DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS REGULER A
Dosen Pengampu: MISWANTO,M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan sehingga dapat menyelesaikan makalah dalam tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling.
Dalam menyusun makalah Bimbingan dan Koseling dengan tema “Landasan
Bimbingan dan Konseling” kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak.
Sebagai manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Kami mengucapkan
mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena dalam penyusunan dan penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu pula, kami
mengaharap saran dan kritikan yang membangun dalam pengembangan tema tersebut.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTA....................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Bimbingan Dan Konseling......................................2
B. Macam-macam Landasan Bimbingan Dan Konseling............................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.....................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..5
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian landasan bimbingan dan konseling?
2. Apa saja dan bagaimana macam-macam landasan bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian landasan bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan Filosofis
Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan
tindakan yang bijaksana. Untuk itu, diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai
hal yang menyangkut pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran filosofis
menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara umum,
dan bagi konselor secara khusus.[4] Yaitu membantu konselor dalam memahami
situasi konseling dan dalam membuat keputusan yang tepat. Selain itu, pemikiran dan
pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih
mantap, lebih fasilitatif, dan lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian
bantuannya.
Disini akan diuraikan beberapa pemikiran filosofis yang selalu terkait dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Yaitu tentang hakikat manusia, tujuan dan tugas
kehidupan.
a. Hakikat Manusia
Hakikat manusia menurut Viktor Frankl dalam bukunya Thompson dan Rudolph
yang dikutip oleh Prayitno dalam bukunya Bimbingan dan Konseling, menegaskan
bahwa:
“....Selain memiliki dimensi fisik dan psikologis manusia juga memiliki dimensi
spiritual. Ketiga dimensi itu harus dikaji secara mendalam apabila manusia itu hendak
dipahami dengan sebaik-baiknya. Melalui dimensi spiritualnsya itulah manusia
mampu mencapai hal-hal yang berada diluar dirinya dan mewujudkan ide-ide nya.
“....Manusia terutama akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan
manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupan tersebut.
“....Manusia adalah unik, dalam arti bahwa manusia itu mengarahkan kehidupannya
sendiri. Manusia adalah bebas, merdeka, dalam berbagai keterbatasannya, untuk
membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu,
dan akan menjadi apa manusia itu sendiri.[5]
b. Tujuan dan Tugas Kehidupan
Menurut Jung tujuan hidup manusia adalah mencari keterpaduan, dan didalamnya
terdapat dorongan instingtual kearah keutuhan dan hidup sehat. Sedangkan tugas
kehidupannya adalah: spiritualitas, pengaturan diri, bekerja, persahabatan, dan
cinta.[6]
1) Spiritualitas
Dalam kategori ini terdapat agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Artinya
agama sebagai sumber moral, etika, dan aturan-aturan formal yang berfungsi untuk
melindungi dan melestarikan kebenaran dan kesucian hidup manusia. Karakter dan
gaya hidup seseorang dikembangkan dengan memperhatikan keharmonisannya
dengan Sang Maha Kuasa.
2) Pengaturan Diri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat artinya hidup yang benar, maka
terdapat sejumlah ciri-ciri termasuk rasa dri berguna, pengendalian diri, pandangan
realistis, spontanitas, kepekaan emosional, pemecahan masalah, dan kreativitas,
kebugaran jasmani, serta hidup sehat dan lain-lain.[7] Dengan hal itu seseorang yang
mampu mengkoordinasikan dirinya atau hidupnya bertingkah laku yang bertujuan
melalui pengaturan dirinya, pengarahan, pengelolaan dirinya maka akan terjadi
peningkatan pada dirinya sesuai dengan norma-norma masyarakat.
