Anda di halaman 1dari 27

PENDEKATAN, TEKNIK PEMBELAJARAN DAN

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah :


Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampuh :
M. Syahrul Rizal, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Angelica Putri Nababan 2186206013
Annisa Fitri 2186206019
Hardika Emil 2186206074
Illia Hazana 2186206078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ilahi rabbi, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul, “Pendekatan, Teknik Pembelajaran dan Keterampilan Dasar Mengajar”
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini, dan
terutama kepada Bapak Syahrul Rizal, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan Sesuai dengan bidang studi yang sangat perlu dipelajari.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan. saran dan usul guna penyempurnaan makalah
ini. Akhirnya kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca.

Bangkinang, 25 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI………………………………………………………………………...……ii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pendekatan Pembelajaran...................................................................................... 2
1. Pengertian pendekatan pembelajaran .................................................................. 2
2. Pengertian Pendekatan Pembelajaran menurut Para Ahli ................................... 2
3. Ciri-ciri pendekatan pembelajaran....................................................................... 3
4. Jenis pendekatan pembelajaran ........................................................................... 3
5. Macam-macam pendekatan ................................................................................. 4
B. Teknik Pembelajaran ............................................................................................. 10
1. Macam-macam teknik pembelajaran ................................................................. 10
C. Keterampilan Dasar Mengajar ............................................................................. 13
D. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar ......................................................... 13
1. Keterampilan bertanya....................................................................................... 14
2. Keterampilan Menjelaskan ................................................................................ 14
3. Keterampilan menggunakan variasi .................................................................. 15
4. Keterampilan memberikan penguatan ............................................................... 16
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran................................................ 16
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan ............................... 17
7. Keterampilan mengelola kelas........................................................................... 18
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.......................................... 21
BAB III............................................................................................................................ 23
PENUTUPAN .................................................................................................................. 23
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 23
B. Saran........................................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bukan sekedar persoalan teknik pengolahan informasi, bahkan
penerapan "teori belajar di kelas atau menggunakan hasil "ujian prestasi" yang
berpusat pada mata pelajaran. Pendidikan merupakan usaha yang kompleks
untuk menyesuaikan kebudayaan dengan kebutuhan anggotanya dan
menyesuaikan anggotanya dengan cara mereka mengetahui kebutuhan
kebudayaan. Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan umumnya berarti daya
upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),
pikiran (intelek). dan tubuh anak keterampilan, dan sikap semua ini biasa
dilakukan setiap orang sejak lahir sapai akhir hayat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, secara etimologis belajar memiliki artinya "berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu". Sedangkan pembelajaran merupakan suatu uasha sadar
untuk mengelola proses belajar mengajar.
Namun belajar biasa diidentikan kegiatan yang dilakukan dalam sebuah
sekolah maupun sebuah bimbingan belajar. Di dalam Sekolah Dasar mempunyai
tingkatkan-tingkatan berbeda
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan Latar Belakang diatas maka adapun beberapa
susunan Rumusan Masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Pendekatan Pembelajaran?
2. Apa itu Teknik Pembelajaran?
3. Apa itu Keterampilan Dasar Mengajar?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penulisan dibuat
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu pendekatan pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa itu teknik pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa itu keterampilan dasar mengajar

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang
dalam menentukan kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut senada
dengan Rusman (2018) yang berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran
adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan
menentukan objek kajian. Berbeda dengan metode pembelajaran yang
telah menentukan langkah di kelas atau model pembelajaran yang memiliki
kerangka konseptual, pendekatan pembelajaran itu lebih luas lagi. Artinya,
pendekatan merupakan landasan berpikir atau filosofi dalam menentukan
pembelajaran.
2. Pengertian Pendekatan Pembelajaran menurut Para Ahli :
a. Gulo
Pendekatan menurut Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013, hlm. 146)
adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada
dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran). Sudut pandang
tersebut menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik
dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi pada kegiatan
pembelajaran.
b. Sanjaya
Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013, hlm. 146) berpendapat
bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
c. Wati
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum (Wati, 2010, hlm. 7). Pendekatan mewadahi, menginspirasi,

