Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR PARADIGMA PEMBELAJARAN AKTIF

Disusun oleh:

Kelompok 6 : 1. Arsyanda Jadwa Nabila (2113041011)

2. Elawati (2113041081)

3. Martha Dillar (2113041067)

4. Rizka Amelia (2113041065)

Kelas : 4A

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mata Kuliah : Model Pembelajaran BSI

Dosen Pengampu : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Dasar Paradigma Pembelajaran Aktif” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Model Pembelajaran BSI
yang diampu oleh Ibu Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

Kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Sofia
Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Model Pembelajaran
BSI yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yag telah
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini telah kami susun buat secara
maksimal, namun kami menyadari bahwa makalh ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, dengan penuh rasa hormat, kami mengharapkan kritik dan saran
guna perbaikan makalah ini.

Bandarlampung, 20 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II ISI 3

2.1 Pengertian Pembelajaran Aktif .................................................................. 3

2.2 Prinsip Dasar Pembelajaran Aktif ............................................................. 4

2.3 Karakteristik Pembelajaran Aktif ............................................................. 7

2.4 Komponen Pembelajaran Aktif .................................................................. 8

2.5 Implementasi Pembelajaran Aktif Dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia ...................................................................................................... 10

BAB III 12

3.1 Simpulan ............................................................................................................. 13

3.2 Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam


mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieves a particular education goal.
Dalam artian, strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Wina Sanjaya
(dalam Husniyatus Salamah, 2007) di dalam konteks belajar-mengajar, strategi
berarti pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-
mengajar. Dengan demikian, konsep strategi pembelajaran menunjuk pada
karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa belajar
mengajar.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang


digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
peragkat pembelajaran.

Model pembelajaran diterapkan dengan memperhatikan unsur kondisi


sekolah-siswa dan kurikulum yang berlaku. Saat ini, kurikulum yang berlaku
salah satunya yaitu kurikulum 2013 atau biasa disebut dengan K-13. Kurikulum
K-13 memiliki karakteristik yaitu pembelajaran berfokus pada siswa (student
centered learning), sehingga siswa memiliki tanggungjawab aktif dalam
pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Oleh sebab itu, saat ini
akan lebih baik jika menerapkan model pembelajaran aktif (active learning) di
kelas. Pada makalah ini akan dijelaskan pengertian pembelajaran aktif, prinsip
dasar pembelajaran aktif, karakteristik pembelajaran aktif, komponen

1
pembelajaran aktif, dan implementasi pembelajaran aktif dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan memberikan pengetahun mengenai “Konsep Dasar
Paradigma Pembelajaran Aktif”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada topik makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran aktif?

2. Apa saja prinsip dasar pembelajaran aktif?

3. Bagaimana karakteristik pembelajaran aktif?

4. Apa saja komponen pembelajaran aktif?

5. Bagaimana implementasi pembelajaran aktif dalam pembelajaran Bahasa


Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:

1. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Model Pembelajaran BSI.

2. Menjelaskan pengertian pembelajaran aktif.

3. Menjelaskan prinsip dasar pembelajaran aktif.

4. Menjelaskan karakteristik pembelajaran aktif.

5. Menjelaskan implementasi pembelajaran aktif dalam Pembelajaran BSI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Aktif

Pembelajaran merupakan salah satu hal yang digunakan seseorang untuk


mendapatkan pengetahuan, keterampilan, atau hal lainnya yang membantu mereka
untuk terus berkembang. Pembelajaran dapat dilakukan seseorang dimanapun dan
kapan pun, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Salah satu model
pembelajaran yang sering digunakan adalah pembelajaran aktif.

Wina Sanjaya (dalam Uswatun: 2018) Pembelajaran aktif merupakan


pembelajaran yang di dalamnya melibatkan keaktifan peserta didik, yang mana
peserta didik dilibatkan dalam berpikir mengenai apa yang sedang dilakukannya.
Pembelajaran aktif diambil dari adanya asumsi yang pada dasarnya pembelajaran
merupakan proses aktif, dan setiap orang berbeda sehingga memiliki cara
pembelajaran yang berbeda juga.