3) Bekerja
Seseorang dengan bekerja akan mendapatkan keuntungan ekonomis untuk bekal
hidupnya dan kesejahteraan hidupnya. Biasanya orang yang memiliki semangat
bekerja ia akan menimbulkan rasa percaya diri, siap menghaapi tantangan, memiliki
banyak teman, menggunakan waktu sebaik mungkin. Sebaliknya, bagi seseorang yang
tidak mau bekerja atau tidak mampu biasanya ia adalah orang yang kurang berani
menghadapi tantangan untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Ketidakmampuan menjalani tugas kehidupan seperti itu menurut Dreikurs
dianggap sebagai suatu gejala sakit yang cukup serius.[8]
4) Persahabatan
Persahabatan merupakan hubungan sosial baik antara individu maupun dalam
masyarakat secara lebih luas, yang idak adanya keterlibatan perkawinan.
Persahabatan memberikan tiga keutamaan kepada hidup yang sehat: a. Dukungan
emosional (kedekatan, perlindungan, rasa aman, kegembiraan), b. Dukungan
keberadaan (penyediaan kebutuahan fisik sehari-hari, bantuan keuangan), c.
Dukungan informasi (pemberian data yang diperlukan, petunjuk, nasihat,
peringatan).[9]
5) Cinta
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat
intim, saling mempercayai, saling terbuka, saing bekerjasama, dan saling memberikan
komitmen yang kuat.
Penelitian Flanagan yang dikutip oleh Prayitno mengungkapkan bahwa pasangan
hidup (suami istri), anak dan teman-teman merupakan tiga pilar paling utama bagi
keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Perkawinan dan persahabatan secara signifikan menyumbang pada kebahagiaan
hidup.[10]
2. Landasan Psikologis
Perlu kita ketahui bahwa psikologis berarti ilmu tentang jiwa, dimana dalam
pandangan ini bahwa setiap peserta didik atau individu memiliki berbagai macam
keunikan dibandingkan peserta didik yang lainnya. Seperti halnya berbeda dalam
potensi bakat, minat, tingkah laku, motivasi, perhatian, kecerdasan, dan lainnya. Dan
hal ini sangat penting kita ketahui sebagai konselor karena dalam pelayanan
bimbingan dan konseling kita akan membahas masalah prilaku siswa yang
dikarenakan perkembangannya.
Dalam perkembangan jiwa jasmani inilah seyogianya anak-anak belajar, sebab
pada masa ini mereka peka untuk belajar, punya waktu untuk belajar, belum berunah
tangga, belum bekerja, dan belum bertanggung jawab pada kehidupan keluarga. Masa
belajar ini bertingkat-tingkat sesuai dengan fase-fase perkembangan mereka. Oleh
karena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus pula dibuat bertingkat-
tingkat agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.[11] Sebagai konselor harus
mengetahui tingkatan fase peserta didik, agar bantuan bimbingannya lebih efektif dan
efisien.
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling seorang konselor harus
memahami beberapa aspek dalam psikologi yakni: 1). Motif dan motivasi, 2).
Pembawaan dasar dan lingkungan, 3). Perkembangan individu, 4). Belajar, balikan,
dan penguatan, 5). Kepribadian.[12]
3. Landasan Sosial-Budaya
Manusia merupakan makhluk sosial. Maka dari itu, manusia membutuhkan
kepada orang lain yang berarti tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Siswa atau
klien juga sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. Dimensi sosial manusia
harus dipertahankan serta dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling.
Selain itu, manusia juga merupakan makhluk budaya. Karena manusia hidup di
lingkungan budaya, sehingga ia harus memenuhi tuntutan budaya dimana ia hidup
agar sesuai dan diterima dilingkungannya. Serta untuk mengembangkan tingkah
lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut.
Manusia hidup berpuak-puak, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa. Relevan
dengan pernyataan ini Al Qur’an menegaskan bahwa “Allah SWT., menjadikan kamu
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling kenal-mengenal”. Dan setiap
suku dan bangsa memiliki lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Perbedaan itu
bisa menimbulkan subjektivitas budaya sehingga akan berpengaruh pula pada upaya
pemberian bantuan (bimbingan dan konseling). Proses bimbingan dan konseling
merupakan proses komunikasi antara konselor dengan klien. Proses konseling yang
bersifat antarbuadaya (konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda) sangat
peka terhadap pengaruh dari sumber-sumber hambatan komunikasi seperti bahasa dll.
