Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REVIEW

Nama : ADE SRIWANDA OLIVIA HUTABARAT


Nim : 7202444005
Dosen Pengampu : Ellys Siregar., S.Pd., M.Pd.
Mata Kuliah : STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala berkatnya
saya mampu menyelesaikan CRITICAL BOOK REPORT ini dengan tepat waktu .Tugas ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu “Strategi Pembelajaran Berbasis
Digital”. Critical book ini di buat dengan harapan dapat menambah pengetahuan / wawasan
kita semua.
Saya menyadari masih banyak kesalahan atau kekurangan dalam penulisan CBR ini baik
dari segi materinya maupun penulisannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan dari pembaca , Semoga makalah ini bermamfaat bagi kita
semua dan jika ada kesalahan atau kekurangan kata dalam makalah ini saya mohon maaf.

Tarutung, Maret 2021

Penulis

ADE SRIWANDA OLIVIA HUTABARAT


Daftar Isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................4
1.3 Manfaat............................................................................................................4
1.4 Indetitas Buku...................................................................................................5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU………….............................................................................6
1.1 Buku utama…………………………………………………………………………………………………..6
1.2 Buku pembanding…………………………………………………………………………………………19
BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU
1.1 Penilaian Isi Buku.......................................................................................26
1.2Kelebihan Buku.......................................................................................... 26
1.3Kelemahan buku........................................................................................ 26
BAB iIV PENUTUP………………………………………………………………………………………………….27
1.1 Kesimpulan...............................................................................................27
1.2 Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan memperhatikan upayan reformasi pembelajaran yang sedang berkembang di
indonesia, saat ini para guru atau calon guru banyak ditawari aneka pilihan model
pembelajaran yang kadang – kadang untuk kepentingan penelitian. Namun jika guru sudah
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran , maka pada dasarnya guru pun dapat secara
kreatif mencoba dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas. Selain
memahami konsep dan mengembangkan model pembelajaran guru juga harus memiliki
strategi dalam melaksanakan pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem
pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan
umum pembelajaran, yang dijabar dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu. Strategi
pembelajaran juga merupakan suatu rencana tidakan ( rangkaian kegiatan ) yang termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran.
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah dan tujuan.
1.2  Rumusan masalah
1.      Hasil rangkuman buku strategi pembelajaran ?
2.      Apa kelebihan kekurangan buku stategi pembelajaran?
3.      Apa manfaat dari buku srategi pembelajaran?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui Hasil rangkuman buku strategi pembelajaran  
2.      Mengetahui kelebihan kekurangan buku stategi pembelajaran
3.      Mengetahui manfaat dari buku srategi pembelajaran
1.4 Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul Buku : Strategi Pembelajaran Berbasis Digital
2. Pengarang : Dra.Sri Mutmainnah, M.Si
3. Tebal Buku : 156 halaman
4. Bahasa : Indonesia

Buku Pembanding
1. Judul Buku : Strategi Pembelajaran
2. Pengarang : Abdul Majid,M.Pd
3. Penerbit : Penerbit Rosda
4. Tahun Terbit : 2013
5. Tebal Buku : viii + 392 hlm
6. Ukuran : 15,5 x 24 cm
7. ISBN : 978-979-692-143-0
8. Bahasa : Indonesia
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

