Anda di halaman 1dari 55

KUMPULAN TUGAS RUTIN MAKALAH,PPT BESERTA HASIL

DISKUSI DARI MATERI LANDASAN,JENIS LAYANAN DAN


PENGEMBANGAN LAYANAN BK
(MATERI NO.1,7,13 SESUAI RPS)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

Leoni D. Henni Rizkyah Hana Cindy Julia


Butarbutar Sihombing Latifah Sitinjak (1203113026)
(1202413009) (1203113043) (1203113018) (1203313025)

KELAS REGULER A
Dosen Pengampu: MISWANTO,M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PRODI PG PAUD


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
MATERI NO 1 DALAM RPS BK

MAKALAH LANDASANFILOSOFIS, RELIGIUS, PSIKOLOGI, SOSIAL


BUDAYA, ILMIAH DAN TEKNOLOGIS SERTA PAEDAGOGISDALAM
BIMBINGAN DAN KORSELING

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan sehingga dapat menyelesaikan makalah dalam tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling.
Dalam menyusun makalah Bimbingan dan Koseling dengan tema “Landasan
Bimbingan dan Konseling” kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak.
Sebagai manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Kami mengucapkan
mohon maaf yang setulus-tulusnya, karena dalam penyusunan dan penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu pula, kami
mengaharap saran dan kritikan yang membangun dalam pengembangan tema tersebut.

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTA....................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Bimbingan Dan Konseling......................................2
B. Macam-macam Landasan Bimbingan Dan Konseling............................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.....................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan zaman juga sejalan dengan kemajuan pendidikan
dari berbagai aspek. Maka tentunya peserta didik perlu yang namanya bimbingan dan
konseling karena adanya masalah-masalah yang muncul berkenaan dengan rumitnya
pembelajaran. Belum lagi harus berhadapan dengan masalah-masalah pribadi seperti
masalah keluarga. Terutama mengenai materi PAI yang mana siswa banyak yang
kurang berminat terhadap pembelajaran PAI. Maka hal itu, perlu ditangani serius oleh
guru BK. Ada apa ini, mengapa yang seharusnya pelajaran agama menjadi pedoman
hidup akan tetapi ditakuti? Itu adalah pertanyaan besar yang mana masalah tersebut
tidak bisa diselesaikan secara instan.
Maka dari itu, perlu adanya penanganan dan pendekatan-pendekatan yang bersifat
face to face dengan siswa. Supaya akar masalahnya jelas dan bisa diselesaikan secara
efektif dan efisien. Untuk itu, seorang guru yang memberikan pelayanan bimbingan
dan konseling harus mengetahui landasan-landasan bimbingan dan konseling sebagai
pijakan atau acuan guru bimbingan dan konseling. Dan tidak bisa seorang guru
bimbingan dan konseling bicaranyaa asaal bunyi saja, tapi harus memiliki landasan
dan pedoman yang benar. Supaya dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling
masalah-masalah dapat diselesaikan dan berjalan secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, kami sebagai kelompok 2 akan memaparkan mengenai landasan
bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian landasan bimbingan dan konseling?
2. Apa saja dan bagaimana macam-macam landasan bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian landasan bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Bimbingan Dan Konseling


Menurut Hornby landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi
sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari.[2] Sehingga landasan sebagai acuan atau
juga dasar pelaksanaan.Tanpa adanya dasar atau bisa dikatakan juga fondasi, maka
tujuan yang ingin dicapai tidak akan membuahkan hasil yang maksimal serta yang
sesuai dengan keinginan. Ibarat sebuah bangunan tanpa fondasi yang kukuh. Maka
bangunanpun tidak akan bertahan lama menahan rancangan diatasnya.
Dikaitkan dengan bimbingan dan konseling yang merupakan suatu upaya untuk
membantu individu atau kelompok orang dalam memecahkan suatu masalah
kehidupannya, maka seorang konselor atau orang yang memberikan bantuan
pelayanan bimbingan dan konseling. Ia seharusnya memiliki beberapa dasar atau
fondasi mengenai pelayanan bimbingan dan konseling. Sehingga memudahkan
konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Di
karenakan masing-masing individu memiliki beragam latar belakang.
Jadi, landasan bimbingan dan konseling merupakan suatu dasar atau fondasi
dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling agar pelayanannya berjalan
dengan efektif dan efisien.

B. Macam-macam Landasan Bimbingan Dan Konseling


Landasan bimbingan dan konseling sangat kompleks dan beragam sesuai dengan
beragamnya latar belakang peserta didik. Menurut Abu Bakar M. Luddin mengutip
pendapat Prayitno dan Erman Amti dalam bukunya Muhammad Irham, terdapat
beberapa landasan dalam bimbingan dan konseling , yaitu filosofis, religius,
psikologis, sosial-budaya, ilmiah dan teknologi serta landasan pedagogis.[3] Landasan
pada aspek-aspek tersebut perlu dipahami untk menunjang pelaksanaan bimbingan
dan konseling yang efektif dan efisien. Masing-masing dari landasan tersebut dapat
dijabarkan, diantaranya sebagai berikut:

1. Landasan Filosofis
Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan
tindakan yang bijaksana. Untuk itu, diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai
hal yang menyangkut pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran filosofis
menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara umum,
dan bagi konselor secara khusus.[4] Yaitu membantu konselor dalam memahami
situasi konseling dan dalam membuat keputusan yang tepat. Selain itu, pemikiran dan
pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih
mantap, lebih fasilitatif, dan lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian
bantuannya.
Disini akan diuraikan beberapa pemikiran filosofis yang selalu terkait dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Yaitu tentang hakikat manusia, tujuan dan tugas
kehidupan.
a. Hakikat Manusia
Hakikat manusia menurut Viktor Frankl dalam bukunya Thompson dan Rudolph
yang dikutip oleh Prayitno dalam bukunya Bimbingan dan Konseling, menegaskan
bahwa:
“....Selain memiliki dimensi fisik dan psikologis manusia juga memiliki dimensi
spiritual. Ketiga dimensi itu harus dikaji secara mendalam apabila manusia itu hendak
dipahami dengan sebaik-baiknya. Melalui dimensi spiritualnsya itulah manusia
mampu mencapai hal-hal yang berada diluar dirinya dan mewujudkan ide-ide nya.
“....Manusia terutama akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan
manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupan tersebut.
“....Manusia adalah unik, dalam arti bahwa manusia itu mengarahkan kehidupannya
sendiri. Manusia adalah bebas, merdeka, dalam berbagai keterbatasannya, untuk
membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu,
dan akan menjadi apa manusia itu sendiri.[5]
b. Tujuan dan Tugas Kehidupan
Menurut Jung tujuan hidup manusia adalah mencari keterpaduan, dan didalamnya
terdapat dorongan instingtual kearah keutuhan dan hidup sehat. Sedangkan tugas
kehidupannya adalah: spiritualitas, pengaturan diri, bekerja, persahabatan, dan
cinta.[6]
1) Spiritualitas
Dalam kategori ini terdapat agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Artinya
agama sebagai sumber moral, etika, dan aturan-aturan formal yang berfungsi untuk
melindungi dan melestarikan kebenaran dan kesucian hidup manusia. Karakter dan
gaya hidup seseorang dikembangkan dengan memperhatikan keharmonisannya
dengan Sang Maha Kuasa.
2) Pengaturan Diri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat artinya hidup yang benar, maka
terdapat sejumlah ciri-ciri termasuk rasa dri berguna, pengendalian diri, pandangan
realistis, spontanitas, kepekaan emosional, pemecahan masalah, dan kreativitas,
kebugaran jasmani, serta hidup sehat dan lain-lain.[7] Dengan hal itu seseorang yang
mampu mengkoordinasikan dirinya atau hidupnya bertingkah laku yang bertujuan
melalui pengaturan dirinya, pengarahan, pengelolaan dirinya maka akan terjadi
peningkatan pada dirinya sesuai dengan norma-norma masyarakat.
3) Bekerja
Seseorang dengan bekerja akan mendapatkan keuntungan ekonomis untuk bekal
hidupnya dan kesejahteraan hidupnya. Biasanya orang yang memiliki semangat
bekerja ia akan menimbulkan rasa percaya diri, siap menghaapi tantangan, memiliki
banyak teman, menggunakan waktu sebaik mungkin. Sebaliknya, bagi seseorang yang
tidak mau bekerja atau tidak mampu biasanya ia adalah orang yang kurang berani
menghadapi tantangan untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Ketidakmampuan menjalani tugas kehidupan seperti itu menurut Dreikurs
dianggap sebagai suatu gejala sakit yang cukup serius.[8]
4) Persahabatan
Persahabatan merupakan hubungan sosial baik antara individu maupun dalam
masyarakat secara lebih luas, yang idak adanya keterlibatan perkawinan.
Persahabatan memberikan tiga keutamaan kepada hidup yang sehat: a. Dukungan
emosional (kedekatan, perlindungan, rasa aman, kegembiraan), b. Dukungan
keberadaan (penyediaan kebutuahan fisik sehari-hari, bantuan keuangan), c.
Dukungan informasi (pemberian data yang diperlukan, petunjuk, nasihat,
peringatan).[9]
5) Cinta
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat
intim, saling mempercayai, saling terbuka, saing bekerjasama, dan saling memberikan
komitmen yang kuat.
Penelitian Flanagan yang dikutip oleh Prayitno mengungkapkan bahwa pasangan
hidup (suami istri), anak dan teman-teman merupakan tiga pilar paling utama bagi
keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Perkawinan dan persahabatan secara signifikan menyumbang pada kebahagiaan
hidup.[10]

2. Landasan Psikologis
Perlu kita ketahui bahwa psikologis berarti ilmu tentang jiwa, dimana dalam
pandangan ini bahwa setiap peserta didik atau individu memiliki berbagai macam
keunikan dibandingkan peserta didik yang lainnya. Seperti halnya berbeda dalam
potensi bakat, minat, tingkah laku, motivasi, perhatian, kecerdasan, dan lainnya. Dan
hal ini sangat penting kita ketahui sebagai konselor karena dalam pelayanan
bimbingan dan konseling kita akan membahas masalah prilaku siswa yang
dikarenakan perkembangannya.
Dalam perkembangan jiwa jasmani inilah seyogianya anak-anak belajar, sebab
pada masa ini mereka peka untuk belajar, punya waktu untuk belajar, belum berunah
tangga, belum bekerja, dan belum bertanggung jawab pada kehidupan keluarga. Masa
belajar ini bertingkat-tingkat sesuai dengan fase-fase perkembangan mereka. Oleh
karena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus pula dibuat bertingkat-
tingkat agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.[11] Sebagai konselor harus
mengetahui tingkatan fase peserta didik, agar bantuan bimbingannya lebih efektif dan
efisien.
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling seorang konselor harus
memahami beberapa aspek dalam psikologi yakni: 1). Motif dan motivasi, 2).
Pembawaan dasar dan lingkungan, 3). Perkembangan individu, 4). Belajar, balikan,
dan penguatan, 5). Kepribadian.[12]

3. Landasan Sosial-Budaya
Manusia merupakan makhluk sosial. Maka dari itu, manusia membutuhkan
kepada orang lain yang berarti tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Siswa atau
klien juga sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. Dimensi sosial manusia
harus dipertahankan serta dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling.
Selain itu, manusia juga merupakan makhluk budaya. Karena manusia hidup di
lingkungan budaya, sehingga ia harus memenuhi tuntutan budaya dimana ia hidup
agar sesuai dan diterima dilingkungannya. Serta untuk mengembangkan tingkah
lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut.
Manusia hidup berpuak-puak, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa. Relevan
dengan pernyataan ini Al Qur’an menegaskan bahwa “Allah SWT., menjadikan kamu
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling kenal-mengenal”. Dan setiap
suku dan bangsa memiliki lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Perbedaan itu
bisa menimbulkan subjektivitas budaya sehingga akan berpengaruh pula pada upaya
pemberian bantuan (bimbingan dan konseling). Proses bimbingan dan konseling
merupakan proses komunikasi antara konselor dengan klien. Proses konseling yang
bersifat antarbuadaya (konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda) sangat
peka terhadap pengaruh dari sumber-sumber hambatan komunikasi seperti bahasa dll.
Perbedaan dalam latar belakang ras atau etnik, kelas sosial, ekonomi, dan bahasa bisa
menimbulkan masalah dalam hubungan konseling. Oleh sebab itu, konselor harus bisa
menjaga netralitas sosial budaya dalam memberikan bantuan bimbingan dan
konseling.[13]