2
3

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis


d. Rahmawati
Pendekatan pembelajaran ialah jalan atau cara yang akan ditempuh
dan digunakan oleh pendidik untuk memungkinkan siswa belajar sesuai
dengan tujuan tertentu (Rahmawati, 2011, hlm. 74). Dapat disimpulkan
bahwa pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang
berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses
pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan
digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
3. Ciri-ciri pendekatan pembelajaran
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditentukan
beberapa unsur penting yang membedakan pendekatan dari konsepsi
pembelajaran yang lain, yakni:
a. Merupakan sebuah filosofi/landasan.
b. Merupakan sudut pandang.
c. Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu.
d. Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan pembelajaran.
4. Jenis pendekatan pembelajaran
Pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu: teacher centered (berpusat pada guru) dan student
centered (berpusat pada siswa).
a. Pendekatan Teacher Centered
Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai
seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam
aspek organisasi, materi, dan waktu. Guru bertindak sebagai pakar yang
mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus
perkembangan siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
beberapa strategi seperti: pembelajaran langsung (direct instruction),
dan pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
b. Pendekatan Student Centered
4

Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa


untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan
membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya. Pusat
pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervisi
dari Guru. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran seperti discovery learning dan
inquiry (penyingkapan atau penyelidikan).
5. Macam-macam pendekatan
a. Pendekatan kontekstual (CTL)
Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan
pembelajaran yang dikenal dengan sebutan CTL (Contextual Teaching
and Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Melalui pendekatan
kontekstual diharapkan hasil belajar dapat lebih bermakna bagi siswa,
karena siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan
mereka dalam jangka panjang. Pendekatan pembelajaran kontekstual
lebih mengutamakan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga
siswa dapat menemukan konsep tentang materi pembelajaran dan
mengaitkan konsep tersebut dengan situasi dunia nyata mereka.
b. Pendekatan Ekspositori (Expository)
Pendekatan Ekspositori menekankan pada penyampaian informasi
yang disampaikan sumber belajar kepada peserta pembelajaran. Dalam
pendekatan ekspositori sumber belajar dapat menyampaikan materi
sampai tuntas, artinya pembelajaran dilaksanakan secara holistik dan
tidak khusus. Pendekatan Ekspositori lebih cocok untuk jenis bahan
belajar yang bersifat informatif dan umum. Misalnya prinsip-prinsip
dasar yang perlu dipahami untuk menunjang tahap pembelajaran lebih
lanjut. Pendekatan ini juga hanya cocok apabila jumlah peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran relatif lebih banyak seperti dalam keadaan
perkuliahan antar program studi di perguruan tinggi.
5

Pendekatan ini cenderung berpusat pada sumber belajar, dan


memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:
1) adanya dominasi sumber belajar dalam pembelajaran,
2) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru
bagi warga belajar,
3) materi lebih cenderung bersifat informasi,
4) terbatasnya sarana pembelajaran.
c. Pendekatan Induktif
Menurut Purwanto dalam Rahmawati (2011, hlm. 75) pendekatan
induktif dalam pembelajaran adalah pendekatan yang bermula dengan
menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan
menjadi suatu fakta, prinsip, atau aturan. Pembelajaran diawali dengan
memberikan contoh-contoh khusus kemudian sampai kepada
generalisasinya. Dengan kata lain, pengajaran berawal dengan
menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan
menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan yang spesifik.
Karakteristik atau ciri dari pendekatan ini meliputi:
1) Dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang
bersifat khusus, kemudian siswa dibimbing guru untuk dapat
menyimpulkan generalisasinya (prinsip, hukum yang mengatur hal-
hal khusus tersebut).
2) Kegiatan utama siswa adalah: mengamati, menyelidiki, memeriksa,
memikirkan, dan menganalisis berdasarkan kemampuan masing-
masing hal-hal yang bersifat khusus dan membangun konsep atau
generalisasi atau sifat-sifat umum berdasar hal-hal khusus tersebut.
3) Siswa memiliki kesempatan ikut aktif di dalam menemukan suatu
rumus atau formula umum yang diperoleh dari penyelidikan contoh-
contoh khususnya.
4) Memiliki semangat untuk menemukan, adanya kesadaran akan
hakikat pengetahuan, dan mampu berpikir logis.
6