1.1. BUKU UTAMA

Bab 1
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan
sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan dan informasi yang
disampaikan, Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi
hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Hakikat pendidikan sesungguhnya adalah belajar.UNESCO memperkenalkan empat pilar
belajar, yaitu:
a) Learning to know (belajar mengetahui)
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi
yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui (learning to know)
dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus
mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya.
b) Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to
do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi,
serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan,
serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus.
c) Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri
sendiri (learning to be). Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan
fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misalnya bagi siswa yang
agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi keSempatan cukup luas untuk berkreasi, Dan
sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus
menjadi fasilitator
d) Learning to live together (belajar hidup bersama)
Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu
dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling
pengertian antar ras, suku, dan agama. Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari
proses pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di
mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sendiri dengan
perannya.
B.Macam-macam Teori Belajar
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam
dunia. Hamzah (2003) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang
memuatnya ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variabel yang
saling berhubungan satu sama lain dan dapat dipelajari, dianalisis dan dikaji dibuktikan
kebenarannya.
A. Teori belajar Behavioristik
Teori Behavioristik memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antara rangsangan (rangsangan) dan respon (tanggapan). Dengan kata lain,
belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori ini, apa yang terjadi di antara stimulus dan tanggapan dianggap penting
dipertimbangkan tidak dapat diterima dan tidak dapat diterima, yang dapat dilihat hanya
stimulus dan respons.
B. Teori belajar Kognitif
Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini
mengatakan bahwa belajar tidak terkait hubungan antara stimulus dan respons, diberikan
tingkah laku seseorang yang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
pemahaman yang terkait degan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bagian-
bagian dari suatu hubungan yang saling berkaitan dengan seluruh konteks pemikiran tersebut.
Teori ini berpandangan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses internal yang meliputi
ingatan, pengolah informasi, pengalihan, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
1) Teori perkembangan Piaget
Piaget mengatakan perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu
proses yang sesuai dengan hubungan biologis Dengan semakin bertambahnya perkembangan
sistem syaraf. seseorang, maka semakin komplekslah susunan sel syarafnya dan semakin
meningkat pula kemampuannya. la menyimpulkan itu daya pikir atau kekauatan mental anak
yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
2) Teori belajar Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan
terhadap tingkah laku seseorang. Dalam teorinya "free discovery learning" ia mengatakan
bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Menurut Bruner perkembangan
kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan
menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut.
3) Teori belajar Bermakna Ausubel
Asubel mengatakan belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa.
Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Teori ini banyak pengetahuan baru merupakan
fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
C. Teori belajar Konstruktivisme
Konstruktivistik merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada proses
dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman
atau dengan kata lain teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan
guna mengembangkan dirinya sendiri.
D. Teori Kognisi Sosial dan Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih
abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari
pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang
dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri serta lebih banyak berbicara tentang konsep-
konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses
belajar dalam bentuk yang paling ideal.
E. Teori Belajar Revolusi Soslokultural
Teori Sosiokultural ini hakekatnya menempatkan intermental atau lingkungan sosial
sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan
kognitif seseorang. Pada teori ini dikatakan bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi
dalam diri seseorang akan muncul dan berasal dari kehidupan sosialnya.
F. Kecerdasan majemuk (Ganda).
Hoaward Gardner seorang Profesor pendidikan mengatakan selama ini pendidik telah
melakukan kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau IQ adalah satu-satunya ukuran
yang paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.
BAB 2
KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN STARTEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru-peserta
didikdidalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sifat pola umum maksudnya
macam dan urutan perbuatan yang dimaksud Nampak dipergunakan dan di
percayakan guru-peserta didik didalam macam macam peristiwa belajar.

B. JENIS JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Strategi pembelajaran langsung
Merupakan strategi yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat
membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
pengetahuan langkah demi langkah.
2. Strategi pembelajaran tidak langsung
Merupakan strategi pembelajaran yang memperlihatkan bentuk
keterlibatan siswa yang paling tinggikarne fungsi guru disini hanyalah
sebagai fasilitator, dimana dlam strategi ini peran peserta didik sangat
dominan dan guru hanya sebagai fasilitator dalam mengelola kelas.
3. Strategi pembelajaran interaktiff
Merupakan proses yang memungkinkan para pembelajar aktif
melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik secara mental maupun secara
fisik.
4. Strategi pembelajaran melalui pengalaman
Strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan bentuk
sekuens induktuif, berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktivitas dimana
pengalaman tersebut memberi para siswa seperangkat atau serangkai situasi
belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang
oleh guru.
5. Strategi pembelajaran mandiri
Merupakan kegiatan belajar altif yang didorong oleh inat atau motif
untuk menguasai suatu kompotensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah,
hal tersebut dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompotensi yang telah
dimiliki.

C. PRINSIP PRINSIP STARETGI PEMBELAJARAN


1. Intraktif
Prinsip yang bermakna bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menympaikan pengetahuan dari peserta didik, tetapi mengajar dianggap suatu
proses mengatur lingkungan yang dapat meransang peserta didik untuk
beajar.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran dikatakan inspiratif jika proses pembelajaran
memugkinkan peserta didik untuk mencoba dan melakukan sesuatu dan untuk
membuka peluang agar peserta didik dapat melakukan sesuatu terkait dengan
pembelajaran.
3. Menyenangkan
Pelajaran harus memungkinkan seluruh potensi peserta didik dapat
dikembangkan . Hal ini hanya akan memungkinkan terjadi jika proses
pembelajaran disekolah tidak meneganggkan, tidak menakutkan, tetapi
menyenangka, menggembirakan bagi peserta didik.
4. Menantang
Proses pembelajaran haruslah membuat peserta didik tertantang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan keterampilan aplikatif,
dan keterampilan bersosial.
5. Memotivasi
Motivasi adalah daya dorong yang memungkinkan peserta didik untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Terkait dengan proses pembelajaran,
pendidik amat berperan dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik,
dengan jalan menunjukkan pentingnya pengalaman materibagi kehidupan
peserta didik dikemudian hari.

D. KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Guru pelaku pembelajaran.
Pada komponen ini guru harus mampu memanipulasi atau merekayasa
komponen lain menjadi bervariasi, dimana tujuannya adalah membentuk
lingkungan peserta didik supaya menjadi lingkungan belajar yang diharapkan.
2. Peserta didik
Merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan
belajar.
BAB 3
Strategi Pembelajaran abad 21

Pembelajaran abad 21 menuntut peran guru yang menjadi semakin


berat,dimana guru harus mampu mengantarkan peserta didik agar menjadi
pribadi yang unggul dan mampu bertahan dan bersaing di abad 21 ini.
Strategi pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan siswa untuk
berfikir kritis, mampu menghunungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai
teknologi informasi komunikasi dan berkolaborasi,. pencapaian keterampilan
terserbut dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai
dari sisi materi dan keterampilan
Guru pada abad 21 mempunyai beberapa karakteristik yaitu :
1. Life long learner
2. Kreatif dan inovatif
3. Mengoptimalkan teknologi
4. Reflektif
5. Kolaboratif
6. Menerapkan student centered
7. menerapkan pendekatan diferensiasi

Pembelajaran abad 21 telah mengalami pergeseran terlebih adanya era


disrupsi dimana akan terjadi perubahan massif termasuk di dunia pendidikan.
Digitalisasi sistem pendidikan dan pola pembelajaran berbasi digital akan
menjadi kebutuhan generasi. Untuk itu guru harus menguasai materi dan
pedagogi sehingga tidak ada kelemahan cara pembelajarannya maupun
penguasaan materinya. Demikian pula terkait penguasaan teknologi bukan
sekedar melek computer namun ICT literacy dengan dimensi yang lebih luas,
pengetahuab tentang berbagai aplikasi kontemporer bagaimana
perkembangan teknologi membawa tuntutan baru kemampuan
mengkombinasikan dan mengintegrasikan teknologi ke dalam praktek
pembelajaran disertai komitmen kualitas dalam konsep TPACK (Technology,
Paedagogy, Content, dan Knowledge).
BAB 4
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadapa proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu. Fungsi pendekatan dalam pembelajaran adalah :
1. Sebagai Pedoman umum dalam menyusun langkah langkah metode
pembelajaran yang digunakan
2. Memberikan garis garis rujukan untuk perancangan pembelajaran
3. Menilai hasil hasil pembelajaran yang telah dicapai
4. Mendiaknosis masalah masalah belajar yang timbul
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan

Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran yaitu :


1. Pendekatan Saintific
Pendekatan ini biasa disebut pendekatan ilmiah, dalam pembelajaran meliputi
menggali informasi melalu pengamatan, bertanya, percobaan, kemudia mengolah data
atau informasi, menyajikan, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
menyimpulkan, dan mencipta.
2. Student Centered Learning
Merupakan satu pendekatan pembelajaran yang dipercaya efektif dalam
meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Proses belajar yang terbaik yaitu dengan
melibatkan mahasiswa untuk memahami materi secara aktif. Sementara itu, dosen
lebih berperan sebagai fasilitator.
3. Pendekatan Kontekstual
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitakn anrara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
4. Pendekatan Konstruktivisme
Merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekanlan pada tingkat
kreativitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapay diperlukan bagi
pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
5. Pendekatan Deduktif
Merupakan proses berfikir yang didasarkan pada pernyataan yang bersifat umum
ke hal hal yang bersifat khusus dengan menggunakan logika tertentu atau proses
penalaran yang bermula dari keadaan umum yang khusus sebagai pendekatan
pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan
contoh contoh khusus penerapan aturan, prinsip umim itu kedalam keadaan khusus.
6. Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari
hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan ini menyimpulkan permasalahan dari
hal hal yang bersifat khusus, lebih menekankan pada pengaatan dahulu lalu menarik
kesimpulan berdasar pengamatan tersebut.

BAB 5
METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
Metodologi pembelajaran merupakan cara dalam melakukan aktivitas antara
pendidik dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar. Metode
pembelajaran yang baik adalah yang mampu membuat siswa berperan aktif,
memahami materi dangan mudah, dan mampu mengerjakan tugas dengan baik setelah
diberikan materi.
Teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal.
Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan. Dengan kata
lain, pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan
teknik. Berikut adalah macam macam metode pembelajaran :
1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Ceramah Plus
5. Metode Experimen
6. Metode Karya Wisata
7. Metode Latihan
8. Metode Resitasi
9. Metode Perancangan
10. Role Playing/Berbagi peran
BAB 6
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

A. Pengertian Model Pembelajaran


model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi aja yang meliputi
segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas yang terkait yang di gunakan secara langsung atau tidak langsung
dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang baik dan tepat adalah model
pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran bahan kajian atau pokok bahasan
atau sub pokok bahasan tertentu dengan waktu dan dana yang tak begitu banyak serta
mendapatkan siswa hasil yang maksimal.