4. Landasan Religius
Di dalam Undang-undang yang isinya tentang tujuan pendidikan Nasional
diantaranya membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta manusia yang memliki kepribadian i. Maka dari itu, perlu adanya
bimbingan dan konseling yang berlandaskan religius.
Menurut Erman Amti, implementasi landasan religius dalam layanan bimbingan
antara lain pembimbing diharapkan mendesain dan memasukkan unsur-unsur agama
dalam kegiatan bimbingan dan konseling.[14] Akan tetapi, memberikan bimbingan
dan konseling dengan unsur keagamaan haruslan dengan tataran wajar, jangan sampai
membuat peserta didik merasa bahwa dirinya ditentukan nasib. Oleh karena itu,
peserta didik haruslah memiliki pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan, yang
berlaku dalam kehidupan sosial, pribadi, belajar, dan karier.
Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan
pada tiga ha pokok:1) keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah
makhluk Allah. 2). Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia
berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama. 3). Upaya yang
memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya (termasuk IPTEK), serta kemasyarakatan yang sesuai dan
menentukan kehidupa beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu.[15]

5. Landasan Pedagogis
Menurut Tirtaraharja dan La Sula, pendidikan merupakan transformasi sosial-
budaya bagi masyarakat peserta didik dalam menjaga dan mempertahankan eksistensi
manusia dan budayanya. Pendidikan juga merupakan lembaga sosial yang berfungsi
melakukan reproduksi sosial. Selain itu, pendidikan juga memiliki fungsi
pengembangan diri segenap potensi yang dimiliki peserta didik.[16] Oleh karena itu,
pendidikan harus menjadi pijakan dan dasar kegiatan bimbingan dan konseling.
Karena pula antara pendidikan dan bimbingan dan konseling memiliki hubungan yang
saling mendukung. Sebab, pendidikan merupakan proses menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan atau upaya pengajaran, bimbingan, dan pelatihan.
Landasan pedagogis pelayanan bimbingan dan konseling setidaknya berkaitan
dengan: 1). Pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan
merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, 2). Pendidikan sebagai inti proses
bimbingan dan konseling, 3). Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan
dan konseling.[17]
6. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang
profesional yang dilakukan atas dasar keilmuan baik yang menyangkut teori-teori,
pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangannya. Karena landasan ilmiah
bimbingan dan konseling harus dilaksanakan atas dasar keilmuan. Oleh karena itu,
orang yang berkecimpung dalam dunia bimbingan dan konseling harus memiliki ilmu
tentang bimbingan dan konseling.
Ilmu bimbingan dan konseling bersifat multireferensial artinya suatu disiplin ilmu
dengan rujukan ilmu-ilmu yang lain seperti psikologi (psikologi perkembangan,
kepribadian, psikologi anak, remaja, dewasa, psikologi komunikasi dll), ilmu
pendidikan, filsafat, bahkan ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu agama, ilmu
hukum, statistik, evaluasi, dan lain-lain.[18]
Selain perlu dukungan sejmlah ilmu, praktik bimbingan dan konseling juga
memerlukan dukungan perangkat teknologi, seperti komputer. Digunakan untuk
pembuatan instrument bimbingan dan konseling serta memperjelas materi bimbingan
dan konseling sehingga meningkatkan motivasi klien untuk mengikuti kegiatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan bimbingan dan konseling merupakan suatu dasar atau fondasi dalam
proses pelaksanaan bimbingan dan konseling agar pelayanannya berjalan dengan
efektif dan efisien.
Terdapat beberapa landasan dalam bimbingan dan konseling , yaitu filosofis,
religius, psikologis, sosial-budaya, ilmiah dan teknologi serta landasan pedagogis.
Landasan pada aspek-aspek tersebut perlu dipahami untk menunjang pelaksanaan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, yang bertema “Landasan Bimbingan Dan
Konseling”, merupakan suatu wacana yang beragam pendapat dari sekian referensi.
Sehingga kami membutuhkan referensi lain untuk memberikan masukan atas
kekurangan penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani.


2014. Bimbingan Dan Konseling; Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Pidarta, Made.
2007. Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno. 2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Tohirin. 2014. Bimbingan dan Konseling; di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Intregitas). Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Pengembang MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers.
[1] Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), hlm. 16.
[2] Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), hlm. 16.
[3] Muhammad Irham dan Novan Ardy
Wiyani, Bimbingan dan Konseling; Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 88.
[4] Tohirin, Bimbingan dan Konseling; di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)
, (Jakarta: Raja wali Pers, 2013), hlm. 87.
[5] Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2013), hm. 140.
[6] Ibid., hlm. 142.
[7] Ibid., hlm. 143.
[8] Ibid.
[9] Ibid., hlm. 144.
[10] Ibid.
[11] Made
Pidarta, Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hm. 194.
[12] Ibid., Tohirin, Bimbingan dan Konseling, hlm. 90.
[13] Ibid., hlm. 91-92.
[14] Ibid., Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, hlm. 104.
[15] Ibid., Tohirin, hlm. 89.
[16] Ibid., Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, hlm. 106.
[17] Ibid., Tohirin, hlm. 94.
[18] Ibid., 92.
MATERI NO 7 DALAM RPS BK
MAKALAH JENIS-JENIS LAYANAN BK

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah dalam
tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.

Dalam menyusun makalah Bimbingan konseling dengan tema “Jenis layanan


BK” kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak.

Sebagai manusia yang tidak luput dari salah dan lupa. Kami mengucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karna dalam penyusunan dan penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu pula, kami
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dan mendukung dalam
pembangunan tema makalah tersebut.

