KETERAMPILAN SD
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
NAMA : HENNI ANASTASIA SIHOMBING / 1203113043
HANA YOVALINA SITINJAK / 1203313025
KELAS : REGULER A PGPAUD
DOSEN PENGAMPU : Dr.NAEKLAN SIMBOLON, M.pd
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya
pada kita sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Adapun tugas ini
adalah sebagai critical Jurnal review mata kuliah KETERAMPILAN SD
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas
critical jurnal review. Semoga dengan adanya tugas ini dapat
bermanfaat untuk kita dan pembaca dimasa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang
membangun sangat kami harapkan guna menyempurnakan tugas ini.
Semoga para pembaca mendapatkan informasi dari tugas ini dan dapat
bermanfaat untuk kami,juga untuk para pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..4
A. IDENTITAS JURNAL……………………………………………………………………4
B. ABSTRAK…………………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………10
A. RINGKASAN HASIL PENELITIAN ………………………………………………10
B. METODE PENELITIAN…………………………………………………………...19
C. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………22
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ………………………………………………….25
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………….26
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………26
B. SARAN………………………………………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
1. Identitas Jurnal Utama :
Judul : PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU
KELASDI SD NEGERI 16 BANDA ACEH
3
Edisi terbit : Juni 2012
Pengarang : Firli Irhamni, Tati Fauziah, Tursinawati
Instansi : FKIP Unsyiah
Volume, Nomor : Volume 3 Nomor 3
Nomor ISSN :-
E-mail :-
Halaman : 62 -70 Halaman
B. Abstrak
1. Abstrak Jurnal Utama
Penelitian ini berjudul “ Pelaksanaan Keterampilan Mengajar Guru Kelas diSD
Negeri 16 Banda Aceh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanaketerampilan mengajar pada guru kelas di SD Negeri 16 Banda Aceh
dan apakahkendala yang dihadapi oleh guru kelas dalam menerapkan
keterampilan mengajar diSD Negeri 16 BandaAceh. Riset Studi ini berniat buat
mendapati keterampilamengaja pada pengajar kelas di SD Negeri 16 Banda Aceh,
untuk mengetahuikendala yang dihadapi oleh guru kelas dalam menerapkan
keterampilan mengajar diSD Negeri 16 BandaAceh.Pendekatan dalam penelaahan
ini mengenakan strategi deskriptif kualitatif.Subjek penelaahan yakni enam orang
pengajar kelas. Teknik pengumpulan dataadalah dengan menggunakan observasi
dan wawancara. Data dianalisis denganmenggunakan reduksi data, penyajian
data dan menarik kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan keterampilan mengajaryang dilakukan oleh guru di SDN 16 Banda
Aceh telah mencapai hasil yang sangatbaik. sebagaimana yang diketahui
berdasarkan hasil observasi bahwa pelaksanaanyang dilakukan oleh guru
mencapai nilai rata-rata 4,9 yang termasuk dalam kategorisangat baik.
Keterampilan yang dimiliki oleh guru dalam mengajar telah memadaiuntuk
mendukung proses pembelajaran dikelas. Siswa terlibat aktif dalam prosesbelajar
baik yang dilakukan secara individu maupun secara kelompok. Siswa aktifdalam
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan,mengungkapkan gagasannya, dan menyimpulkannya. Kendala yang
dihadapi dalampelaksanaan keterampilan mengajar bertanya mengenai pelajaran
kepada siswa,menyediakan media pembelajran yang dapat menarik perhatian
siswa, guru sulitmenciptakan komunikasi antara siswa dengan guru ataupun siswa
dengan siswalainnya. biasannya komunikasi terjalin satu arah, yaitu dari guru
kepada siswa,kendala dalam memastikan bahwa semua siswa dapat memahami
penjelasan gurudan kendala dalam melibatkan siswa aktif untuk berdiskusi.Kata
Kunci: Keterampilan Mengajar Guru.
2. Abstrak Jurnal Pembanding
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan buku ajar
keterampilanMembaca dan Menulis Permulaan (MMP) dengan menggunakan
model VARK (Visual, Auditory,Read-Write, Kinesthetic) di kelas I SD yang praktis.