B. Macam-Macam Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Cooperative learning
Model pembelajaran cooperative Learning salah satu model pembelajaran yang
mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran cooperative learning dapat
didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur, dimana
memuat lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993) yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, insteraksi personal, keahlian bekerja sama dan
proses kelompok.
2. Model Example Non Example
Model Example Non Example adlah strategi pembelajaran yang menggunakan
media gambar dalam penyaampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong
siswa berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang
terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
3. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan di pasangkan/ diurutkan menjadi urutan logis. Model
pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.

4. Model Pembelajaran STAD


Dalam model pembelajaran kooperatif model STDA, siswa dikelompokan dalam
kelompok belajar yang beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan
campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga setiap kelompok
terdapat siswa yang berprestasi tinggi,sedang dan rendah. Model kooperatif tipe
STDA merupakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

5. Model Peembelajaran Jigsaw


Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran koopertatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan meteri tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997)

6. Model Pembelajaran Teams Games Tounaments (TGT)


dalam model Teams Games Tounaments (TGT) ini kelas terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai 5 siswayang berbeda-beda
tingkat kemampuannya, jenis kelaminnya, dan latar belakang etniknya, kemudian
siswa akan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecilnya.
7. Model Pembelajaran Role Playing.
Model pembelajaran role playing merupakan salah satu permainan gerak yang di
dalamnya terdapat aturan, tujuan dam sekaligus melibatkan unsur bahagia. Pada
model pembelajaran bermain peran, titik fokusnya terletak pada keterlibatan nyata
yang di hadapi. Melalui model bermain peran ini, diharapkan para siswa bisa
mengeksplorasi perasaannya, mendapatkan wawasan tentang nilai, sikap dan
persepsinya, mengembangkan sikap serta keterampilan dalam memecahkan
permasalahan yang sedang di hadapi.
8. Model Pembelajaran Think Pair and Share
Model pembelajaran think pair and share ini berkembang dari penelitian belajar
kooperatif dan waktu tunggu. Di kutip Arends (1997) menyatakan bahwa think pair
share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi siasana pola diskusi
kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan
pengaturanuntuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang di
gunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir,
untuk merespon dan saling membantu.
9. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Model pembelajaran NHT lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam
mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya di
presentasikan di depan kelas. Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran
kooperatif structural, yang menekankan pada struktur-struktur yang di rancang untuk
mempengaruhi pola interksi siswa.
10. Model Pembelajaran Problem Posing
Problem Posing terdiri dari dua kata yaitu “ problem’’ yang artinya masalah dan
“posing’’ bersal dari “pose’’ artinya mengajukan atau membentuk. Problem posing
merupakan pembelajaran dimana siswa diminta untuk mengajukan masalah (soal)
berdasarkan situasi tertentu.
11. Model Pembelajaran Debate
Debat pada haakikatnya merupakan saling adu argumentasi antar pribadi atau
antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk suatu pihak.
12. Model Pembelajaran Mind Mapping
Menurut Porter & Hernacki ( 2008) Mind Mapping disebut dengan peta
pemikiran. Maind mapping adalah tekni pemanfaatankeseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Maind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara
natural.
13. Model Pembelajaran Demonstrasi
Model pembelajaran demonstrasi adalah model mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada peserta didik.
14. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
Talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang mana pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli amerika untuk mengajar semua orang berbicara atau
menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku), sebagaimana
dikemukakan(Carol Locust). Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah sari
satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Model
ini bertujuan untuk mendorong siswa untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan
dalam kelompok.
15. Model Pembelajaran Explicit Instruction
Menurut Arends model pembelajaran explicit instruction adalah suatu
pendekatan pembelajran yang di rancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat di ajarkan dengan pola selangkah demi
selangkah ( Rosenshina & Stevens, 1986).
BAB 7
TEACHING FACTORY

A. Pengertian Teaching Factory


Pentingnya penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan
pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi
perhatian pada sekolah menengah kejuruan (SMK). Pembelajaran Teaching Factory
adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada
standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti
yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak
pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah
daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi
maupun evaluasinya.
Teaching factory merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan
sistem industri mitra di unit produksi yang telah ada di SMK. unit produksi adalah
Pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah
yang dapat di gunakan dalam uapaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll
juga pada untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada
siswanya. Pelaksanaan Teaching factory sesuai panduan TEFA direktorat PMK
terbagi atas 4 model, dan dapat di gunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah
melaksanakan TEFA. adapaun model tersebut adalah sebagai berikut:

 Dual sistem dalam bentuk praktik kerja lapangan adalah pola pembelajaran
kejuruan di teempat kerja yang di kenal sebagai experience based training atau
enterprise based training.
 Competency based training (CBT) atau pelatihan berbasis kompetensi
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan
dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan.
 Production based education and training (PBET) merupakan pendekatan
pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah di miliki oleh peserta didik
perlu di perkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan pengentahuan
pembuatan produk nyata yang di butuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat).
 Teaching Factory adalah konsep pemebelajaran berbasis industri (produk dan
jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten
dengan kebutuhan pasar.