PENULIS
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
A.PENDAHULUAN. ....................................................................................... 4
B.LATAR BELAKANG ................................................................................. 4
C.RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 4
D.TUJUAN ...................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
A.PEMBAHASAN ........................................................................................... 5
B.LAYANAN ORIENTASI ........................................................................... 5
C.LAYANAN INFORMASI .......................................................................... 7
D.LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN ............................... 8
E.LAYANAN PENGUASAAN KONTEN .................................................. 10
F.LAYANAN KONSELING PERORANGAN .......................................... 11
G.LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING
KELOMPOK ............................................................................................. 11
H.LAYANAN KONSULTASI ..................................................................... 13
I.LAYANAN MEDIASI ............................................................................... 13
J.LAYANAN ADVOKASI ........................................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
A.KESIMPULAN ......................................................................................... 15
B.SARAN ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses interaksi antara
konselor dengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya
ataupun memecahkan permaasalahan yang dialaminya, bimbingan konseling
juga dikatakan upaya sistematis, objektif, logis dan berkelanjutan serta
terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan
konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Dengan
demikian dapat kita lihat bagaimana peran dan fungsi bimbingan dan
konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu dengan pentingnya
bimbingan konseling tersebut tentunya banyak pihak yang menerima manfaat
dan menggunakan fungsi bimbingan konseling tersebut. Oleh karna itu maka
timbulah pembahasan tentang layanan yang disediakan bimbingan konseling.

Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian


integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu
layanan dan bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya
akan melibatkan banyak pihak.
2. Rumusan Masalah
Apa saja jenis-jenis layanan bimbingan konseling (BK)?

3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari
Layanan Bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk


memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya. pemberian layanan ini bertolak dari anggapana bahwa memasuki
lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan
menyenangkan bagi setiap orang.
a. Layanan Orientasi Di Sekolah

Bagi siswa, ketidakkenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan


lembaga pendidikan (sekolah) yang disekolah baru dimasukinya itu dapat
memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. bahkan lebih jauh dari itu dapat
membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh sebab itu, mereka
perlu diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan lembaga pendidikan
yang baru itu.
1. Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi; dan juga
memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah.
2. Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil
disekolah
3. Anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih
lama untuk menyesuaikan diri daripada anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang
lebih tinggi.

Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:

1. Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya;


2. Kurikulum yang ada;
3. Penyelenggaraan pegajaran;
4. Kegiatan belajar siswa ynag diharapkan
5. Sistem penilaian, ujian dna kenaikan kelas;
6. Fasilitas dan sumber belajar yang ada (Seperti ruang kelas, Laboratorium,
perpustakaan, ruang praktek);
7. Fasilitas penunjang ( sarana rekreasi dan olahraga, pelayanan kesehatan,
pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria dan tata usaha).
8. Staf pengajar dan tata usaha
9. Hak dan kewajiban siswa
10. Organisasi siswa
11. Organisasi orang tua siswa
12. Organisasi sekolah secara menyeluruh

b. Layanan Orientasi Di Luar Sekolah


Layanan orientasi adalah layanan Demikian juga individu-individu yang
memasuki lingkungan baru di luae (seperti pegawai baru, anggota baru suatu
organisasi, bekas narapidana yang kembali kemasyarakat setelah sekian lama
menjalani masa hukumannya, dan tidak terkecuali pengantin baru) memerluka
orientasi tentang lingkungan barunya itu, dengan orientasi itu proses penyesuaian diri
atau penyesuaian diri kembali akan memperoleh sokongan yang amat berarti.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam layanan orientasi adalah layanan


informasi, yaitu yang memberikan keterangan tentang berbagai hal berkenaan dengan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar ( KBM ), guru-guru, para siswa lama,
lingkungan fisik sekolah, kantin sekolah, ruang bimbingan dan konseling, kantor guru
dan kepala sekolah, perpustakaan, laboratorium, musholah sekolah dan sebagainya.

Tujuan
Layanan orientasi berupaya mengantarkan individu untuk memasuki suasana
atau lingkungan baru. melalui layanan ini individu mempraktikkan berbagai
kesempatan untuk memahami dan mampu melakukan kontak secara konstruktif
dengan berbagai elemen suasana beru tersebut. lebih jauh, individu mampu
menyesuaikan diri dan/atau mendapatkan manfaat tertentu dari berbagai sumber yang
ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut.

Asas
Asas kegiatan sangat dominan untuk dilaksanakan. para peserta layanan
dituntut oleh benar-benar aktif menjalani berbagai kegiatan yang telah dirancang oleh
konselor. partisipasi aktif peserta ini didasarkan atas kesukarelaan dan keterbukaan
dan asas kerahasiaan diberlakukan terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.

b. Layanan Informasi
Di perlukannya informasi bagi individu semakin penting mengingat kegunaan
informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai
pertimbangan sebagai arah pengembangan diri dan sebagai dasar pengambilan
keputusan. kegunaan yang di maksud terkait pula dengan adanya berbagai
kesempatan di masyarakat sekitar, masyarakat yang lebih kuat, maupun masyarakat
global. tanpa informasi yang cukup individu akan tidak mampu mengisi kesempatan
yang ada itu. salah pilih sekolah, salah pilih pekerjaan, seringkali menjadi akibat dari
kurangnya informasi.
Layanan informasi berusaha memenuhi kekeurangan individu akan informasi
yang mereka perlukan. dalam layanan ini, kepada peserta layanan disampaikan
berbagai informasi. informasi itu kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk
kepentingan hidup dan perkembangannya. layanan informasi diselenggarakan oleh
konselor yang di ikuti oleh seseorang atau lebih peserta.

Ada tiga alasan mengapa pemberian informasi itu perlu diselenggarakan.


Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan
sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial-budaya. Dalam masyarakat yang serba
majemuk dan semakin kompleks, pengambilan keputusan yang dapat dipertanggung
jawabkan sebagian besar terletak ditangan individu itu sendiri adalah unik.
Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat
tinggi tingkatannya. lebih-lebih apabila diingat bahwa “ masa depan adalah abad
informasi”, maka barang siapa tidak memperoleh informasi, maka ia tertinggal dan
akan kehilangan masa depan.
Materi layanan informasi meliputi:

1. Informasi pendidikan
2. Informasi pekerjaan/jabatan
3. Informasi sosial budaya
4. Informasi diri siswa

Tujuan
Tujuan umum layanan informasi adalah dikuasainya informasi tertentu oleh peserta
layanan. informasi tersebut selanjutnya digunakna oleh peserta untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.