5) Menemukan dan memahami rumus atau teorema tersebut


membutuhkan waktu yang tidak singkat.
d. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pembelajaran yang berpangkal dari hal
yang bersifat umum lalu diarahkan pada hal yang bersifat khusus. Ya,
pendekatan ini adalah kebalikan dari pendekatan induktif. Deduktif
adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum
kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus (Busrah, 2012, hlm.
5). Oleh karena itu Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang
sering disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan
teori-teori dan meningkat ke penerapan teori (contoh). Pembelajaran
dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer
informasi atau pengetahuan kepada siswa. Karakterisitk atau ciri
pendekatan deduktif adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran menekankan transfer informasi oleh guru kepada
siswa berupa pemaparan abstraksi, definisi dan penjelasan istilah-
istilah.
2) Dilandasi suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik jika siswa telah mengetahui wilayah persoalan dan
konsep dasarnya.
3) Menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus
yaitu guru memberikan materi dan kemudian memberikan contoh-
contoh khususnya.
4) Lebih menekankan ingatan siswa dan siswa bersifat pasif dalam
kegiatan pembelajaran. Guru berperan banyak dalam kegiatan
pembelajaran.
e. Pendekatan Konstruktivisme
Dalam kelas konstruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada
anak bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan
masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri
dalam meyelesaikan permasalahan. Pendekatan ini tidak menginginkan
7

siswa untuk dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ada
dalam sumber belajar. Guru tidak akan sesederhana mengatakan bahwa
jawaban dari siswa benar atau salah namun justru lebih mengutamakan
perkembangan daya kritis siswa dalam menyikapi berbagai opsi
jawaban yang ada. Guru terus mendorong siswa untuk menyetujui atau
justru menolak ide seseorang dan saling bertukar pikiran hingga
persetujuan dicapai. Siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang
berada dalam dirnya sendiri dan saling berbagi strategi dan
penyelesaiannya dengan sesama siswa yang disupervisi oleh guru.
f. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam pendekatan ini siswa didorong untuk memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah
dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak
rutin atau jarang ditemui (masih belum dikuasai). Jika suatu masalah
diberikan kepada siswa dan siswa tersebut dapat langsung mengetahui
cara menyelesaikannya dengan benar, maka persoalan tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai masalah. Harus terjadi kesenjangan antara
ekspektasi dan realita.
Menurut Dewey (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 217) langkah utama
dalam pendekatan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah.
2) Menganalisis masalah. Pemecahan masalah menekankan pada
pentingnya identifikasi masalah untuk menentukan berbagai
kemungkinan penyelesaiannya, sehingga analisis adalah hal yang
wajib dilakukan.
3) Mengembangkan beberapa hipotesis. Hipotesis adalah alternatif
penyelesaian dari pemecahan masalah.
4) Mengumpulkan data: langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
5) Menguji beberapa hipotesis. Mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan hipotesis.
8

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.


g. Pendekatan Open-Ended
Siswa dihadapkan pada open-ended tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana
sampai pada suatu jawaban. Pendekatan open-ended memiliki prinsip
yang serupa tapi tak sama dengan pendekatan pemecahan masalah, yaitu
dimulai dengan memberikan suatu masalah kepada siswa.
Bedanya permasalahan yang disajikan adalah masalah yang
memiliki banyak jawaban yang benar. Masalah yang memiliki lebih dari
satu jawaban disebut sebagai masalah tidak lengkap atau open-ended
problem. Karakteristik dari pendekatan open-ended ini adalah:
1) kegiatan siswa harus terbuka, artinya tidak hanya hitam dan putih
(benar dan salah) saja.
2) kegiatan materi memiliki ragam berpikir yang berbeda.
3) kegiatan siswa dan kegiatan materi atau permasalahan merupakan
satu kesatuan.
h. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif
mengonstruksi konsep, prosedur, hukum atau prinsip melalui tahapan
saintifik, yakni:
1) mengamati;
2) merumuskan masalah;
3) mengajukan/merumuskan hipotesis;
4) mengumpulkan data;
5) menganalisis data;
6) menarik kesimpulan;
7) mengomunikasikan.
i. Pendekatan Inquiry (Inkuiri)
Pendekatan inquiry adalah pendekatan yang berusaha untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui
9

