Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL JURNAL REVIEW

KETERAMPILAN SD
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
NAMA : HENNI ANASTASIA SIHOMBING / 1203113043
HANA YOVALINA SITINJAK / 1203313025
KELAS : REGULER A PGPAUD
DOSEN PENGAMPU : Dr.NAEKLAN SIMBOLON, M.pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya
pada kita sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Adapun tugas ini
adalah sebagai critical Jurnal review mata kuliah KETERAMPILAN SD
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas
critical jurnal review. Semoga dengan adanya tugas ini dapat
bermanfaat untuk kita dan pembaca dimasa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang
membangun sangat kami harapkan guna menyempurnakan tugas ini.
Semoga para pembaca mendapatkan informasi dari tugas ini dan dapat
bermanfaat untuk kami,juga untuk para pembaca sekalian.

Lintongnihuta,20 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..4
A. IDENTITAS JURNAL……………………………………………………………………4
B. ABSTRAK…………………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………10
A. RINGKASAN HASIL PENELITIAN ………………………………………………10
B. METODE PENELITIAN…………………………………………………………...19
C. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………22
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ………………………………………………….25
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………….26
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………26
B. SARAN………………………………………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………28

BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
1. Identitas Jurnal Utama :
Judul : PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU
KELASDI SD NEGERI 16 BANDA ACEH
3
Edisi terbit : Juni 2012
Pengarang : Firli Irhamni, Tati Fauziah, Tursinawati
Instansi : FKIP Unsyiah
Volume, Nomor : Volume 3 Nomor 3
Nomor ISSN :-
E-mail :-
Halaman : 62 -70 Halaman

2. Identitas Jurnal Pembanding


Judul : KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN
MENGGUNAKANMODEL VARK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR
Edisi terbit : Juli 2018
Pengarang : Chandra, Mayarnimar, M. Habibi
Instansi : PGSD FIP UNP, Kota Padang, Indonesia
Volume, Nomor : Volume 2, Nomor 1
Nomor ISSN : 2579-3403
E-mail : chandra@fip.unp.ac.id,
Halaman : 72- 80 Halaman

B. Abstrak
1. Abstrak Jurnal Utama
Penelitian ini berjudul “ Pelaksanaan Keterampilan Mengajar Guru Kelas diSD
Negeri 16 Banda Aceh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanaketerampilan mengajar pada guru kelas di SD Negeri 16 Banda Aceh
dan apakahkendala yang dihadapi oleh guru kelas dalam menerapkan
keterampilan mengajar diSD Negeri 16 BandaAceh. Riset Studi ini berniat buat
mendapati keterampilamengaja pada pengajar kelas di SD Negeri 16 Banda Aceh,
untuk mengetahuikendala yang dihadapi oleh guru kelas dalam menerapkan
keterampilan mengajar diSD Negeri 16 BandaAceh.Pendekatan dalam penelaahan
ini mengenakan strategi deskriptif kualitatif.Subjek penelaahan yakni enam orang
pengajar kelas. Teknik pengumpulan dataadalah dengan menggunakan observasi
dan wawancara. Data dianalisis denganmenggunakan reduksi data, penyajian
data dan menarik kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan keterampilan mengajaryang dilakukan oleh guru di SDN 16 Banda
Aceh telah mencapai hasil yang sangatbaik. sebagaimana yang diketahui
berdasarkan hasil observasi bahwa pelaksanaanyang dilakukan oleh guru
mencapai nilai rata-rata 4,9 yang termasuk dalam kategorisangat baik.
Keterampilan yang dimiliki oleh guru dalam mengajar telah memadaiuntuk
mendukung proses pembelajaran dikelas. Siswa terlibat aktif dalam prosesbelajar
baik yang dilakukan secara individu maupun secara kelompok. Siswa aktifdalam
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan,mengungkapkan gagasannya, dan menyimpulkannya. Kendala yang
dihadapi dalampelaksanaan keterampilan mengajar bertanya mengenai pelajaran
kepada siswa,menyediakan media pembelajran yang dapat menarik perhatian
siswa, guru sulitmenciptakan komunikasi antara siswa dengan guru ataupun siswa
dengan siswalainnya. biasannya komunikasi terjalin satu arah, yaitu dari guru
kepada siswa,kendala dalam memastikan bahwa semua siswa dapat memahami
penjelasan gurudan kendala dalam melibatkan siswa aktif untuk berdiskusi.Kata
Kunci: Keterampilan Mengajar Guru.
2. Abstrak Jurnal Pembanding
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan buku ajar
keterampilanMembaca dan Menulis Permulaan (MMP) dengan menggunakan
model VARK (Visual, Auditory,Read-Write, Kinesthetic) di kelas I SD yang praktis.
Pengembangan dilakukan berdasarkan model 4D(Define, Design, Develop, dan
Disseminate) yang menekankan pada kebutuhan pengguna sesuaikonteks (guru
dan peserta didik). Sehingga dihasilkan draf paket pengembangan
keterampilanMembaca dan Menulis Permulaan (MMP) dengan menggunakan
model VARK di kelas I SD yangberisikan identifikasi SK dan KD, identifikasi
indikator, identifikasi tujuan pembelajaran. Hasil ujicobaproduk tahap
praktikalitas menunjukkan bahwa buku ajar Membaca dan Menulis Permulaan
(MMP)dengan menggunakan model VARK di kelas I SD sudah praktis dan layak

5
digunakan oleh guru kelas 1SD.Kata Kunci: Membaca dan Menulis Permulaan,
Model VARK, SD.