B. Tujuan Teaching Factory


Pembelajaran memulai teaching factory bertujuan untuk menumbuhkembangkan
karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerja sama, kepemimpinan,
dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
dari sekedar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke
pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production
based training). Lebih jelasnya tujuan pembelajaran teaching factory adalah sebagai
berikut:

 Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja dan wirausaha


 Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya
 Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing
 Memberikan keterampilan yang di butuhkandalam dunia kerja
 Memperluas cangkupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
 Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta
membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual
 Memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya
sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan di pilih.

C. Langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory


Atas dasar uraian di atas, sintaksis pembelajaran teaching factory dapat
menggunakan sintaksis PBET/PBT atau dapat juga menggunakan sintaksis yang di
terapkan di Cal poly – San Obispo USA (sema E. Alptekin : 2001) dengan langkah-
langkah yang disesuailkan dengan kompetensi keahlian:
a) Merancang produk
Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk baru/ cipta resep atau
produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang pertunjukan konteporer
dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada komputer atau manual dengan
data spesifikasinya.
b) Membuat prototype
Membuat produk/ kreasi baru / tester sebagai proto type sesuai data spesifikasi.
c) Memvalidasi dan memverivikasi prototype
Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi terhadap dimensi data spesifikasi
dari prototype/kreasibaru/tester yang di buat untuk mendapatkan persetujuan layak di
produksi/dipentaskan.
d) Membuat produk massal
Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/ pertunjukan sesuai
dengan waktu yang di terapkan.

Selanjutnya Dadang Hidayat (2011) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,


mengembangkan langkah-langkah pembelajaran teaching factory sebagai berikut.
a) Menerima order
b) Menganalisis order
c) Menyatakan kesiapan mengerjakan order
d) Mengerjakan order
e) Mengevaluasi produk
f) Menyerahkan order
BAB 8
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
A. Pengertian pendidikan karakter
Kurikulum 2013 sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan pendidikan,
perlu mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter(PPK). Integritas tersebut
bukan sebagai program tambahan atau sisipan, melainkan sebagai cara mendidik dan
belajar bagi seluruh pelaku pendidikan di satuan pendidikan.
B. Tujuan Pendidikan Karakter
Berdasarkan UU NO.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, secara
inplisit tersirat makna bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh warga
negara Indonesia pada hakikatnyauntuk membentuk sumber daya manusia(SDM)
Indonesia yang memiliki karakter, watak serta berkpribadian yang baik, tangguh, ulet
dan berwawasan kebangsaan. Hal ini dimaksudkan agar generasi bangsa Indonesia
siap menghadapi tantangan masa depan, baik internal maupun eksternal (global)
seperti kondisi saat ini.

C. Nilai-nilai Karakter Berdasarkan Budaya Bangsa


Delapan belas karakter yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran yaitu:
Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratif, Rasa
Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi,
Bersahabat/Komunikatif, Cinta, Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli
Sosial, Tnggung Jawab.

1.2. BUKU PEMBANDING ( STRATEGI PEMBELAJARAN)


BAB 1
KONSEP DAN HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Upaya reformasi pembelajarn yang sedang berkembang di Indonesia saat ini,para
guru atau calon guru banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran. Guru
dapat secara kreatif untuk mencoba dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas sesuai dengan kondisinya.
Rekayasa proses pembelajaran dapat didesain oleh guru sedemikian rupa. Idealnya
pendekatan pembelajaran untuk siswa pandai harus berbeda dengan kegiatan siswa
berkemampuan sedang atau kurang,karena siswa memiliki keunikan masing-masing.

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


1. Makna Strategi
Istilah srategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam
bahasa yunani . sebagai kata benda,strategos merupakan gabungan kata stratos
(militer) dengan ago (memimpin). Strategi mempunyai pengertian yaitu suatu pola
yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau
tindakan.
2. Makna Pembelajaran
Secara sederhana,istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai “ upaya
untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort)
dan berbagai strategi , metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang
direncanakan”.

3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem
pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai
tujuan umum pembelajaran, yang dijabar dari pandangan falsafah atau teori belajar
tertentu.

B. Jenis model pembelajaran


1. Model proses informasi
2. Model personal
3. Model interaksi sosial
4. Model sistem perilaku

C. Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Adapun teknik – teknik
pembelajaran seperti teknik bertanya, diskusi, pembelajaran langsung , teknik
menjelaskan, dan demonstrasi.