Pengembangan dilakukan berdasarkan model 4D(Define, Design, Develop, dan
Disseminate) yang menekankan pada kebutuhan pengguna sesuaikonteks (guru
dan peserta didik). Sehingga dihasilkan draf paket pengembangan
keterampilanMembaca dan Menulis Permulaan (MMP) dengan menggunakan
model VARK di kelas I SD yangberisikan identifikasi SK dan KD, identifikasi
indikator, identifikasi tujuan pembelajaran. Hasil ujicobaproduk tahap
praktikalitas menunjukkan bahwa buku ajar Membaca dan Menulis Permulaan
(MMP)dengan menggunakan model VARK di kelas I SD sudah praktis dan layak
5
digunakan oleh guru kelas 1SD.Kata Kunci: Membaca dan Menulis Permulaan,
Model VARK, SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RINGKASAN HASIL PENELITIAN
1. Ringkasan Jurnal Utama
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagimanusia.
Hal ini dikarenakan pendidikan dapat membentuk manusia menjadi
lebihberpengetahuan dan beradab. Oleh karena itu, pendidikan termasuk
kebutuhan bagi manusia. Sehingga, proses pendidikan saat ini berlangsung dari
jenjang usia dini(PAUD) hingga ke perguruan tinggi. Menurut Ahamadi dan
uhbiyati (2007:70)pengajaran merupakan suatu aktivitas yang selaku paham dan
disengaja, serta Fulltanggung jawab yang dikerjakan oleh orang dewasa kepada
anak sehingga munculinteraksi dari keduanya aga anak tersebu mencapai
kedewasaa yan dicita-citakan danberlaku teru meneru.Proses mencari ilmu yakni
interaksi antar pelajar dan pendidi. Prose mecariilmu yang optimal diimpikan
mapu memberikan pelayaan yan maksima kepadpelajar untu menaikan hasil
mencari ilmunya. Pengajar yakni tenaga pengajarprofesiona yan beraa dala
lingkunan kependidika. Berdasarkan Undang-UndangNomor 14 Tahun 2005
Tentang pemberi ilmu dan Dosen dijelaskan bahwa tugautama seoran pengajar
adalah mendidi, mengaja, membimbin, mengarahan, melati,menilai, dan
mengevaluasi pelajar pada pendidika anak usia dini jalur pendidikaformal,
pendidika daar dan pendiikan menenga. Seorang pengajar haru punya
empakompetesi daar yaiu kompetesi pedagogi, kepribaian, sosia dan
profesioal.Menurut Hamalik (2005:4) kompetensi pedagogi merupaka
kemahiranpengajar dala menata pembelajaran pelajar, ha ini tenu saja menutut
pengajar untumenguasai suatu kemahirann yang mampu membantunya dala
melaksanakan bebanpengajar tersebut. Dala dunia pendidikan kemahiran
pengaar dikena denga artiankemahiran dasar mengajari ilmu (general teaching
skills). Kemahiran yaknikemampuan atau kompetensi yang dimiliki.Sedangkan
kemahiran dasar mengajariilmu yani suatu karakteristi umum dari seseoran yan
berhubunga denga pengetahuadan kemairan yan diwujuka melalui
pelakuan.Kemahiran dasa mengajari ilmu bagi dasanya yakni berupa bentuk-
bentukperilaku yan bersifa mendasa dan khusu yan mesti dipunyai ole seorang
pengajarsebagai modal awal untu melaksanaka beban-beban mengajrnya secaa
terecana danprofesiona. Mengenai keterapilan mengaja pemberi ilmu Sanjaya
(2011:55)menyebutkan keterampilan dasar mengajar guru terdiri atas lima
keterampila daar,yaitu keterapilan daar bertaya, keterapilan dasaar memb\rikan
reinforcement,keterapilan variasi stiulus, keterapilan membuka dan menutu
pelaaran danketerapilan menelola keas. Secara mendala Nasution (2008:115)
mengungkapkan bahwa seorang pengajar mesti menguasai kemahiran dala
berbagai gaya mengajariilmu dan mesti sanggu menjalanka berbagai
peranannya.Berdasarka buah pikiran tersebut mampu disipulkan bawa seoran
pengajamesti menguasai berbagai kemahiramn mengajar untu menlahirkan
pembelajaranyang efektif. Denga menguaai kemahira daar mengaja, diharapka
juga pengajarmampy melaksanaka tugasya sebaai pengaja yag profesiona dala
mengembangkapotesi pelaar aga tercaainya tuuan penidikan. Hal ini beraitan
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 5, tentang
Sistem PendidikanNasional (Undang-Undang Sisdiknas) yan mengemuakan
7
bahwa, “Pendidika nasionabermaksud mengembangka potensi peslajar agar
mejadi manuia yan berima danbertawa terhaap Tuhan Yang Maha Esa, beraklak
mulia, seha, berimu, caap, kreaif,mandiri dan menjai Warga Negara yan demoratis
seta bertangung jawa dalam rangkamencerdaska kehiupan bansa.Menurut
Popham dan Baker (2011:16) pemberi ilmu profesioal adala pemberiilmu yan leih
terampi melasanakan tuga. Maka pemberi ilm yang kompeten ialahpemberi ilmu
yan daat memperunakan secara efisien mode instruksional yangberacuan pada
tujuan. Beserta bertiti tolo pada tafsir ini, maka tafsir guru pengajaryakni orang
yan punya kemahiran dan kecakapan khusu dala ranah keguruansehingga ia
