Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI BELAJAR

Dosen Pengempu:

Yulfia Nora,S.Pd,M.Pd

Di Susun Oleh:

Ayu Rahmadani :2110013411202

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis hanturkan karena dengan limpahan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Pembelajaran PPKn MI/SD berupa
makalah yang berjudul “Teori Belajar”. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai uswatul hasanah bagi seluruh manusia dan
mengemban pencerahan kehidupan.

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.Kepada teman-teman yang membantu memberikan masukan dan sumbangan
pemikiran kepada penulis atas terselesainya tugas ini.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan penulis sadar bahwa
makalah ini jauh dari sempurna, apabila ada kritik dan saran dari pembaca, penulis
mengucapkan terima kasih karena kritik dan saran dari pembaca dapat menyempurnakan
makalah ini.

Padang, 13 September
2022

Penulis
DATAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan Makalah.............................................................................................

D. Manfaat Makalah...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar ...............................................................................

B. Jenis jenis teori belajar.....................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Teori adalah model atau kerangka pikiran yang menjelaskan telah terbuktinya suatu
kebenaran. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai suatu
kejadian tertentu. Sering sekali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan. Teori juga
merupakan seperangkat azas-azas yang tertentu tentang kejadian-kejadian tertentu dalam
dunia nyata. Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Stimulus merupakan apa saja yang diberikan guru
kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru tersebut. Teori belajar merupakan suatu teori yang di dalamnya
terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Ada
beberapa jenis teori belajar yaitu: Muhammad Saw, Burrhus Frederick Skinner, Jean Piaget,
Taksonomi Bloom, Jonh Dewey, Vygotsky, dan Robert M. Gagne. Teori belajar juga sangat
bermanfaat karena dengan teori belajar, guru juga lebih mengetahui bagaimana siswanya
termasuk bagaimana perilaku (sikap),

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar?


2. Apa saja jenis-jenis teori belajar?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari teori belajar, sehingga cara ini dapat dipakai dalam
proses belajar mengajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis teori belajar, dan apa saja yang ada dan dipergunakan
dalam teori belajar.

D. Manfaat Makalah
1. Guru dapat membedakan teori yang satu dengan yang lain.
2. Dapat membuat siswa lebih memahami pelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian teori dan belajar

Teori belajar merupakan upaya untuk menjelaskan dan mendeskripsikan bagaimana


manusia belajar, sehingga dapat membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari
belajar. Tentunya setelah mengetahui dan memahami bagaimana proses belajar terjadi, kita
dapat memanfaatkan berbagai celah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efikasi dan
efisiensinya dalam pembelajaran

Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahaan


tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan,
keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.

B.Macam macam teori belajar

Pada psikologi pendidikan, arti dari pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang
mempertemukan antara emosional, psikomotor, kognitif serta wilayah yang saling
mempengaruhi untuk mendapatkan peningkatan dan pengalaman.Atau menciptakan
perubahan dari sebuah pengetahuan, nilai, keterampilan dan perspektif (sudut pandang).
Pendapat di atas merupakan hasil olah pikir dari (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).Teori belajar itu
sendiri adalah usaha untuk mendeskripsikan cara dan bagaimana suatu individu bisa belajar,
sehingga mampu mendapatkan dan memahami suatu pengetahuan secara komprehensif (luas)
dan radikal (dalam).

Berikut merupakan aliran dan macam teori pembelajaran yang merupakan buah pikiran dari
para ahli yang biasa digunakan oleh para pendidik atau guru:

1.Teori belajar behavioristik


Gagne dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik. Teori ini
berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam
perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh terhadap
tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Aliran
psikologi belajar juga dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini lebih mengutamakan
terbentuknya perilaku yang dihasilkan dari proses belajar.Belajar itu sendiri merupakan
interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah
seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari
teori ini juga, proses pembelajaran dapat diartikan sebagai stimulus dan respon. Dengan kata
lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Bentuk dari stimulus berupa
penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang diberikan guru kepada
muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa reaksi atau tanggapan dari murid atau
peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru atau pendidik. Proses yang terjadi
antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan diukur. Hal yang terpenting dan perlu
diperhatikan adalah perilaku dari stimulus dan respon. Maksudnya apa yang diberikan guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh murid (respon) harus diperhatikan dan diukur. Hal itu
dilakukan karena pengukuran stimulus dan respon merupakan hal yang penting agar dapat
mengetahui apakah murid mengalami perubahan tingkah laku atau tidak. Pada penerapannya
atau proses pembelajaran, teori belajar behavioristik sangat tergantung dari beberapa aspek,
seperti tujuan pembelajaran, karakteristik murid, materi pelajaran, media pembelajaran, dan
fasilitas pembelajaran.Dalam pelaksanaannya teori belajar behavioristik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal.
Berikut kelebihan dan kekurangan teori behavioristik.Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
menerapkan teori behavioristik dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. Perhatian guru kepada peserta didik sangat penting untuk dilakukan.


