DASAR-DASAR BK
Mata kuliah:Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
1.Adhellia Zalianty
3.Ahmad Firdaus
5.Devi Nuraini
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
3.1 Kesimpulan............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10
KONSEP BIMBINGAN KONSELING (PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, ASAS
DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING)
Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan
Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan
konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan
pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai
seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
PEMBAHASAN
A. Definisi Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“Guidance” berasal dari kata “guide” yang artinya menunjukkan (to direct),
memandu (to pilot), mengelola (to manage) dan menyetir (to steer). [1]
Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.” [2]
Dari beberapa definisi yang dikutip diatas dapat diambil beberapa dasar sebagai
berikut :
a) Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga bantuan itu
diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah kepada tujuan
tertentu. Dengan kata lain, bimbingan adalah suatu kegiatan yang prosesnya
berkesinambungan dengan sistematis, terencana, tahap demi tahap dan teraarah
kepada tujuan yang ingin dicapai oleh pembimbing dan orang yang dibimbing.
b) Bimbingan merupakan proses membantu (tidak memaksa) individu (klien) yang
memerlukan melalui pelayanan bimbingan sehingga individu dapat
mengembangkan dirinya secara optimal, melatih kemandirian yang memanfaatkan
teknik dan layanan bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif dengan personil
atau pembimbing yang mempunyai kemampuan membimbing.
Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseli memiliki suatu pemahaman diri,
dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam memecahkan permasalahan
yg dihadapi sehingga memiliki kemampuan dlm mengambil keputusan dalam
membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yg dimiliki.
2. Pengertian Konseling
Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” yang berasal dari
kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give advice” atau memberikan
saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face
to face). Dalam bahasa Indonesia, pengertian konseling juga dikenal dengan istilah
penyuluhan.[4]
1. Tujuan umum
Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah membantu
individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik. Seperti halnya tujuan
umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia
seutuhnya yang cerdas, yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 1994:5) [6]
Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa: Tujuan umum
bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya
(seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada
(seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling
membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang
memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan
yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Dengan demikian,
siswa diharapkan akan menjadi individu yang mandiri dengan ciri-ciri: [7]
a. Mengenal diri dan lingkungan secara tepat dan objektif,
b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,
c. Mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana,
d. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil dan
e. Mampu mengaktualisasikan diri secara optimal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa
agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek antara lain:
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi
yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[8]
3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor)
terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-
tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat
menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian
pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus
kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah
maupun di luar sekolah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan dan
konseling merupakan salah satu komponen dlm keseluruhan sistem pendidikan
khususnya di sekolah; guru sbg salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan
yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan
pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap
konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Daftar Pustaka
Hallen A. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. cet-1. 2002.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Di
Sekolah. Tabanan: Rinera Cipta. 2000.
Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. 2010.
Prayitno dan Erman Amfi. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Reneka
Cipta. 1995.