Anda di halaman 1dari 33

CRITICAL BOOK REPORT

KURIKULUM DAN BUKU TEKS

Dosen Pengampu :
Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9
REGULER C 2020

Dinda Fachlupi Balkis 2203311002


Meli Miranda Tambunan 2202111001
Rosy Gina Br. Purba 2203311022

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat Critical Book
Report mengenai Pengembangan Kurikulum pada mata kuliah Kurikulum dan
Buku Teks.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kepada Ibu Dra. Inayah
Hanum, M.Pd. sebagai dosen pengampu yang sudah memberikan arahan dan
bimbingan sehingga Critical Book Report ini dapat diselesaikan untuk memenuhi
salah satu tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran.
Kami menyadari Critical Book Report ini masih belum sempurna dan
kami akan terus belajar untuk memperbaiki, oleh sebab itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan
bagi kami khususnya dalam memahami materi tentang Pengembangan
Kurikulum.

Medan, Maret 2021

KELOMPOK 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ...................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR ................................................................................2
C. Manfaat CBR ..............................................................................................2
D. Identitas Buku..............................................................................................2
BAB II ..................................................................................................................4
RINGKASAN ISI BUKU ...................................................................................4
A. Buku Utama ................................................................................................4
B. Buku Pembanding .....................................................................................14
BAB III ..............................................................................................................29
PEMBAHASAN ...............................................................................................29
A. Keunggulan Buku .....................................................................................29
B. Kelemahan Buku ......................................................................................33
BAB IV ..............................................................................................................35
PENUTUP .........................................................................................................35
A. Kesimpulan ...............................................................................................35
B. Saran .........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................36

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Riview adalah tugas menulis yang mengharuskan kita
untuk meringkas dan mengevaluasi tulisan. Dalam menulis critical book kita
harus membaca secara seksama dan juga membaca tulisan lain yang serupa agar
kita bisa memberikan tinjauan dan evaluasi yang lebih komprehensif, obyektif dan
faktual. Dengan memperbanyak mengkritisi suatu buku akan melatih cara berpikir
kritis kita terhadap suatu hal tetapi berdasarkan bukti dan analisis yang mendasar,
bukan sekedar mencari kelemahan buku dan menilainya secara sepihak. Oleh
karena itu diperlukan pemikiran rasional dan logis dalam membandingkan suatu
buku. Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Review ini mahasiswa
dituntut dalam meringkas, menganalisa dan membandingkan serta memberikan
kritik berupa kelebihan dan kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang
ada dalam buku tersebut, sehingga dengan begitu mahasiswa akan menjadi
terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta tanggap terhadap hal-hal yang baru
yang terdapat dalam suatu buku.
Penugasan Critical Book Review ini juga merupakan bentuk pembiasaan
agar mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan berpikir secara
analitis sehingga pada saat pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun
menjadi terbiasa serta semakin mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut.
Pembuatan tugas Critical Book Review ini juga melatih, menambah, serta
menguatkan pemahaman mahasiswa betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu
karya berdasarkan data yang faktual sehingga dengan begitu tercipta lah
mahasiswamahasiswa yang berkarakter logis serta analisis sehingga dengan
bertambahnya era yang semakin maju yang seperti kita tahu sekarang dijaman
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dituntut menciptakan masyarakat yang
berpikir maju kedepan yang akan menciptakan bangsa yang maju dan sejahtera.

1
B. Tujuan Penulisan CBR
Ada pun tujuan dari pembuatan Critical Book Report ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Profesi Kependidikan.
2. Menambah wawasan pembaca mengenai Profesi Kependidikan.
3. Meningkatkan motivasi pembaca dalam melahirkan pemikiran yang kritis.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku yang di kritik.
5. Membandingkan isi buku dan mengulas isi buku.

C. Manfaat CBR
Manfaat dari Critical Book Report adalah dapat memahami bagaimana
cara mengkritik buku dengan baik dan benar, lebih rajin membaca dalam segala
informasi, dan dapat mengerti atau memahami tentang apa yang menjadi bahan
kritik serta untuk mengetahui bahwa kegiatan membaca sangatlah penting dan
bermanfaat bagi diri kita untuk memperluas wawasan serta mengkaji lebih dalam
kemampuan kita dalam aspek membaca.