BAB II
PEMBAHASAN
A. RINGKASAN HASIL PENELITIAN
1. Ringkasan Jurnal Utama
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagimanusia.
Hal ini dikarenakan pendidikan dapat membentuk manusia menjadi
lebihberpengetahuan dan beradab. Oleh karena itu, pendidikan termasuk
kebutuhan bagi manusia. Sehingga, proses pendidikan saat ini berlangsung dari
jenjang usia dini(PAUD) hingga ke perguruan tinggi. Menurut Ahamadi dan
uhbiyati (2007:70)pengajaran merupakan suatu aktivitas yang selaku paham dan
disengaja, serta Fulltanggung jawab yang dikerjakan oleh orang dewasa kepada
anak sehingga munculinteraksi dari keduanya aga anak tersebu mencapai
kedewasaa yan dicita-citakan danberlaku teru meneru.Proses mencari ilmu yakni
interaksi antar pelajar dan pendidi. Prose mecariilmu yang optimal diimpikan
mapu memberikan pelayaan yan maksima kepadpelajar untu menaikan hasil
mencari ilmunya. Pengajar yakni tenaga pengajarprofesiona yan beraa dala
lingkunan kependidika. Berdasarkan Undang-UndangNomor 14 Tahun 2005
Tentang pemberi ilmu dan Dosen dijelaskan bahwa tugautama seoran pengajar
adalah mendidi, mengaja, membimbin, mengarahan, melati,menilai, dan
mengevaluasi pelajar pada pendidika anak usia dini jalur pendidikaformal,
pendidika daar dan pendiikan menenga. Seorang pengajar haru punya
empakompetesi daar yaiu kompetesi pedagogi, kepribaian, sosia dan
profesioal.Menurut Hamalik (2005:4) kompetensi pedagogi merupaka
kemahiranpengajar dala menata pembelajaran pelajar, ha ini tenu saja menutut
pengajar untumenguasai suatu kemahirann yang mampu membantunya dala
melaksanakan bebanpengajar tersebut. Dala dunia pendidikan kemahiran
pengaar dikena denga artiankemahiran dasar mengajari ilmu (general teaching
skills). Kemahiran yaknikemampuan atau kompetensi yang dimiliki.Sedangkan
kemahiran dasar mengajariilmu yani suatu karakteristi umum dari seseoran yan
berhubunga denga pengetahuadan kemairan yan diwujuka melalui
pelakuan.Kemahiran dasa mengajari ilmu bagi dasanya yakni berupa bentuk-
bentukperilaku yan bersifa mendasa dan khusu yan mesti dipunyai ole seorang
pengajarsebagai modal awal untu melaksanaka beban-beban mengajrnya secaa
terecana danprofesiona. Mengenai keterapilan mengaja pemberi ilmu Sanjaya
(2011:55)menyebutkan keterampilan dasar mengajar guru terdiri atas lima
keterampila daar,yaitu keterapilan daar bertaya, keterapilan dasaar memb\rikan
reinforcement,keterapilan variasi stiulus, keterapilan membuka dan menutu
pelaaran danketerapilan menelola keas. Secara mendala Nasution (2008:115)
mengungkapkan bahwa seorang pengajar mesti menguasai kemahiran dala
berbagai gaya mengajariilmu dan mesti sanggu menjalanka berbagai
peranannya.Berdasarka buah pikiran tersebut mampu disipulkan bawa seoran
pengajamesti menguasai berbagai kemahiramn mengajar untu menlahirkan
pembelajaranyang efektif. Denga menguaai kemahira daar mengaja, diharapka
juga pengajarmampy melaksanaka tugasya sebaai pengaja yag profesiona dala
mengembangkapotesi pelaar aga tercaainya tuuan penidikan. Hal ini beraitan
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 5, tentang
Sistem PendidikanNasional (Undang-Undang Sisdiknas) yan mengemuakan
7
bahwa, “Pendidika nasionabermaksud mengembangka potensi peslajar agar
mejadi manuia yan berima danbertawa terhaap Tuhan Yang Maha Esa, beraklak
mulia, seha, berimu, caap, kreaif,mandiri dan menjai Warga Negara yan demoratis
seta bertangung jawa dalam rangkamencerdaska kehiupan bansa.Menurut
Popham dan Baker (2011:16) pemberi ilmu profesioal adala pemberiilmu yan leih
terampi melasanakan tuga. Maka pemberi ilm yang kompeten ialahpemberi ilmu
yan daat memperunakan secara efisien mode instruksional yangberacuan pada
tujuan. Beserta bertiti tolo pada tafsir ini, maka tafsir guru pengajaryakni orang
yan punya kemahiran dan kecakapan khusu dala ranah keguruansehingga ia
sanggup mengerjakan tuga dan fungsinya sebagai pengajar dengankemahiran
yang maksimal.Pada kenyataannya, pengajar memiliki kesulitan mudarif
melakukanperubahan agar dapat menjadi guru yang profesional. Amri dan
Ahmadi (2010:5)menyatakan alasan guru sulit untuk melakukan perubahan
dikarenakan beberapafaktor, yaitu guru tidak memahami dengan baik isi
kurikulum baru, guru meragukanperubahan kurikulum yang baru, guru sudah
merasa nyaman dengan cara mengajaryang lama, guru tidak aktif dalam
mengajar, penghargaan guru yang kecil,pendidikan guru yang staits, guru dipahai
sebagai pihak yang konsertif dan terkadangpilihan menjadi guru merupakan suatu
keterpaksaan. Hal inilah yang mengakibatkanguru tidak menjalankan tugasnya
dengan baik sebagai seorang guru.Hasil observasi awal yang telah dilakukan.
menunjukkan bahwa guru kelas diSD Negeri 16 Banda Aceh yang terdiri atas 6
orang guru merupakan guru yangbertanggung jawab atas pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Guru di sekolah.

2. Ringkasan Jurnal Pembanding


Pembelajaran keterampilan MembacaMenulis Permulaan (MMP) merupakan
bagianpenting yang tidak terpisahkan dalampembelajaran di kelas rendah.
Keduaketerampilan ini merupakan pondasi dasar dalammencapai kesuksesan
keterampilan lainnya.Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilanMMP
memerlukan perhatian khusus dari guru.MMP mengkaji tentang keterampilan
membacadan keterampilan menulis di kelas rendahfokusnya di kelas satu Sekolah
Dasar (SD).Keterampilan membaca permulaan lebihdiorientasikan pada
keterampilan membacatingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf(Chandra
dan Amerta, 2017). Sedangkanketerampilan menulis permulaan tidak
jauhberbeda dengan keterampilan membacapermulaan. Pada tingkat dasar,
pembelajaranmenulis lebih diorientasikan pada keterampilanyang bersifat
mekanik, yaitu bagaimana teknikyang digunakan dalam menegakkan fungsi
alattulisnya membentuk tulisan yang dapat dibaca.Peserta didik dilatih untuk
dapatmenuliskan ataupun mirip dengan keterampilanmelukis atau menggambar
lambang-lambangtulis yang jika dirangkaikan dalam sebuahstruktur, lambang-
lambang itu menjadibermakna. Selain itu, proses pembelajaranketerampilan
MMP hendaknya mengondisikanpembelajaran dengan memvisualisasikan huruf-
huruf dengan benar, mengarahkan peserta didikdapat mendengarkan secara
saksama, danmelafalkan dengan jelas. Untuk mencapai hasilyang lebih maksimal,
dapat dilakukan denganmengarahkan peserta didik untuk menirukan berbagai
bentuk huruf dengan gerak anggotatubuh. Selanjutnya dengan keterampilan
dasarMMP, secara perlahan-lahan peserta didikdigiring pada keterampilan
memahami danmenuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan kedalam bentuk
bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya.Perlu disadari
bahwa dalam upayamenciptakan proses pembelajaran keterampilanMMP yang
efektif tidak hanya serta mertamemanfaatkan kemampuan guru dalammengajar.
Pemanfaatan perangkat pembelajaranyang tepat juga sangat menentukan. Bahan
ajaryang menarik misalnya, akan membuat pesertadidik merasa tertarik dan
senang mengikutiproses pembelajaran. Dengan demikian, guruyang kreatif
hendaknya mampu menciptakanproses pembelajaran yang efektif
danmenggunakan perangkat pembelajaran yangsesuai.Berdasarkan hasil
observasi penulis padahari Senin tanggal 21 Maret 2016 sampai hariSabtu tanggal
02 April 2016 di SD N 01Sawahan khususnya kelas rendah (kelas 1) dikota Padang
Sumatera Barat, selama ini
sebagianbesargurucenderungmenggunakanpembelajaran konvensional dengan
prosespembelajaran satu arah. Hal tersebut berakibatpada kurang teradopsinya
beberapa gaya belajarpeserta didik secara maksimal. Peserta didikcenderung
pasif dalam pembelajaran, sehinggapembelajaran terlihat hanya komunikasi
satuarah yaitu dari guru ke peserta didik. Dalampembelajaran keterampilan MMP
jugademikian.