Perbedaan dalam latar belakang ras atau etnik, kelas sosial, ekonomi, dan bahasa bisa
menimbulkan masalah dalam hubungan konseling. Oleh sebab itu, konselor harus bisa
menjaga netralitas sosial budaya dalam memberikan bantuan bimbingan dan
konseling.[13]
4. Landasan Religius
Di dalam Undang-undang yang isinya tentang tujuan pendidikan Nasional
diantaranya membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta manusia yang memliki kepribadian i. Maka dari itu, perlu adanya
bimbingan dan konseling yang berlandaskan religius.
Menurut Erman Amti, implementasi landasan religius dalam layanan bimbingan
antara lain pembimbing diharapkan mendesain dan memasukkan unsur-unsur agama
dalam kegiatan bimbingan dan konseling.[14] Akan tetapi, memberikan bimbingan
dan konseling dengan unsur keagamaan haruslan dengan tataran wajar, jangan sampai
membuat peserta didik merasa bahwa dirinya ditentukan nasib. Oleh karena itu,
peserta didik haruslah memiliki pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan, yang
berlaku dalam kehidupan sosial, pribadi, belajar, dan karier.
Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan
pada tiga ha pokok:1) keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah
makhluk Allah. 2). Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia
berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama. 3). Upaya yang
memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya (termasuk IPTEK), serta kemasyarakatan yang sesuai dan
menentukan kehidupa beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu.[15]
5. Landasan Pedagogis
Menurut Tirtaraharja dan La Sula, pendidikan merupakan transformasi sosial-
budaya bagi masyarakat peserta didik dalam menjaga dan mempertahankan eksistensi
manusia dan budayanya. Pendidikan juga merupakan lembaga sosial yang berfungsi
melakukan reproduksi sosial. Selain itu, pendidikan juga memiliki fungsi
pengembangan diri segenap potensi yang dimiliki peserta didik.[16] Oleh karena itu,
pendidikan harus menjadi pijakan dan dasar kegiatan bimbingan dan konseling.
Karena pula antara pendidikan dan bimbingan dan konseling memiliki hubungan yang
saling mendukung. Sebab, pendidikan merupakan proses menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan atau upaya pengajaran, bimbingan, dan pelatihan.
Landasan pedagogis pelayanan bimbingan dan konseling setidaknya berkaitan
dengan: 1). Pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan
merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, 2). Pendidikan sebagai inti proses
bimbingan dan konseling, 3). Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan
dan konseling.[17]
6. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang
profesional yang dilakukan atas dasar keilmuan baik yang menyangkut teori-teori,
pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangannya. Karena landasan ilmiah
bimbingan dan konseling harus dilaksanakan atas dasar keilmuan. Oleh karena itu,
orang yang berkecimpung dalam dunia bimbingan dan konseling harus memiliki ilmu
tentang bimbingan dan konseling.
Ilmu bimbingan dan konseling bersifat multireferensial artinya suatu disiplin ilmu
dengan rujukan ilmu-ilmu yang lain seperti psikologi (psikologi perkembangan,
kepribadian, psikologi anak, remaja, dewasa, psikologi komunikasi dll), ilmu
pendidikan, filsafat, bahkan ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu agama, ilmu
hukum, statistik, evaluasi, dan lain-lain.[18]
Selain perlu dukungan sejmlah ilmu, praktik bimbingan dan konseling juga
memerlukan dukungan perangkat teknologi, seperti komputer. Digunakan untuk
pembuatan instrument bimbingan dan konseling serta memperjelas materi bimbingan
dan konseling sehingga meningkatkan motivasi klien untuk mengikuti kegiatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan bimbingan dan konseling merupakan suatu dasar atau fondasi dalam
proses pelaksanaan bimbingan dan konseling agar pelayanannya berjalan dengan
efektif dan efisien.