sanggup mengerjakan tuga dan fungsinya sebagai pengajar dengankemahiran
yang maksimal.Pada kenyataannya, pengajar memiliki kesulitan mudarif
melakukanperubahan agar dapat menjadi guru yang profesional. Amri dan
Ahmadi (2010:5)menyatakan alasan guru sulit untuk melakukan perubahan
dikarenakan beberapafaktor, yaitu guru tidak memahami dengan baik isi
kurikulum baru, guru meragukanperubahan kurikulum yang baru, guru sudah
merasa nyaman dengan cara mengajaryang lama, guru tidak aktif dalam
mengajar, penghargaan guru yang kecil,pendidikan guru yang staits, guru dipahai
sebagai pihak yang konsertif dan terkadangpilihan menjadi guru merupakan suatu
keterpaksaan. Hal inilah yang mengakibatkanguru tidak menjalankan tugasnya
dengan baik sebagai seorang guru.Hasil observasi awal yang telah dilakukan.
menunjukkan bahwa guru kelas diSD Negeri 16 Banda Aceh yang terdiri atas 6
orang guru merupakan guru yangbertanggung jawab atas pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Guru di sekolah.
B. METODE PENELITAN
9
1. Metode Penelitian Jurnal Utama
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitiandeskriptif.Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 16 Banda Aceh.Subjek
penelitian iniadalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. Subjek
dalam penelitian iniadalah enam orang guru kelas untuk mengetahui upaya yang
dilakukan untukmengetahui keterampilan guru dalam mengajar. Penetapan subje
atau sumbe bahandala penelaahan ini dipili secara purposive yaitu tekni
pengambila sumbe bahandenga pertimbagan tertentu.Teknik pengumpulan data
adalah dengan menggunakan wawancara danobservasi.Informasi yang ingin
diperoleh dari wawancara secara langsung yaituuntuk mengetahui keterampilan
guru dalam mengajar, hasil pengumpulan datadengan wawancara dan observasi
akan dianalisis dengan tiga tahap analisis datakualitatif, yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarian kesimpulan.
11
identifikasi indikator, identifikasi tujuan pembelajaran. Hasil ujicobaproduk tahap
praktikalitas menunjukkan bahwa buku ajar Membaca dan Menulis Permulaan
(MMP)dengan menggunakan model VARK di kelas I SD sudah praktis dan layak
digunakan oleh guru kelas 1SD.Kata Kunci: Membaca dan Menulis Permulaan,
Model VARK, SDBASIC READING AND WRITING BY USING VARK MODELFOR
ELEMENTARY SCHOOL STUDENTSAbstractThe purpose of the development
research is to produce a textbook on the development ofBeginning Reading and
Writing skills by using the VARK (Visual, Auditory, Read-Write, Kinesthetic)model
in the practical grade I class. The development is based on the 4D (Define, Design,
Develop, andDisseminate) models that emphasize the contextual user needs
(teachers and learners), resulting in adraft of the Beginning Reading and Writing
skills development package using the VARK model in classI elementary school ,
which contains the identification of competency standards and
basiccompetencies, identification of indicators, identification of learning
objectives. The results of the trialof practicality demonstrate that the textbook of
Reading and Writing Beginnings by using VARK modelin class I elementary school
is practical and feasible to be used by grade 1 elementary school
teachers.Keywords: Beginning Reading and Writing skills, VARK model,
Elementary School
Page 2
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd73This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.PENDAHULUANPembelajaran
keterampilan MembacaMenulis Permulaan (MMP) merupakan bagianpenting
yang tidak terpisahkan dalampembelajaran di kelas rendah. Keduaketerampilan
ini merupakan pondasi dasar dalammencapai kesuksesan keterampilan
lainnya.Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilanMMP memerlukan perhatian
khusus dari guru.MMP mengkaji tentang keterampilan membacadan
keterampilan menulis di kelas rendahfokusnya di kelas satu Sekolah Dasar
(SD).Keterampilan membaca permulaan lebihdiorientasikan pada keterampilan
membacatingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf(Chandra dan Amerta,
2017). Sedangkanketerampilan menulis permulaan tidak jauhberbeda dengan
keterampilan membacapermulaan. Pada tingkat dasar, pembelajaranmenulis
lebih diorientasikan pada keterampilanyang bersifat mekanik, yaitu bagaimana
teknikyang digunakan dalam menegakkan fungsi alattulisnya membentuk tulisan
yang dapat dibaca.Peserta didik dilatih untuk dapatmenuliskan ataupun mirip
dengan keterampilanmelukis atau menggambar lambang-lambangtulis yang jika
dirangkaikan dalam sebuahstruktur, lambang-lambang itu menjadibermakna.