D. Identitas Buku
 Buku Utama

1. Judul Buku : Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik


2. Pengarang : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
3. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
4. ISBN : 979-514-601-7
5. Tahun Terbit : Cetakan ke-21, 2017
6. Kota Terbit : Bandung
2
7. Tebal Buku : viii, 220 Halaman

 Buku Pembanding

1. Judul Buku : Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik


2. Pengarang : Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Fd.
3. Penerbit : RajaGrafindo Persada
4. ISBN : 978-979-769-700-6
5. Tahun Terbit : Cetakan ke-2, 2020
6. Kota Terbit : Jakarta
7. Tebal Buku : ix, 513 Halaman

3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama
BAB 1
Konsep Kurikulum
A. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidik
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dalam upaya membantu peserta didik menguasi tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi pendidik antara orang tua dengan anaknya juga sering tidak disadari.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Dalam lingkungan
masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari yang sangat
formal yang mirip dengan pendidikan disekolah dalam bentuk kursus-kursus,
samapai dengan kurang formal seperti ceramah, serasehan, dan pergaulan kerja.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
B. Konsep Kurikulum
Konsep Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan
yang dianutnya.
C. Kurikulum dan Teori - Teori Pendidikan
Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori
pendidikan. Kurikulum dapat dipandang sebagai rencana konkret penerapan dari
suatu teori pendidikan. Minimal 4 teori pendidikan yang banyak dibicarakan para
ahli pendidikan dan dipandang mendasari pelaksanaan pendidikan, yaitu:
1. Pendidikan Klasik
2. Pendidikan Pribadi
3. Teknologi Pendidikan
4. Pendidikan Interaksional
D. Buku Acuan
Schubert, William H. 1986. Curiculum: Perspective, Paradigm and Possibility.
New York: Macmillan Publishing Co.

4
Beane, James A. Et. Al., 1986. Curriculu: Planning and Development. Boston:
Allyn and Bacon, Inc.
Johnson, Mauritz. 1977. Intensionality in Education. Albany, New York: Center
for Curriculum Research and Services.
Goodlad, John I. (ed). 1979. Curriculum Inquiry, The Study of Curriculum
Practive. New York: McGraw Hill Book, Co.

BAB 2
Teori Kurikulum
A. Apakah teori itu?
Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set of statement )
yang menjelaskan serangkaian hal.
B. Teori Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (applied science), yaitu
terapan dari ilmu atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi, dan
humanitas.
C. Teori Kurikulum
Teori merupakan suatu perangkatat pernyataan yang bertalian satu sama
lain, yang sedemikian rupa sehingga memberikan makna fungsional terhadap
rangkaian kejadian.
1. Konsep Kurikulum
- Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum,
dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar - mengajar murid
di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang dicapai.
- Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem
kurikulim.
- Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi
kurikulum.
2. Perkembangan Teori Kurikulum
Perkembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah
perkembangan.
a. Sumber Pengembangan Kurikulum

5
b. Desain dan Rekayasa Kurikulum
D. Buku Acuan
Beauchamp, George A. 1975. Curriculum Theory. Wilmette, Illinois: The KAGG
Press.
Gordon, Peter and Lawton, Denis. 1978. Curriculum Chage in the Nineteenth and
Twentieth Centuries. London: Hodder and Stoughton.
Bullough Jr. Robert, et. Al.1984. Human Interest in Curruculum. New York,
London: Teachers Press, Columbia University.
Olson, David R, 1970, Cognitive Development, Academic Press Publishing Co.
New York.

BAB 3
Landasan Filosofis dan Psikologis Pengembangan Kurikulum
A. Landasan Filosofis
Pendidikan berintikan interaksi antermanusia, terutama antara pendidik
dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidik. Didalam interaksi tersebut terlibat
isi yang diinteraksikan secara proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung.
1. Dasar - dasar filsafat Dewey
2. Teori pendidikan Dewey
B. Landasan Psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu manusia, yaitu antar
peserta didik dengan pendidik dan juga antar peserta didik dengan orang-orang
yang lainnya.
1. Psikologi perkembangan
a. Metode dalam psikologi perkembangan
b. Teori perkembangan
2. Psikologi belajar
Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar.
C. Buku Acuan
Have, Micahel J.A. (1972). Understanding Chool Learning, New York: Harper &
Row Pub.

6
Hodgking, R.A. (1976). Born Curious, New Perspectives in Educational
Psychology. New York, London: John Wiley & Sons.
Klausmeyer, Herbert J. (1980). Learning and Teachin Concept, a Strategy for
Testing Applications for Theory. New York: Academic Press.

BAB 4
Landasan Sosial-Budaya, Perkembangan Ilmu dan Teknologi dalan
Pengembangan Kurikulum
A. Pendidikan dan Masyarakat
B. Perkembangan Masyarakat
1. Perubahan pola pekerjaan
2. Perubahan peranan wanita
3. Perubahan Kehidupan kekuarga
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
D. Perkembangan Teknologi
1. Transformasi teknologi
2. Perkembangan teknologi di Indonesia
E. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi
F. Buku Acuan
Percipal, Fred & Ellington, Henry. (1984). Handbook of Education Technology.
London: Koga Page Ltd, dan New York: Nichols Publishing Co.
Unruh, Glenys G. and Alexander, William M. (1970). Innovations in Secoundary
Education. New York: Holt, Rinerhat and Winston, Inc.
Gerlach, Vernon S. Et al. (1980). Teaching and Media, A Systematic Approach
Englewood Cliffs, New: Prentice Hall, Inc.
Bloom, Benyamin S. All Our Children Learning. New York: Me Graw Hill Book
Co, Inc.

