. Motivasi
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaralain: cita-cita siswa, kemampuan belajar
siswa,kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru

9
membelajarkan siswa. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar.

c. Kemampuan berbahasa
Pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina peserta didik mempergunakan
bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, peserta didik dilatih
keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa.Jadi, pembelajaran
bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus
dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa
adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.

d. Kemampuan berbicara
Berbicara sebagai sebuah keterampilan berbahasa, menurut Tarigan (1987:34) adalah
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Burhan Nurgiantoro memberikan definisi bahwa berbicara adalah kegiatan yang
menghasilkan (menyampaian) bahasa, kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau
perasaan secara lisan.
Menurut Burhan (2009: 155) Peristiwa bicara akan berlangsung apabila dipenuhi
sejumlah persyaratan, yaitu: pengirim, pesan, penerima, media, sarana, interaksi, dan
pemahaman.Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berbicara merupakan kegiatan berkomunikasi yang bersifat aktif dan produktif, bertujuan
untuk menyampaikan gagasan, ide, dan perasaan melalui bahasa lisan, baik satu arah maupun
dua arah.Keterampilan berbicara ini bervariasi kualitasnya untuk masing-masing orang.

Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran.Untuk


menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, tehnik yang dapat dilakukan adalah:
1) Penggunaan variasi suara.

2) Suara guru hendaknya lebih bervariasi dengan tidak selalu mendatar, melainkan senantiasa
berganti-ganti. Kadang cepat, lambat, merendah dan meninggi. Demikian dengan tekanan
suara, karena suara dapat memberikan kesan kepada siswa.
3) Pemusatan perhatian (focusing).

4) Pemberian isyarat kepada siswa untuk memusatkan perhatian mereka terhadap hal-hal
yang baru saja dijelaskan. Kebiasaan guru atau kesenyapan. Kesenyapan adalah suatu
keadaan diam secara tiba-tiba dari pihak guru ditengah-tengah ceramah waktu menerangkan
sesuatu, dengan tujuan agar siswa segera memperhatikan.
5) Mengadakan kontak pandang (eye contack). Keadaan ini harus dilakukan guru kepada
seluruh siswa secara merata dan menyeluruh, karena hal ini akan menimbulkan rasa dihargai
dan diperhatikan oleh seorang guru.
6) Gerak guru (teacher movement). Menurut Wina Sanjaya (2006: 33) gerak badan dan
mimik guru dapat berfungsi sebagai memperjelas terhadap hal-hal yang dijelaskan kepada
siswa.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran aktif (active learning) adalah maksimalkan penggunaan semua potensi
yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki. Pembelajaran aktif
adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif
dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik ataupun peserta
didik dengan guru dalam proses pembelajaran.
Nilai-nilai karekter yang termuat dalam setiap metode pada active learning ini akan
memiliki kesesuaian dengan metode pembelajaranya. Misalnya, pada metode the power of
two setidaknya memuat nilai-nilai karakter seperti gemar membaca, komunikatif, kepedulian
sosial, disiplin dan sebagainya.
Adapun konsep dasar aktive learning bermuatan karakter, yaitu:

1). Aktive learning dikaji atau digali nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya untuk
di aktualisasikan dalam pembelajaran, sehingga nilai-nilai karakter tersebut dapat ditanamkan
atau diinternalisasikan ke dalam diri peserta didik.
2). Active learning dapat dimodifikasi dan dikembangkan secara kreatif agar memuat nilai-
nilai karakter lebih variatif.

Adapun beberapa alasan menggunakan pembelajaran aktif yaitu: (1) memiliki


pengaruh yang kuat pada pembelajaran pesertadidik, (2) strategi-strategi pengembangan
pembelajaran aktif lebih mampu meningkatkan ketrampilan berfikir peserta didik daripada
peningkatan penguasaan isi,(3) melibatkan para pelajar dalam tugas-tugas berpikir tingkat
lebih tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi, dan (4) berbagai gaya belajar dapat dilayani
dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajar
aktif.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi perbaikan makalh ini dimasa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah dan Mohamad Nurdin. 2012. Belajar dengan Penedekatan Pailkem
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan kreatit, Efektif, Menarik), Bumi Aksara.
Jakarta.

Mulyasa. E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Konsep. Karakteristik dan


Implementasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ysh, Soegeng. A.Y. 2012. Pengembangan Sistem Pembelajaran. IKIP PGRI Semarang Press.
Semarang.

H.G.Tarigan. 1987. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.

Yuanita, Dianis Izzatul. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ASWAJA SISWA DI MADRASAH.
Bidayatuna, Vol. 03 No. 01 April 2020

Asiah, Nur. ANALISIS KEMAMPUAN PRAKTIK STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF


(ACTIVE LEARNING) MAHASISWA PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN IAIN RADEN INTAN LAMPUNG. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Dasar. Volume 4.Nomor 1. Juni 2017.

12

Anda mungkin juga menyukai