B. METODE PENELITAN

9
1. Metode Penelitian Jurnal Utama
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitiandeskriptif.Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 16 Banda Aceh.Subjek
penelitian iniadalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. Subjek
dalam penelitian iniadalah enam orang guru kelas untuk mengetahui upaya yang
dilakukan untukmengetahui keterampilan guru dalam mengajar. Penetapan subje
atau sumbe bahandala penelaahan ini dipili secara purposive yaitu tekni
pengambila sumbe bahandenga pertimbagan tertentu.Teknik pengumpulan data
adalah dengan menggunakan wawancara danobservasi.Informasi yang ingin
diperoleh dari wawancara secara langsung yaituuntuk mengetahui keterampilan
guru dalam mengajar, hasil pengumpulan datadengan wawancara dan observasi
akan dianalisis dengan tiga tahap analisis datakualitatif, yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarian kesimpulan.

2. Metode Penelitian Jurnal Pembanding


Model pengembangan yang digunakandalam penelitian ini adalah
modelpengembangan 4-D (four D models). MenurutSugiyono (2008:404) tahap-
tahap model 4-Dantara lain: pendefinisian (define), perancangan(design),
pengembangan (develop), danpenyebaran (disseminate).Pertama, tahap
pendefinisian bertujuanuntuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran yang sesuai dengan tujuanpenelitian yaitu pengembangan
perangkatpembelajaran membaca dan menulis permulaandengan menggunakan
model VARK. Pada tahapini, tahap-tahap kegiatan yang dilakukan ada 3yaitu:
analisis kebutuhan, analisis kurikulum,dan analisis peserta didik. (1) Analisis
kebutuhandilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisilapangan atau biasa
juga disebut sebagai tahapneeds assessment. Analisis ini bertujuan
untukmengemukakan masalah dasar yang dibutuhkandalam pengembangan
perangkat pembelajaranmembaca dan menulis permulaan denganmenggunakan
model VARK. Beberapa hal yangperlu dalam analisis kebutuhan ini adalahanalisis
RPP dan bahan ajar. (2) Analisiskurikulum dilakukan dengan melihat cakupanSK
dan KD, konsep yang terdapat pada SK danKD, serta tugas yang akan diberikan
dalam mencapai SK dan KD yang ditentukan. (3)Analisis peserta didik merupakan
telaahkarakteristik peserta didik yang meliputi tingkatperkembangan bahasa,
keterampilan membacadan menulis, dan latar belakang pengetahuanlainnya.Oleh
sebab itu, analisis peserta didik perludilakukan sebelum merancang
perangkatpembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapatUno (2007:27) bahwa
mengidentifikasi tingkahlaku dan karakteristik peserta didik sangat perludilakukan
untuk mengetahui kualitasperseorangan yang dapat dijadikan sebagaipetunjuk
dalam perencanaan pembelajaran.Analisis ini akan dijadikan kerangka acuan
dasarpengembanganperangkatpembelajaranmembaca dan menulis permulaan
denganmenggunakan model VARK di kelas I SD.Kedua, tahap perancangan
(Design)merancang perangkat pembelajaran membacadan menulis permulaan
dengan menggunakanmodel VARK di kelas I SD. Pengembanganperangkat
pembelajaran yang akan dirancangmemperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1)Kesesuaian materi dengan kurikulum (SK danKD). (2) Pemilihan sumber belajar
(Bahan ajardengan menggunakan model VARK). (3)Penentuan urutan proses
pembelajaran membacadan menulis permulaan yang sesuai denganlangkah
model VARK. (4) Kesesuaianperangkat pembelajaran dengan alokasi waktuyang
tersedia. (5) Tata bahasa yang digunakan(tingkat keterbacaan yang mudah
dipahami). (6)Cara penyajian materi yang berpengaruh dalam pengembangan
perangkatpembelajaran
Page 1
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd72This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.KETERAMPILAN MEMBACA DAN
MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKANMODEL VARK UNTUK SISWA SEKOLAH
DASARChandra1)*, Mayarnimar2), M. Habibi3)1,2,3 PGSD FIP UNP, Kota Padang,
Indonesia*Koresponsdesi E-mail: chandra@fip.unp.ac.id, Telp:
+6285355631541AbstrakTujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk
menghasilkan buku ajar keterampilanMembaca dan Menulis Permulaan (MMP)
dengan menggunakan model VARK (Visual, Auditory,Read-Write, Kinesthetic) di
kelas I SD yang praktis. Pengembangan dilakukan berdasarkan model 4D(Define,
Design, Develop, dan Disseminate) yang menekankan pada kebutuhan pengguna
sesuaikonteks (guru dan peserta didik). Sehingga dihasilkan draf paket
pengembangan keterampilanMembaca dan Menulis Permulaan (MMP) dengan
menggunakan model VARK di kelas I SD yangberisikan identifikasi SK dan KD,