7
BAB 5
Macam - Macam Model Konsep Kurikulum
A. Kurikulum Subjek Akademis
Kurikulum subjek akademis berseumber dari pendidikan klasik
(perenialisme dan esensialisme ) yang bersumber pada masa lalu. Isi pendidikan
diambil dari setiap disiplin ilmu.
1. Ciri -ciri kurikulim subjek akademis
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan
tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi.
2. Pemilihan disiplin ilmu
3. Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak
B. Kurikulum Hamanistik
1. Konsep dasar
2. Kurikulum konfluen
3. Beberapa ciri kurikulum konfluen
Ciri umum:
- Partisipasi
- Integrasi
- Relevansi
- Pribadi anak
- Tujuan
4. Metode-metode belajar konfluen
5. Karakteristik Kurikulum humanistik
C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial
1. Desain kurikulum rekonstruksi sosial
Ciri dari desain kurikulum ini.
a. Asumsi
b. Masalah-masalah sosial yang mendesak
c. Pola-pola organisasi
2. Komponen-komponen kurikulum
a. Tujuan dan isi kurikulum
b. Metode

8
c. Pelaksanaan pengajaran rekonstruksi sosial
D. Teknologi dan Kurikulum
1. Beberapa ciri kurikulum teknologis
memiliki ciri khusus, yaitu:
a. Tujuan
b. Metode
c. Organisasi bahan ajar
d. Evaluasi
2. Pengembangan Kurikulum
E. Buku Acuan
Brown, George Isaac (ed). (1975). The Live Classroom. New York: The Viking
Press.
Gilchrist, Robert S. & Roberts, Bernice B. (1974). Curriculum Development: A
Humanized System Approach California: A Phi Delta Kappa Book.

BAB 6
Anatomi dan Desain Kurikulum
A. Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia
ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu.
1. Tujuan
2. Bahan ajar
3. Strategi mengajar
4. Media mengajar
Rowntree (1974: 104-113) mengelompokkan media mengajar menjadi lima
macam dan disebut modea, yaitu:
a. Interaksi insani
b. Realita
c. Pictorial
d. Simbol tertulis
e. Rekam suara
5. Evaluasi pengajaran

9
a. Evaluasi hasil belajar-mengajar
b. Evaluasi pelaksanaan mengajar
6. Penyempurnaan pengajaran
B. Desain Kurikulum
1. Subjek centered design
2. Learner-centered desai gn
3. Promblem centered design
C. Buku Acuan
Romiszomski, A.J. (1984). Producing Instructional Systems: Lesson Planning for
Individualized and Grup Learning Activities. New York: Nichols
Publishing.
Knirk, Frederick G.& Gustafson, Kent L. (1986). Instructional Technology, A
Systematic Approach to Eduction. New York: Holt, Rinehart and Wmston.
Drumheller, Sidney J. (1972). Teacher's Handbook for A Functional Behavior
Based Curriculum. Englewood Cliff, New Jersey: Educational Technology
Publications.
Salomon, Gavriel. (1979). Interacition of Media, Cognitif and Learning. San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers.

BAB 7
Proses Pengajaran
A. Keseimbangan Antar Isi dan Proses
Baik dalam uraian tentang model-model konsep kurikulum, maupun
dalam macam-macam desain kurikulum, masalah isi dan proses pengajaran selalu
menjadi tema dan titik tolak.
B. Isi Kurikulum
Beberapa program pengembangan pendidik, terutama pengembangan
kurikulum pada sekolah dasar dan menengah, telah dilakukan dengan
mengikutsertakan para ssrjana, dosen, ahli-ahli pendidikan selain guru, dari
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
C. Proses Belajar
1. Belajar intuitif

10
2. Belajae bermakna
3. Hubungan macam-macam belajar dengan taksonomi Bloom
4. Mengingat dan lupa
5. Kelebihan belajar bermakna
6. Inhibisi proaktif dan retroaktif
D. Kesiapan Belajar
1. Perkembangan intelek
2. Kegiatan belajar
3. Spiral kurikulum
E. Minat dan Motif Belajar
F. Buku Acuan
Hosyom, John. (1985). Inquiring Into the Teaching Process. Toronto, Ontario:
OISE Press/The Ontariao Institut for study in Education.
Joice, Bruce R., et.al. (1981). Flexibility in Teaching. New York, London:
Longman.
Bedwell, Lence E., et al. (1984). Effecitive Teaching: Preparation and
Implementation Springfield, Illions: Charles dan Thomas, Publication.
Franstermacher, Gray D. and Soltis, Jonas F. (1986). Approaches to Teaching.
New York, London: Teacher College, Columbia University.