Selain itu, proses pembelajaranketerampilan MMP hendaknya
mengondisikanpembelajaran dengan memvisualisasikan huruf-huruf dengan
benar, mengarahkan peserta didikdapat mendengarkan secara saksama,
danmelafalkan dengan jelas. Untuk mencapai hasilyang lebih maksimal, dapat
dilakukan denganmengarahkan peserta didik untuk menirukanberbagai bentuk
huruf dengan gerak anggotatubuh. Selanjutnya dengan keterampilan dasarMMP,
secara perlahan-lahan peserta didikdigiring pada keterampilan memahami
danmenuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan kedalam bentuk bahasa tulis
melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya.Perlu disadari bahwa
dalam upayamenciptakan proses pembelajaran keterampilanMMP yang efektif
tidak hanya serta mertamemanfaatkan kemampuan guru dalammengajar.
Pemanfaatan perangkat pembelajaranyang tepat juga sangat menentukan. Bahan
ajaryang menarik misalnya, akan membuat pesertadidik merasa tertarik dan
senang mengikutiproses pembelajaran. Dengan demikian, guruyang kreatif
hendaknya mampu menciptakanproses pembelajaran yang efektif
danmenggunakan perangkat pembelajaran yangsesuai.Berdasarkan hasil
observasi penulis padahari Senin tanggal 21 Maret 2016 sampai hariSabtu tanggal
02 April 2016 di SD N 01Sawahan khususnya kelas rendah (kelas 1) dikota Padang
Sumatera Barat, selama ini
sebagianbesargurucenderungmenggunakanpembelajaran konvensional dengan
prosespembelajaran satu arah. Hal tersebut berakibatpada kurang teradopsinya
beberapa gaya belajarpeserta didik secara maksimal. Peserta didikcenderung
pasif dalam pembelajaran, sehinggapembelajaran terlihat hanya komunikasi
satuarah yaitu dari guru ke peserta didik. Dalampembelajaran keterampilan MMP
jugademikian. Peserta didik dikondisikan denganmengulang apa-apa yang telah
diucapkan oleh
Page 3
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
13
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd74This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International
License.gurukemudianmencatatnya.Prosespembelajaran yang demikian dirasakan
kurangmembawa dampak yang maksimal. Peserta didiksering lupa dengan huruf
yang sudahdipelajarinya karena kurang mengetahuiberbagai macam bentuk huruf
dengan pasti.Kondisi ini juga ditemukan oleh Lisa dan Utami(2015).Hasil
pengamatan juga membuktikanbahwa rendahnya kualitas
pembelajaranketerampilan MMP seperti yang diungkapkan diatas tidak terlepas
dari perangkat pembelajaranyang digunakan guru. Bahan ajar yangdigunakan
kurang memfasilitasi peserta didikdengan beragam dimensi gaya belajarnya
sepertiyang diungkapkan sebelumnya. RPP yangdigunakan juga demikian. RPP
yangdikembangkan cenderung memfasilitasi pesertadidik menjadi pendengar
yang baik dan kurangmelibatkan peserta didik secara aktif sehinggapeserta didik
kurang tertarik dalam prosespembelajaran yang berujung pada
rendahnyaketerampilan MMP peserta didik. Masalahserupa juga dikuatkan
dengan masalah yangdikemukakan oleh Sukartiningsih (2005:97)bahwa
rendahnya keterampilan membaca danmenulis peserta didik.Berdasarkan
paparan di atas, guru perlumenciptakan proses pembelajaran yang efektifagar
peserta didik mampu mengikuti prosespembelajaran keterampilan MMP secara
tepat.Pilihan yang tepat tentunya memilih modelpembelajaran yang dapat
mengadopsi seluruhgaya belajar peserta didik dengan tujuan agarpeserta didik
dapat mengingat berbagai macamhuruf dengan tepat. Salah satu model yang
dapatdigunakan adalah model VARK (Visual,Auditory, Read-Write, and
Kinesthetic).Model VARK merupakan alternatif baruyang dimodifikasi dengan
modalitas yangdimiliki oleh peserta didik. Dalam penerapannyadi kelas memiliki
kelebihan yaitu dapatmengaitkan pengalaman peserta didik denganbantuan
modalitas yang ada pada diri pesertadidik yaitu penglihatan (visual),