D. Sasaran Kegiatan Pembelajaran


Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu
bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan
pembelajaran khusus, tujuan pembelajarn umum tujuan kurikuler, dan tujuan nasional
sampai pada tujuan yang bersifat universal.

E. Tahap Kegiatan Pembelajaran


1. Tahap Praintruksional
2. Tahap Intruksional
3. Tahap Evaluasi dan tindak lanjut

BAB 2
SETRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES

A. Belajar Sebagai Proses


Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang timbul
dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar
sebagaiproses memiliki unsur-unsur tersendiri yang dapat membedakan antara
kegiatan belajar dan bukan belajar. Unsur yang mencakup tujuan belajar yang ingin
dicapai, motivasi, hambatan, stimulus dari lingkungan, persepsi, dan respons peserta
didik.
Kegiatan belajar sebagai proses tersebut memiliki enam unsur, pertama tujuan
belajar. Tujuan belajar dirumuskan oleh institusi pendidikan perlu disusun sesuai
dengan kebutuhan belajar yang dirasakan dan dinyatakan oleh peserta didik.
Kedua, peserta didik yang termotivasi. Motivasi belajar itu akan lahir manakala
peserta didik merasakan bahwa apa yang disampaikan dalam proses belajar sesuai
dengan kebutuhannya. Dan kebutuhan belajar harus datang dari peserta didik, bukan
“dipaksakan” oleh pihak luar.
Ketiga, tingkat kesulitan belajar. Secara sederhana, tingkat kesulitan belajar
dirancang dan ditetapkan dalam situasi belajar, dan merupakan unsur yang harus ada
dalam setiap kegiatan pembelajaran sebagai proses.
Keempat, stimulus dari lingkungan. Stimulus/ ransangan digunakan untuk mengatasi
hambatan yang ditemukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga peserta
didik dapat memilih dan menggunakan sesuai dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai.
Kelima, peserta didik yang memahami situasi. Seorang peserta didik yang
termotivasi oleh tujuan belajar dan stimulus dari lingkungannya, akan melakukan
kegiatan belajar dengan dorongan yang kuat. Keadaan demikian disebut situasi
belajar.
Keenam, pola respons peserta didik. Peserta didik merespon setimulus secra
menyeluruh, dan repons itu bertujuan. Artinya peserta didiktidak melakukannya tanpa
arah.

B. Kegiatan Pembelajaran Berorientasi Pada Standar Proses


Setandar proses pendidika adalah setar nasional pendidikan yang berkaitan
denganpelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untukmencapai
setandar kompetensi lulusan (PP. No. 19 Tahun 2005 bab 1 Pasal 6).
Implikasi dari perinsip ini adalahpergeseran para digma pembelajaran. Proses
pembelajaran perlu di rencanakan, dinilai, dan di awali agar ter laksana. Standar
proses adalah setandar nasional. Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai satuan kompetensi lulusan.

1. Prencanaan pembelajaran
a. Silabus
Silablus sebagai acuan pengembangan RPP memuat idenntitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam
pelaksanaanya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri
atau kelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan
dinas pendidikan.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dijabarkan oleh silabus untukengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif. Komponen RPP
adalah sebagaimana akan dijabarkan sebagai berikut:
 Identitas mata pelajaran
 Standar kopetensi
Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
 Kompetensi dasar
Kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kopetensi.
 Indikator pencapai kopetensi
Prilaku yang dapat diukur dan/ diobservasi untuk menunjukan ketercapaian
kompetensi dasar.
 Tujuan pembelajaran
Menggabarkan proses hasil belajar yang diharapkan bisa dicapai peserta didik
sesuai dengan kopetensi dasar.
 Materi ajar
 Alokasi waktu
 Metode pembelajaran
 Kegiatan pembelajaran
• Pendahuluan
• Inti
• Penutup
 Penilaian hasil belajar
 Sumber belajar
c. Perinsip-perinsip Penyusunan RPP
Dalam penyusunan RPP, hendaknya guru memperhatikan perinsip berikut ini.
• Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
• Mendorong partisipasi aktif peserta didik
• Mengembangkan budaya membaca dan menulis
• Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
• Keterkaitan dan keterpaduan
• p teknologo informasi dan komunikasi
2. Pelaksanaan proses pembelajran
a. Persyaratan proses pembelajaran
1) Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
• SD/MI : 28 peserta didik;
• SMP/MT : 32 peserta didik;
• SMA/MA : 32 peserta didik;
• SMK/MAK : 32 peserta didik;
2) Beban kerja minimal guru
• Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok.
• Beban kerja guru sebagaimana dimaksud poin pertama diatas adalah sekurang-
kurangnya 24 jam tatap muka dalam 1 minggu.
3) Buku teks pelajaran
4) Pengelolaan kelas
b. Pelaksanaan pembelajaran
1) Kegiatan pendahuluan
2) Kegiatan inti
• Eksplorasi
• Elaborasi
• Konfirmasi
3) Kegiatan penutup
C. Pengembangan setrategi pembelajaran
Dick dan carey (1985) menggunakan istilah “setrategi pembelajaran” untuk
menjelaskan mengenai langkah urutan proses dan pengaturan konten, menentukan
kegiatan belajar, dan memutuskan bagaimana menyampaikan konten dan kegiatan.
D. Unsur-unsur setrategi pembelajaran
Pembuatan setrategi pembelajaran meliputi keseluruhan penggunaan informasi
yang telah anda kumpulkan dan menghasilkan suatu rencana yang efektif untuk
menyajikan pengajaran bagi peserta didik.