BAB 8
Pengembangan Kurikulum
A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip-prinsip umum
- relevansi
- fleksibilitas
- konstituen
- praktis
- efektivitas
2. Prinsip-prinsip Khusus
- Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
- Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

11
- Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
- Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan pengajaran
B. Pengembangan Kurikulum
1. Peranan para administrator pendidikan
2. Peranan para ahli
3. Peranan guru
4. Peranan orang tua murid
C. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
1. Perguruan tinggi
2. Masyarakat
3. Sistem nilai
D. Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
E. Model - model Pengembangan Kurikulum
1. The administrative model
2. The grass roots model
3. Beauchamp's system
4. The demonstion model
5. Taba's inverted model
6. Roger's interpersonal relations model
7. The systematic actoin-research model
8. Emerging technical models
F. Buku Acuan
Hoover, kenneth. H. (1982). The Professional Teacher's Handbook. Boston:
Allyn and Bacon, Inc.
Hass, Glen. (1980). Curricullum Planning, A New Approach. Boston: Allyn and
Bacon, Inc. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan peniliaian.

BAB 9
Evaluasi Kurikulum
A. Evaluasi da Kurikulum
Evaluasi dan Kurikulum merupakan dua disiplin yang berdiri sendiri.

12
B. Konsep Kurikulum
Kurikulum merupakan daerah studi intelek yang cukup luas. Banyak
teori tentang kurikulum.
C. Implementasi dan Evaluasi Kurikulum
D. Peranan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai proses sosial dan sebagai
institusi sosial.
E. Ujian sebagai Evaluasi Sosial
Keberhasilan dalam ujian pengetahuan dan kemampuan skolastik, selama
bertahun-tahun ditentukan oleh kemampuan mengingat fakta-fakta.
F. Model-Model Evaluasi Kurikulum
1. Evaluasi model penelitian
2. Evaluasi model objektif
3. Model campuran multivariasi
G. Buku Acuan
Skillback, Malcolm (ed). (1984). Evaluating the Curriculum in the Einghties.
Londong: Houder and Stoughton.
Stuffebean, Daniell. et al. (1971). Education Evaluatoin, and Decision Making.
Itasca, IIlinois: F. E. Peacock Publishers, Inc.

BAB 10
Guru dan Pengembangan Kurikulum
A. Guru sebagai Pendidik Profesional
Pendidik berintikan interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik
(siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidik.
B. Guru sebagai Pembimbing Belajar
C. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Tujuan utama pengembangan kurikulum yang uniform ini adalah untuk
menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta memberikan standar
penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah.
1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi.
2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi.

13
D. Pendidikan Guru
1. Masalah pendidikan guru
2. Standardisasi pendidikan guru
3. Pendidikan guru berdasarkan kompetensi
4. IKIP, FKIP, STKIP sebagai lembaga pendidikan guru
E. Buku Acuan
Cruickshank, Donald R. et al. (1980). Teaching is Tough. Englewood Cliff, New
Jersey: Prentice Hall Inc.
Wolfgang, Charles H. and Glickman, Carl D. (1980). Solving Dischipline
Problems. Boston: Allyn & Bacon Inc.
Emmer, Edmund T. et al. (1984). Classroom Managment for Secondary Teachers.
Englewood cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Schwebel, Andrew I. et al. (1979). The Student Teacher's Handbook. New York:
Barners & Nobles Books.

B. Buku Pembanding
BAB 1
Pendahuluan: Sejarah Pengembangan Kurikulum di Indonesia (periode
Kolonial hingga k 2013)
A. Periode Sebelum Kemerdekaan ( Periode Penjajahan)
Sejarah perkembangan kurikulum pada periode penjajahan, datangnya
orang eropa sampai periode kemerdekaan, dapat dilihat dari kurikulum dasar atau
sekolah dasar (SD), sekolah menengah (SMP), dan sekolah menengah ke atas
(SMA).
1. Kurikulum Sekolah Dasar pada Masa Kompeni (sampai 1960)
2. Kurikulum SD pada Zaman Kolonial Belanda
3. Kurikulum SD pada Zaman Jepang
4. Kurikulum SD Pascakemerdekaan (sampai 1964)
a. Masa Setelah Merdeka sampai 1952
b. Sejak 1952 sampai 1964
c. Sejak 1952-1964
5. Kurikulum SD Sejak Orde Baru (1965) hingga 1968

14
B. Kurikulum SMP
1. Masa Penjajahan Belanda
a. Periode sebelum 1909
b. Periode 1900-1914
c. Periode 1914-1935
d. Periode 1935-1945
2. Kurikulum SMP pada Masa Jepang (1942-1945)
3. Masa Republik Indonesia
a. Masa 1945-1950
b. Masa 1950-1962
C. Kurikulum SMA
1. Kurikulum SMA pada masa Belanda
2. Kurikulum SMA pada Masa Jepang
3. Kurikulum SMA Masa RI
a. Masa 1950-1965
b. Masa 1965-1985
4. Kurikulum Pendidikan Dasar (1994)
5. Kurikulum SMA (1994)
6. Kurikulum KBK (2004)
7. Kurikulum KTSP (2006)
8. Kurikulum 2013

BAB 2
Kurikulum dan Silabus
A. Curriculum as Subject Matter
Adalah gambaran kurikulim paling tradisional yang menggambarkan
suatu kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi
(content) yang diajarkan.
B. Curriculum as Exprerience
Suatau gambaran melihat kurikulum sebagai seprangkat pengalaman.