Terdapat beberapa landasan dalam bimbingan dan konseling , yaitu filosofis,
religius, psikologis, sosial-budaya, ilmiah dan teknologi serta landasan pedagogis.
Landasan pada aspek-aspek tersebut perlu dipahami untk menunjang pelaksanaan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, yang bertema “Landasan Bimbingan Dan
Konseling”, merupakan suatu wacana yang beragam pendapat dari sekian referensi.
Sehingga kami membutuhkan referensi lain untuk memberikan masukan atas
kekurangan penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah dalam
tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
Sebagai manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Kami mengucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karna dalam penyusunan dan penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu pula, kami
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dan mendukung dalam
pembangunan tema makalah tersebut.
PENULIS
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
A.PENDAHULUAN. ....................................................................................... 4
B.LATAR BELAKANG ................................................................................. 4
C.RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 4
D.TUJUAN ...................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
A.PEMBAHASAN ........................................................................................... 5
B.LAYANAN ORIENTASI ........................................................................... 5
C.LAYANAN INFORMASI .......................................................................... 7
D.LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN ............................... 8
E.LAYANAN PENGUASAAN KONTEN .................................................. 10
F.LAYANAN KONSELING PERORANGAN .......................................... 11
G.LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING
KELOMPOK ............................................................................................. 11
H.LAYANAN KONSULTASI ..................................................................... 13
I.LAYANAN MEDIASI ............................................................................... 13
J.LAYANAN ADVOKASI ........................................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
A.KESIMPULAN ......................................................................................... 15
B.SARAN ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses interaksi antara
konselor dengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya
ataupun memecahkan permaasalahan yang dialaminya, bimbingan konseling
juga dikatakan upaya sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan serta
terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan
konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Dengan
demikian dapat kita lihat bagaimana peran dan fungsi bimbingan dan
konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu dengan pentingnya
bimbingan konseling tersebut tentunya banyak pihak yang menerima manfaat
dan menggunakan fungsi bimbingan konseling tersebut. Oleh karna itu maka
timbulah pembahasan tentang layanan yang disediakan bimbingan konseling.
3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari
Layanan Bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Layanan Orientasi
Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:
Tujuan
Layanan orientasi berupaya mengantarkan individu untuk memasuki suasana
atau lingkungan baru. melalui layanan ini individu mempraktikkan berbagai
kesempatan untuk memahami dan mampu melakukan kontak secara konstruktif
dengan berbagai elemen suasana beru tersebut. lebih jauh, individu mampu
menyesuaikan diri dan/atau mendapatkan manfaat tertentu dari berbagai sumber yang
ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut.
Asas
Asas kegiatan sangat dominan untuk dilaksanakan. para peserta layanan
dituntut oleh benar-benar aktif menjalani berbagai kegiatan yang telah dirancang oleh
konselor. partisipasi aktif peserta ini didasarkan atas kesukarelaan dan keterbukaan
dan asas kerahasiaan diberlakukan terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.
b. Layanan Informasi
Di perlukannya informasi bagi individu semakin penting mengingat kegunaan
informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai
pertimbangan sebagai arah pengembangan diri dan sebagai dasar pengambilan
keputusan. kegunaan yang di maksud terkait pula dengan adanya berbagai
kesempatan di masyarakat sekitar, masyarakat yang lebih kuat, maupun masyarakat
global. tanpa informasi yang cukup individu akan tidak mampu mengisi kesempatan
yang ada itu. salah pilih sekolah, salah pilih pekerjaan, seringkali menjadi akibat dari
kurangnya informasi.
Layanan informasi berusaha memenuhi kekeurangan individu akan informasi
yang mereka perlukan. dalam layanan ini, kepada peserta layanan disampaikan
berbagai informasi. informasi itu kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk
kepentingan hidup dan perkembangannya. layanan informasi diselenggarakan oleh
konselor yang di ikuti oleh seseorang atau lebih peserta.
