Anda di halaman 1dari 14

ILMU PENDIDIKAN

Tugas ini Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah

Ilmu Pendidikan

Disusun Oleh :
Nama : Faldy Ananta
NIM : 3115 3117
Jurusan : PAI 1/ Semester 1

Dosen Pembimbing : Mahariah, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Identitas Reviewer

Nama : Faldy Ananta

Tempat/Tanggal lahir : Medan, 29 Maret 2000

Alamat : Jln Mustafa No39 PBDARAT 1 Medan Timur

Fakultas : FITK

Jurusan/Sem : PAI- 1 / 1

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Dosen : Mahariah, M.Ag


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan saya kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Individu
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyusun tugas ini. Penulis juga berharap
semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Medan,

Penyusun
CRITICAL BOOK REVIEW

Ilmu Pendidikan

A. Identitas Buku
1. Judul Buku : Pengantar Pendidikan
2. Pengarang : Teguh Triwiyanto
3. Penerbit : PT. Bumi Aksara
4. Tempat Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2017
6. Cetakan : Kedua
7. Tebal Buku : 254 Halaman
8. ISBN : 978-602-217-499-8

B. Ikhtisar Isi Buku

BAB I
1. Hakikat Manusia dan Pengembangannya Melalui Pendidikan
Manusia dari sejak kelahirannya terus mengalami perubahan-perubahan,
baik secara fisik maupun psikologis. Manusia merupakan makhluk hidup dengan
akal budi memiliki potensi untuk terus melakukan pengembangan. Sifat
pengembangan manusia menunjukkan sisi dinamis, artinya perubahan terjadi terus
menerus pada manusia.
Melalui sebuah pendidikan, manusia berharap nilai-nilai kemanusiaan
diwariskan, bukan sekedar diwariskan melainkan menginternalisasi dalam watak
dan kepribadian. Nilai-nilai kemanusiaan inilah yang menjadi penuntun manusia
untuk hidup berdampingan dengan manusia lain. Upaya pendidikan melalui
internalisasi nilai-nilai kemanusiaan menuntun untuk memanusiakan
manusia.Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yang
sekaligus membedakan antara manusia dan binatang. Binatang juga belajar namun
lebih ditentukan oleh instingnya. Sementara itu, bagi manusia, belajar berarti
rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih
berarti. Perbedaan manusia dengan jenis makhluk lainnya terletak pada sifat-sifat
kehidupan rohaninya, yaitu manusia memiliki potensi akal budi.
Berpikir menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain, bahkan berpikir
membedakan antarmanusia. Berpikir menjadikan manusia memiliki kendali
terhadap diri dan lingkungannya. Kendali atas dirinya menjadikan manusia
memiliki ukuran dalam bertindak, sementara kendali terhadap lingkungannya
menjadikan manusia dapat bertindak untuk mengeksplorasi lingkungan. Kendali
atas diri dan lingkungan pada setiap manusia berbeda. Proses dan pengalaman
hidup menjadikannya berbeda.
Jadi, hakikat kemanusiaan berpikir itulah yang semestinya menjadi haluan
dalam bertindak. Sifat hakikat manusia dapat dilihat dari berbagai macam dimensi
atau sudut pandang. Dimensi-dimensi tersebut menjadikan manusia lebih
bermakna dan berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya. Dimensi-dimensi
manusia tersebut yaitu terdiri atas dimensi manusia sebagai makhluk individu,
dimensi manusia sebagai makhluk sosial, dimensi manusia sebagai makhluk susila
atau bermoral, dan dimensi manusia sebagai makhluk yang beragama atau
religius.

a. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu


Sebelum membahas mengenai manusia sebagai makhluk individu, perlu kita
ketahui arti dari kata individu itu sendiri. Kata individu berasal dari bahasa latin,
Individium yang berarti sesuatu yang tidak dapat dibagi – bagi atau satu kesatuan
kecil yang terbatas. Hal ini menggambarkan manusia sebagai makhluk individu
karena secara fisiologis manusia memiliki sifat bebas yang tidak memiliki
ketergantugan organic dengan sesamannya.