1. Rangkaian/keurutan dan pengelompokan konten


• Rangkaian atau keurutan konten
• Pengelompokan pembelajaran

2. Komponen belajar
• Mendapat perhatian
• Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
• Merangsang pengulangan kembali sebagai prasyarat belajar
• Menyajikan material ajar
• Menyediakan bimbingan belajar
• Membangun kinerja (praktik)
• Memberikan umpan balik
• Menilai kinerja
• Meningkatkan retensi dan transfer
3. Pengelompokan peserta didk
4. Pemilihan media dan sistem penyampaian/megajar
5. Menciptakan / menyusun strategi
6. Ikhtisar
Kutipan dari gagne (1988:28) yang menyebutkan bahwa strategi pembelajaran
adalah bagian penting dari proses desain pembelajaran
BAB 3
KLASIFIKASI DAN PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
A. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Raka joni dalam Mappasoro berpendapat bahwa klasifikasi strategi pembelajaran
dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu :
1. Pengaturan guru dan siswa
2. Pengelolaan pesan
3. Struktur peristiwa belajar – mengajar
4. Tujuan belajar

B. Strategi Pembelajaran Langsung


Tahap pelaksanaan pembelajaran langsung adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasi pengetahuan dan keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memeberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep

C. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung


Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi siswa
dalam melakukan observasi,penyelidikan,penggambaran inferensi berdasarkan data
atau pembentukan hipotesis.
D. Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang
digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, dimana guru menjadi pemeran
utama dalammenciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru
dengan siswa
E. Strategi Pembelajaran Empirik
Exeriental learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang
Mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan
melalui pengalamannya secara langsung. Model experiential learning memberi
kesempatan kepada murid untuk memutuskan pengalaman apa yang terjadi fokus
mereka. Prosedur experiential learning memiliki 4 prosedur pembelajaran
a. Tahap pengalaman nyata
b. Tahap observasi refleksi
c. Tahap konseptualisasi
d. Tahap implementasi.
Jenis – jenis pembelajaran experiental
1. Metode kasus
2. Pembelajaran berdasarkan masalah
3. Permainan, simulasi, dan bermain peran
F. Strategi Pembelajaran Mandiri
Sistem belajar mandiri adalah pengaturan program belajar yang diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dapat memilih atau menentukan bahan
dan kemajuan belajar sendiri. Belajar mandiri merupakan strategi yang bertujuan
untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, peningkatan diri.
G. Pemilihan Strategi Pembelajaran
Dasar pemilihan strategi pembelajaran,beberapa prinsip mesti dilakukan oleh pengajar
dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat pertimbangan tersebut harus
berdasarkan pade penetapan. Adapun dasar yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
strategi pembelajaran, yaitu :
1. Tujuan pembelajaran
2. Aktivitas dan pengetahuan awal siswa
3. Integritas bidang studi / pokok bahasan
4. Alokasi waktu dan sarana penunjang
5. Jumlah siswa
6. Pengalaman dan kewajiban pengajar
Dalam pengelolaan pembelajaran , terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui.
BAB 4
PEMBELAJAR TEMATIK (AKTUALISASI MODEL PEMBELAJARAN
TERPADU
Pada dasarnya , pembelajaran terpadu dikembangkan untuk menciptakan pembelajaran
yang didalam siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya yang dilandasi
oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya.
1. Prinsip dan model pembelajaran terpadu
a. Pembelajaran terpadu memiliki satu tema yang aktual
b. Pembelajaran perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang saling terkait
c. Pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku
d. Materi pembelajaran yang dapat dipadulan dalam satu tema salalu mempertim bangkan
karakteristik siswa
e. Materi pelajaran yang diapadukan tidak terlalu dipaksakan.
2. Model – model pembelajaran terpadu
Pada program pendidikan guru sekolah, terdapat tiga pembelajaran terpadu yang dipilih dan
dikembangangkan, yaitu :
a. Model keterhubungan, model yang sengaja digunakan untuk menghubungkan satu
konsep dengan konsep lain.
b. Model jaring laba – laba
Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan tematik.
c. Model keterpaduan, model ini menggunakan pendekatan antar bidang studi
3. Tahap perencanaan pembelajaran model webbed
4. Peran guru dalam pembelajaran terpadu model webbed
Beberapa sifat yang harus dimiliki guru dalam menjalankan tugas secara profesional yang
mendukung diterapkannya penerapan pembelajaran terpadu.
Kritisi Buku
Kelebihan Buku
Kelebihan buku strategi pembelajaran yang ditulis oleh Drs. Hamdani, M.A. dan
Abdul Majid, M.Pd jika dilihat dari tampilan buku, buku ini memiliki cover buku
yang cukup bagus yang mampu membuat pembaca penasaran untuk membaca
bukunya memiliki daya tarik baca. Sedangkan dari segi isi, buku ini sangat bagus
setelah kita membacanya didalamnya berisi mengenai materi – materi yang
diperlukan pembaca khususnya guru dan calon guru mengenai srategi pembelajaran.
Penyajian materi yang sangat membantu para pembacanya.
Penulis sangat memperhatikan setiap pembahasan yang disajikan dalam buku ini.
Didalam buku ini pembahasannya sangat jelas dan sangat mudah dipahami oleh
pembacanya dari bab hingga persubbabnya dijelaskan dengan kalimat yang jelas,
efisien dan sangat mudah dipahami tanpa berbelit – belit. Buku ini bukan hanya berisi
pembahasan mengenai materi strategi pembelajaran tetapi juga memuat contoh -
contoh dalam pelaksanaannya serta cara penilaiannya. Dan buku ini bukan hanya
menyajikan mengenai strategi pembelajaran melainkan hal -hal yang berkaitan
dengan strategi pembelajaran seperti pendekatan,model,metode pembelajaran,
keterampilan mengajar,teknik serta taktik dalam pembelajaran.