1. Informasi pendidikan
2. Informasi pekerjaan/jabatan
3. Informasi sosial budaya
4. Informasi diri siswa
Tujuan
Tujuan umum layanan informasi adalah dikuasainya informasi tertentu oleh peserta
layanan. informasi tersebut selanjutnya digunakna oleh peserta untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.
Asas
Layanan informasi pada umumnya merupakan kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
peserta dalam suatu forum terbuka. asas kegiatan mutlak diperlukan, didasarkan pada
kesukarelaan dan keterbukaan , baik dari para peserta maupun konselor. dan asas
kerahasiaan diperlukan dalam layanan informasi yang diselenggarakan untuk peserta
atau klien khususnya dnegan informasi yang sangat mempribadi.
c. Layanan Penempatan Dan Penyaluran
Individu sering mngalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak
sedikit individu yang bakat kemmapuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dnegan
baik. individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara optimal. mereka
memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-orang dewasa, terutama konselor,
dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
a. Penempatan dan penyaluran siswa disekolah
1) Layanan penempatan didalam kelas
Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan tidak dapat dilakukan
secara acak, tetapi memerlukan perencanaan yang matang sebelum siswa tamat dari
bangku sekolah yangs edang didudukinya.
2) Penempatan dan penyaluran kedalam jabatan/pekerjaan
sekolah juga membantu para siswanya yang akan memeasuki dunia kerja. layanan
penempatan dan penyaluran bisa dikatakan khusus yang peling nyata dari berbagai
fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam segala pelayanan bimbingan dan
konseling.
Tujuan
Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya
tempat yang sesuai bagi individu untuk pengembangan potensi dirinya. tempat yang
dimaksudkan itu adalah kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosioemosional dan lebih luas lagi seperti lingkungan akademik,
lingkungan sosial, lingkungan budaya yang secara langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan perkembangan individu.
Asas
Dalam hal ini, asas kesukarelaan dan keterbukaan subjek layanan (klien)
sangat penting. posisi klien untuk mengambil keputusan sendiri harus mendapatkan
penguatan. setelah itu asas kekinian dan asas kegiatan merupakan jaminan bagi
kelancaran dan suksesnya layanan penempatan dan penyaluran. asas kerahasiaan
diterapkam untuk hal-hal yang bersifat pribadi, khususnya kondisi pribadi yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui pihak lain.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan
klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
Tujuan
Seperti yang dibahas sebelumnya, tujuan umum layanan PKO adalah
dikuasainya suatu konten tertentu. Penguasaan konten ini perlu bagi individu atau
klien untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilain dan sikap,
menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan
mengatasi masalah masalahnya. Dengan penguasaan konten yang dimaksud itu
individu yang bersangkutan lebih mampu menjalani kehidupannya secara efektif.
Asas
Layanan PKO pada umumnya bersifat terbuka. Asas yang paling di utamakan
adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan diharapkan benar-benar aktif
mengikuti dan menjalani semua kegiatan yang ada dalam proses layanan. Asas
kegiatan ini dilandasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan.
Dengan ketiga asas tersebut proses layanan akan berjalan lancar dengan keterlibatan
penuh peserta layanan.
5. Layanan Konseling Perorangan
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien.
Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri,
kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam
jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada
individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah
pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan
sendiri
Tujuan
Tujuan umum layanan konseling perorangan adalah pengentasan masalah klien, dan
dengan demikian, fungsi pengentasan sangat dominan dalam layanan ini.
Asas
Asas-asas konseling memperlancar proses dan memperkuat bangunan yang ada
didalam layanan konseling perorangan. didalam layanan ini terdapat asas kerahasiaan,
kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kegiatan , asas kenormatifan dan
asas keahlian.
6. Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok
1. Ciri-ciri kelompok
Selanjutnya, kelompok yang akan memiliki tujuan, anggota dan pemimpin itu
tidaklah lengkap apabila belum memiliki aturan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatannya. tanpa aturan itu pemimpin kelompok tidak dapat menjalankan fungsi
dengan baik, kegiatan anggota tidak terarah, atau akan terjadi kesimpangsiuran, atau
bahkan benturan dan kekacauan, yang semuannya akan mengakibatkan tujuan
bersama tidak tercapai. dengan demikian, jelaslah bahwa suatu kelompok
membutuhkan aturan, nilai-nilai, atau pedoman yang memungkinkan seluruh anggota
bertindak dan mengarahkan diri bagi pencapaian tujuan-tujuan yang mereka hendaki.
2. Bimbingan kelompok
Tujuan
Tujuan umum layanan BKp dan KKp adalah berkembangnya kemmapuan sosialisasi
siswa, khususnya kemmapuan komunikasi peserta layanan.
Asas
Kerahasiaan, kesukarelaan dan keputusan diambil oleh klien sendiri merupakan tiga
etika dasar konseling. didalam kegiatan layanan BKp dan KKp ketiga etika tersebut
diterapkan.
7. Layanan Konsultasi
Tujuan
Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat
menangani kondisi dan /alat permasalahan yang dialami pihak ketiga.
Asas
Tiga etika dasar konseling, yaitu, kerahasiaan, kesukarelaan dan keputusan diambil
oleh klien sendiri. sepenuhnya berlaku pada proses konsultasi.
8. Layanan Mediasi
Tujuan
Layanan mediasi pada umumnya bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang
positif dan kondusif diantara klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih.
Asas
Pada dasarnya semua asas konseling perlu mendapat perhatian dan diterapkan dalam
layanan mediasi. asas- asasnya antara lain yaitu asas kerahasiaan, asas keterbukaan,
asas kekinian, asas kesukarelaan ,asas kemandirian dan asas-asas lainnya.
9. Layanan Advokasi
Salah satu fungsi umum konseling adalah fungsi advokasi yang artinya
membela hak seseorang yang tercederai. sebagaimana diketahui bahwa setiap orang
memiliki berbagai hak yangs ecraa umum dirumuskan didalam dokumen HAM.
Fungsi advokasi dalam konseling berupaya memberikan bantuan agar hak-hak
keberadaan, kehidupan dan perkembangan orang atau individu atau klien yang
bersangkutan kembali memperoleh hak-haknya yang selama ini dirampas, dihalangi,
dihambat, dibatasi atau dijegal.
Tujuan
Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari suasana yang
menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat dan
terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan perkembangannya, khususnya dalam
bidang pendidikan menjadi tidak lancar, terganggu atau bahkan terhenti atau terputus.
Asas
Didalam layanan ini terdapat asas kerahasiaan, kesukrelaan ,keterbukaan dan asas
kegiatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari isi pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat Sembilan jenis
layanan bimbingan dan konseling yaitu, layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling
perorangan, layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, layanan
konsultasi, layanan mediasi dan layanan advokasi. Dan tujuan umum dari layanan
bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya,
dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
B. Saran
Diharapakan mahasiswa dapat memahami mengenai jenis-jenis layanan
bimbingan dan konseling dan dapat menerapkannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. H. Prayitno, Erma Amti.2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:PT
RINEKA CIPTA.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Layanan BK
PAUD” tepat waktu.
Makalah disusun guna memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah diKampus. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang “Pengembangan Layanan BK PAUD”.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Miswanto,
S,pd.,M,pd. Selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar BK. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
PENULIS
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................... 1
KATA PEGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
3. Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
1. Pengembangan Layanan BK diPAUD ......................................................... 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 14
1. Kesimpulan ............................................................................................... 14
2. Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR ISI................................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Apa saja pengembangan layanan BK yang ada di PAUD?