Kemudian, Zuhairini (dalam syaparuddin: 2020) menyatakan bahwa


pembelajaran aktif merupakan suatu proses pembelajaran mengajar yang di
dalamnya menggunakan berbagai metode yang berfokus pada keaktifan siswa
serta melibatkan potensi-potensi yang dimiliki siswa dalam prosesnya, baik fisik,
emosional, mental, serta intelektual siswa yang digunakan untuk mencapai tujuan
dalam Pendidikan.

Silberman (dalam Bestari 2011) menyatakan bahwa pembelajaran aktif


merupakan pembelajaran yang menggunakan langkah cepat, menyenangkan,
mendukung, dan menarik. Dalam pembelajaran aktif terdapat kumpulan strategi
pembelajaran yang komprehensif, yang mana meliputi berbagai cara untuk
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk aktif sejak awal melalui ativitas-
aktivitas yang membangun kerja kelompok dan meningkatkan kemampuan
berpikir dalam waktu yang singkat mengenai materi pelajaran. Di dalamnya juga
mencakup Teknik-teknik memimpin pembelajaran untuk kelompok besar maupun

3
kelompok kecil, merangsang anak untuk berdiskusi dan debat, mempraktikan
keterampilan yang dimiliki, mendorong pertanyaan-pertanyaan yang bahkan bisa
membuat peserta didik dapat saling mengajarkan satu sama lain.

Ramdhani (dalam Bestari, 2010) menyatakan bahwa pembelajaran aktif


(Active Learning) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana
peserta didik mendapatkan kesempatan lebih untuk melakukan aktivitas
pembelajaran yang berupa hubungan interaktif dengan materi pelajaran. Sehingga
siswa tidak sekedar menerima tetapi juga akan mendorong peserta didik untuk
menyimpulkan pemahaman dari pelajaran yang telah diberikan.

Sedangkan menurut Samadhi (dalam Bestari, 2010) berpendapat bahwa


pembelajaran aktif adalah keseluruhan proses pembelajaran yang memungkinkan
siswa berpartisipasi aktif dan berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu
sendiri baik dalam berinteraksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam
proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif
merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa berpartisipasi dan berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya menerima
tetapi juga dapat menyimpulkan, memproses, hingga menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

2.2 Prinsip Dasar Pembelajaran Aktif

Terdapat prinsip dasar dalam pembelajaran aktif yaitu memberikan


kesempatan pada peserta diidik untuk mengonstruksi pemahamannya dengan
pengetahuan yang diperoleh secara mandiri. Para siswa didorong untuk
memikirkan apa yang telah dipelajarinya. Hal tersebut merupakan bagian dari
upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa atau
secara mudah prinsip dasar dari pembelajaran aktif ini adalah pembelajaran yang
berpusat pada siswa.

4
Dalam pembelajaran aktif, siswa akan lebih banyak terlibat dalam proyek
kegiatan dan dari keterlibatan tersebut akan membangun pemahaman, serta
kecakapan berpikir siswa. Pada pembelajaran ini, siswa diarahkan untuk terus
mengembangkan keterampilan serta potensinya, yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan dan meningkatkan sikap, nilai, dan karakternya. Hendelsman
(dalam Agus,dkk: 2021). Hamdani (dalam Desmawati dan Sri) menyatakan
beberapa prinsip dasar dari pembelajaran aktif:

1. Prinsip motivasi
2. Prinsip latar konteks
3. Prinsip keterarahan pada titik pusat atau fokus tertentu
4. Prinsip hubungan sosial
5. Prinsip belajar sambil bekerja
6. Prinsip perbedaan perseorangan
7. Prinsip menemukan
8. Prinsip pemecahan masalah

Dalam buku Sundary, dkk (2022) menjelaskan, prinsip-prinsip pembelajaran


aktif yaitu:

1. Stimulus belajar
Stimulus belajar adalah suatu hal yang di luar dari individu itu sendiri.
Untuk memunculkan reaksi atau respon dari peserta didik melalui
informasi atau materi yang disampaikan guru, maka perlu adanya stimulus
baik berupa verbal (Bahasa), visual, auditif, dan sebagainya. Stimulus
disampaikan dengan upaya membantu peserta didik untuk lebih mudah
menerima dan memahami pesan yang disampaikan oleh guru.
2. Respon
Respon muncul akibat adanya stimulus yang diberikan oleh guru. Respon
peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru meliputi
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, pemecahan terkait masalah
yang diberikan oleh guru, menilai kemampuannya sendiri dalam
memahami materi, dan sebagainya.