pendengaran(auditory), keterampilan membaca dan menulis(read-write), dan
gerakan tubuh (kinesthetic). Diakhir pelajaran peserta didik mendapatkansebuah
penghargaan/reward dari hasil kerjanya,yang berupa tepuk tangan dari guru dan
teman-temannya, ataupun kata “bagus/baik” darigurunya yang dapat memacu
mental danmemotivasi siswa-siswa yang lain sehinggapembelajaran dapat lebih
bermakna (DePorter,Reardon & Nourie, 2010:122-124).Membaca permulaan
dalam pengertian iniadalah membaca permulaan dalam teoriketerampilan,
maksudnya menekankan padaproses penyandian membaca secara
mekanikal.Membaca permulaan yang menjadi acuan adalahbahwa membaca
merupakan proses recodingdan decoding. Membaca merupakan suatuproses
yang bersifat fisik dan psikologis. Prosesyang bersifat fisik berupa kegiatan
mengamatitulisan secara visual. Dengan indra visual,pembaca mengenali dan
membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya (Taufina danChandra,
2017).Melalui proses recoding, pembacamengasosiasikan gambar-gambar bunyi
besertakombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya.Dengan proses tersebut,
rangkaian tulisan yang
Page 4
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd75This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.dibacanya menjelma menjadi
rangkaian bunyibahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata,dan kalimat yang
bermakna. Metode adalahprosedur pembelajaran yang difokuskan kepencapaian
tujuan. Oleh sebab itu, jika merujukpada pendapat Slamet (2007:78),
pembelajaranmembaca permulaan menitikberatkan padaaspek-aspek yang
bersifat teknis, seperti:ketepatan menyuarakan tulisan, lafal danintonasi yang
tepat, kelancaran, dan kejelasansuara.Keterampilan menulis
merupakanketerampilan berbahasa yang bersifat produktif,artinya kemampuan
menulis merupakankemampuan yang menghasilkan, dalam hal inimenghasilkan
tulisan. Saddhono danSt.Y.Slamet (2012:96) mengatakan bahwamenulis
merupakan kegiatan yang memerlukankemampuan yang bersifat
kompleks.Kemampuan yang diperlukan antara lain;kemampuan berpikir secara
teratur dan logis,kemampuan mengungkapkan pikiran ataugagasan secara jelas
dengan menggunakanbahasa yang efektif (Hendrizal dan
Chandra,2018).Keterampilanmenulispermulaanmerupakan keterampilan dasar
dalam menulisseperti yang telah diungkapkan di atas. Abidin(2012:181)
menyatakan bahwa menulispermulaan didefiniskan melalui sudut pandang.Dalam
sudut pandang yang paling sederhana,menulis diartikan sebagai proses
menghasilkanbunyi. Menurut Slamet (2007:72) banyak halyang perlu diperhatikan
dalam melaksanakanpembelajaran menulis permulaan, khususnyapada tingkat
awal SD. Membelajarkan menulisdi tingkat awal tidak mudah karena peserta didik
pada tingkat tersebut belum memiliki bekal pengalaman yang cukup.Salah satu
15
kategorisasi yang paling banyak digunakan terkait dengan janis-jenis gaya
mengajar adalah model VARK. MenurutFleming (2001:149) model VARK
merupakanakronim dari empat kecenderungan utama gaya belajar yaitu Visual,
Auditory, Read-Write, andKinesthetic. Untuk lebih jelasnya Huda(2014:181)
menjelaskan jabaran model VARKsebagai berikut: (1) Pembelajaran visual.
Merupakan pembelajaran yang di dalamnya ide-ide, konsep-konsep, dan
informasi lain diasosiasikan dengan gambar-gambar dan teknik-teknik. Peserta
didik yang memiliki pola belajar visual biasanya mampu memahami informasi
dengan menggambarkannya secaranyata. (2) Pembelajaran auditoris.
Pembelajaranyang di dalamnya seseorang belajar melalui pendengaran. Peserta
didik auditoris sangat bergantung pada pendengaran dan pembicaraanorang lain
selama proses pembelajaran. Pesertadidik yang auditoris harus mendengar apa
yang dikatakan agar bisa memahami, dan sebaliknya peserta didik ini akan sulit
memahami instruksi-instruksi tertulis. (3) Pembelajaran membaca-menulis.