penyingkapan atau penyelidikan terhadap suatu permasalahan. Seperti


problem solving, pendekatan inquiry lebih berpusat pada keaktifan
siswa yang berusaha memecahkan permasalahan secara mandiri. Dalam
pendekatan ini materi yang disajikan tidak dibahas sampai tuntas,
sehingga memberi peluang kepada peserta didik untuk mencari dan
menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara yang
distimulus oleh Guru.
Bruner mengngkapkan bahwa landasan yang mendasari pendekatan
inquiri adalah karena hasil belajar dengan cara ini lebih mudah diingat
dan menerap pada siswa. Selain itu, materi juga menjadi lebih mudah
untuk disampaikan kepada seluruh peserta didik. Pengetahuan dan
kecakapan kognitif yang didapatkan melalui pendekatan ini juga
menumbuhkan motif intrinsik karena peserta didik merasa puas atas
penemuannya sendiri. Menurut Rusyan dkk (1992) Langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk menggunakan pendekatan Inquiry yaitu:
1) Stimulation, sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan
persoalan atau memberi kesempatan kepada warga belajar untuk
membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2) Problem Statement, peserta didik diberi kesempatan
mengidentifikasi berbagai permasalahan. Permasalahan yang dipilih
selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau
hipotesis
3) Data Collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objeknya, mewawancarai nara sumber, uji coba sendiri
dan sebagainya.
4) Data Processing, Semua informasi itu diolah, dilacak,
diklasifikasikan, ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
10

5) Verification, Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau


informasi yang ada tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek terbukti atau tidak.
6) Generalization, Berdasarkan hasil verifikasi maka peserta didik
menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu.

B. Teknik Pembelajaran
lalah sebuah cara yang dilakukan seorang guru dalam
mengimplementasikan metode pembelajaran secara spesifik. contohnya,
penggunaan metode ceramah di sebuah kelas dengan jumlah siswa yang
terbatas tentunya secara teknis harus berbeda dengan penggunaan metode
ceramah di kelas dengan jumlah siswa yang banyak. Teknik Pembelajaran
merupakan cara-cara konkrit yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung. Seorang guru dapat berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun
dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui
berbagai teknik pembelajaran.
1. Macam-macam teknik pembelajaran
a. Teknik Ceramah
Teknik ceramah adalah memberikan uraian atau penjelasan
kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain
teknik ini adalah sebuah teknik mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif.
b. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini
terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling
tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga
semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar. Teknik diskusi
merupakan suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang
11

dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan


argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
c.Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa
memahami materi tersebut. Teknik tanya jawab akan menjadi efektif bila
materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki
nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi melinuti
pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak
kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
d. Teknik Pemberian Tugas (Individu/Kelompok)
Teknik pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian
materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas
untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.
e. Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa
melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mental ialah mengamati,
mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat
kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip lalah siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya
membimbing dan memberiakan instruksi.
Teknik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan
tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan
dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa
memegang peranaan sebagai orang lain.
12

f. Teknik Inquiry
Inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas
tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti,
dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan
yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui
pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.
Teknik inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
g.Teknik Eksperimen dan Demonstrasi
Teknik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana
seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh
guru. Teknik demonstrasi merupakan teknik mengajar dimana seorang
instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.
h. Teknik Karya Wisata
Teknik karya wisata merupakan teknik mengajar yang
dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek tertentu
diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
i. Teknik Bimbingan / Tutorial
Teknik bimbingan/tutorial adalah suatu proses pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang
diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau
kelompok kecil siswa. Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator
dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi
mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
13

j. Teknik Problem Solving


Teknik problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar teknik mengajar, tetapi juga merupakan satu teknik berpikir,
sebab dapat menggunakan teknik-teknik lainnya yang dimulai dengan
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