11
identifikasi indikator, identifikasi tujuan pembelajaran. Hasil ujicobaproduk tahap
praktikalitas menunjukkan bahwa buku ajar Membaca dan Menulis Permulaan
(MMP)dengan menggunakan model VARK di kelas I SD sudah praktis dan layak
digunakan oleh guru kelas 1SD.Kata Kunci: Membaca dan Menulis Permulaan,
Model VARK, SDBASIC READING AND WRITING BY USING VARK MODELFOR
ELEMENTARY SCHOOL STUDENTSAbstractThe purpose of the development
research is to produce a textbook on the development ofBeginning Reading and
Writing skills by using the VARK (Visual, Auditory, Read-Write, Kinesthetic)model
in the practical grade I class. The development is based on the 4D (Define, Design,
Develop, andDisseminate) models that emphasize the contextual user needs
(teachers and learners), resulting in adraft of the Beginning Reading and Writing
skills development package using the VARK model in classI elementary school ,
which contains the identification of competency standards and
basiccompetencies, identification of indicators, identification of learning
objectives. The results of the trialof practicality demonstrate that the textbook of
Reading and Writing Beginnings by using VARK modelin class I elementary school
is practical and feasible to be used by grade 1 elementary school
teachers.Keywords: Beginning Reading and Writing skills, VARK model,
Elementary School
Page 2
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd73This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.PENDAHULUANPembelajaran
keterampilan MembacaMenulis Permulaan (MMP) merupakan bagianpenting
yang tidak terpisahkan dalampembelajaran di kelas rendah. Keduaketerampilan
ini merupakan pondasi dasar dalammencapai kesuksesan keterampilan
lainnya.Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilanMMP memerlukan perhatian
khusus dari guru.MMP mengkaji tentang keterampilan membacadan
keterampilan menulis di kelas rendahfokusnya di kelas satu Sekolah Dasar
(SD).Keterampilan membaca permulaan lebihdiorientasikan pada keterampilan
membacatingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf(Chandra dan Amerta,
2017). Sedangkanketerampilan menulis permulaan tidak jauhberbeda dengan
keterampilan membacapermulaan. Pada tingkat dasar, pembelajaranmenulis
lebih diorientasikan pada keterampilanyang bersifat mekanik, yaitu bagaimana
teknikyang digunakan dalam menegakkan fungsi alattulisnya membentuk tulisan
yang dapat dibaca.Peserta didik dilatih untuk dapatmenuliskan ataupun mirip
dengan keterampilanmelukis atau menggambar lambang-lambangtulis yang jika
dirangkaikan dalam sebuahstruktur, lambang-lambang itu menjadibermakna.
Selain itu, proses pembelajaranketerampilan MMP hendaknya
mengondisikanpembelajaran dengan memvisualisasikan huruf-huruf dengan
benar, mengarahkan peserta didikdapat mendengarkan secara saksama,
danmelafalkan dengan jelas. Untuk mencapai hasilyang lebih maksimal, dapat
dilakukan denganmengarahkan peserta didik untuk menirukanberbagai bentuk
huruf dengan gerak anggotatubuh. Selanjutnya dengan keterampilan dasarMMP,
secara perlahan-lahan peserta didikdigiring pada keterampilan memahami
danmenuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan kedalam bentuk bahasa tulis
melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya.Perlu disadari bahwa
dalam upayamenciptakan proses pembelajaran keterampilanMMP yang efektif
tidak hanya serta mertamemanfaatkan kemampuan guru dalammengajar.
Pemanfaatan perangkat pembelajaranyang tepat juga sangat menentukan. Bahan
ajaryang menarik misalnya, akan membuat pesertadidik merasa tertarik dan
senang mengikutiproses pembelajaran. Dengan demikian, guruyang kreatif
hendaknya mampu menciptakanproses pembelajaran yang efektif
danmenggunakan perangkat pembelajaran yangsesuai.Berdasarkan hasil
observasi penulis padahari Senin tanggal 21 Maret 2016 sampai hariSabtu tanggal
02 April 2016 di SD N 01Sawahan khususnya kelas rendah (kelas 1) dikota Padang
Sumatera Barat, selama ini
sebagianbesargurucenderungmenggunakanpembelajaran konvensional dengan
prosespembelajaran satu arah. Hal tersebut berakibatpada kurang teradopsinya
beberapa gaya belajarpeserta didik secara maksimal. Peserta didikcenderung
pasif dalam pembelajaran, sehinggapembelajaran terlihat hanya komunikasi
satuarah yaitu dari guru ke peserta didik. Dalampembelajaran keterampilan MMP
jugademikian. Peserta didik dikondisikan denganmengulang apa-apa yang telah
diucapkan oleh
Page 3
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-

13
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd74This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International
License.gurukemudianmencatatnya.Prosespembelajaran yang demikian dirasakan
kurangmembawa dampak yang maksimal. Peserta didiksering lupa dengan huruf
yang sudahdipelajarinya karena kurang mengetahuiberbagai macam bentuk huruf
dengan pasti.Kondisi ini juga ditemukan oleh Lisa dan Utami(2015).Hasil
pengamatan juga membuktikanbahwa rendahnya kualitas
pembelajaranketerampilan MMP seperti yang diungkapkan diatas tidak terlepas
dari perangkat pembelajaranyang digunakan guru. Bahan ajar yangdigunakan
kurang memfasilitasi peserta didikdengan beragam dimensi gaya belajarnya
sepertiyang diungkapkan sebelumnya. RPP yangdigunakan juga demikian. RPP
yangdikembangkan cenderung memfasilitasi pesertadidik menjadi pendengar
yang baik dan kurangmelibatkan peserta didik secara aktif sehinggapeserta didik
kurang tertarik dalam prosespembelajaran yang berujung pada
rendahnyaketerampilan MMP peserta didik. Masalahserupa juga dikuatkan
dengan masalah yangdikemukakan oleh Sukartiningsih (2005:97)bahwa
rendahnya keterampilan membaca danmenulis peserta didik.Berdasarkan
paparan di atas, guru perlumenciptakan proses pembelajaran yang efektifagar
peserta didik mampu mengikuti prosespembelajaran keterampilan MMP secara
tepat.Pilihan yang tepat tentunya memilih modelpembelajaran yang dapat
mengadopsi seluruhgaya belajar peserta didik dengan tujuan agarpeserta didik
dapat mengingat berbagai macamhuruf dengan tepat. Salah satu model yang
dapatdigunakan adalah model VARK (Visual,Auditory, Read-Write, and
Kinesthetic).Model VARK merupakan alternatif baruyang dimodifikasi dengan
modalitas yangdimiliki oleh peserta didik. Dalam penerapannyadi kelas memiliki
kelebihan yaitu dapatmengaitkan pengalaman peserta didik denganbantuan
modalitas yang ada pada diri pesertadidik yaitu penglihatan (visual),
pendengaran(auditory), keterampilan membaca dan menulis(read-write), dan
gerakan tubuh (kinesthetic). Diakhir pelajaran peserta didik mendapatkansebuah
penghargaan/reward dari hasil kerjanya,yang berupa tepuk tangan dari guru dan
teman-temannya, ataupun kata “bagus/baik” darigurunya yang dapat memacu
mental danmemotivasi siswa-siswa yang lain sehinggapembelajaran dapat lebih
bermakna (DePorter,Reardon & Nourie, 2010:122-124).Membaca permulaan
dalam pengertian iniadalah membaca permulaan dalam teoriketerampilan,
maksudnya menekankan padaproses penyandian membaca secara
mekanikal.Membaca permulaan yang menjadi acuan adalahbahwa membaca
merupakan proses recodingdan decoding. Membaca merupakan suatuproses
yang bersifat fisik dan psikologis. Prosesyang bersifat fisik berupa kegiatan
mengamatitulisan secara visual. Dengan indra visual,pembaca mengenali dan
membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya (Taufina danChandra,
2017).Melalui proses recoding, pembacamengasosiasikan gambar-gambar bunyi
besertakombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya.Dengan proses tersebut,
rangkaian tulisan yang
Page 4
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd75This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.dibacanya menjelma menjadi
rangkaian bunyibahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata,dan kalimat yang
bermakna. Metode adalahprosedur pembelajaran yang difokuskan kepencapaian
tujuan. Oleh sebab itu, jika merujukpada pendapat Slamet (2007:78),
pembelajaranmembaca permulaan menitikberatkan padaaspek-aspek yang
bersifat teknis, seperti:ketepatan menyuarakan tulisan, lafal danintonasi yang
tepat, kelancaran, dan kejelasansuara.Keterampilan menulis
merupakanketerampilan berbahasa yang bersifat produktif,artinya kemampuan
menulis merupakankemampuan yang menghasilkan, dalam hal inimenghasilkan
tulisan. Saddhono danSt.Y.Slamet (2012:96) mengatakan bahwamenulis
merupakan kegiatan yang memerlukankemampuan yang bersifat
kompleks.Kemampuan yang diperlukan antara lain;kemampuan berpikir secara
teratur dan logis,kemampuan mengungkapkan pikiran ataugagasan secara jelas
dengan menggunakanbahasa yang efektif (Hendrizal dan
Chandra,2018).Keterampilanmenulispermulaanmerupakan keterampilan dasar
dalam menulisseperti yang telah diungkapkan di atas. Abidin(2012:181)
menyatakan bahwa menulispermulaan didefiniskan melalui sudut pandang.Dalam
sudut pandang yang paling sederhana,menulis diartikan sebagai proses
menghasilkanbunyi. Menurut Slamet (2007:72) banyak halyang perlu diperhatikan
dalam melaksanakanpembelajaran menulis permulaan, khususnyapada tingkat
awal SD. Membelajarkan menulisdi tingkat awal tidak mudah karena peserta didik
pada tingkat tersebut belum memiliki bekal pengalaman yang cukup.Salah satu