Manusia sebagai makhluk individu dibekali dengan akal, pikiran, dan


emosi. Kemampuan tersebutlah yang membuat manusia menjadi makhluk yang
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Manusia mengalami proses
perkembangan kecakapan dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam
masyarakat. Sebagai mahluk individu, manusia adalah salah satu makhluk ciptaan
Tuhan yang memiliki 2 unsur yaitu unsur rohani (pikir, cipta, rasa, karsa dan budi
nurani) dan juga unsur jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).
Unsur – unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dan menjadi pembentuk indvidu.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tertentu, tidak ada manusia yang
sama persis di dunia ini bahan orang – orang yang kembar identik pun memliki
sifat yang berbeda – beda.

Karena adanya individualitas, setiap orang memiliki aspek kehendak,


perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda.
Aspek-aspek tersebut melekat kuat pada setiap manusia dan sifatnya cenderung
internal. Selain hal tersebut, terdapat juga aspek-aspek individual yang sifatnya
cenderung eksternal, yakni kematangan intelektual, kemampuan berbahasa, latar
belakang pengalaman, cara atau gaya dalam mempelajari sesuatu, bakat dan minat
serta kepribadian.

Manusia sebagai makhluk individu adalah perpaduan dari dua buah faktor,
yaitu faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa oleh
manusia dari orang tuanya, atau disebut juga dengan faktor keturunan. Faktor ini
dibawa oleh manusia sejak dia dilahirkan di bumi ini. Sementara itu, faktor
fenotip adalah faktor pembentuk individu yang berasal dari lingkungan. Tidak
bisa dipungkiri lagi bahwa lingkungan bisa mempengaruhi karakter manusia.
Meskipun sesungguhnya sikap dasar sudah terbentuk melalui faktor genotip,
tetapi lingkunganlah yang menentukan apakah sifat – sifat tersebut dapat
berkembang atau tidak.

b. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk sosial


Meskipun manusia memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap dirinya
sendiri, manusia juga membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini dilakukan dengan bersosialisasi atau bermasyarakat dengan
manusia lainnya. Dorongan dari lahir memaksa mereka untuk selalu
menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk di masyarakat, sehingga dengan
sendirinya mereka akan berinteraksi dengan masyarakat.

Ciri manusia sebagai makhluk sosial yakni dengan adanya interaksi sosial
dalam hubungannya dengan manusia lain. Ada beberapa faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia dengan manusia lainnya, yaitu tekanan
emosional, harga diri, dan isolasi sosial.

Terdapat 3 (tiga) perspektif dalam melihat dimensi manusia sebagai


makhluk sosial. Tiga perspektif tersebut meliputi perspektif struktural
fungsional yakni bahwa manusia-manusia sebagai masyarakat merupakan sebuah
sistem yang di dalamnya terdapat subsistem. Subsistem memiliki fungsi masing-
masing yang tidak dapat ditukar dengan yang lain. Subsistem harus selalu ada dan
menjalankan fungsinya agar sistem masyarakat berjalan stabil karena apabila
salah satu dari subsistem tersebut tidak berperan sebagaimana fungsinya, maka
akan terjadi kehancuran atau kekacauan di dalam masyarakat.
Kemudian perspektif konflik yakni menekankan adanya perbedaan pada
diri individu dalam mendukung sistem sosial. Masyarakat terdiri dari individu-
individu yang memiliki kebutuhan yang terbatas dan juga kemampuannya untuk
mendapatkan kebutuhan tersebut pun berbeda. Oleh karena itu, setiap unsur dalam
sistem sosial memiliki potensi memunculkan konflik dalam masyarakat.
Selanjutnya, perspektif interaksionisme simbolik, yakni berupaya memahami
berbagai individu yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat.
Masyarakat terdiri atas individu-individu yang mengalami proses sosialisasi dan
eksistensi, serta strukturnya tampak dan terbentuk melalui interaksi sosial yang
berlangsung di antara individu. Interaksi sosial menurut perspektif ini merupakan
bagian yang penting dalam masyarakat.

c. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Susila / Bermoral


Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih
tinggi. Menurut bahasa ilmiah sering digunakan istilah etiket (persoalan
kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Jadi kesusilaan selalu
berhubungan dengan nilai-nilai. Di dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang
tidak cukup hanya berbuat yang pantas atau sopan jika di dalamnya terkandung
kejahatan yang terselubung sehingga pengertian susila berkembang dan memiliki
perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih.