C. Keterampilan Dasar Mengajar


Keterampilan dasar mengajar (teaching Skill) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors)
yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien dan professional.
Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau
kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar
dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu;
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk ke dalam aspek how to teach
yaitu bagaimana cara membelajarkan peserta didik. Keterampilan dasar
mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru, karena
keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi
menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional,
karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.

D. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar


Turney dalam Alma, dkk. (2009: 12) menyatakan bahwa keterampilan
dasar mengajar terdiri dari delapan hal, yaitu: keterampilan bertanya,
keterampilan mengelola kelas dan menumbuhkan disiplin, keterampilan
memberi stimulus secara bervariasi, keterampilan memberikan penguatan,
14

keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka pertemuan, keterampilan


mengajar secara kelompok, keterampilan untuk mengembangkan pola
berfikir, dan keterampilan mengajar secara individual. Di sini terlihat bahwa
ada banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru dengan baik
dan benar. Kedelapan keterampilan ini dapat dikuasai dengan baik oleh
seorang guru dengan cara banyak berlatih pada berbagai situasi kelas yang
berbeda.
1. Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses
komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau
pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan
atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik
a. Tujuan keterampilan bertanya
1) Memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam proses
pembelajaran
2) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
3) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
4) Menumbuhkan kebiasaan menghargai pendapat orang lain.
5) Menumbuhkan sikap kreatif pada peserta didik
b. Jenis-jenis pertanyaan
1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan ditujukan kepada salah satu
peserta didik
2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan
kepada seluruh kelas
3) Pertanyaan factual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan
informasi
2. Keterampilan Menjelaskan
Saud (2009: 59) mengatakan bahwa keterampilan menjelaskan
pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan
antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, misalnya antar sebab dan
15

akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan
belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan
yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
a. Tujuan keterampilan menjelaskan adalah untuk :
1) Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
2) Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah.
3) Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat
pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4) Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses
penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan
masalah.
3. Keterampilan menggunakan variasi
Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-
perbedaan yang sengaja dibuat untuk memberikan kesan unik.
Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk
memberikan rangsangan kepada peserta didik agar suasanapembelajaran
selalu menarik, sehingga peserta didik bergairah dan antusius dalam
menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung
secara efektif.tiga komponen variasi mengajar yakni a) variasi gaya
mengajar seperti variasi suara, kontak pandang, pemusatan perhatian,
kesenyapan, mimik dan gerak, dan pergatian posisi dalam kelas, b) variasi
penggunaan media dan bahan ajar, dan c) variasi pola interaksi.
a. Variasi dalam cara mengajar guru, terdiri dari penggunaan variasi suara
(teacher voice), pemusatan perhatian peserta didik (focusing),
kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak
pandang dan gerak (eye contact and movement), variasi gerakan badan
dan mimik, variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi
guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
16

b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat
pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan
ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Variasi
penggunaan alat antara lain adalah variasi alat atau bahan yang dapat
dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar(auditif
aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), danvariasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual
aids).

c. Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik. Pola interaksi guru
dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam
coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana
kelas demi keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan.
4. Keterampilan memberikan penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau
respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya
peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
a. Menimbulkan perhatian peserta didik
b. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
c. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
d. Merangsang peserta didik berfikir yang baik
e. Mengembalikan dan mengubah sikap negative peserta dalam belajar
kearah perilaku yang mendukung belajar
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi
calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif,
efisien dan menarik. Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya
guru dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang
17

akan dipelajari peserta didik sehingga peserta didik siap mental dan
tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
merupakan keterampilan membantu peserta didik dalam menemukan
konsep, prinsip, dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang
telah dipelajari. Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
a. menarik perhatian peserta didik,
b. menimbulkan motivasi,
c. memberi acuan melalui berbagai usaha, dan
d. membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan
dipelajari.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap
awal dan akhir pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah
materi terlebih dahulu guru harus dapat mengkondisikan mental dan
menarik perhatian peserta didik pada materi yang akan dipelajari.
Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan memberi acuan atau
struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kopetensi dasar secara
indikator hasil belajar, pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja,
dan pembagian waktu belajar kepada peserta didik. Demikian pula
sebelum mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus menutup
pelajaran, misalnya dengan memberikan rangkuman atau mengadakan
evalusi.
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar antara 3 - 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik
serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan peserta didik
dengan peserta didik. Komponen keterampilan yang digunakan adalah:
keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan
mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
18

mengajar. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan


guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok
dengan jumlah peseerta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling
banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan
dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah
kemampuan guru dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan
waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan
tuntutan-tuntutan atau perbedan-perbedaan individual peserta didik.

Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok


kecil dan perorangan

a. Keterampilan dalam pendekatan pribadi


b. Keterampilan dalam mengorganisasi
c. Keterampilan dalam membimbing belajar
d. Keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan KBM
7. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan
keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentif) berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran,dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan respon
guru terhadap gangguan peserta didik yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan
kondisi belajar yang optimal. Keterampilan mengelola kelas merupakan
kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana
belajar mengajar yangoptimal.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan
19

mengajar agar mencapai hasil yang baik. Tujuan dari pengelolaan kelas
adalah :
a. mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta
didik mengembangkan kemampuannya secara optimal
b. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang
dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
c. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sehingga
bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan
hindari
d. Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik

e. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan


peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan
intelektual peserta didik dalam kelas.
Tindakan pengelolaan kelas akan efektif apabila guru dapat
mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi
sehingga pada gilirannya guru dapat memilih strategi penanggulangan
yang tepat pula. Tindakan yang dapat diambil oleh guru tersebut dapat
berupa (1) pencegahan, (2) korektif atau tindakan, atau (3) kuratif atau
penanggulangan disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Kemampuan
mengelola kelas merupakan salah satu bagian dariketerampilan dasar
yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini disebabkan oleh tugas
guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan peserta didik
dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang
optimal tersebut akan dapat tercapai jika guru mampu mengatur peserta
didik dan sarana dan prasarana pengajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Apabila guru tidak mampu menyediakan kondisi belajar yang
maksimal maka proses belajar-mengajar akan berlangsung secara tidak
efektif, sehingga hasil dari proses belajar-mengajar juga tidak akan
optimal. Ketidakberhasilan tersebut dapat dikatakan sebagai akibat dari
20

tidak profesionalnya guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa guru


tidak kompeten atau tidak memiliki kompetensi profesional. Kegiatan-
kegiatan yang termasuk ke dalam bagian pengelolaan kelas antara lain
adalah :
a. Penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan
perhatian kelas,
b. pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas peserta
didik, dan
c. penetapan norma kelompok yang produktif

Dengan demikian, pengelolaan kelas bukan semata-mata


bagaimana cara mengatur ruang kelas dengan segala sarana dan
prasarananya, tetapi juga menyangkut bagaimana interaksi dan
pribadi pribadi di dalamnya. Pengelolaan kelas lebih ditekankan pada
bagaimana interaksi antar pribadi-pribadi di dalam kelas.
Teknik pembinaan disiplin di antaranya adalah :
1) Teknik “inner control”.
Maksud teknik inner control adalah bahwa kontrol perilaku
berasal dari dalam diri peserta didik sendiri. Kepekaan akan
disiplin harus tumbuh dan berkembang dari dalam diri peserta
didik sendiri. Kesadaran akan norma-norma, peraturan-
peraturan, tata tertib yang diterapkan akan membuat peserta didik
dapat mengendalikan dirinya sendiri.
2) Teknik “External control”.
Maksud dari external control adalah bahwa pengendalian berasal
dari luar diri peserta didik dan hal ini dapat berupa bimbingan
dan konseling. Pengendalian diri dapat juga berupa pengawasan
tetapi yang bersifat hukuman. Pemakaian teknik ini harus
disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Misalnya
teknik inner control lebih sesuai untuk peserta didik pendidikan
menengah dan tinggi, sedangkan untuk peserta didikpendidikan
rendah lebih sesuai dengan teknik external control.
21

3) Teknik “Cooperative control”.