15
kategorisasi yang paling banyak digunakan terkait dengan janis-jenis gaya
mengajar adalah model VARK. MenurutFleming (2001:149) model VARK
merupakanakronim dari empat kecenderungan utama gaya belajar yaitu Visual,
Auditory, Read-Write, andKinesthetic. Untuk lebih jelasnya Huda(2014:181)
menjelaskan jabaran model VARKsebagai berikut: (1) Pembelajaran visual.
Merupakan pembelajaran yang di dalamnya ide-ide, konsep-konsep, dan
informasi lain diasosiasikan dengan gambar-gambar dan teknik-teknik. Peserta
didik yang memiliki pola belajar visual biasanya mampu memahami informasi
dengan menggambarkannya secaranyata. (2) Pembelajaran auditoris.
Pembelajaranyang di dalamnya seseorang belajar melalui pendengaran. Peserta
didik auditoris sangat bergantung pada pendengaran dan pembicaraanorang lain
selama proses pembelajaran. Pesertadidik yang auditoris harus mendengar apa
yang dikatakan agar bisa memahami, dan sebaliknya peserta didik ini akan sulit
memahami instruksi-instruksi tertulis. (3) Pembelajaran membaca-menulis.
Pembelajaran yang di dalamnya seseorang cenderung belajar dengan caramen
catat dan membaca apa saja yang dengarkan dan peroleh dari lingkungan
sekitar.Peserta didik yang memiliki kemampuanmembaca dan menulis biasanya
harus membacauntuk mencari informasi dan menulis informasi tersebut untuk
dibaca ulang sebagai penguatan.(4)Pembelajaran kinestetik/taktil. Pembelajaran
Page 5
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd76This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.yang di dalamnya proses belajar
dilakukan olehpeserta didik yang melaksanakan aktivitas fisik,daripada
mendengar ceramah atau melihat pertunjukan. Peserta didik yang memiliki
kemampuan kinestetik biasanya belajar dengancara mempraktikannya.METODE
PENELITIAN Model pengembangan yang digunakandalam penelitian ini adalah
model pengembangan 4-D (four D models). Menurut Sugiyono (2008:404) tahap-
tahap model 4-Dantara lain: pendefinisian (define), perancangan(design),
pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).Pertama, tahap
pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran yang sesuai dengan tujuanpenelitian yaitu pengembangan
perangkat pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan
model VARK. Pada tahapini, tahap-tahap kegiatan yang dilakukan ada 3yaitu:
analisis kebutuhan, analisis kurikulum,dan analisis peserta didik. (1) Analisis
kebutuhandilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisilapangan atau biasa
juga disebut sebagai tahap needs assessment. Analisis ini bertujuan untuk
mengemukakan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan model
VARK. Beberapa hal yang perlu dalam analisis kebutuhan ini adalahanalisis RPP
dan bahan ajar. (2) Analisis kurikulum dilakukan dengan melihat cakupan SK dan
KD, konsep yang terdapat pada SK danKD, serta tugas yang akan diberikan dalam
mencapai SK dan KD yang ditentukan. (3)Analisis peserta didik merupakan telah
karakteristik peserta didik yang meliputi tingkat perkembangan bahasa,
keterampilan membacadan menulis, dan latar belakang pengetahuan
lainnya.Oleh sebab itu, analisis peserta didik perludilakukan sebelum merancang
perangkatpembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapatUno (2007:27) bahwa
mengidentifikasi tingkah laku dan karakteristik peserta didik sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan yang dapat dijadikan sebagai
petunjuk dalam perencanaan pembelajaran. Analisis ini akan dijadikan kerangka
acuan dasar pengembangan perangkat pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan menggunakan model VARK di kelas I SD.Kedua, tahap
perancangan (Design)merancang perangkat pembelajaran membacadan menulis
permulaan dengan menggunakan model VARK di kelas I SD. Pengembangan
perangkat pembelajaran yang akan dirancangmemperhatikan hal-hal sebagai
berikut: (1)Kesesuaian materi dengan kurikulum (SK danKD). (2) Pemilihan sumber
belajar (Bahan ajardengan menggunakan model VARK). (3)Penentuan urutan
proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang sesuai dengan
langkah model VARK. (4) Kesesuaian perangkat pembelajaran dengan alokasi
waktu yang tersedia. (5) Tata bahasa yang digunakan(tingkat keterbacaan yang
mudah dipahami). (6)Cara penyajian materi yang berpengaruh
dalampengembanganperangkatpembelajaran
Page 6
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASARISSN 2579-
3403Volume 2, Nomor 1, Juli 2018Available online at: http://e-
journal.unp.ac.id/index.php/jippsd77This work is licensed under a Creative
Commons Attribution 4.0 International License.membaca dan menulis permulaan