Manusia sadar akan diri dan lingkungannya, mempunyai potensi dan


kemampuan untuk berfikir, berkehendak bebas, bertanggung jawab, serta punya
potensi untuk berbuat baik. Karena itulah, eksistensi manusia memiliki aspek
kesusilaan. Manusia sebagai makhluk susila atau bermoral berhubungan erat
dengan pranata sosial yakni suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam
kehidupan masyarakat.
Agar hubungan sosial di dalam suatu masyarakat berjalan sesuai harapan,
maka di dalam masyarakat dirumuskan norma-norma. Norma-norma tersebut
memberikan batas-batas individu dalam berperilaku, memberikan identifikasi
individu dengan kelompoknya dan menjaga solidaritas sosial.

d. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Beragama / Religius


Manusia sebagai makhluk religius sering dikaitkan dengan agama yang
menjadi keyakinan atas kekuasaan alam semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Aspek Keberagamaan merupakan salah satu karakteristik eksistensi manusia yang
terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama
yg diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Manusia sebagai makhluk relegius
menegaskan bahwa keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita
lihat, bukanlah sekedar raga melainkan makhluk spritual multidimensional yang
bisa mengalami pengalaman fisik.
Manusia hidup beragama karena agama menyangkut masalah-masalah yang
bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagamaan akan tampak dalam kehidupan
sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Dalam keberagamaan ini
manusia akan merasakan hidupnya menjadi bermakna. Ia memperoleh kejelasan
tentang dasar hidupnya, tata cara hidup dalam berbagai aspek kehidupannya, dan
menjadi jelas pula apa yang menjadi tujuan hidupnya.

Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan.


Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna
tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan
tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya. Dengan pendidikan, manusia dapat
mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti
bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui sebuah
pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti
bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia
dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda
kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupun dengan jelas tersurat dalam
lingkungan sehari-hari.

C. Identitas Buku Pembanding


1. Judul Buku : Ilmu Pendidikan
2. Pengarang : Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I
3. Penerbit : Penerbit TERAS
4. Tempat Terbit : Yogyakarta
5. Tahun Terbit : 2009
6. Cetakan : Pertama
7. Tebal Buku : 155 Halaman
8. ISBN : 979-9781-84-1

D. Ikhtisar Isi Buku Pembanding

BAB I

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan


a. Pengertian Pendidikan
1. Menurut Redja Mudyahardjo

Secara luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman


belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi Individu. Sedangkan
secara sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan
adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka
2. Menurut Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno,


Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,adapun maksud
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Suwarno 1985: 2)
3. Prof. Logde
Menurutnya dalam buku Philosophy of education, sebagaimana dikutip oleh
Tim Doen FIP-IKIP Malang (1981: 5) dinyatakan sebagai berikut: The word
“Education” is used, sometimes in a wider, sometimes in a narrow,sense, in the
wider sense, all experience is said to the educative. Kata “Pendidikan” kadang
kadang dipakai dalam pengertian yang lebih luas, kadang kadang dalam arti yang
lebih sempit. Dalam pengertian yang lebih luas, semua pengalaman dapat
dikatakan sebagai pendidikan.
4. Carter Y. Good
a. Pedagogy is the art, Practice or profession of teaching.

b. The systematized learning or instruction concerning principles and methods


of teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term
education (Langeveld, 1971: 5)
Pendidikan ialah:

a. Seni, Praktek, atau profesi sebagai pengajar.


b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan
metode-metode mengajar pengawasan dan bimbingan murid, dalam arti
luas digantikan dengan istilah pendidikan
5. Menurut UU nomor 2 tahun 1989

Disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta


didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang (1991/1992 :3)
6. Dalam Ensiklopedi Indonesia (1992: 2627)