Pembelajaran yang di dalamnya seseorang cenderung belajar dengan caramen
catat dan membaca apa saja yang dengarkan dan peroleh dari lingkungan
sekitar.Peserta didik yang memiliki kemampuanmembaca dan menulis biasanya
harus membacauntuk mencari informasi dan menulis informasi tersebut untuk
dibaca ulang sebagai penguatan.(4)Pembelajaran kinestetik/taktil. Pembelajaran
Page 5
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd76This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.yang di dalamnya proses belajar
dilakukan olehpeserta didik yang melaksanakan aktivitas fisik,daripada
mendengar ceramah atau melihat pertunjukan. Peserta didik yang memiliki
kemampuan kinestetik biasanya belajar dengancara mempraktikannya.METODE
PENELITIAN Model pengembangan yang digunakandalam penelitian ini adalah
model pengembangan 4-D (four D models). Menurut Sugiyono (2008:404) tahap-
tahap model 4-Dantara lain: pendefinisian (define), perancangan(design),
pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).Pertama, tahap
pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran yang sesuai dengan tujuanpenelitian yaitu pengembangan
perangkat pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan
model VARK. Pada tahapini, tahap-tahap kegiatan yang dilakukan ada 3yaitu:
analisis kebutuhan, analisis kurikulum,dan analisis peserta didik. (1) Analisis
kebutuhandilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisilapangan atau biasa
juga disebut sebagai tahap needs assessment. Analisis ini bertujuan untuk
mengemukakan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan model
VARK. Beberapa hal yang perlu dalam analisis kebutuhan ini adalahanalisis RPP
dan bahan ajar. (2) Analisis kurikulum dilakukan dengan melihat cakupan SK dan
KD, konsep yang terdapat pada SK danKD, serta tugas yang akan diberikan dalam
mencapai SK dan KD yang ditentukan. (3)Analisis peserta didik merupakan telah
karakteristik peserta didik yang meliputi tingkat perkembangan bahasa,
keterampilan membacadan menulis, dan latar belakang pengetahuan
lainnya.Oleh sebab itu, analisis peserta didik perludilakukan sebelum merancang
perangkatpembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapatUno (2007:27) bahwa
mengidentifikasi tingkah laku dan karakteristik peserta didik sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan yang dapat dijadikan sebagai
petunjuk dalam perencanaan pembelajaran. Analisis ini akan dijadikan kerangka
acuan dasar pengembangan perangkat pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan menggunakan model VARK di kelas I SD.Kedua, tahap
perancangan (Design)merancang perangkat pembelajaran membacadan menulis
permulaan dengan menggunakan model VARK di kelas I SD. Pengembangan
perangkat pembelajaran yang akan dirancangmemperhatikan hal-hal sebagai
berikut: (1)Kesesuaian materi dengan kurikulum (SK danKD). (2) Pemilihan sumber
belajar (Bahan ajardengan menggunakan model VARK). (3)Penentuan urutan
proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang sesuai dengan
langkah model VARK. (4) Kesesuaian perangkat pembelajaran dengan alokasi
waktu yang tersedia. (5) Tata bahasa yang digunakan(tingkat keterbacaan yang
mudah dipahami). (6)Cara penyajian materi yang berpengaruh
dalampengembanganperangkatpembelajaran
Page 6
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd77This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.membaca dan menulis permulaan
17
dengan menggunakan model VARK.Ketiga, tahap pengembangan
(Develop).Tujuan dari tahap pengembangan adalah menghasilkan perangkat
pembelajaran yangsudah direvisi berdasarkan masukan dari paraahli. Tahap ini
meliputi validasi perangkat pembelajaran oleh para ahli yang bertujuan untuk
mendapatkan masukan terhadap keseluruhan isi materi yang terdapat dalam
rancangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Jika perangkat
pembelajaranyang dikembangkan belum valid, makadilakukan revisi. Akan tetapi
jika perangkat pembelajaran sudah valid, dilakukan uji cobaterbatas untuk
melihat kepraktisan atau keterpakaian perangkat pembalajaran yang sudah
dihasilkan. Tahap pengembanganmeliputi uji validitas, praktikalitas, dan
efektivitas seperti yang dijabarkan berikut ini.Validitas perangkat pembelajaran
dilakukan oleh ahli yang bertujuan untukmendapatkan masukan terhadap
keseluruhan isimateri yang terdapat dalam rancangan perangkat pembelajaran
membaca dan menulis permulaan yang telah dirancang. Ada dua macam validitas
yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu: (1)
Validitas isi (contentvalidity), yaitu apakah perangkat pembelajaran yang
dirancang sesuai dengan pemilihan SK danKD dalam pembelajaran membaca dan
menulispermulaan di kelas I SD. (2) Validitas konstruk(construct validity), yaitu
kesesuaian komponen-komponen perangkat pembelajaran dengan unsur-unsur
pengembangan yang sudahdi tetapkan.
