Di Susun Oleh :
NIM :5181121012
KELAS :B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Rekayasa ide ini disusun dengan
harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua mengenai bagaimana
merekayasa sebuah profesi pendidikan dengan
Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya sangat terbatas.akhir kata saya berharap
semoga rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khusus nya, atas
perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Ahmad Sayuti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
1,3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bagi pembaca rekayasa ide dapat dimanfaatkan sebagai penambah ilmu pengetahuan
mengenai bagaimana cara memahami karakter siswa dalam pendidikan berdasarkan kearifan
lokal.
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter berasal dari bahasa Latin character didalam bahasa Arab disebut juga khuluq
artinya watak, tabiat, budi pekerti, sifat-sifat kejiwaan dan akhlak. Secara terminologi
(istilah) karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya dan adat istiadat.
Di dalam buku Pendidikan Karakter Masnur Muslich mengutip kalimat Al- Ghazali
yang menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak (khuluq), yaitu spontanitas
manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga
ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.14Miskawaih mengartikan karakter sebagai suatu
keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikirkan atau
dipertimbangkan secara mendalam.
Sebagian para ahli mengaggap karakter hampir sama dengan kepribadian, namun
menurut Zubaidi dalam bukunya menyebutkan bahwa ada perbedaan karakter dengan
kepribadian, kepribadian cendreung terbebas dari nilai. Karakter merupakan nilai dasar
perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia. Secara universal berbagai
karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace),
menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan
(happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung
jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan
(unity).
Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa karakter siswa adalah
tindakan yang dilakukan siswa berdasarkan keadaan jiwa yang terjadi secara spontan dan
tidak perlu dipikirkan lagi atau bertindak karena telah dilatih secara terus-menerus dan
menjadi sebuah kebiasaan sehingga tindakan tersebut terjadi secara spontan.
Dalam mengenal dan memahami peserta didik, guru hendaknya dibekali dengan Ilmu
Psikologi Pendidikan, Ilmu Psikologi Anak dan Ilmu Psikologi Perkembangan. Dalam ketiga
Ilmu tersebut terdapat konsep-konsep dasar tentang perkembangan kejiwaan peserta didik
yang sangat membantu guru dalam mendampingi mereka. Disiplin ilmu ini sudah mulai
dilupakan atau kurang diperhatikan guru sehingga kesulitan demi kesulitan dialami guru
ketika berhadapan dengan peserta didik. Banyak masalah yang dihadapai peserta didik yang
tidak terlalu berat tetapi karena kurang tepatnya pendekatan dan terapi yang digunakan guru
dalam menyelesaikan masalah itu. Hal ini tidak menghasilkan penyelesaian secara tuntas dan
masalah itu tetap menyelimuti peserta didik yang memberatkan langkahnya dalam meraih
cita-cita.
Untuk itu seorang guru juga harus berperan sebagai Psikolog, yang dapat mendidik
dan membimbing peserta didiknya dengan benar, memotivasi dan memberi sugesti yang
tepat, serta memberikan solusi yang tuntas dalam menyelesaikan masalah anak didik dengan
memperhatikan karakter dan kejiwaan peserta didiknya. Guru juga hendaknya mampu
berperan sebagai seorang dokter yang memberikan terapi dan obat pada pasiennya sesuai
dengan diagnosanya. Salah diagnosa maka salah juga terapi dan obat yang diberikan sehingga
penyakitnya bukannya sembuh tetapi sebaliknya semakin parah.
Demikian juga guru dalam menyelesaikan masalah anak, harus mengetahui akar
masalah sehingga dapat menentukan terapi dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Disamping itu guru juga dapat berperan sebagai seorang ulama yang dapat
membimbing dan menuntun batin atau kejiwaan peserta didik, memberikan pencerahan yang
menyejukkan dan menyelesaikan masalahnya dengan pendekatan agama yang hasilnya akan
lebih baik.
Mengenal dan mememahami peserta didik dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan dan menganalisa tutur kata (cara bicara ), sikap dan prilaku atau perbuatan
anak didik, karena dari tiga apek di atas setiap orang (anak didik ) mengekspresikan apa yang
ada dalam dirinya (karakter atau jiwa ). Untuk itu seorang guru harus secara seksama dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik dalam setiap aktivitas pendidikan.
Dimana pada kenyataan yang ada banyak juga guru yang lari dari tanggung jawabnya
sebagai pendidik yang berkualitas dan profisional sebagai guru yang malah pada
kenyataannya hanya membuat peningkatan motivasi belajar siswa-siswi itu berkurang
akibatnya kemalasan,cuek dalam mengerjakan tugas sehingga timbulnya rasa ketidak
nyamanan didalam kelas maunya keluar karena metode yang membuat dia bosan dan ada
juga yang tibul dibenak siswa kata-kata samaran yang ia berikan kepada guru tersebut yang
terkesan menurut meraka lucu sebagai gurauan tetapi sebenarnya itu masuk pada karakter
yang tidak baik.
Dari situlah timbul rasa bosan kepada siswa-siswinya saat berlangsung proses mata
pelajaran yang diajarkan guru tersebut.Karena metode atau cara pengajarannya yang
cenderung hanya memberikan tugas atau mencatat saja atau juga metode pengajarannya
menggunakan metode ceramah lalu siswa-siswinya ditugaskan mencatat materi yang guru
berikan tersebut.Tanpa memperhatikan skologi anak yang cenderung mudah bosan karena
metode yang di gunakan tidak menarik dan membosankan.