Pendidikan (Latin, Educare= mengantar keluar). Pendidikan adalah proses


membimbing manusia dari kegelapan kebodohan ke kecerahan pengetahuan

Definisi definisi tersebut menggambarkan terbentuknya manusia yang utuh


sebagai tujuan pendidikan.. pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani
dan rohani, aspek diri (Individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif dan
psikomotor, serta segi hubungan manusia dengan dirinya (konsentrasi), dengan
lingkungan sosial dan alamnya (horisontal) dan dengan tuhannya (vertikal)

b. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan


Pendidikan sebagai ilmu mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena
di dalamnya banyak segi segi atau pihak pihak yang ikut terlibat baik langsung
meupun tidak langsung. Adapun segi segi yang terlibat dalam pendidikan
sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Pendidik
Pendidik adalah orang yang disiapkan dengan sengaja untuk menjadi guru
atau dosen. Kedua jenis pendidik ini diberi pelajaran tentang pendidikan dalam
waktu relatif lama agar mereka menguasai ilmu dan terampil melaksanakannya
di lapangan (Pidarta 1997: 264)
Pendidik adallah orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan
bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan si
terdidik baik jasmani maupun rohani agar mampu berdiri sediri memenuhi
tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk individu dan makhluk sosial
Sechen (1972) dalam Made Pidarta mengatakan bahwa ciri ciri guru dan
dosen yang benar benar di terima oleh masyarakat ialah:
a. Bekerja sepenuhnya dalam jam jam kerja (Full time)
b. Pilihan pekerjaan itu didasarkan kepada motivasi yang kuat.
c. Memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu dan keterampilan khusus yang
diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama.
d. Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani
klien
e. Pekerjaan berorientasi kepada pelayanan, bukan untuk kepentingan pribadi.
f. Pelayanan itu didasarkan kepada kebutuhan obyektif klien.
g. Memiliki otonomi untuk bertindak dalam menyelesaikan klien.
h. Menjadi anggota organisasi profesi, sesudah memenuhi persyaratan atau
kriteria tertebtu.
i. Memiliki kekuatan dan status yang tinggi sebagai eksper dalam
spesialisasinya
j. Keahlian itu tidak boleh diadvertensikan untuk mencari klien (Pidarta
1997:265)

2. Anak Didik/ Peserta Didik


Fungsinya ialah belajar diharapkan peserta didik mengalami perubahan
tingkah laku sesuai dengan tujuan dan sistem pendidikan. Contoh berapa
umurnya, berapa jumlah saudaranya, bagaimana tingkat perkembangannya,
pembawaannya, motivasinya untuk belajar, dan sosial ekonomi orangtuanya.
Anak didik termasuk ruang lingkup terpenting dalam proses pendidikan, sebab
tanpa ada anak didik tidak ada proses sama sekali.

3. Tujuan dan Prioritas


Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi
tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan
pelaksanaannya. Contohnya ada tujuan umum pendidikan, yaitu tujuan yang
tercantum dalam peraturan perundang undangan negara, yaitu tujuan pendidikan
nasional, yaitu tujuan lembaga tingkat pendidikan dan tujuan program, seperti
program S-1, S-2 dan S-3, ada tujuan kurikulum .
4. Manejemen atau Pengelolaan

Fungsinya mengkordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan,


komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita cita, juga merupakan
informasi tentang pola kepemimpinan dalam sistem kependidikan , contoh,
pemimpin yang mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter,demokratis,
atau laissez-faire
5. Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan. Contohnya pembagian
waktu ujian, wisuda dan lain lain.
6. Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk mengembangkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang
harus di kuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan-
kegiatan dalam proses pendidikan. Contohnya , isi bahan pelajaran untuk setiap
mata pelajaran atau mata kuliah, dan untuk pengalaman lapangan.
7. Alat pendidikan/ alat bantu belajar

Yaitu alat alat yang digunakan selama melaksanakan pendidikan agar tujuan
pendidikan tersebut lebih berhasil. Alat bantu belajar fungsinya untuk
memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan bervariasi.
Contohnya film, papan tulis, peta.
8. Fasilitas

Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. Contohnya


gedung dan laboraturium beserta perlengkapannya.
9. Teknologi

Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan.


Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga
sistem pendidikan berjalan dengan efektif dan efisien. Contohnya pola
komunikasi satu arah, artinya guru menyampaikan pelajaran lewat ceramah,
peserta didik mendengarkan atau mencatat, atau pola komunikasi dua arah,
artinya ada dialog antara guru dan peserta didik
10. Pengawasan Mutu

Fungsinya membina peraturan peraturan dan standar pendidikan. Contohnya


penerimaan peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian dan penilaian
11. Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan ilmu pengetahuan dan penampilan
sistem pendidikan
12. Biaya

Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan mengajar petunjuk tentang


tingkat efisiensi sistem pendidikan. Contohnya sekarang biaya pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat
(Idris, 1992: 42)

E. Kelebihan Dan Kurangan Buku

a. Buku Utama

Kelebihan Buku yaitu :


1. Sub judul pembahasan lumayan banyak
2. Bahasa mudah di fahami
3. Dijelaskan tentang hakikat manusia dan pengembangannya melalui
pendidikan

Kekurangan Buku yaitu :

1. Terdapat beberapa materi yang tidak di jelaskan secara


terperinci,kebanyakan pada BAB 6
2. Metode dalam pendidikan tidak di jelaskan
3. Alat atau media pendidikan pembahasannya kurang terperinci
4. Tidak di jelaskan pengertian pendidikan

b. Buku Pembanding

Kelebihan buku yaitu:

1.Pengertian pendidikan dijelaskan tidak seperti buku utama

2. Walaupun materinya tak sebanyak buku utama, tapi perincian dari


setiap materi lebih lengkap dari buku utama
3. Bahasanya mudah di pahami
Kekurangan buku yaitu;

1. dalam pembahasan Alat dalam penadidikan kebanyakan di bahas


faktornya saja, jadi tidak lengkap penjelasan tentang apa saja alat
pendidikan itu
2. Evaluasi pendidikan tidak ada dalam buku
3. Tidak membahas tentang kurikulum

F. Kesimpulan

Manusia dari sejak kelahirannya terus me ngalami perubahan-perubahan,


baik secara fisik maupun psikologis. Manusia merupakan makhluk hidup dengan
akal budi memiliki potensi untuk terus melakukan pengembangan. Sifat
pengembangan manusia menunjukkan sisi dinamis, artinya perubahan terjadi terus
menerus pada manusia. Melalui sebuah pendidikan, manusia berharap nilai-nilai
kemanusiaan diwariskan, bukan sekedar diwariskan melainkan menginternalisasi
dalam watak dan kepribadian. Nilai-nilai kemanusiaan inilah yang menjadi
penuntun manusia untuk hidup berdampingan dengan manusia lain. Upaya
pendidikan melalui internalisasi nilai-nilai kemanusiaan menuntun untuk
memdinganusiakan manusia.Pendidikan merupakan bagian terpenting dari
kehidupan manusia yang sekaligus membedakan antara manusia dan binatang.
Binatang juga belajar namun lebih ditentukan oleh instingnya. Sementara itu, bagi
manusia, belajar berarti rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju
kehidupan yang lebih berarti. Perbedaan manusia dengan jenis makhluk lainnya
terletak pada sifat-sifat kehidupan rohaninya, yaitu manusia memiliki potensi akal
budi
Menurut UU nomor 2 tahun 1989, Disebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang
(1991/1992 :3), dan ilmu pendidikan ini memiliki beberapa ruang lingkup
diantaranya adalah: (1) Pendidik , (2) Anak Didik/ Peserta Didik, (3) Tujuan dan
Prioritas, (4)Manejemen atau Pengelolaan, (5) Struktur dan Jadwal Waktu, (6) Isi
dan Bahan Pengajaran,(7) Alat pendidikan/ alat bantu belajar, (8) Fasilitas, (9)
Teknologi, (10) Pengawasan Mutu, (11) Penelitian, (12) Biaya
G. Saran
a. Buku Utama
saran saya pembahasan lebih di lengkapi lagi ,dan dijelaskan terlebih dahulu
pengertian pendidikan

b. Buku Pembanding
Ditambahkan materi dan pebahasan tentang Evaluasi pendidikan,
Kurikulum, dan alat

Anda mungkin juga menyukai