Asas
Layanan informasi pada umumnya merupakan kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
peserta dalam suatu forum terbuka. asas kegiatan mutlak diperlukan, didasarkan pada
kesukarelaan dan keterbukaan , baik dari para peserta maupun konselor. dan asas
kerahasiaan diperlukan dalam layanan informasi yang diselenggarakan untuk peserta
atau klien khususnya dnegan informasi yang sangat mempribadi.
c. Layanan Penempatan Dan Penyaluran
Individu sering mngalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak
sedikit individu yang bakat kemmapuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dnegan
baik. individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara optimal. mereka
memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang-orang dewasa, terutama konselor,
dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
a. Penempatan dan penyaluran siswa disekolah
1) Layanan penempatan didalam kelas

a. Bagi siswa yang bersangkutan, yaitu memberikan penyesuaian dan


pemeliharaan terhadap kondisi individual siswa (Kondisi fisik, mental dan
sosial).
b. Bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas, dengan
penempatan yang tepat menjadi lebih mudah menggerakkan dan
mengembangkan semangat belajar siswa.

2) Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok belajar

Pembentukan kelompok belajar mempunyai dua tujuan pokok. pertama, untuk


memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya
masing-masing dan yang kedua, untuk wadah belajar bersama.
3) Penempatan dan penyaluran kedalam kegiatan Ko/Ekstra Kurikuler

Salah satu ciri yang menonjol dari kegiatan ko/ekstrakulikuler adlaah


keanekaragamannya, mulai dari memasak sampai music, dari pengumpulan perangko
sampai dengan permainan hoki.
4) Penempatan dan penyaluran kejurusan/program studi

Usaha pemberian bantuan, diawali dengan menyajikan informasi pendidikan dan


jabatan yang cukup luas. informasi itu, sebagaimana telah digambarkan terdahulu,
hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk memahami tujuan, isi (kurikulum) ,sifat,
syarat-syarat memasuki program studi tertentu, cara dan keterampilan belajar,
kesempatan-kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, dan kesempatan-kesempatan
kerja setelah tamat dari setiap jurusan/program studi. selanjutnya, bagi siswa-siswa
yang memerlukan dapat diadakan konsultasi pribadi atau konseling perorangan.
b. Penempatan dan penyaluran lulusan
1) Penempatan dan penyaluran kedalam pendidikan lanjutan

Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan tidak dapat dilakukan
secara acak, tetapi memerlukan perencanaan yang matang sebelum siswa tamat dari
bangku sekolah yangs edang didudukinya.
2) Penempatan dan penyaluran kedalam jabatan/pekerjaan

sekolah juga membantu para siswanya yang akan memeasuki dunia kerja. layanan
penempatan dan penyaluran bisa dikatakan khusus yang peling nyata dari berbagai
fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam segala pelayanan bimbingan dan
konseling.

Tujuan
Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya
tempat yang sesuai bagi individu untuk pengembangan potensi dirinya. tempat yang
dimaksudkan itu adalah kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosioemosional dan lebih luas lagi seperti lingkungan akademik,
lingkungan sosial, lingkungan budaya yang secara langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan perkembangan individu.

Asas
Dalam hal ini, asas kesukarelaan dan keterbukaan subjek layanan (klien)
sangat penting. posisi klien untuk mengambil keputusan sendiri harus mendapatkan
penguatan. setelah itu asas kekinian dan asas kegiatan merupakan jaminan bagi
kelancaran dan suksesnya layanan penempatan dan penyaluran. asas kerahasiaan
diterapkam untuk hal-hal yang bersifat pribadi, khususnya kondisi pribadi yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui pihak lain.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan
klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

Layanan Penguasaan Konten (PKO) merupakan layanan bantuan kepada


individu ( sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok) ntuk menguasai kemampuan atau
kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang
dipelajari itu merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung fakta dan data,
konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang
terkait di dalamnya. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu
memiliki sesuatu yang berguna untuk memenuhi kebutuhannya serta mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya.

Tujuan
Seperti yang dibahas sebelumnya, tujuan umum layanan PKO adalah
dikuasainya suatu konten tertentu. Penguasaan konten ini perlu bagi individu atau
klien untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilain dan sikap,
menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan
mengatasi masalah masalahnya. Dengan penguasaan konten yang dimaksud itu
individu yang bersangkutan lebih mampu menjalani kehidupannya secara efektif.

Asas
Layanan PKO pada umumnya bersifat terbuka. Asas yang paling di utamakan
adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan diharapkan benar-benar aktif
mengikuti dan menjalani semua kegiatan yang ada dalam proses layanan. Asas
kegiatan ini dilandasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan.
Dengan ketiga asas tersebut proses layanan akan berjalan lancar dengan keterlibatan
penuh peserta layanan.
5. Layanan Konseling Perorangan
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien.
Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri,
kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam
jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada
individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah
pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan
sendiri

Tujuan
Tujuan umum layanan konseling perorangan adalah pengentasan masalah klien, dan
dengan demikian, fungsi pengentasan sangat dominan dalam layanan ini.

Asas
Asas-asas konseling memperlancar proses dan memperkuat bangunan yang ada
didalam layanan konseling perorangan. didalam layanan ini terdapat asas kerahasiaan,
kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kegiatan , asas kenormatifan dan
asas keahlian.
6. Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok
1. Ciri-ciri kelompok

Kebersamaaan dalam kelompok lebih lanjut diikat dengan adanya pemimpin


kelompok yang bertugas mempersatukan seluruh anggota kelompok, untuk
melakukan kegiatan bersama, untuk mencapai tujuan yang satu bersama. adanya
pemimpin kelompok sangat diperlukan; apabila pemimpin itu tidak ada atau jika
pemimpin itu tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka kelompok berantakan.
para anggota akan cerai-berai dan tujuan bersama tidak akan mencapai.