Kekurangan Buku
Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurang, pada buku strategi pembelajaran
disini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan buku sudah dijelasakan
sebelumnya ,sedangkan kekurangan buku strategi pembelajaran ini, yaitu akan terlalu
sulit dipahami jika pembacanya bukan dari kejuruan pendidikan. Sasaran buku ini
hanyalah para pendidik.
Terlalu banyak subbab yang dibahas,meskipun setiap subbab tersebut menjelaskan
dari bab yang dibahas namun ada subab yang sekiranya kurang dibutuhkan. Buku
strategi ini terlalu tebal terlihat dari segi halaman nya, menyebabkan orang akan sukar
membacanya meskipun dari segi cover yang menarik namun setelah mengetahui
halaman dan tebal buku orang akan sedikit malas membacanya.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya setiap strategi, pendekatan,model,metode pembelajaran, keterampilan
mengajar,teknik serta taktik dalam pembelajaran baik dan bagus hanya tinggal bagaimana
guru akan menerapkannya sesuai dengan kemampuan dan kondisi peserta didik. Maka sudah
seyogyanya guru teliti dalam memilih hal tersebut sebelum dipraktikan. Guru harus melihat
kondisi dan kemampuan peserta didik yang akan mendapatkan, guru bukan semata – mata
yang memegang kekuasaan penuh dalam kelas memang dalam perannya guru merupakan
sumber penegndali kelas tetapi guru tidak bisa dengan mudahnya melaksanakan
pembelajaran tanpa melihat peserta didik, Jika demikian maka proses pembelajaran dan
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Dalam rangka penerapan pembelajaran yang berorientasi standar proses pendidikan maka
paradigma bahwa mengajar hanya sekedar proses penyampaian pengetahuan saja harus di
ubah menjadi pradigma baru yaitu mengajar adalah proses mengatur lingkungan. Guru juga
harus mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pendidikan untuk
kemudian menerapkannya.
Buku ini menyajikan ragam strategi pembelajaran yang sesuai dengan Standar Proses
Pendidikan yang berlaku. Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, ekspositori,
inkuiri adalah beberapa tema strategi pembelajaran yang dibahas di sini. Kerangka teori,
konsep, dan prinsip, serta contoh pengeplikasian setiap strategi pembelajaran diuraikan
setahap demi setahap guna memandu pembanca untuk memahami, memilih, dan menerapkan
strategi yang sesuai dengan lingkungan pembelajaran.
3.2 Saran
Melalui buku ini akan membuka paradigma berpikir kita mengenai strategi pembelajaran
yang sesuai standar proses pendidikan. Buku ini mengulas tentang perlunya standar proses
pendidikan, baik dari segi hukum perundang undangan, arah yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Mutmainnah Sri. M. Si
Majid,Abdul,M.Pd.2013 Strategi Pembelajaran. Bandung: Penerbit Rosda

Anda mungkin juga menyukai