5
3. Motivasi
Motivasi berpusat pada diri atau psikis peserta didik. Motivasi merupakan
daya penggerak yang terdapat dalam diri masing-masing peserta didik,
yang mana akan memberikan arah kegiatan belajar yang baik, sehingga
dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. Hal ini akan berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Untuk menumbuhkan motivasi belajar
yang baik, guru hendaknya memberikan berbagai model pembelajaran
yang sesuai dengan karakter siswa dan menyenangkan.
4. Penguatan
Penguatan informasi atau materi yang disampaikan oleh guru hendaknya
diulang kembali oleh siswa untuk mendapatkan pemahaman yang
maksimal. sumber penguat belajar dapat berbentuk nilai pengakuan
prestasi peserta didik, persetujuan pendapat, pemberian hadiah, dan lain-
lain.
5. Asosiasi
Secara sederhana berpikir asosiatif merupakan proses pembentukan
hubungan antara stimulus dengan respon. Asosiasi dapat dibentuk melalui
pemberian bahan yang bermakna dan berorientasi pada pengetahuan yang
telah dimiliki oleh peserta didik, pemberian contoh yang jelas terkait
materi yang diberikan, pemilihan bahan ajar yang jelas, pemberian
pemecahan masalah dan dilakukan dalam situasi yang menyenangkan.

Beberapa prinsip pembelajaran aktif menurut Abu Ahmadi dalam (Sunhaji:


2022):

1. Stimulus belajar yang diterima peserta didik.


2. Perhatian dan motivasi dalam proses belajar mengajar.
3. Responsi siswa terhadap stimulus yang diberikan.
4. Penguatan baik dari luar maupun dari dalam.
5. Pemakaian dan pemindahan apa yang sudah dipelajari kepada situasi lain
yang serupa.

6
2.3 Karakteristik Pembelajaran Aktif

Beberapa karakteristik pembelajaran aktif, antara lain:


1. Pembelajaran tidak terfokus pada transfer informasi oleh guru, tetapi pada
eksplorasi informasi dan pembentukan konsep oleh peserta didik.
2. Situasi pembelajaran mendukung/kondusif. Guru memiliki sikap terbuka
dan menghargai segala gagasan. Hal tersebut bertujuan membuat peserta
didik merasa nyaman berinteraksi satu sama lain dan memberikan
tanggapan atau pendapat secara aktif.
3. Peserta didik tidak hanya bergantung pada ceramah dari guru secara pasif,
tetapi aktif mengerjakan berbagai kegiatan yang terkait dengan materi
pembelajaran, seperti membaca, menonton, mendengar, meiakukan
eksperimen dan berdiskusi.
4. Dalam pembelajaran, peserta didik terlibat dalam kegiatan kolaboratif
yang mengharuskan mereka bertanggung jawab secara individual dan
saling tergantung satu sama lain dalam kelompok. Selain itu, peserta didik
juga menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia baik di dalam
maupun di luar kelas.
5. Peserta didik terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
6. Guru mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang proses dan hasil
pembelajaran.
Menurut Bonwell (Warsono & Hariyanto, 2012:27), terdapat beberapa
karakteristik pembelajaran aktif antara lain: penting untuk menekankan pada
proses belajar dan mendorong aktifitas siswa dalam proses belajar. Hal ini
mencakup eksplorasi nilai dan sikap tanggapan serta penekanan pada
keterampilan kritis, analitis dan evaluatif. Adanya umpan balik dari proses
pembelajaran juga sangat penting. Mc Keachie (dalam Warsono & Hariyanto
(2012:8)) menjelaskan dimensi implementasi pembelajaran siswa aktif yang
meliputi partisipasi siswa dalam penentuan tujuan kegiatan, kegiatan belajar-
mengajar yang menekankan aspek afektif dan interaksi antarmurid, menerima
aspirasi siswa, memberikan kesempatan siswa untuk mengambil keputusan dan
menciptakan keeratan hubungan kelas.