17
dengan menggunakan model VARK.Ketiga, tahap pengembangan
(Develop).Tujuan dari tahap pengembangan adalah menghasilkan perangkat
pembelajaran yangsudah direvisi berdasarkan masukan dari paraahli. Tahap ini
meliputi validasi perangkat pembelajaran oleh para ahli yang bertujuan untuk
mendapatkan masukan terhadap keseluruhan isi materi yang terdapat dalam
rancangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Jika perangkat
pembelajaranyang dikembangkan belum valid, makadilakukan revisi. Akan tetapi
jika perangkat pembelajaran sudah valid, dilakukan uji cobaterbatas untuk
melihat kepraktisan atau keterpakaian perangkat pembalajaran yang sudah
dihasilkan. Tahap pengembanganmeliputi uji validitas, praktikalitas, dan
efektivitas seperti yang dijabarkan berikut ini.Validitas perangkat pembelajaran
dilakukan oleh ahli yang bertujuan untukmendapatkan masukan terhadap
keseluruhan isimateri yang terdapat dalam rancangan perangkat pembelajaran
membaca dan menulis permulaan yang telah dirancang. Ada dua macam validitas
yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu: (1)
Validitas isi (contentvalidity), yaitu apakah perangkat pembelajaran yang
dirancang sesuai dengan pemilihan SK danKD dalam pembelajaran membaca dan
menulispermulaan di kelas I SD. (2) Validitas konstruk(construct validity), yaitu
kesesuaian komponen-komponen perangkat pembelajaran dengan unsur-unsur
pengembangan yang sudahdi tetapkan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAB


1. Hasil dan Pembahasan Jurnal Utama
Berdasarkan analisis observasi maka dapat diketahui bahwa Pelaksanaan
keterampilan mengajar yang dilakukan oleh guru di SDN 16 Banda Aceh telah
mencapai hasil baik. Sebagaimana yang diketahui berdasarkan hasil observasi
yang teah dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan yang dilakukan oleh guru
mencapainilai rata-rata yang termasuk dalam kategori baik. Keterampilan yang
dimiliki olehguru dalam mengajar telah memadai untuk mendukung proses
pembelajaran dikelas. Siswa terlibat aktif dalam proses belajar baik yang
dilakukan secara individumaupun secara kelompok. Siswa aktif dalam
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan,
mengungkapkan gagasannya, dan menyimpulkannya. Guru menghadapi kendala
dalam bertanya mengenai pelajaran kepada siswa.Pada saat proses pembelajaran
berlangsung, guru mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang sedang diajarkan, akan tetapi terkadang siswa kurang memahami
pertanyaan yang disampaikan. Sehingga, guru harus berupaya bertanya dengan
bahasa yang lebih mudah dimengerti. Ha ini sering dialami oleh guru yang
mengajar di kelas rendah, dimana siswa belum terbiasa untuk menjawab langsung
pertanyaan guru. Menurut Hamalik (2005:39) proses bertanya dalam
pembelajaran sangat membantu guru untuk merangsang siswa berpikir dan
mengukur sejauh mana siswa dapat memahami pertanyaan yang disampaikan
oleh guru. Sehingga guru dapat mengetahui respon siswa dari pertanyaan yang
diajaukan.Olekaren it, upaya yan dikerjakan ole pengajar denga mengajukan
pertanayaan pelacakdapat menjadi salah satu solusi.Pada keterampilan
memberikan penguatan (reinforcement) guru tidak mengalami kendala apapun.
Hal ini dikarenakan pemberian penguatan (reinforcement) memang sangat sering
dilakukan oleh guru dalam prosespembelajaran dan cara melakukannya juga
sangat mudah. Menurut Usman (2006:80)“Penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respon, apakah bersifatverbal ataupun nonverbal, yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkahlaku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikaninformasi atau umpan balik (feet back) bagi
sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun
koreksi.”Penguatan dikatakan juga sebagai respon terhadap tingkah laku yang
dapatmeningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Tindakan
tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar
mereka lebih giat berpartisipasi untuk interaksi dalam belajar mengajar. Pada saat
melakukan keterampilan mengadakan variasi, guru mengahadapikendala. Guru
menghadapi kendala dalam menyediakan media pembelajaran yangdapat
menarik perhatian siswa. Guru terbiasa menggunakan media gambar dan
mediabuku cetak. Sedangkan media lainnya jarang digunakan karena
keterbatasan baik daripihak guru maupun sekolah.Merutu Sardiman (2006: 48)
guru terbiasa menggunakanmedia yang sederhana seperti gambar. Hal ini
dikarenakan media ini mudahdiperoleh dan sangat simple untuk dijadikan alat
bantu dalam menarik perhatiansiswa.Selain itu, guru juga menghadapi kendala
dalam menciptakan pola interaksiantara guru dan siswa maupun siswa. Saat
proses pembelajaran berlangsung, gurusulit menciptakan komunikasi antara
siswa dengan guru ataupun siswa dengan siswalainnya. Biasanya komunikasi
19
terjalin satu arah, yaitu dari guru kepada siswa.Siswahanya memberikan
tanggapan yang sangat minim.Hal ini sangat sering terjadi pada siswa kelas
rendah. Proses pemblajaran lebih terfokus pada guru, yaitu guru sebagai sumber
belajar. Siswa basih belum mampu mengemukakan pendapatnya baik kepadaguru
maupun temannya. Sehingga, guru lebih dominan dalam proses komunikasi
dengan siswa. Oleh karena itu, cara yang guru lakukan adalah mengarahkan siswa
berdiskusi, baik dngan teman sebangkunya maupun temannya yang lain
dalamkelompok diskusi.Pada keterampilan memberikan penjelasan, guru
menghadapi kendala dalam memastikan apaka semua peserta didik mampu
memahami penjelasa, dan apa penjelasa yan diberika dapa dipahami serta
menyenangka dan mampu membangkikan motivasi mereka. Hal ini dikarenakan
setelah guru memberikan penjelasan, siswa tidak dapat menjelaskan kembali apa
yang telah disampaikan olehguru. Sehingga pertanyaan yang diberikan kepada
siswa tidak dapat dijawab secara spontan dan bahkan tidak memahami
pertanyaan yang diberikan.Pada keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
guru tidak mengalamikendala yang berarti. Guru menyatakan bahwa
keterampilan membuka dan menutup pelajaran sudah biasa dilakukan oleh guru.
Sehingga, guru dapat menerapkannya dengan baik. Pada saat membuka pelajaran
guru telah mengarahakn siswa untuk membaca dan menjelaskan materi dan pada
saat menutup pelajaran guru dapat mengarahkan siswa menyimpulkan materi
pembelajaran dan memberikan tugaskepada siswa.Keterampilan guru dalam
mengelola kelas tidak mengalami kendala. Gurupada umumnya tidak mengalami
kendala dalam pengelolaan kelas. Guru memangdibimbing dalam mengelola kelas
agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.Guru meletakkan gambar-gambar
pahlawan di dinding kelas, menempelkan kata-katamotivasi di dinding kelas agar
siswa dapat membacanya, menyusun gambar-gambardi dinding kelas agar
menarik perhatian siswa dalam belajar dan meminta siswauntuk tidak mencoret
meja atau bangku di kelasPada keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
guru biasanyamengarahkan siswa untuk belajar bersama dan berdiskusi. Guru
mengarahkan siswaberdiskusi menyelesaikan permasalahan yang ada. Guru
mengarahkan siswamengemukakan pendapat dan saling menanggapi. Pada
keterampilan ini gurumengaami kendala dalam menlibatkan siswa untuk
berdiskusi.Hal ini dikarenakanada sebagian siswa yang tidak berani melakukan
diskusi.Siswa tersebut lebih banyakdiam dan mendengarkan saja, sehingga guru
lebih banyak menghabiskan waktuuntuk mengawasi siswa yang tidak berdiskusi.
Pada siswa kelas rendah prosesdiskusi belum berjalan maksimal karena siswa
belum dapat menyampaikanpendapatnya secara langsung sedangkan pada kelas
tinggi, siswa seringmendiskusikan hal-hal yang tidak berkitan dengan proses
pembelajaran sehingga pada akhirnya siswa tidak menyelesaikan tugas
keolompok yang diberikan.Pada keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, guru tidak mengalami kendala yang berarti. Guru dapat menjalankan
tugasnya sebagai guru dengan mengarahkan dan memotivasi siswa dalam belajar,
melakukan perencanaan pengarajaran kelompok kecil, memberikan tugas pada
siswa dan mengarahkan siswa menyelesaikan tugas.