21
dapatdisimpulkan bahwa peserta didik merasa mudahmemahami konsep dan
mengerjakan berbagaitugas yang ada pada bahan ajar. Dengandemikian, peserta
didik tidak memperolehkendala yang berarti dalam menggunakan bahanajar yang
dikembangkanPEMBAHASANTingkat praktikalitas melihat sejauh managuru dan
peserta didik dapat menggunakanperangkat pembelajaran dalam
prosespembelajaran Membaca dan Menulis Permulaandengan Menggunakan
Model VARK di Kelas ISD dengan baik. Menurut Plomp (2007:127)perangkat
pembelajaran dikatakan praktisapabila perangkat tersebut dapat
digunakandengan mudah oleh guru dan peserta didik dalampembelajaran. Untuk
melihat apakah perangkatpembelajaran yang telah dikembangkan praktisatau
tidak, dilakukan uji coba pada peserta didikkelas IA SD N 27 Sawahan Kota
Padang.Hasil analisis terhadap angket responsguru menunjukkan bahwa
perangkatpembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan menggunakan Model
VARK di Kelas I SD yangdikembangkan sangat praktis digunakan dalamproses
pembelajaran. Hal ini terlihat dari sebaranjawaban guru tentang perangkat
pembelajaranyang digunakan. Hasilnya, guru menyatakanbahwa perangkat
pembelajaran yangdikembangkan berbeda dengan perangkatpembelajaran
sebelumnya dan mudah digunakandalam proses pembelajaran. Selain itu,
lembarkegiatan yang disediakan pada bahan ajar sangatmembantu peserta didik
dalam menyelesaikantugas-tugas secara utuh. Dengan demikian,berdasarkan data
yang diperoleh, perangkatpembelajaran yang dikembangkan sangat
praktisdigunakan dalam proses pembelajaran Membacadan Menulis Permulaan
dengan MenggunakanModel VARK di Kelas I SD. Hasil observasi yang dimaksud
adalahtingkat kemudahan peserta didik dalammenggunakan bahan ajar yang
dikembangkan.Berdasarkan hasil observasi secara umumdiperoleh sebaran
deskripsi kegiatan bahwapeserta didik merasa mudah menggunakanbahan ajar
yang dikembangkan. Peserta didikmerasa mudah memahami berbagai konsep
danlangkah kegiatan yang ada pada bahan ajar.Kemudian, peserta didik terlihat
merasa tertarikdan antusias serta terlibat aktif mengerjakanberbagai tugas yang
ada pada bahan ajar.Hasil analisis berdasarkan wawancaradengan guru setelah
menggunakan perangkatpembelajaran yang dikembangkan memperolehrespons
dan tanggapan yang positif. Penelitimelakukan wawancara tidak terstrukur
artinyapertanyaan berkembang sesuai dengan jawabanguru sebelumnya.
Berdasarkan sebaran jawaban dari hasil wawancara, guru memberikan dari hasil
wawancara, guru memberikanpenjelasan bahwa RPP dan bahan ajar
yangdikembangkan mudah digunakan dalam prosespembelajaran. Guru juga
merasa mudahmemberikan materi kepada peserta didik karenamemberikan
tahapan yang lebih rinci dan jelasdalam membantu peserta didik
memahamiberbagai konsep dan tugas dalam bahan ajarsecara utuh. Dengan
demikian, dapatdisimpulkan bahwa perangkat pembelajaranyang telah
dikembangkan praktis digunakan dikelas I SD.
Kelemahan Jurnal
Kelemahan kedua jurnal terdapat pada jurnal utama yang tidak memiliki alamat
email jurnal, sedangkan jurnal pembanding memiliki alamat email.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan keterampilan mengajar yang dilakukan oleh guru di SDN 16Banda
Aceh telah mencapai hasil baik. Sebagaimana yang diketahuiberdasarkan hasil
23
observasi yang teah dilakukan menunjukkan bahwapelaksanaan yang dilakukan
oleh guru mencapai nilai rata-rata yang termasuk dalam kategori baik.