7
2.4 Komponen Pembelajaran Aktif

a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran pendahuluan memegang peranan penting, guru


dituntut agar mampu menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan
disampaikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi
tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru menyakinkan manfaat mempelajari
pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

b. Pengalaman

Pengalaman dapat mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya


melalui mendengarkan. Sementara Zuhairini mengemukakan bahwa cara untuk
mendapatkan suatu pengalaman adalah dengan mempelajari, mengalami dan
melakukan sendiri. Melalui kegiatan membaca, siswa lebih menguasai materi
pelajaran yang mereka pelajari daripada mendengarkan penjelasan dari guru.

c. Interaksi

Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya apabila berlangsung dalam


suasana diskusi, saling bertanya, mempertanyakan, atau saling menjelaskan
dengan orang lain. Ketika orang lain bertanya tentang pendapat atau sesuatu yang
kita lakukan, maka kita terpacu untuk berpikir menguraikan lebih jelas lagi,
sehingga kualitas akan meningkat dengan sendirinya. Selain itu, diskusi, dialog
dan bertukar gagasan akan membantu anak mengenal hubungan-hubungan baru
tentang sesuatu dan membantu memberikan pemahaman yang baik. Anak perlu
bicara bebas dan tidak terbayang-bayangi dengan rasa takut sekalipun dengan
pernyataan yang menuntut argumen atau alasan.

d. Komunikasi

Mengungkapkan pikiran dan perasaan, baik secara tulis maupun lisan


merupakan kebutuhan setiap manusia dalam rangka mengungkapkan dirinya
untuk mencapai kepuasan. Pengungkapan pikiran digunakan untuk

8
mengungkapkan gagasan sendiri maupun menilai gagasan orang lain, akan
memantapkan pemahaman sesorang tentang apa yang sedang dipikirkan atau
dipelajari.

e. Refleksi

Ketika seorang anak mengemukakan gagasannya kepada orang lain dan


mendapat tanggapan, maka anak tersebut akan merenungkan kembali (merefleksi)
gagasannya, kemudian melakukan perbaikan, sehingga memiliki gagasan yang
lebih baik daripada sebelumnya. Refleksi dapat terjadi akibat adanya interaksi dan
komunikasi. Umpan balik dari guru atau siswa lain terhadap hasil kerja seorang
siswa yang berupa penyataan menantang (membuat siswa berpikir) dapat menjadi
pemicu bagi siswa untuk melakukan refleksi tentang apa yang sedang dipikirkan
atau dipelajari.

Menurut Sukandi, berikut adalah faktor pendukung agar suasana belajar aktif
dapat tercipta secara maksimal.

1. Sikap dan perilaku guru

a) Terbuka, mau mendengarkan pendapat siswa


b) Membiasakan siswa mendengarkan guru atau siswa dalam berbicara
c) Menghargai pendapat orang lain
d) Mentolelir kesalahan siswa dan mendorong untuk memperbaikinya
e) Memberi umpan balik terhadap hasil kerja siswa
f) Tidak kikir untuk memuji dan menghargai
g) Tidak menertawakan pendapat atau hasil kerja siswa untuk tidak takut
salah.

2. Ruang kelas yang menunjang belajar aktif

a) Berisi banyak sumber belajar seperti buku atau benda nyata


b) Berisi banyak alat bantu belajar seperti media atau alat peraga
c) Berisi banyak hasil kerja siswa seperti lukisan, laporan percobaan, alat
hasil percobaan

9
d) Letak bangku dan meja diatur sedemikian rupa, sehingga siswa leluasa
untuk bergerak.

2.5 Implementasi Pembelajaran Aktif Dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia

Pembelajaran aktif adalah proses belajar-mengajar yang berfokus pada peran


aktif pembelajar (siswa). Dalam strategi pembelajaran aktif yang berkontribusi
besar adalah pembelajar, sedang guru hanya sebagai fasilitator. Dalam
pembelajaran aktif peran siswa menjadi sangat besar di kelas. Banyak persoalan
yang harus diselesaikan sendiri oleh siswa.

Implemementasi pembelajaran aktif (dalam Yantoro & Agung, 2020: 149-151)


berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru didapati data sebagai
berikut:

1. Penataan dan penempatan tempat duduk yang bervariasi

Guru mengatur tata ruang dan penataan tempat duduk yang bervariasi dan
penempatannya selalu berganti. Bentuk tempat duduk dibuat berbentuk leter U
atau berbentuk tim seperti berkelompok atau berbentuk lingkaran.

