Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

UPAYA PENCEGAHAN SUAP DIKALANGAN MAHASISWA

Diajukan untuk memenuhi tugas pertemuan ke VII dan sebagai syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana
Pada Fakultas Hukum Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

Alda Tri Aqil Ullayya Lubis (2106200450)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI PENULISAN KARYA ILMIAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb

Pertama tama saya panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT, karena
tanpa rahmat dan ridho Nya saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak Rachmad Abduh, S.H., M.H
selaku dosen pengampu Penulisan Karya Ilmiah.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu saya sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.

Wa’alaikumsalamWr.Wb

Medan,  30 November 2021

Alda Tri Aqil Ullayya Lubis

2
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………... 3
ABSTRAKSI……………………………………………………………4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………… 5
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….5
1.3. Tujuan Pembahasan…………………………………………….6

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Suap
2.1.1 Teori Suap………………………………………………….6
2.1.2 Jenis Jenis Penyuapan………………………………………6
2.1.3 Dampak Penyuapan…………………………………………7
2.2 Kampanye Sosial
2.2.1 Defenisi dan Tujuan Kampanye……………………………..7
2.2.2 Jenis Jenis Kampanye………………………………………..8
2.2.3 Metode Perancangan Kampanye……………………………..8
2.2.4 Media Kampanye……………………………………………..9

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan………………………………………………………10
3.2 Saran………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………11

3
ABSTRAKSI

Suap adalah salah satu masalah yang kerap terjadi di Indonesia dan menjadikan negara ini
sulit untuk maju. Praktik kasus suap Indonesia, biasanya banyak dilakukan oleh para pejabat
negara mulai dari tingkat daerah hingga kota provinsi hingga di kalangan mahasiswa.
Mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peranan penting dalam pencegahan kasus suap,
ternyata banyak dari mereka yang melakukan tindak suap menyuap, seperti contohnya
melakukan tindak suap kepada polisi lalu lintas. Hal ini harus dicegah dengan mulai
mendidik para mahasiswa untuk tidak melakukan suap, melalui pengenalan dan pencegahan
tindak penyuapan. Tindak suap yang tidak dicegah dapat merugikan orang lain dan
melahirkan kemiskinan. Oleh karena itu, dibutuhkan aksi sosial pencegahan suap di kalangan
mahasiswa.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suap adalah salah satu masalah yang kerap terjadi di Indonesia dan menjadikan
negara ini sulit untuk maju. Suap menyuap merupakan salah satu jenis dari korupsi.
Menurut KPK (2006) dalam buku Memahami untuk Membasmi pengertian suap
adalah setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara
negara atau penegak hukum dengan maksud agar orang tersebut berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya. Indonesia adalah negara
peringkat ke 4 dari 28 negara dengan suap terbanyak yang terdaftar dalam indeks BPI
( Brabe Payer Index ).
BPI menyatakan Indonesia memiliki BPI sebesasr 7,1 (dari rata rata 7,8) ditahun
2011. Hasil survei ini membuktikan bahwa banyak kasus suap yang terjadi di
Indonesia. Praktik kasus suap di Indonesia biasanya banyak dilakukan oleh para
pejabat negara mulai dari tingkat daerah hingga kota provinsi hingga di kalangan
mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peranan penting dalam
pencegahan kasus suap, tetapi pada kenyataannya mereka juga melakukan hal yang
sama. Beberapa kasus suap yang terjadi di kalangan mahasiswa seperti salah satu
contohnya dikutip dari Jogja Tribun News yang diakses pada tanggal 27 Februari
2017, mahasiswa dari perguruan tinggi di Yogykarta berusaha menyogok polisi
karena tertangkap sedang berpesta miras. Jika tindak suap dibiarkan terus menerus
tentunya akan berdampak buruk khususnya bagi para generasi penerus bangsa seperti
mahasiswa. Hal ini harus dicegah dengan mulai mendidik para mahasiswa untuk tidak
melakukan suap. Tindak penyuapan yang tidak dicegah dapat merugikan orang lain
dan melahirkan kemiskinan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan adanya kampanye sosial yang
mengajarkan para mahasiswa untuk tidak melakukan tindak suap menyuap.
Pengajaran kepada mahasiswa diharapkan dapat mencegah dan membantu
mengurangi tindak penyuapan yang banyak terjadi di kalangan mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menciptakan visual aksi sosial pencegahan tindakan suap menyuap di


kalangan mahasiswa.