2. Hasil dan Pembahasan Jurnal Pembanding


Hasil observasi penggunaan bahan yangdimaksud adalah tingkat kemudahan
pesertadidik menggunakan bahan ajar yangdikembangkan. Ada beberapa aspek
yangdiamati ketika peserta didik menggunakan bahanajar, antara lain: (1) peserta
didik mudahmemahami berbagai konsep yang ada padabahan ajar, (2) peserta
didik mudah memahamilangkah-langkah kegiatan yang ada pada bahanajar, (3)
peserta didik tertarik dan termotivasiuntuk belajar dari desain bahan ajar
yangditampilkan, dan (4) peserta didik aktif danantusias mengerjakan tugas-tugas
yang ada padabahan ajar. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikansebagai
berikut.Hasil pengamatan terhadap kemudahanpeserta didik memahami berbagai
konsep yangada pada bahan ajar terlihat ketika peserta didikmengamati dan
membaca bahan ajar. Pesertadidik tidak memperoleh kendala yang berartidalam
memahami berbagai konsep, hanya sajatimbul pertanyaan tentang “ayo,
menanya”.Akan tetapi, setelah dijelaskan guru tentangkegiatan “ayo, menanya”,
peserta didikmemahami dengan baik dan dapat dihubungkandengan pengalaman
sebelumnya. Aspekkemudahan peserta didik memahami langkah-langkah
kegiatan yang terdapat dalam bahan ajarjuga sama halnya dengan kemudahan
dalam memahami konsep yang terdapat dalam bahanajar.Aspek ketertarikan dan
antusias pesertadidik terhadap bahan ajar dapat diamati dariminat peserta didik
membaca bahan ajar yangdiberikan. Peserta didik terlihat senangmengikuti
berbagai kegiatan yang ada padabahan ajar. Selanjutnya, peserta didik
jugaterlihat aktif dan antusias mengikuti berbagaikegiatan dan tugas-tugas yang
ada pada bahanajar yang diberikan.Berdasarkan paparan di atas,

21
dapatdisimpulkan bahwa peserta didik merasa mudahmemahami konsep dan
mengerjakan berbagaitugas yang ada pada bahan ajar. Dengandemikian, peserta
didik tidak memperolehkendala yang berarti dalam menggunakan bahanajar yang
dikembangkanPEMBAHASANTingkat praktikalitas melihat sejauh managuru dan
peserta didik dapat menggunakanperangkat pembelajaran dalam
prosespembelajaran Membaca dan Menulis Permulaandengan Menggunakan
Model VARK di Kelas ISD dengan baik. Menurut Plomp (2007:127)perangkat
pembelajaran dikatakan praktisapabila perangkat tersebut dapat
digunakandengan mudah oleh guru dan peserta didik dalampembelajaran. Untuk
melihat apakah perangkatpembelajaran yang telah dikembangkan praktisatau
tidak, dilakukan uji coba pada peserta didikkelas IA SD N 27 Sawahan Kota
Padang.Hasil analisis terhadap angket responsguru menunjukkan bahwa
perangkatpembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan menggunakan Model
VARK di Kelas I SD yangdikembangkan sangat praktis digunakan dalamproses
pembelajaran. Hal ini terlihat dari sebaranjawaban guru tentang perangkat
pembelajaranyang digunakan. Hasilnya, guru menyatakanbahwa perangkat
pembelajaran yangdikembangkan berbeda dengan perangkatpembelajaran
sebelumnya dan mudah digunakandalam proses pembelajaran. Selain itu,
lembarkegiatan yang disediakan pada bahan ajar sangatmembantu peserta didik
dalam menyelesaikantugas-tugas secara utuh. Dengan demikian,berdasarkan data
yang diperoleh, perangkatpembelajaran yang dikembangkan sangat
praktisdigunakan dalam proses pembelajaran Membacadan Menulis Permulaan
dengan MenggunakanModel VARK di Kelas I SD. Hasil observasi yang dimaksud
adalahtingkat kemudahan peserta didik dalammenggunakan bahan ajar yang
dikembangkan.Berdasarkan hasil observasi secara umumdiperoleh sebaran
deskripsi kegiatan bahwapeserta didik merasa mudah menggunakanbahan ajar
yang dikembangkan. Peserta didikmerasa mudah memahami berbagai konsep
danlangkah kegiatan yang ada pada bahan ajar.Kemudian, peserta didik terlihat
merasa tertarikdan antusias serta terlibat aktif mengerjakanberbagai tugas yang
ada pada bahan ajar.Hasil analisis berdasarkan wawancaradengan guru setelah
menggunakan perangkatpembelajaran yang dikembangkan memperolehrespons
dan tanggapan yang positif. Penelitimelakukan wawancara tidak terstrukur
artinyapertanyaan berkembang sesuai dengan jawabanguru sebelumnya.
Berdasarkan sebaran jawaban dari hasil wawancara, guru memberikan dari hasil
wawancara, guru memberikanpenjelasan bahwa RPP dan bahan ajar
yangdikembangkan mudah digunakan dalam prosespembelajaran. Guru juga
merasa mudahmemberikan materi kepada peserta didik karenamemberikan
tahapan yang lebih rinci dan jelasdalam membantu peserta didik
memahamiberbagai konsep dan tugas dalam bahan ajarsecara utuh. Dengan
demikian, dapatdisimpulkan bahwa perangkat pembelajaranyang telah
dikembangkan praktis digunakan dikelas I SD.