2. Kegiatan membaca bersama

Dalam implementasi pembelajaran aktif dengan cara membaca bersama ini,


guru membaca buku bersama-sama siswa, namun guru yang memimpin
membaca. Setelah membaca buku bersama, guru membuat pertanyaan untuk
mengetes pemahaman dan fokus peserta didik terhadap buku bacaan. Pada
kegiatan ini juga, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan
berpendapat.

3. Membaca terbimbing

Kegiatan membaca terbimbing ini dilakukan oleh guru dengan membentuk


kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Di dalam
kelompok, terdapat setidaknya ssatu siswa yang sudah pandai membaca. Siswa

10
yang sudah pandai membaca akan ditugaskan untuk membantu siswa lain
dalam kelompok yang masih kesulitan membaca.

4. Melaksanakan pembelajaran dengan melakukan percobaan atau eksperimen

Kegiatan percobaan ini dilakukan dengan cara guru memberikan pengantar


tentang materi yang akan dilakukan praktik, kemudian memberikan panduan
praktik dan hal-hal yang harus dipersiapkan saat praktik. Setelah itu, guru akan
mengintruksikan siswa untuk melakukan percobaan praktik yang telah
ditentukan. Contoh: Guru memberikan intruksi pada siswa untuk praktik
membaca puisi atau pidato di dalam kelas.

5. Praktik lapangan

Pada kegiatan ini siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, masing-masing


kelompok terdiri atas 4-5 orang. Setiap kelompok akan diberikan tugas untuk
melakukan wawancara terkait topik tertentu dan setelah itu wajib membuat
laporan serta dipresentasikan di kelas.

6. Pembelajaran dengan Problem Solved Learning

Guru memberikan suatu kasus (tugas) berbasis masalah yang harus


diselesaikan oleh kelompok. Lalu guru memberikan petunjuk dan arahan
penyelesaian masalah. Guru juga berperan sebagai fasilitator, tempat siswa
bertanya dan meminta pendapat terhadap penyelesaian masalah. Pembelajaran
ini dapat membangun solidaritas siswa dan mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa.

7. Diskusi kelompok

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian membagi


kelompok menjadi tim pro dan tim kontra terhadap suatu topik masalah untuk
didiskusikan. Dalam kegiatan ini, guru berperan sebagai pembimbing dan
moderator dan sesekali memberikan pertanyaan kepada masing-masing tim.
Kegiatan ini membantu siswa untuk berani berpendapat dan menghargai
pendapat orang lain. Contoh: Kegiatan praktik debat di dalam kelas.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa


berpartisipasi dan berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa tidak hanya menerima tetapi juga dapat menyimpulkan, memproses, hingga
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip dasar pembelajaran aktif
meliputi: 1) Prinsip motivasi, 2) Prinsip latar konteks, 3) Prinsip keterarahan pada
titik pusat atau fokus tertentu, 4) Prinsip hubungan sosial, 5) Prinsip belajar
sambil bekerja, 6) Prinsip perbedaan perseorangan, 7) Prinsip menemukan, dan
8)Prinsip pemecahan masalah.

Pembelajaran aktif memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran


konvensional, di mana peserta didik menjadi aktif dan terlibat dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran aktif, peserta didik lebih banyak melakukan
eksplorasi dan pembentukan konsep sendiri, kolaboratif dalam kelompok, serta
memanfaatkan berbagai sumber belajar di dalam dan di luar kelas. Hal tersebut
membuat pembelajaran lebih menarik dan memberikan umpan balik yang cepat
bagi guru. Kemudian komponen pembelajaran aktif terdiri atas kegiatan
pembelajaran pendahuluan yang harus menarik minat peserta didik, pengalaman
yang dapat mengaktifkan indra siswa, interaksi yang meliputi diskusi, dialog, dan
bertukar gagasan untuk meningkatkan kualitas belajar, komunikasi baik tulis
maupun lisan, dan refleksi yang melibatkan umpan balik dari guru atau siswa lain

12
terhadap hasil kerja siswa yang mendorong siswa melakukan refleksi yang pada
akhirnya meningkatkan kemampuan belajar.