15
C. Curriculum as Intention
Segala usaha untuk mengarah pada perencanaan kurikulum
memperlihatkan bahwa para pendidik membuat suatau strategi yang disengaja
melalui wacana-wacana tujuan dan sasaran.
D. Curriculum as Cultural Reproduction
Adalah pendapat bahwa kurikulum harus merefleksikan suatu
kebudayaan masyarakat tertentu.
E. Curriculum as " Currere"
Adalah karakteristik sebagai suatu proses dari pada pemberian pengertian
individu secara terus menerus ke arah yang lebih berarti.
F. Curriculim dan Syllabus
Kurikulum sebagai bentuk sering disalah-mengertikan dengan pengertian
syllabus.
G. The Hidden Curriculum
Adalah kurikulum yang tidak direncanakan.
H. Komponen Kurikulum
Merujuk pada fungsi kurikulum dalam proses pendidikan yang menjadi
alat mencapai tujuan pendidikan.
1. Komponen Tujuan
Merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan, yakni hal yang
di ingin dicapai secara keseluruhan, yang meliputi tujuan domain kognitif, domain
efektif, dan domain psikomotor.
a. Tujuan Pendidkan Nasional
b. Tujuan Institusional
c. Tujuan Kurikuler
d. Tujuan Instruksional
2. Komponen Isi dan Struktur Program/Materi
3. Komponen Media/Sarana-Prasarana
4. Komponen Strategi Belajar Mengajar
5. Komponen Proses Belajar Mengajar
6. Komponen Evaluasi/Penilaian

16
BAB 3
Kurikulum Pendidikan Islam
A. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan islam memiliki perbedaan dengan tujuan pendidikan
lain, misalnya tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme yang
menitikberatkan pemanfaatan hidup manusia didunia nyata.
B. Praktik kurikulum Pendidikan Islam: Sosio-Historis Pendidikan
C. Reformasi Kurikulum Pendidikan Tinggi Islam: Kasus Perubahan "IAIN"
Menjadi "UIN"

BAB 4
Asas-Asas Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum, banyak hal yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan sebelum mengambil suatu keputusan. Apa pun jenis
kunkulumnya pasti memerlukan asas-asas yang harus dipegang. Asas-asas
tersebut cukup kompleks dan tidak jarang memiliki hal-hal yang bertentangan,
karenanya harus memerlukan seleksi.
A. Asas Filosofis
1. Falsafah Bangsa
Bagi bangsa Indonesia, persoalan falsafah pendidikan bukanlah
persoalan, mengingat Pancasila dan UUD 1945 telah diterima secara resmi
menjadi filsafat dan dasar pendidikan nasional. Keberadaan filsafat Pancasila
telah diterima oleh semua pihak, bahkan tidak bertentangan dengan filsafat
Pendidikan Islam atau filsafat pendidikan (agama) lain.
2. Falsafah Lembaga Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, Pancasila dijadikan keselarasan filsafat
pendidikan nasional dengan filsafat Pendidikan Islam terletak pada tujuan
filosofis pendidikan masing-masing. Keberhasilan anak didik menerima ilmu
pengetahuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan orang tua, masyarakat,
dan bangsa sangar ditentukan oleh falsafah pendidik terhadap profesinya. Karena
itu, dimensi filsafat perlu memperoleh perhatian serius dalam wacana pendidikan
nasional,.

17
3. Falsafah Pendidikan
Adanya pengetahuan tentang falsafah lembaga pendidikan di mana ia
bertugas menjadi suatu tuntutan pokok. Keberadaan falsafah membuat seorang
pendidik dituntut untuk selalu relevan dengan falsafah yang berlaku, sebagaimana
dirumuskan alam kurikulum yang ditetapkan lembaga pendidikan itu.
Dalam menentukan (proses) filsafat pendidikan nasional Indonesia
bukanlah hal yang mudah, ternyata masih banyak lagi aspek lain yang perlu
diperhatikan oleh para pengembang (developers), agar keberadaan suatu
kurikulum pendidikan nasional memang betul-betul menjadi milik semua pihak.
B. Asas Sosiologis
Asas sosiologi mempunyai peran penting dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa di muka bumi ini. Suatu
kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan
kebutuhan masyarakat. Karena itu, sudah sewajarnya kalau pendidikan
memerhatikan aspirasi masyarakat dan pendidikan mesti memberi jawaban atas
tekanan tekanan yang datang dari kekuatan sosial-politik-ekonomi yang dominan.
C. Asas Psikologis
Kontribusi psikologi terhadap studi kurikulum memiliki dua bentuk.
Pertama, model konseptual dan informasi yang akan membangun perencanaan
pendidikan. Kedua, berisikan berbagai metodologi yang dapat diadaptasi untuk
penelitian pendidikan (Meggi Ing, 1978: 29). Teori kepribadian berhubungan erat
dengan teori perkembangan kognitif dan teori lapangan dalam upaya mengenal
anak didik sebagai individu berkembang menurut fase-fase perkembangannya,
tetapi berdasarkan cara dan speed yang berlainan.
D. Asas Organisatoris
Keadaan masyarakat senantiasa berubah dan mengalami kemajuan pesat,
sehingga tentu akan memberi beban baru bagi pengembang kurikulum
(curriculum developers), yang berperan sebagai pembuat keputusan (decision
makers) dan memilih terhadap apa yang harus diajarkan kepada siapa. Dalam
hubungan ini, Nasurion (1989: 34) menyatakan bahwa ada dua masalah.