Keterampilan yang dimiliki oleh gurudalam mengajar telah memadai untuk
mendukung proses pembelajaran dikelas. Siswa terlibat aktif dalam proses belajar
baik yang dilakukan secaraindividu maupun secara kelompok. Siswa aktif dalam
memecahkanpermasalahan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan,mengungkapkan gagasannya, dan menyimpulkannya.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan keterampilan mengajarbertanya
bervariasi, pada siswa kelas rendah guru terkendala dalammelibatkan anak untuk
berdiskusi dan mengemukakan pendapat, sehinggaguru menjadi satu-satunya
sumber belajar, guru sulit menciptakankomunikasi antara siswa dengan guru
ataupun siswa dengan siswalainnya. Sedangkan kendala pada kelas tinggi, siswa
tidak mendiskusikanmateri pelajaran, akan tetapi hal-hal di luar tujuan belajar,
sehingga guruharus benar-benar melakukan pengawasan. Guru juga
menghadapikendala dalam memastikan apaka seua peserta didik mampu
memahamipenjelasa, dan apaka penjelasa yan dikasih dapa dipahai
sertamenyenangka dan dapa membangkikan motivasi siswa
Berdasarkan pengembangan dan hasil ujicoba buku ajar yang telah
dikembangkan,diperoleh simpulan bahwa praktikalitasperangkat pembelajaran
Membaca dan MenulisPermulaan menggunakan Model VARK di KelasI SD secara
keseluruhan pada kategori sangatpraktis. Hal ini terlihat dari hasil
pengamatanketerlaksanaan RPP oleh guru, respons guru,observasi penggunaan
bahan ajar, danwawancara yang telah dilakukan. Hasil inimemberikan gambaran
bahwa penggunaanperangkat pembelajaran sangat praktis dan dapatmembantu
guru dalam melaksanakan prosespembelajaran Membaca dan Menulis
Permulaandengan menggunakan Model VARK di Kelas I SD.
B. Saran
Sebagai calon guru yang memiliki kualitas dan berilmu wawasan luas hendaknya
menguasai dan mengetahui perbedaan perbedaan apa saja yang telah terjadi di
dalam dunia pendidikan. Sehingga dapat mengikuti perkembangan dan dapat
dengan maksimal mendidikdan mencerdaskan anak bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Adib. 2007. Kemampuan dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.Ahmadi dan
Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Amri dan Ahmadi. 2010.
Proses Pembealjaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.Jakarta: Prestasi
Pustaka.Djamarah. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Hamalik. 2005. Perencaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta:Bumi Aksara.Harjanto. 2011. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Hartono. 2011. Peran Guru dalam Pendidikan.Yogyakarta: Andi
Offset.Hasibuan dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Mulyasa. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.-----------. 2005. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:
25
PrenadaMedia Group.Nasution. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.Pophan & Baker. 2011. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka
Cipta.Rohani. 2010. Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju
GuruProfesional. Jakarta: Rineka Cipta.
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran BahasaBerbasis Pendidikan Karakter.
Bandung:Refika Aditama.Chandra dan Sri Amerta. (2017). PerwujudanBerpikir
Kritis Siswa dalam ImplementasiLiterasi Membaca Berbasis Strategi TheBig
Questions and Bookmark Organizersdi Sekoah Dasar, Prosiding SeminarNasional
Pendidikan Guru Sekolah Dasardengan tema "Pembelajaran LIterasiLintas Disiplin
Ilmu". Retrieved 29
April2018fromhttps://www.academia.edu/35890435/Perwujudan_Berpikir_Kritis
_Siswa_dalamImplementasi_Literasi_Membaca_Berbasis_Strategi_The_Big_Ques
tions_and_Bookmark_Organizers_di_Sekoah_Dasar.DePorter, R. & Nourie.
(2010). QuantumTeaching: Mempraktikkan QuantumLearning di Ruang-ruang
Kelas.Bandung: Kaifa.Fleming, N. D. (2001). Teaching and LearningStyles: VARK
Strategies. New Zealand:Christchurch, N.Z. & N.D. Fleming.Hasrul. (2009).
Pemahaman tentang GayaBelajar. Jurnal MEDTEK, (1) 2. Retrieved29 April 2016
fromhttp://ft-unm.net/medtek/Jurnal%20Medtek%20Vo.%201_No.2_Oktober
%202009/Hasrul.pdf.Hendrizal dan Chandra. (2018). PreliminaryResearch
Description In DevelopingTematics Learning Materials by UsingCharacter Building
and DiscoveryLearning to Establish Children aged 6-9Years, The International
Conference ofEarly Childhood Education (ICECE2017). Retrieved 29 April
2018fromhttps://www.atlantispress.com/proceedings/icece-17/25889741.Huda,
M. (2014). Model-model Pengajaran danPembelajaran. Yogyakarta:
PustakaPelajar.Lisa, K. & Sri U. (2015). PeningkatanKemampuan Membaca dan
Menulis