Siswa bisa menjadi pribadi yang baik dan menjadi manusia yang berakhlak mulia tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa
mampu bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Heri Gunawan menyebutkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter ada 2, yaitu:
1. Faktor Intern
Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah :
a. Insting atau Naluri
Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan
pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan
perbuatan.Naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu
pembawaan yang asli.
b. Adat atau kebiasaaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah untuk
dikerjakan. Sehubungan kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah
dikerjakan maka hendaknya manusia memaksakan diri untuk mengulang-ulang perbuatan
baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter) yang baik padanya.
c. Kehendak/Kemauan
Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku adalah kehendak atau
kemauan keras (azam).
d. Suara batin atau suara hati
Suara batin berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan buruk dan berusaha
untuk mencegahnya, di samping dorongan untuk melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat
terus dididik dan dituntun akan menaiki jenjang kekuatan rohani.
e. Keturunan
Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memengaruhi manusia. Sifat yang
diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua macam yaitu: sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah.
2. Faktor Ekstern
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter. Betapa pentingnya
faktor pendidikan itu, karena naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan
baik dan terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan melalui berbagai
media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, dan
pendidikan nonformal yang ada pada masyarakat.
Abu Ali Akhmad Al-Miskawaih menyebutkan bahwa Aristoteles pernah berkata di
dalam Book on Ethics dan Book on Categories, Aritoteles mengungkapkan bahwa orang
yang buruk bisa berubah menjadi baik melalui pendidikan.
Abdullah Nashih Ulwan berpendapat bahwa tugas pendidik adalah melaksanakan
pendidikan ilmiah, karena ilmu mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
kepribadian dan emansipasi harkat manusia. Abdurrahman al- Nahlawi menjelaskan bahwa
tugas pendidik ialah mengkaji dan mengajarkan ilmu ilahi, sesuai dengan Firman Allah swt.
QS. Ali Imran :
Artinya: Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah
dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-
penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya.(QS. Ali Imran :79)
b. Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup, seperti
tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan pergaulan manusia hidup selalu berhubungan
dengan manusia lain atau juga dengan alam sekitar.
Sekolah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi karakter maka
sekolah bisa menjadi salah satu tempat untuk bisa membentuk karakter siswa dengan ilmu
pengetahuan yang diajarkan oleh guru.
BAB III
REKAYASA IDE
Pada umum nya sekarang kebanyakan guru tidak terlalu ambil pusing tentang
bagaimana cara melakukan pedekatan kepada siswa, guru banyak tidak memahami karakter
siswa nya, yang padahal itu sangat penting untuk guru dalam memahami karakter siswa,karna
siswa memiliki karakter yang berbeda beda setiap individu nya oleh sebab itu menurut saya
para guru harus lebih memahami karakter para siswa tidak hanya memberi tugas terus murid
di suruh mengerjakan, yang dilakukan selama ini salah karna dengan begitu anak jadi bosan
dengan guru nya dan kelas akan berpeluang besar menjadi ribut seperti tidak punya
pengawasan. Dan sebab itu bagi guru-guru sebaiknya melakukan pendekatan dulu kepada
peserta didik nya ikut kan mereka terlibat dalam seluruh kegiatan yang ada di kelas agar
proses dan tujuan pembelajaran yang di inginkan tercapai, karna kalau semua guru terbiasa
bodo amat kepada semua siswa nya tidak akan bisa tercapainya tujuan pendidikan yang akan
diciptakan berdasarkan kearifan lokal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 SARAN
Untuk kedepan nya sebagai guru yang profesional hendaklah melaksanakan tugas
dengan sungguh-sungguh karna dengan sungguh-sungguh ilmu yang di terima oleh siswa
juga menjadi makin maksimal tidak hanya setengah-setengan, coba lah melakukan hal yang
luar biasa untuk mendapat kan hasil yang luar biasa
DAFTAR PUSTAKA
AECT.1986.DefinisiTeknlogiPendidikan.(Terjemahan.Yusufhadi.Miarso,dkk).Jakarta:
Rajawali.
Beyer,Barry K. 1979.TeachingThinkinginSocialStudies.Revished Edition.
Columbia:Charles E.Merril Pub.Co.
Budimansyah,Dasim.2002.ModelPembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio
Bandung:Genesindo.
LAMPIRAN BIODATA
ANGGOTA 1 :
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : AHMAD SAYUTI
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Jurusan : S1 Pendidikan Teknik Mesin (PTM)
4. NIM : 5181121012
5. Tempat/Tanggal Lahir: Air Joman Baru dusun V. 31 Desember 2019
6. E-mail : yyudi4045@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP : 085277904474
8. Alamat : Jl. Perjuangan, Gang suka rahmat
9. Dosen Pengampu : Prof . Julaga Situmorang M.Pd
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri SMP Negeri 7 SMK Negeri 2
1338888 Tanjungbalai Tanjungbalai
Tanjungbalai
Jurusan - - Teknik Pemesinan
Tahun Masuk 2006-2012 2012-2015 2015-2018
Lulus