Selanjutnya, kelompok yang akan memiliki tujuan, anggota dan pemimpin itu
tidaklah lengkap apabila belum memiliki aturan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatannya. tanpa aturan itu pemimpin kelompok tidak dapat menjalankan fungsi
dengan baik, kegiatan anggota tidak terarah, atau akan terjadi kesimpangsiuran, atau
bahkan benturan dan kekacauan, yang semuannya akan mengakibatkan tujuan
bersama tidak tercapai. dengan demikian, jelaslah bahwa suatu kelompok
membutuhkan aturan, nilai-nilai, atau pedoman yang memungkinkan seluruh anggota
bertindak dan mengarahkan diri bagi pencapaian tujuan-tujuan yang mereka hendaki.
2. Bimbingan kelompok

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan


dalam suasana kelompok. Gazda (1978) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok
disekolah merupakann kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu
mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa
bimbingan kelompok diselenggarakan untuk emmberikan informasi yang bersifat
personal, vokasional dan sosial. telah lama dikenal bahwa berbagai informasi
berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah program dan peta sosiometri siswa
serta bagaimana mengembangkan hubungan antarsiswa dapat disampaikan dan
dibahas dalam bimbingan kelompok. dengan demikian jelas bahwa kegiatan dalam
bimbingan kelompok ialah pemberian informasi untuk keperluan tertentu bagi para
anggota kelompok.
3. Konseling kelompok

Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan peserta didik (konseli) memperoleh kesempatan untuk pembahasan
dan pengentasana permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.
Masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok.

Mengenai masalah yang dibahas dalam konseling kelompok, selain masalah


yang bervariasi seperti tersebut, konselor dapat menetapkan (melalui persetujuan para
anggota kelompok) masalah tertentu yang akan dibahas dalam kelompok. pengajuan
masalah atau topic tunggal seperti itu dilakukan apabila tujuan utama konseling
kelompok ialah pengembangan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial para
anggota.

Tujuan
Tujuan umum layanan BKp dan KKp adalah berkembangnya kemmapuan sosialisasi
siswa, khususnya kemmapuan komunikasi peserta layanan.
Asas
Kerahasiaan, kesukarelaan dan keputusan diambil oleh klien sendiri merupakan tiga
etika dasar konseling. didalam kegiatan layanan BKp dan KKp ketiga etika tersebut
diterapkan.
7. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi adalah layanan konseling ynag dilaksanakan oleh konselor


terhadap seorang pelanggan di sebut konsulti yang memungkinkan konsulti
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi dan/atau permasalahan pihak ketiga. konsultasi pada dasarnya
dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konsultan dan
konsulti

Tujuan
Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat
menangani kondisi dan /alat permasalahan yang dialami pihak ketiga.

Asas
Tiga etika dasar konseling, yaitu, kerahasiaan, kesukarelaan dan keputusan diambil
oleh klien sendiri. sepenuhnya berlaku pada proses konsultasi.
8. Layanan Mediasi

Layanan mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan


konselor (guru) terhadap dua orang atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak
menemukan kecocokan.

Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan dan saling


bertentangan,serta saling bermusuhan. dengan layanan mediasi konselor berusaha
mengantarkan atau membangun hubungan diantara mereka, sehingga mereka
menghentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua
pihak.

Tujuan
Layanan mediasi pada umumnya bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang
positif dan kondusif diantara klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih.

Asas
Pada dasarnya semua asas konseling perlu mendapat perhatian dan diterapkan dalam
layanan mediasi. asas- asasnya antara lain yaitu asas kerahasiaan, asas keterbukaan,
asas kekinian, asas kesukarelaan ,asas kemandirian dan asas-asas lainnya.
9. Layanan Advokasi

Layanan Advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu


konseli untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau
mendapat perlakuan yang menyalahi hak-haknya.

Salah satu fungsi umum konseling adalah fungsi advokasi yang artinya
membela hak seseorang yang tercederai. sebagaimana diketahui bahwa setiap orang
memiliki berbagai hak yangs ecraa umum dirumuskan didalam dokumen HAM.
Fungsi advokasi dalam konseling berupaya memberikan bantuan agar hak-hak
keberadaan, kehidupan dan perkembangan orang atau individu atau klien yang
bersangkutan kembali memperoleh hak-haknya yang selama ini dirampas, dihalangi,
dihambat, dibatasi atau dijegal.

Tujuan
Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari suasana yang
menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat dan
terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan perkembangannya, khususnya dalam
bidang pendidikan menjadi tidak lancar, terganggu atau bahkan terhenti atau terputus.

Asas
Didalam layanan ini terdapat asas kerahasiaan, kesukrelaan ,keterbukaan dan asas
kegiatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari isi pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat Sembilan jenis
layanan bimbingan dan konseling yaitu, layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling
perorangan, layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, layanan
konsultasi, layanan mediasi dan layanan advokasi. Dan tujuan umum dari layanan
bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya,
dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
B. Saran
Diharapakan mahasiswa dapat memahami mengenai jenis-jenis layanan
bimbingan dan konseling dan dapat menerapkannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. H. Prayitno, Erma Amti.2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:PT
RINEKA CIPTA.

2. Prof.Dr. H. Sofyan S. Willis,M.Pd.2014. Konseling Individual, Teori dan


Praktek.Bandung:ALFABETA.
3. H. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang.
MATERI NO 7 DALAM RPS BK
PENGEMBANGAN LAYANAN BK DI PAUD

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Layanan BK
PAUD” tepat waktu.
Makalah disusun guna memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah diKampus. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang “Pengembangan Layanan BK PAUD”.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Miswanto,
S,pd.,M,pd. Selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar BK. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

PENULIS
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................... 1
KATA PEGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
3. Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
1. Pengembangan Layanan BK diPAUD ......................................................... 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 14
1. Kesimpulan ............................................................................................... 14
2. Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR ISI................................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini


memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk
menganalisis masalah; dan berpikir kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal
dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak
lahir. Masa anak usia dini merupakan masa di mana dasar dari kemampuan
fisik, motorik, bahasa, kognitif, kemandirian, bergaul serta kreativitas
sedang berkembang pesat Perlu usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua,
guru, dan lingkungan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak
usia diniUsaha dalam kaitan meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak
usia dini diantaranya adalah dengan memberi rangsangan pada seluruh
indera melalui berbagai media dan kegiatan bermain; memberi peluang agar
anak senang bercakap-cakap, membaca, menyanyi, menari; memberi
kemudahan dalam berbagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan dan
kreativitas; memberi waktu dan suasana yang memungkinkan anak
menyibukkan diri, berimajinasi dan bereksperimen secara aman; memberi
kesempatan bagi anak untuk menyalurkan hasrat ingin tahu dan keinginan
menjelajahi dunia luar selain keluarganya serta memberi kesempatan untuk
mencoba mengerjakan tugasyang sulit dan mengandung resiko dalam batas
usianya (Atmodiwirjo, 2008: 30). Sebagaimana juga pendapat dari Maria
Montessori (Syaodih, 2011: 2.3) bahwa anak dalam usia 3-6 tahun
merupakan periode sensitif atau masa peka.
Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa,
seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat,
didengar, dan dirasakan. Untuk usaha yang berkaitan dengan
mengembangkan kreativitas pada anak sangat perlu dilakukan baik dalam
lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan sekolah. Hal ini perlu
dilakukan karena berkaitan dengan hasil penelitian Supriadi (1994: 85) yang
mengindikasikan penyebab rendahnya kreativitas peserta didik di Indonesia
adalah lingkungan yang kurang menunjang untuk mengembangkan
kreativitasnya, khususnya lingkungan keluarga dan sekolah. Dalam hal ini
lingkungan merupakan suatu wilayah penting yang perlu diperhatikan dalam
perkembangan kreativitas peserta didik khususnya pada lingkungan sekolah.

2. Rumusan Masalah
Apa saja pengembangan layanan BK yang ada di PAUD?

3. Tujuan
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah dasar-dasar bk
Agar para pembaca mengetahui apa saja pengembangan layanan
BK yang ada di PAUD
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGEMBANGAN LAYANAN BK DI PAUD


PAUD (pendidikan anak usia dini) merupakan salah satu jenjang pendidikan. PAUD
memiliki peran strategis dalam proses pendidikan secara keseluruhan karena ia
merupakan landasan dan wahana penyiapan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Oleh karena itu, PAUD harus memperoleh perhatian yang memadai.

Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak dini atau dilembaga
PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat
membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru
yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik
dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan
kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini,
maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh
kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata, melainkan juga
harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan
kepribadiannya.

Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak
hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan
juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku
bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembangnya anak secara maksimal.
Asumsi dasar yang melandasi bahwa PAUD memerlukan bimbingan dan konseling
adalah kesetaraan PAUD sekarang ini dengan pendidikan dasar dan menengah. Jika di
lingkungan pendidikan dasar dan menengah bimbingan konseling sangat dibutuhkan,
otomatis PAUD juga membutuhkannya.
Selain keahlian dan pengalaman pendidik, faktor lain yang perlu dipehatikan adalah
kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan mereka, bersedia
mengembangkan potensi yang dimiliki pada anak, hangat dalam bersikap dan
bersedia bermain dengan anak

1. PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGANAN KONSELING DI PAUD


A. Program bimbingan dan konseling
Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan
bimbingan dan konseling perkembangan
Adapun struktur program bimbingan dan konseling di PAUD
1. Pengembangan Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai “proses pemberian bantuan kepada semua
siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan
secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal”.
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan
yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar
hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya.
Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar
- memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, sosial budaya dan agama),
- mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung
jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya,
- mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan
- mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
2. Pengembangan Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan “pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki
kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera”.
Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang
mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. dan
sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa
yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi,
karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.
1) Pengembangan Layanan perencanaan individual
bertujuan untuk membantu siswa agar
 memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya,
 mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
 dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana
yang telah dirumuskannya.
 Melalui layanan individual, maka siswa dapat:
 Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan
karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan
atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan
masyarakatnya.
 Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian
tujuannya.
 Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
 Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
2) Pengembangan Layanan Dukungan Sistem
Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa
secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan
dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan
kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan
sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan profesinal; hubungan masyarakat dan staf,
konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas;
manajemen program; penelitian dan pengembangan.

2. RUANG LINGKUP BIMBINGAN UNTUK ANAK USIA DINI


1. Bimbingan Pribadi dan Sosial
Bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah pribadi
social.
2. Bimbingan Belajar
Tujuan dan tugas pengembangan pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar
yang mencakup pengembangan kemampuan dasar dan pembentukan perilaku.
3. Bimbingan karir
Bimbingan yang membantu anak dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan
masalah-masalah karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja,
pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan
masalah-masalah karir yang dihadapi secara sederhana.
3.Ruang Lingkup Layanan Bimbingan
Bimbingan bagi anak usia dini terdiri atas 5 bentuk layanan, yaitu
 Layanan pengumpulan data
Layanan pengumpulan data dimaksudkan untuk menjaring informasi-informasi yang
diperlukan guru atau pendamping anak usia dini dalam memahami karakteristik,
kemampuan dan permasalahan yang mungkin dialami anak.
 Layanan informasi
Layanan informasi dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman baik
untuk anak maupun bagi orang tua. Untuk anak usia dini yang relatif masih usia
muda, masih sangat sedikit informasi atau pengetahuan yang diketahui dan dipahami
anak.
 Layanan Konseling
Proses konseling pada anak usia dini berbeda dengan konseling yang dilakukan pada
remaja atau orang dewasa. Layanan konseling dilakukan dengan mengikuti beberapa
langkah seperti yang diungkapkan dalam uraian terdahulu yaitu melakukan :
(1) Identifikasi masalah
(2) Diagnosis
(3) Prognosis
(4) Treatment, dan
(5) Evaluasi tindak lanjut
 Layanan penempatan
Layanan penempatan, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan anak
memperoleh penempatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensinya.
 Layanan evaluasi dan tindak lanjut
Layanan evaluasi dan tindak lanjut merupakan layanan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan penanganan yang telah dilakukan guru atau pendamping.
4. TEKNIK - TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING DI PAUD
Pelaksanaan layanan dan konseling di tk tidaklah sama seperti kita melaksanakan
bimbingan dan konseling disekolah – sekolah seperti SMA dan SMP karena anak
anak usia tk masihlah sangat butuh perhatian yang lebih dari anak –anak dewasa.
Membahas tentang teknik pendekatan pada anak tk ada beberapa teknik antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Aktif
Apa yang di maksud aktif disini adalah guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa sehingga anak aktif bertanya , mempertanyakan dan menggemukakan gagasan.
Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari anak dalam membangun
pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru
tentang pengetahuan.
Anak usia dini lebih cepat lelah jika duduk diam di bandingkan kalau sedang berlari,
melompat, atau sedang bersepeda. Maka dengan belajar yang aktif ,motorik halus dan
motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik . Melalui belajar aktif segala
potensi anak dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang anak untuk
aktif berbuat sesuatu sambil mempelajari berbagai pengetahuan dan semua itu tidak
pernah luput dari pengawasan kita.
Misalnya:
– Guru membiarkan anak
Anak bertanya sebanyak apapun walaupun terkadang pertanyaan merekamen
jengkelkan dan tak masuk akal
– Membawa anak – anak belajar diluar ruangan sesuai dengan pelajaran yang kita
berikan dan biarkan merekan berkreasi sesuka hati mereka dan tetap pengawasan guru
2. Kreatif
Kreatif artinya memiliki dayacipta , memiliki kemampuan untuk berkreasi. Peran aktif
anak dalam proses pembelajaran yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan kepentingan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan – kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan anak.
3. Efektif
Pembelajaran yang efektif terwujud karena pembelajaran yang dilaksanakan dapat
menumbuhkan daya kreatif bagi anak sehingga dapat membekali anak dengan
berbagai kemampuan setelah proses pembelajaran berlangsung kemampuan yang
diproleh anak tidak hanya berupa pengetahuan yang
besifat verbalisme.namun diharapkan berupa kemampuan yang lebih bermakna
artinya tidak dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri anak
sehingga menghasilkan kemampuan yang beragam. Belajar yang efektif dapat dicapai
dengan tindakan nyata (learning by doing) karna bermain dan bereksplorasi dapat
membangun perkembangan otak , berbahasa, bernalar dan bersosialisasi.
4. Menyenangkan
Perlu tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar hingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Menurut hasil penelitian tingginya perhataian anak terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar. Kondisi yang menyenangkan , aman dan nyaman akan mengaktifkan bagian
neo-cortex (otakberpikir) dan mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan
kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang kaku, penuh beban menurunkan fungsi
otak menuju batang otak dan anak tidak bisa berfikir efektik, reatik dan agresif.
Misalnya:
 Para guru menciptakan suasana yang menyenakanbagianak- anak
 Para guru memberikan pujian bagi anak – anak yang dapat menjawab pertanyaan dari
guru
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