18
BAB 5
Teori Kurikulum
Menurut para ahli, keberadaan teori kurikulum belum mantap atau
dengan kata lain belum bisa dibentuk. Meskipun demikian, banyak ahli yang
menyumbangkan buah pikirannnya agar terbentuk teori teori kurikulum yang
akurat. Teori kurikulum pada dasarnya bukanlah hal yang stabil, ia selalu
berkembang mengikuti perkembangan sains dan teknologi.
Semua teori kurikulum mementingkan dasar-dasar yang sistematik untuk
menghadapi berbagai problem praktik. Telah dikemukakan bahwa teori kurikulum
mencakup lebih dari pengajaran semata, karena dia diarahkan pada dua elemen,
yakni perencanaan dan implementasi.
Sebagaimana diterangkan diatas, terdapat banyak problem pokok dalam
menciptakan teori-teori kurikulum, dan banyak yang berpendapat bahwa kita
masih harus menghasilkan suatu teori kurikulum yang akurat dan dapat digunakan
terus menerus.
Contoh: Structured/Contrilled Category
a. Teori Hilda Taba
b. Teori B.F Skinner
Person-Centered Category
a. Teori Carl Rogers
b. Pendekatan Teorisasi William Pinar
Fungsi teori kurikulum paling tidak memberi kerangka pegangan dalam
pengembangan dan penelitian serta penilaian terhadap kurikulum tersebut.
Kemudian fungsi kurikulum bisa juga untuk menjelaskan variabel-variabel yang
berkaitan dengan aspek-aspek kurikulum yang dapat divalidasi secara empiris
serta memberikan seperangkat prinsip dan hubungan yang dapat dites secara
empiris dalam pengembangan kurikulum.

BAB 6
Jenis dan Model Pengembangan Kurikulum
A. Jenis-jenis Kurikulum :

19
1. Seporated Subject Curriculum. Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum
mata pelajaran yang terpisah satu sama lainnya.
2. Correladed Curriculum. Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa
sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara yang satu dengan yang lain,
sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.
3. Broad Fields Curriculum. Kurikulum ini adalah usaha meningkatkan
kurikulum dengan mengombinasikan beberapa mata pelajaran.
4. Integrated Curriculum. Merupakan suatu produk dari berbagai macam
pelajaran.
B. Model Pengembangan Kurikulum
Pada prindipnys pengembangan kurikulum berkisar pada perkembangan
aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi dengan
perkembangan pendidikan. Dalam pengembangan model kurikulum, sedapat
mungkin didasarkan pada faktor-faktor yang konstan sehingga ulasan mengenai
model-model yang dibahas dapat dilakukan secara konsisten. Model
pengembangan kurikulum diantaranya adalah:
1. RalphTyler
2. Hilda Taba
3. D.K. Wheeler
4. Audrey dan Howard Nicholls
5. Decler Walker
6. Malcolm Skillbeck
7. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)

BAB 7
Prinsip, Hakikat, Isi, dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Relevansi
Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh akan berguna bagi
kehidupan seseorang. Soetopo & Soemanto (1993: 49-50) dan Subandijah (1993:
49-50) mengungkapkan relevansi sebagai berikut: Pertama, relevansi pendidikan
dengan lingkungan anak didik. Kedua, relevansi pendidikan dengan kehidupan

20
yang akan datang. Ketiga, relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Keempat,
relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
2. Efektivitas
Prinsip efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan
kurikulum dapar dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Dalam
proses pendidikan, efektivitasnya dapat dilihat dari dua sisi, yakni:
a. Efektivitas mengajar pendidik berkaitan dengan sejauh mana kegiatan
belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan
pelajaran yang diingin kan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar
yang telah dilaksanakan.
3. Efisiensi
Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya,
waktu dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran
tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa seoptimalmungkin, tentunya dengan
pertimbangan yang rasional ddan wajar.
4. Kesinambungan
a. Kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah.
b. Kesinambungan di antara berbagai bidang studi.
5. Fleksibilitas (Keluwesan)
a. Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan.
b. Fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran.
6. Berorientasi Tujuan
Prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa sebelum bahan ditentukan,
langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan
terlebih dahulu.
7. Prinsip dan Pengenbangan Kurikulum
Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum
secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki,
memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan
setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya (Ibid: 55).
D. Hakikat Pengembangan Kurikulum