1.3 Tujuan Pembahasan

5
1. Menghasilkan kampanye sosial yang mengajarkan mahasiswa untuk tidak
melakukan suap.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Suap

2.1.1 Teori Suap

Dalam buku Psikologi Korupsi, Abidin dan Siswadi (2015) mengatakan tindak
yang dilakukan oleh para pegawai kecil di lingkungan pemerintah atau polisi lalu
lintas dengan menerima atau meminta suap dalam jumlah yang relatif kecil dari
masyarakat dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat akan penegak hukum.
Selain itu, tindakan ini juga dapat menurunkan kredibilitas lembaga atau departemen
pemerintahan serta dapat merugikan rakyat kecil.
Menurut Arsyad (2015) terdapat beberapa pemberian uang kepada orang lain
yang tidak termasuk kedalam kategori suap, yaitu :
1. Uang jasa, yaitu uang yang diberikan kepada seseorang karena sudah
melakukan pekerjaan baginya. Uang ini merupakan uang tambahan yang diberikan
konsumen. Biasanya dilakukan di restoran, hotel, urusan kantor dan lainnya.
2. Uang administrasi, yaitu uang yang diberikan untuk kepengurusan surat
menyurat dengan pemerintah daerah atau pusat. Biasanya biaya administrasi surat
surat telah dicantumkan.
3. Uang registrasi, yaitu uang yang diberikan saat mendaftarkan ke sebuah
lembaga atau badan dari tingkat daerah ke tingkat pusat, atau mengurus surat surat ke
badan pemerintahan yang akan dikenakan biaya administrasi.

2.1.2 Jenis Jenis Penyuapan


Pope dalam buku Negara dan Korupsi yang dikutip ulang oleh Semma (2008)
membagi jenis jenis tindak penyuapan ke dalam empat kategori :
1. Suap yang diberikan untuk mendapatkan keuntungan yang langka atau
menghindari biaya. Kategori ini berhubungan dengan keputusan birokrasi
sehingga pemberi suap mendapat keuntungan sedangkan orang lain mendapatkan
kerugian.
2. Suap yang diberikan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak langka.
3. Suap yang diberikan bukan untuk mendapatkan keuntungan dari publik
tetapi untuk mendapatkan layanan yang berkaitan dengan perolehan
keuntungan atau menghindari resiko.
4. Suap yang diberikan unutuk mencegah pihak lain mendapatkan keuntungan
atau membebankan biaya pada pihak lain.

6
2.1.3 Dampak Penyuapan

Abidin dan Siswadi ( 2015 ) menjelaskan beberapa dampak dari tindak suap :

1. Dampak pada system politik dan hukum mengakibatkan fungsi lembaga lembaga
menjadi tidak efisien dan efektif. Rakyat meragukan efektivitas pemerintahan
demokrasi karena dinilai hanya menguntungkan para elite politik dan birokrasi, serta
mengakibatkan rakyat menjadi sengsara dan menderita.
2. Dampak pada kondisi ekonomi penyuapan elit politik, penegak hukum, atau
pejabat pemerintah dengan menggunakan sebagian modal dari biaya operasional.
Sehingga menyebabkan biaya operasional menjadi sangat tinggi karena barang
konsumsi menjadi mahal.
3. Dampak pada lingkungan kebijakan yang dibuat berdasarkan kesepakatan oleh
pejabat negara dan para pengusaha yang seringkali tidak memperhatikan kondisi
lingkungan alam dan sosial. Kebijakan tersebut hanya dibuat untuk memberikan
keuntungan pada mereka dan sering mengorbankan lingkungan alam. Kerusakan
tersebut baru dapat dirasakan akibatnya setelah bertahun tahun lamanya.
4. Dampak pada rasa keadilan masyarakat yang sering menjadi korban umumnya
adalah rakyat kecil yang tidak memiliki akses terhadap kekuasan, baik kekuasaan
politik, budaya, dan ekonomi. Hak rakyat seringkali digunakan untuk kepentingan
pribadi atau kelompok tertentu. Masyarakat justru tidak mendapatkan hak yang
seharusnya diterima.

2.2 Kampanye Sosial

2.2.1 Defenisi dan Tujuan Kampanye


Kelompok atau lembaga swadaya masyarakat biasanya memanfaatkan kampanye
untuk mencapai tujuan yang ingin mereka capai. Kampanye digunakan untuk
menggugah kesadaran dan pendapat masyarakat pada isu tertentu, dengan cara ini
kemudian dapat diperoleh dukungan yang dapat digunakan untuk membantu
mengambil keputusan agar selanjutnya dilakukan tindakan yang diperlukan.
Menurut Venus (2009), kampanye adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan
secara terlembaga. Penyelenggara kampanye pada umumnya bukan dilakukan oleh
individu melainkan oleh lembaga atau organisasi. Lembaga tersebut dapat berasal dari
pemerintahan dan kalangan swasta atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Kampanye umumnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

7
Kampanye yang dilakukan biasanya terkait dengan aspek pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Pada tahap pertama kegiatan kampanye akan diarahkan untuk melakukan
perubahan, seperti memunculkan kesadaran dan meningkatkan pengetahuan akan isu
tertentu. Tahap kedua akan diarahkan untuk melakukan perubahan pada sikap, agar
memunculkan kepedulian akan isu yang diangkat sebagai kampanye. Tahap ketiga
akan dilakukan kampanye yang bertujuan untuk mengubah perilaku secara konkret.