Maksud dari cooperative control adalah kerjasama antara guru
dan peserta didik. Teknik ini berangkat dari pendapat bahwa
disiplin kelas yang baik mengandung adanya kesadaran
kerjasama guru dan peserta didik secara harmonis, respektif,
efektif, dan produktif. Oleh karena itu, harus ada kerjasama
antara guru dan peserta didik. Bentuk-bentuk kerjasama guru
dengan peserta didik di antaranya adalah:
• Mengadakan perencanaan secara kooperatif denganpeserta
didik,
• mengembangkan kepemimpinan dan tanggng jawab pada
peserta didik,
• membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis,
• memberikan kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir
sendiri, terutama dalam mengemukakan dan menerima
pendapat orang lain,
• memberi kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai
dengan taraf kesanggupan peserta didik,
• menciptakan kesempatan untuk mengembangkan sikap-
sikap yang diinginkan : sosial, psikologis, biologis.
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau
pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan
suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas peserta didik,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya
keterampilan berbahasa.
22

Diskusi kelompok kecil adalah suau proses belajar yang dilakukan


dalam kerjasama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan,
mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru
memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi
dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
a. Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
b. Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
c. Rencanakan diskusi kelompok dengan sitematis
d. Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman diskusi
Komponen keterampilan guru dalam mengembangkan
pembimbingan kelompok kecil :
a. Memperjelas masalah

b. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

c. Pemusatan perhatian

d. Menganalisa pandangan peserta didik


BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pembelajaran di sekolah dasar menuntut guru untuk memahami
karakteristik peserta didik, karena tehnik dan metode yang tepat akan membantu
guru mencapai tujuan pembelajaran, suatu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan
bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode
pembelajaran, dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat
menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode. Teknik itulah yang
nampak didalam kelas saat guru menjalankan pembelajaran. Guru hebat kaya
akan teknik dan tahu betul bagaimana menentukan rencana pembelajaran.
B. Saran
Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru
dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan
model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian
(penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan
sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses
(beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas,
maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan
mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan
kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan
muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang
tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. (1985). Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.


Jakarta: P2LPTK DIKTI
Alma, B, dkk. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung. Alfabeta.
Anita. I. (1998). Hubungan Persepsi Peserta didik terhadap Keterampilan
Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Peserta didik . Skripsi pada
Jurusan Teknik Bangunan FPTK:UPI Bandung: Tidak
dipublikasikan.
Anitah, Sri. 2009. Strategi pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas terbuka
Anitah, W. 1987. Microteaching dan Supervisi Klinis . Surakarta: FKIP UNS.
Aqib, Zainal. 2003. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Edisi Revisi.
Surabaya : Insan Cendekia.
Arikunto, S. .2003.. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman
Lapangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Bethan, Samsuharya, Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi
Lingkungan Hidup dalam Aktifitas Industri Nasional. PT Alumni.
Bandung. 2008.
Muhamad, Erwin, Hukum Lingkungan. Refika Aditama. Bandung. 2008

Darmadi, Hamid. 2012. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung. PustakaSetia.


Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Ridwan dan Setiadi. 2010. Pendidikan Sosial Budaya dan
Teknologi. Bandung. Upi Press.
Hamzah, Yacob. Beberapa Penanganan Kasus Lingkungan Hidup. Wahana
lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta. 1993.
Imam, Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya.PT Alumni.
Bandung. 2003.

24

Anda mungkin juga menyukai