3. Tujuan
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah dasar-dasar bk
Agar para pembaca mengetahui apa saja pengembangan layanan
BK yang ada di PAUD
BAB II
PEMBAHASAN
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak dini atau dilembaga
PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat
membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru
yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik
dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan
kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini,
maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh
kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata, melainkan juga
harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan
kepribadiannya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak
hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan
juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku
bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembangnya anak secara maksimal.
Asumsi dasar yang melandasi bahwa PAUD memerlukan bimbingan dan konseling
adalah kesetaraan PAUD sekarang ini dengan pendidikan dasar dan menengah. Jika di
lingkungan pendidikan dasar dan menengah bimbingan konseling sangat dibutuhkan,
otomatis PAUD juga membutuhkannya.
Selain keahlian dan pengalaman pendidik, faktor lain yang perlu dipehatikan adalah
kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan mereka, bersedia
mengembangkan potensi yang dimiliki pada anak, hangat dalam bersikap dan
bersedia bermain dengan anak
1. Kesimpulan
PAUD (pendidikan anak usia dini) merupakan salah satu jenjang pendidikan.
PAUD memiliki peran strategis dalam proses pendidikan secara keseluruhan
karena ia merupakan landasan dan wahana penyiapan anak untuk memasuki
pendidikan dasar. Oleh karena itu, PAUD harus memperoleh perhatian yang
memadai. Pengembangan layanan paud meliputi pengembangan program
bimbingan dan konseling, pengembangan ruang lingkup bimbingan untuk
anak usia dini di paud, ruang lingkup layanan bimbingan, teknik-teknik
bimbingan dan konseling dipaud,
2. Saran
Anak usia dini sangat perlu sekali adanya bimbingan dan konseling jadi
untuk para pemerintah perlu sekali memperhatikan layanan dan juga
memantau pengembangan layanan bimbingan dan konseling yang ada di
setiap yayasan PAUD
DAFTAR PUSTAKA
Christianus sandroarinkb9a3.blogspot/2013/03/bimbingan-konseling-anak-usia-
dini.html Diakses pada tanggal 02/14/2015
https//:mintotulus.wonderpress.com diakses pada tanggal 2/04/2015
melyloelhabox.com/2012/10/Ruang-LingkuP-Bimbingan-konseling.Html diakses
pada tanggal 02/04/2015
Suyadi . 2009. Buku Pegangan Bimbingan Konseling Untuk PAUD. jogjakarta: DIVA
Pres.
tiamariati40.blogspot.com diakses pada tanggal 01/04/201
PPT LANDASANFILOSOFIS, RELIGIUS, PSIKOLOGI, SOSIAL BUDAYA,
ILMIAH DAN TEKNOLOGIS SERTA PAEDAGOGISDALAM BIMBINGAN
DAN KORSELING (MATERI NO. 1 DI RPS)
PPT JENIS-JENIS LAYANAN BK (MATERI NO.7 DI RPS)
PPT PENGEMBANGAN LAYANAN BK DI PAUD(MATERI NO. 13 DI RPS)
LAPORAN HASIL DISKUSI
KELOMPOK 1
Respondenser :
Henni Anastasia Sihombing (2x)
Rizkyah Latifah(2x)
Leoni Dame Butarbutar (1x)
Hana Y. Sitinjak (2X)
Cindy Julia (1X)
Penanya Sesi 2
Riska Y.Siregar
Aleyska Azrina Purba
Rizkya Nur
Respondenser :
Henni Anastasia Sihombing (3x)
Rizkyah Latifah(2x)
Leoni Dame Butarbutar(4x)
Nora V.Munthe(2x)
Penanya Sesi 2:
Desna I. Br.Sembiring
Kania Alifah
Lydia Sianipar
Respondenser:
Henni Anastasia Sihombing (2x)
Rizkyah Latifah(2x)
Leoni Dame Butarbutar (2x)
Hana Y. Sitinjak (2X)
Cindy Julia (2X)