PAUD (pendidikan anak usia dini) merupakan salah satu jenjang pendidikan.
PAUD memiliki peran strategis dalam proses pendidikan secara keseluruhan
karena ia merupakan landasan dan wahana penyiapan anak untuk memasuki
pendidikan dasar. Oleh karena itu, PAUD harus memperoleh perhatian yang
memadai. Pengembangan layanan paud meliputi pengembangan program
bimbingan dan konseling, pengembangan ruang lingkup bimbingan untuk
anak usia dini di paud, ruang lingkup layanan bimbingan, teknik-teknik
bimbingan dan konseling dipaud,

2. Saran

Anak usia dini sangat perlu sekali adanya bimbingan dan konseling jadi
untuk para pemerintah perlu sekali memperhatikan layanan dan juga
memantau pengembangan layanan bimbingan dan konseling yang ada di
setiap yayasan PAUD
DAFTAR PUSTAKA

Christianus sandroarinkb9a3.blogspot/2013/03/bimbingan-konseling-anak-usia-
dini.html Diakses pada tanggal 02/14/2015
https//:mintotulus.wonderpress.com diakses pada tanggal 2/04/2015
melyloelhabox.com/2012/10/Ruang-LingkuP-Bimbingan-konseling.Html diakses
pada tanggal 02/04/2015
Suyadi . 2009. Buku Pegangan Bimbingan Konseling Untuk PAUD. jogjakarta: DIVA
Pres.
tiamariati40.blogspot.com diakses pada tanggal 01/04/201
PPT LANDASANFILOSOFIS, RELIGIUS, PSIKOLOGI, SOSIAL BUDAYA,
ILMIAH DAN TEKNOLOGIS SERTA PAEDAGOGISDALAM BIMBINGAN
DAN KORSELING (MATERI NO. 1 DI RPS)
PPT JENIS-JENIS LAYANAN BK (MATERI NO.7 DI RPS)
PPT PENGEMBANGAN LAYANAN BK DI PAUD(MATERI NO. 13 DI RPS)
LAPORAN HASIL DISKUSI
KELOMPOK 1

MATERI LANDASANFILOSOFIS, RELIGIUS, PSIKOLOGI, SOSIAL


BUDAYA, ILMIAH DAN TEKNOLOGIS SERTA PAEDAGOGISDALAM
BIMBINGAN DAN KORSELING (MATERI NO. 1 DI RPS)
Penanya
 Aleyska Azrina Purba
 Nora V. Munthe
 Kristin Simatupang
 Cindy Sitio
 Aisyah Nurul Husna
 Rizkya Nur
 Anisa Adelia Ritonga

Respondenser :
 Henni Anastasia Sihombing (2x)
 Rizkyah Latifah(2x)
 Leoni Dame Butarbutar (1x)
 Hana Y. Sitinjak (2X)
 Cindy Julia (1X)

MATERI JENIS-JENIS LAYANAN BK (MATERI NO.7 DI RPS)


Penanya Sesi 1
 Kristin Simatupang
 Nora V. Munthe
 Aisyah Nurul Husna

Penanya Sesi 2
 Riska Y.Siregar
 Aleyska Azrina Purba
 Rizkya Nur
Respondenser :
 Henni Anastasia Sihombing (3x)
 Rizkyah Latifah(2x)
 Leoni Dame Butarbutar(4x)
 Nora V.Munthe(2x)

MATERI PENGEMBANGAN LAYANAN BK DI PAUD(MATERI NO. 13 DI


RPS)
Penanya Sesi 1:
 Gressia Sinaga
 Amelia Putri
 Amelia Mardani

Penanya Sesi 2:
 Desna I. Br.Sembiring
 Kania Alifah
 Lydia Sianipar

Respondenser:
 Henni Anastasia Sihombing (2x)
 Rizkyah Latifah(2x)
 Leoni Dame Butarbutar (2x)
 Hana Y. Sitinjak (2X)
 Cindy Julia (2X)

Anda mungkin juga menyukai