21
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu currir
yang berarti berlari dan curere yang berarti tempat berpacu. Pengembangan
kurikulum pada hakikatnya merupakan pengembangan komponen-komponen
kurikulum yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri, yaitu komponen:
tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik, media, lingkungan, sumber
belajar, dan lain-lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut harus
dikembangkan, agar tujuan pendidikan dapat dicapai semestinya.
E. Isi Pengembangan Kurikulum
Dua hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan isi kurikulum
adalah: Pertama, isi kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar dan
mengajar. Bahan itu tidak hanya berisikan informasi faktual, terapi juga
mencakup pengetahuan, keterampilan, konsep-konsep, sikap dan nilai.
1. Persoalan berhubungan dengan penyelesaian isi/bahan.
2. Kriterian penyeleksiaan isi/bahan.
F. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
1. Pendekatan Bidang Studi/Pendekatan Subjek/Disiplin Ilmu
Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai
dasar organisasi kurikulum,.
2. Pendekatan Berorientasi pada Tujuan
Pendekatan yang berorientasi tujuan Ini menempatkan rumusan atau
penemparan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi seneral, sebab tujuan adalah
pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
3. Pendekatan dengan Pola Organisasi Bahan
Pendekatan ini dapat dilihat dari pola pendekatan: subject matter
cernculum, correlated curriculum, dan integrated curriculum.
4. Pendekatan Rekonstruksionalisme
Pendekatan ini disebut juga rekonstruksi sosial karena memfokuskan
kurikulum pada masalah penting yang dihadapi masyarakat, seperti polusi,
ledakan penduduk, malapetaka akibar tujuan teknologi, dan lain-lain.
5. Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa (student-centered) dan mengutamakan
perkembangan afekrif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral

22
6. Pendekatan Akuntabilitas (Accountability)
Accountability atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang
pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat akhir-akhir ini menjadi hal yang penting
dalam dunia pendidikan. Suatu sistern yang akuntabel menentukan standar dan
tujuan spesifik yang jelas serta mengatur efektivitasnya berdasarkan taraf
keberhasilan siswa untuk mencapu standar itu.

BAB 8
Fungsi dan Peran Pengembangan Kurikulum
A. Fungsi Pengembangan Kurikulum
1. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup
tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan
adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan oleh sekolah
bersangkutan (Soetopo & Soemanto, 1993: 17). Maksudnya, bila tujuan-tujuan
yang diinginkan belum tercapai, orang akan cenderung meninjau kembali alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan itu, misalnya dengan meninjau
kurikulumnya.
2. Fungsi Kurikulum
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan
suatu persiapan lagi bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah
pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan
perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.
3. Fungsi Kurikulum bagi Pendidik
Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah:
a. Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar
pada anak didik.
b. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik
dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.
4. Fungsi Kurikulum bagi Kepala/Pembina Sekolah/Madrasah

23
a. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yakni memperbaiki
situasi belajar.
b. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan supervisi dalam menciptakan situasi
untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik.
c. Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar
mengajar.
5. Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua
Bagi orang tua, kurikulum difungsikan sebagai bentuk adanya partisipasi
orang tua dalam membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya.
Bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung dengan sekolah/guru
mengenai masalah-masalah menyangkut anak-anak mereka.
6. Fungsi bagi Sekolah Tingkat di Atasnya
a. Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan.
b. Penyiapan tenaga baru.
7. Fungsi bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah/Madrasah
a. Ikut memberikan kontribusi dalam memperlancar pelaksanaan program
pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua dan
masyarakat.
b. Ikut memberikan kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan program
pendidikan di sekolah, agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dam
lapangan kerja.
B. Peranan Pengembangan Kurikulum
1. Peranan Konservatif
Kurikulum dapat dikatakan konservatif karena mentransmisikan dan
menafsirkan warisan sosial kepada anak didik atau generasi muda.
2. Peranan Kritis dan Evaluatif
Kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan meneankan
pada unsur kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan
masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi serta dilakukan
perbaikan. Dengan demikian, kurikulum perlu mengadakan pilihan yang
tepat atas dasar kriteria tertentu. Kurikulum juga sebagi alat untuk
mengevaluasi kebudayaan yang ada.

24
3. Peranan Kreatif
Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti
menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat.