Implementasi pembelajaran aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri


atas penataan dan penempatan tempat duduk yang bervariasi, kegiatan membaca
bersama, membaca terbimbing, melaksanakan pembelajaran dengan melakukan
percobaan atau eksperimen, praktik lapangan, pembelajaran dengan Problem
Solved Learning, dan diskusi kelompok. Dalam pembelajaran aktif, peran siswa
menjadi sangat penting, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing. Kegiatan tersebut membantu meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dan membangun solidaritas di antara siswa.

3.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa saran


yang dapat diberikan dalam penerapan paradigma pembelajaran aktif sebagai
berikut:

1. Guru harus menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran aktif,


sehingga peserta didik merasakan bahwa mereka memiliki tanggung
jawab penuh dalam proses pembelajaran.
2. Penekanan pada partisipasi peserta didik harus ditingkatkan dalam
setiap kegiatan yang dilakukan.
3. Pembelajaran aktif harus didukung dengan sarana dan prasarana yang
memadai, seperti buku ajar, video pembelajaran, dan lain sebagainya.
4. Guru harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan setiap peserta
didik dalam menentukan metode pembelajaran aktif yang akan
digunakan. Pembeiajaran aktif akan berhasil bila mampu merangkul
semua peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar-
mengajar.
5. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus dapat memotivasi peserta
didik untuk terus belajar. Oleh sebab itu, variasi metode pembelajaran
aktif perlu diterapkan untuk memunculkan suasana belajar yang kreatif
dan menyenangkan bagi peserta didik.

13
6. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan harus mencakup aspek kognitif
dan non kognitif yang konsisten dengan prinsip pembelajaran aktif.
Evaluasi juga harus bertujuan memberikan umpan balik yang
konstruktif agar peserta didik dapat memperbaiki diri dalam kegiatan
belajar-mengajar selanjutnya.

Dalam penerapan paradigma pembelajaran aktif, sarana, prasarana,


kepentingan dan karakteristik peserta didik, serta komitmen serta kerja sama
antara sekolah dan pihak orang tua, perlu diperhatikan dan diimplementasikan
secara maksimal agar hasil yang dicapai dapat memuaskan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, U. (2018). Strategi pembelajaran aktif untuk anak usia dini. INSANIA: Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan, 204-222.

Prianto, A., Winardi, Qomariah, U. N., & Saputro, A. A. (2021). Seri pendidikan SMK:
Penguatan Kesiapan Bekerja, Kompetensi, Kewirausahan dan Minat
Berwirausaha. Pustaka Ilmu.

Rahmawati, F. P., Utama, M., & Noviati, M. D. (2014). Pembelajaran Bahasa Indonesia
Yang Berkarakter, Aktif dan Menyenagkan di SD Muhammadiyah 10 Surakarta.
Jurnal Pembelajaran Bahasa Indonesia, 73-75.

Roza, D., & Hartati, S. (2021). Analisis Urgensi Strategi Pembelajaran Active Learning di
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 114508-114518.

Subhan, A. (2013). Penerapan Strategi Belajar Aktif (Aktive Learning Strategy) dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Nurul Hidayah.

Sundahry, & dkk. (2022). Variabel Penelitian Bidang Pendidikan. Jawa Tengah: Lakeisha.

Sunhaji. (2022). Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di


Sekolah. Jawa Tengah: Zahira Media Publisher.

Suyati, E. S. (2017). PROBLEM BASED LEARNING DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN


AKTIF DI SMAN 3 PALANGKARAYA: Problem Based Learning By Active Learning
Strategies At SMAN-3 Palangkaraya. Anterior Jurnal, 104-119.

Syaparuddin, Meldianus, & Elihami. (2020). Strategi Pembelajaran Aktif dalam


Meningkatkan Motivasi Belajar PKN Peserta Didik. Mahagur: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 30-41.

Zaini, H. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif dan Implementasi dan Kendalanya di dalam
Kelas. Jurnal Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Zaini, H. (2017). Teori Pembelajaran Bahasa dan Implementasi Strategi Pembelajaran


Aktif. Jurnal An-Nabigho, 194-212.

Zainiyati, H. S. (2010). Model dan Strategi Pembelajaran Aktif: Teori dan Praktik dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam). Surabaya: Putra Media Nusantara.

15

Anda mungkin juga menyukai