2. Lingkungan belajar harus diperhatikan.
3. Mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.
4. Proses belajar mengajar harus dengan stimulus dan respon.

 Kelebihan Teori Belajar Behavioristik


1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
2. Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid
kesulitan baru bertanya kepada guru.
3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga
mendapatkan apa yang diterima oleh murid (respon).
4. Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang
mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
5. Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang
berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai
dengan murid perhatiannya dikurangi.

 Kekurangan Teori Belajar Behavioristik


1. Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik.
2. Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
3. Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan
memposisikan murid sebagai murid pasif.
4. Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang
didengarkan.
5. Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

2.Teori Belajar kognitif

Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif, sehingga teori
belajar kognitif disebut juga dengan teori belajar Piaget. Berkat teori dari Piaget terlahir
perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.Teori
kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang
dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya.Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana
munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau rencana manusia dalam mempersepsikan
lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang
mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.

Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan
pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku
atau sikap yang bisa diamati.Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda
dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan inilah yang
membuat kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik. Teori ini dikatakan dapat berjalan
dengan baik ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur kognitif atau
kemampuan yang dimiliki oleh siswa.Arti “belajar” dalam teori kognitif yaitu proses perseptual
atau bisa dikatakan seperti perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan
pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan proses belajar
mengajar. Teori ini mempercayai bahwa “belajar” itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian
membentuk hubungan antara pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di
dalam dirinya.Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi dengan
terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh. Hal
yang ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar
mengajar:

1. Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan
kompleks.
2. Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta
didik.
3. Setiap kegiatan pembelajaran harus memiliki makna.
4. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada pada
setiap murid.

 Kelebihan teori belajar kognitif


1. Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.
2. Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.
 Kekurangan teori belajar kognitif
1. Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.
2. Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan.

3.Teori belajar konstruktivisme

Berdasarkan asalnya, teori konstruktivisme bukan bagian dari teori pendidikan.


Sebenarnya teori ini bersumber dari ilmu filsafat terutama filsafat ilmu. Dalam ilmu filsafat ilmu,
hal yang dibahas atau dijelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses terbentuknya
pengetahuan manusia. Menurut teori konstruktivisme, pembentukan pengetahuan yang terjadi
pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewatinya.Dalam
perkembangannya, teori belajar konstruktivisme ini menerima pengaruh dari ilmu psikologi,
khususnya psikologi kognitif Piaget yang di mana kognitif Piaget sangat berkorelasi dengan
psikologis manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Jadi, bisa dikatakan bahwa “belajar”
adalah suatu proses yang dilakukan oleh murid atau peserta didik dalam membangun
pengetahuan. Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme adalah suatu
usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern.

Teori belajar ini berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia
membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang
terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.Teori ini menekankan seseorang yang belajar
memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi,
menambahkan pengetahuan yang dimilikinya, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dirinya. Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati manusia maka
akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks
kegiatan pembelajaran antara murid dengan siswanya, teori belajar konstruktivisme
membebaskan peserta didik untuk membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan
pengalaman, tetapi masih dalam pengawasan pendidik.Menurut teori konstruktivisme,
“belajar” lebih mudah dipahami oleh manusia karena manusia membangun dan
mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilewati.
Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih dinamis.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses
belajar mengajar:

1. Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat


mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
2. Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar
menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.
3. Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa belajar dengan maksimal.
4. Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.

 Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme


1. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk
mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil
keputusan.
2. Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti
proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
3. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih
mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
4. Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan
teman-temannya dan guru.
5. Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam
kehidupannya.
 Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Teori ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
2. Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.