2.2.2 Jenis Jenis Kampanye


Menurut Charles U. Larson dalam buku Manajemen Kampanye yang dikutip
ulang oleh Venus (2009) kampanye dikategorikan menjadi tiga jenis:
1. Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi untuk
memperoleh keuntungan finansial.
2. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi untuk
memenangkan atau meraih kekuasaan politik.
3. Ideologically or cause oriented campaigns atau kampanye yang
berorientasi untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sosial
masyarakat.

2.2.3 Metode Perancangan Kampanye


Menurut Ostergaard dalam buku Manajemen Kampanye yang dikutip ulang oleh
Venus (2009) terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum
melakukan kampanye, langkah ini disebut juga tahap prakampanye. Berikut
adalah langkah-langkah prakampanye:
1. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah faktual yang dirasakan, kemudian mencari
penyebab dan akibat dari masalah tersebut dengan fakta yang ada. Jika
berdasarkan hasil analisis masalah tersebut dapat dikurangi dengan adanya kampanye,
maka kegiatan kampanye perlu dilaksanakan.
2. Pengelolaan Kampanye
Pada tahap ini akan diperlukan identifikasi karakteristik target sasaran
untuk dapat merumuskan pesan, aktor kampanye, saluran hingga teknis
agar pelaksanaan kampanye berjalan dengan sesuai. Seluruh isi kegiatan
kampanye diarahkan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan
target sasaran untuk terjadinya perubahan perilaku.
3. Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas kegiatan kampanye yang
akan dilaksanakan. Evaluasi ini meliputi pesan kampanye yang ingin disampaikan
pada target sasaran dan evaluasi pada penanggulangan masalah.

8
2.2.4 Media Kampanye
Menurut Safanayong dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (2006)
pemilihan media dalam kampanye dapat dikategorikan dalam 7 jenis :
a. Poster.
b. Advertising: majalah, surat kabar, radio, TV.
c. Promosi: diskon, potongan, periklanan promosi, penawaran spesial.
d. Public relations: koran, event, news releases, publisitas event.
e. Internet atau interactive: websites, internet advertising, CD-ROM interactive
programs.
f. Direct marketing: direct mail (letters, cards), database marketing, fulfillment
(merchandise).
g. Selebaran atau flyer

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagai generasi muda yang masih belum mengetahui definisi, contoh tindak
suap, hingga dampak yang ditimbulkan jika melakukan suap. Seringkali mereka
menggunakan jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan dengan
melakukan suap dan melupakan nilai kejujuran.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan bahaya
dari tindak suap, maka dibutuhkan kampanye sosial pencegahan suap di kalangan
mahasiswa. Dalam kampanye ini akan diberikan informasi mengenai definisi, contoh,
akibat, dan cara menghindari suap. Tujuannya agar mahasiswa dapat lebih memahami
mengenai tindak suap dan tidak melakukan ataupun mencegah
terjadinya tindak suap tersebut.

3.2 Saran
Dalam pembuatan kampanye dibutuhkan perolehan data yang lengkap agar dapat
mengetahui media yang tepat dan cocok untuk digunakan dalam kampanye.
Penggunaan media utama yang tepat dapat berpengaruh pada keberhasilan
kampanye. Sementara itu untuk pembuatan motion graphic, suara background song
harus diperhatikan agar tidak mendominasi dan tidak terdengar lebih keras dari pada
suara narasi. Penambahan sound effect juga baik untuk digunakan agar video terkesan
lebih menarik. Penggunaan teks narasi harus singkat, padat, dan jelas. Suara narasi
juga harus terdengar jelas dan tidak terlalu lama dalam pengucapan kata-kata. Video
motion graphic sebaiknya dibuat menggunakan digital vector agar file video tidak
terlalu besar dan video sebaiknya tidak berdurasi terlalu lama karena dapat membuat
audiens menjadi bosan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., & Siswadi, G. P. (2015). Psikologi Korupsi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Anggraini, S. L., & Nathalia, K. (2014). Desain Komunikasi Visual: Dasar-Dasar


Panduan untuk Pemula. Jakarta: Gramedia Pustaka

Arsyad, J. H. (2015). Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum Administrasi


Negara). Jakarta: Sinar Grafika.

Hurlock, E. B. (2015). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Komisi Pemberantasan Korupsi. (2006). Memahami untuk Membasmi. Jakarta:


Komisi Pemberantasan Korupsi.

Safanayong, Y. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte


Intermedia.

Semma, M. (2008). Negara dan Korupsi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sindo. (2011). Indeks Suap Indonesia Peringkat Empat. Diakses pada tanggal
23 Februari 2017. http://www.antikorupsi.org/en/content/indeks-suap-
indonesia-peringkat-empat

11
12

Anda mungkin juga menyukai