D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL


Kelebihan Jurnal
Kedua jurnal sangat memperjelaskan masalah yang dihadapin saat menggajar
maupun membimbing SD. Kedua jurnal sangat menarik dan mudah dipahami

Kelemahan Jurnal
Kelemahan kedua jurnal terdapat pada jurnal utama yang tidak memiliki alamat
email jurnal, sedangkan jurnal pembanding memiliki alamat email.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan keterampilan mengajar yang dilakukan oleh guru di SDN 16Banda
Aceh telah mencapai hasil baik. Sebagaimana yang diketahuiberdasarkan hasil

23
observasi yang teah dilakukan menunjukkan bahwapelaksanaan yang dilakukan
oleh guru mencapai nilai rata-rata yang termasuk dalam kategori baik.
Keterampilan yang dimiliki oleh gurudalam mengajar telah memadai untuk
mendukung proses pembelajaran dikelas. Siswa terlibat aktif dalam proses belajar
baik yang dilakukan secaraindividu maupun secara kelompok. Siswa aktif dalam
memecahkanpermasalahan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan,mengungkapkan gagasannya, dan menyimpulkannya.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan keterampilan mengajarbertanya
bervariasi, pada siswa kelas rendah guru terkendala dalammelibatkan anak untuk
berdiskusi dan mengemukakan pendapat, sehinggaguru menjadi satu-satunya
sumber belajar, guru sulit menciptakankomunikasi antara siswa dengan guru
ataupun siswa dengan siswalainnya. Sedangkan kendala pada kelas tinggi, siswa
tidak mendiskusikanmateri pelajaran, akan tetapi hal-hal di luar tujuan belajar,
sehingga guruharus benar-benar melakukan pengawasan. Guru juga
menghadapikendala dalam memastikan apaka seua peserta didik mampu
memahamipenjelasa, dan apaka penjelasa yan dikasih dapa dipahai
sertamenyenangka dan dapa membangkikan motivasi siswa
Berdasarkan pengembangan dan hasil ujicoba buku ajar yang telah
dikembangkan,diperoleh simpulan bahwa praktikalitasperangkat pembelajaran
Membaca dan MenulisPermulaan menggunakan Model VARK di KelasI SD secara
keseluruhan pada kategori sangatpraktis. Hal ini terlihat dari hasil
pengamatanketerlaksanaan RPP oleh guru, respons guru,observasi penggunaan
bahan ajar, danwawancara yang telah dilakukan. Hasil inimemberikan gambaran
bahwa penggunaanperangkat pembelajaran sangat praktis dan dapatmembantu
guru dalam melaksanakan prosespembelajaran Membaca dan Menulis
Permulaandengan menggunakan Model VARK di Kelas I SD.

B. Saran
Sebagai calon guru yang memiliki kualitas dan berilmu wawasan luas hendaknya
menguasai dan mengetahui perbedaan perbedaan apa saja yang telah terjadi di
dalam dunia pendidikan. Sehingga dapat mengikuti perkembangan dan dapat
dengan maksimal mendidikdan mencerdaskan anak bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Adib. 2007. Kemampuan dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.Ahmadi dan
Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Amri dan Ahmadi. 2010.
Proses Pembealjaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.Jakarta: Prestasi
Pustaka.Djamarah. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Hamalik. 2005. Perencaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta:Bumi Aksara.Harjanto. 2011. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Hartono. 2011. Peran Guru dalam Pendidikan.Yogyakarta: Andi
Offset.Hasibuan dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Mulyasa. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.-----------. 2005. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:

25
PrenadaMedia Group.Nasution. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.Pophan & Baker. 2011. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka
Cipta.Rohani. 2010. Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju
GuruProfesional. Jakarta: Rineka Cipta.
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran BahasaBerbasis Pendidikan Karakter.
Bandung:Refika Aditama.Chandra dan Sri Amerta. (2017). PerwujudanBerpikir
Kritis Siswa dalam ImplementasiLiterasi Membaca Berbasis Strategi TheBig
Questions and Bookmark Organizersdi Sekoah Dasar, Prosiding SeminarNasional
Pendidikan Guru Sekolah Dasardengan tema "Pembelajaran LIterasiLintas Disiplin
Ilmu". Retrieved 29
April2018fromhttps://www.academia.edu/35890435/Perwujudan_Berpikir_Kritis
_Siswa_dalamImplementasi_Literasi_Membaca_Berbasis_Strategi_The_Big_Ques
tions_and_Bookmark_Organizers_di_Sekoah_Dasar.DePorter, R. & Nourie.
(2010). QuantumTeaching: Mempraktikkan QuantumLearning di Ruang-ruang
Kelas.Bandung: Kaifa.Fleming, N. D. (2001). Teaching and LearningStyles: VARK
Strategies. New Zealand:Christchurch, N.Z. & N.D. Fleming.Hasrul. (2009).
Pemahaman tentang GayaBelajar. Jurnal MEDTEK, (1) 2. Retrieved29 April 2016
fromhttp://ft-unm.net/medtek/Jurnal%20Medtek%20Vo.%201_No.2_Oktober
%202009/Hasrul.pdf.Hendrizal dan Chandra. (2018). PreliminaryResearch
Description In DevelopingTematics Learning Materials by UsingCharacter Building
and DiscoveryLearning to Establish Children aged 6-9Years, The International
Conference ofEarly Childhood Education (ICECE2017). Retrieved 29 April
2018fromhttps://www.atlantispress.com/proceedings/icece-17/25889741.Huda,
M. (2014). Model-model Pengajaran danPembelajaran. Yogyakarta:
PustakaPelajar.Lisa, K. & Sri U. (2015). PeningkatanKemampuan Membaca dan
Menulis

Anda mungkin juga menyukai