4.Teori belajar humanistic

Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian
manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala
sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori ini juga bertujuan untuk membangun kepribadian
murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan  yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para
pendidik atau guru yang mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik.Guru
atau pendidik dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa
kemampuan positif yang dimiliki oleh murid. Kemampuan positif akan membangun atau
mengembangkan emosi positif pada murid. eori belajar humanistik  berbeda dengan teori
belajar behavioristik yang di mana lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai
campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori belajar
behavioristik hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis
manusia.

Teori ini lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis
fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Maka dari
itu, dapat dikatakan bahwa guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori humanistik dalam proses
belajar mengajar:

1. Guru berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih


banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
2. Guru harus tetap santai ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari murid yang
memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.
3. Dalam teori ini, guru sangat berperan sebagai fasilitator. Maksudnya guru diharuskan
memberikan perhatian kepada murid dan menciptakan suasana kelas kondusif.
4. Ketika guru berperan sebagai fasilitator, guru harus bisa mengenali dan menerima
kelemahan-kelemahan pada dirinya. Dengan mengenali diri dan mengetahui
kelemahan-kelemahannya maka saat mengajar akan lebih tenang.
5. Guru ditugaskan untuk mengetahui keinginan dari setiap murid karena keinginan-
keinginan yang ada pada setiap murid dapat menambah kekuatan dan mendorong
semangat belajar.

 Kelebihan Teori Belajar Humanistik


1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid
merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola
pikir bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
2. Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan
tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
3. Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya
sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus
merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.
 Kekurangan Teori Belajar Humanistik
1. Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya,
murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal
dalam proses belajar mengajar.
BAB III KESIMPULAN

A.Kesimpulan

Dalam proses pembelajaran ada yang namanya teori belajar yang di mana setiap teori
tersebut dapat membantu guru atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada murid atau peserta didik. Namun, ada beberapa guru yang lebih suka
mengajar berdasarkan pengalaman saat belajar. Maksudnya, dalam beberapa kasus, guru
sudah menemukan cara jitu untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada
murid-muridnya tanpa harus mengetahui teori belajar.

Setiap teori belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi, setiap guru atau pendidik
sebaiknya mencari teori belajar yang sesuai dengan karakter dari setiap murid. Dengan
pemilihan teori yang benar maka proses pembelajaran akan lebih maksimal dan hasil yang
didapatkan dari proses itu berdampak baik bagi murid atau peserta didik.

B.Saran

Dengan memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran,


pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan peserta didik yang
berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, pendidikan & psikologi perkembangan, Jogjakarta: ar-ruzz media, 2010.

Chaplin, J. P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono Trans.). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. (Original work published 1968).

Denim, Sudarwan, Khairil, psikologi pendidikan, bandung: alfabeta, 2011.

Dimyati,Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Grage, N. L. & Berliner David, C. 1984. Educational Psychology 3rd Ed. Boston, Houghton
Mifflin Company.

Guthrie, Edwin. 1935. The Psychology of Learning.

Hamalik, oemar, psikologi belajar & mengajar, bandung: sinar baru algensindo, 2012.

Mahmud, psikologi pendidikan, bandung: pustaka setia, 2009.

Mardalis, 2003. Metode Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta : Bumi


Aksara.

Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana.

Sugiyono Prof, Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R
& D. Bandung: Cv. Alfa Beta.

Surianto.2009.Teori Konstruktivisme.

Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Watson, John.1913. Psychology  as the Behaviourist view it.

17

Winkel, W. Santrock. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Adanya beberapa teori seperti


teori behavioristik, kognitif,
humanistik dan
konstruktivisme dapat
membantu guru dan siswa
dalam proses pembelajaran
dengan baik.
Akan tetapi, penerapan proses
pembelajaran yang dilakukan
di negara kita terkadang tidak
sesuai dan cenderung
mengabaikan teori-teori
tersebut. Sehingga perlu adanya
pembenahan,
pengarahan dan pengawasan
dari pihak pemerintah maupun
masyarakat sekitar terkait
penerapan teori pembelajaran
dalam proses pembelajaran saat
ini. Sebagai seorang pengajar
perlu sekali mengetahui dan
memahami tentang teori-teori
belajar agar pendidikan di
Indonesia
menjadi semakin lebih baik
pada masa sekarang dan yang
akan da

Anda mungkin juga menyukai