BAB 9
Pembuatan Keputusan Kurikulum
A. Sentralisasi Pengembangan Kurikulum
Yang dimaksud sentralisasi atau sistem pengembangan kurikulum secara
sentral (terpusat) adalah keterlibatan pemerintah pusat dalam mengembangkan
kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua jalur,
jenjang dan jenis pendidikan, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang No. 2/1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B. Desentralisasi Pengembangan Kurikulum
Desentralisasi pengembangan kurikulum mempunyai makna bahwa
pengembangan kurikulum sekolah yang dihubungkan dengan potensi,
karakteristik dan kebutuhan pengembangan daerah dapat dimulai dari pemegang
kewenangan dan pengajaran yang bermula dari sekolah bersama dengan guru.
C. Keputusan Kurikulum dan Pengaruhnya dalam Pengembangan Pendidikan
Pengambilan keputusan dalam kurikulum adalah guru atau pendidik,
kepala sekolah, anak didik (murid), direktur jendral, direktur-direktur, dan lain-
lain; dan beberapa interest group yang mewakili level pusat adalah teachers
unions, religious organization, curiculum development centre, dan lain-lain.
Adanya pandangan untuk menerima dan menolak atas hasil keputusan kurikulum
terletak pada pandangan pembuat keputusan kurikulum terhadap fungsi dan tujuan
sekolah. Misalnya, apakah sekolah diselenggarakan dengan fungsi
mengembangkan pertumbuhan moral-religius individual peserta didik,
menyampaikan mata pelajaran, ataukah dalam rangka menyiapkan anak didik
untuk kehidupan di masyarakatnya?

25
BAB 10
Kurikulum Inti dan Kurikulum Lokal
A. Kurikul Inti (Core Curriculum)
Ciri-ciri kurikulum inti adalah a) merupakan rangkaian pengalaman yang
saling berkaitan; b) direncanakan secara terus-menerus sebelum dan selama
dijalankan; c) berdasarkan pada masalah; dan d) diperuntukkan bagi semua siswa,
karenanya termasuk pendidikan umum.
Kurikulum inti disusun dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya
dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kesenian sesuai dengan jenjang
masing-masing satuan pendidikan (UUSPN No. 2 Tahun 1989, Pasal 37).
Di dalam penyusunan kurikulum inti mempunyai komponen-komponen
tertentu sebagai dasarnya. Ini berarti kurikulum mempunyai sistem dimana tiap
komponennya memiliki fungsi dan peranan tertentu. Komponen kurikulum inti
adalah a) Tujuan; b) aisi; c) Metode atau teknik menyampaikan dalam proses
belajar mengajar; dan d) Evaluasi program.
B. Kurikulum Muatan Lokal (Local Curriculum)
Muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, serta
lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan anak didik di daerah itu
wajib mempelajarinya. Dengan demikian, kita harus benar-benar memerhatikan
karakteristik lingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah tersebut dalam proses
perencanaan kurikulum. Muatan lokal diberikan dalam rangka pengenalan
pemahaman dan pewarisan nilai karakteristik daerah kepada peserta didik.

BAB 11
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
A. Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum merupakan sejumlah pengalaman pendidikan yang saling
berkaitan dengan berbagai kegiatan, materi pelajaran, interaksi sosial di

26
lingkungan sekolah, proses saling kerjasama dalam kelompok, sarana dan
prasarana, metode pembelajaran, lingkungan pendidikan, guru, dan lain-lain.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 ayat (15) "kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan". KTSP merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah
(Masnur Muslich, 2007:17).
B. Karakteristik KTSP
Sebagai sebuah konsep yang program KTSP memiliki karakteristik
menurut Kunandar (2007:138) karakteristik KTSP sebagai berikut berikut berikut:
a. KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan
minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan
mandiri;
b. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman;
c. penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi;
d. sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif;
e. penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
C. Komponen dan Struktur KTSP
Sebagaimana Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), KTSP ada empat komponen, yaitu (1)
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan muatan KTSP, (3)
kalender pendidikan, dan (4) silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau
RPP (dikutip dari panduan penyusunan KTSP lengkap 2008, hlm.148-151).
Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang
dalam standar isi (SI) yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran.

27
Kelompok mata pelajaran itu dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
D. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat
dalam memerhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar
Isi (SI).
E. Implementasi KTSP
Implementasi KTSP dalam dimensi kegiatan sebagai operasional konsep
kurikulum yang masih bersifat dokumen tertulis menjadi aktual dalam bentuk
serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum semua pelajaran di
sekolah/madrasah. Kurikulum hanya sebagai alat, artinya keberhasilan
implementasi Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi: KTSP
pada semua mata pelajaran di sekolah/madrasah sangat ditentukan oleh komponen
yang melingkupinya, yaitu langkah-langkah implementasi dalam proses
pembelajaran dan faktor-faktor pendukung pendukung dan penghambatnya.

BAB 12
UU No. 14/2005 dan Profesionalisme Guru
Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, pada Pasal 7,
diamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui
pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, kerkeadilan, tidak
diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
Dalam pasal 20 dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
guru berkewajiban meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

BAB 13
Penutup

28
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
 Buku Utama

 Buku Pembanding

B. Kelemahan Buku
 Buku Utama

 Buku Pembanding

29
DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 2020. Pengembangan Kurikulum & Teori Praktik. Jakarta:


RajaGrafindo Persada.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2017. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

30

Anda mungkin juga menyukai