Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR-DASAR BK
Mata kuliah:Bimbingan dan Konseling

Dosen pengampu: Hadi Pranoto,M.Pd

Disusun oleh:

1.Adhellia Zalianty

2.Adzania Gita Adha

3.Ahmad Firdaus

4.Annisa Yoga Pratiwi

5.Devi Nuraini

6.Emilia Diah Safitri

7.Linda Hermi Sefitri

8.Widyanti Kusuma Dewi

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... iii

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3

2.1 Definisi Bimbingan dan Konseling............................................. 4

2.2 Prinsip Dalam Bimbingan dan Konseling.................................. 5

2.3 Tujuan Bimbingan dan Konseling.............................................. 6

2.4 Fungsi Bimbingan dan Konseling.............................................. 7

2.5 Asas Dalam Bimbingan dan Konseling...................................... 8

BAB III PENUTUP.............................................................................. 9

3.1 Kesimpulan............................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10
KONSEP BIMBINGAN KONSELING (PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, ASAS
DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING)

KONSEP BIMBINGAN KONSELING


Pengertian, Tujuan, Fungsi, Asas Dalam Bimbingan Dan Konseling 
 
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK
dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi
tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling
yaitu: Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui
tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan
bahagia.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan
Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan
konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan
pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai
seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B.  Rumusan Masalah


1.      Apa pengertian bimbingan dan konseling itu?
2.      Apa fungsi bimbingan dan konseling itu?
3.      Apa tujuan bimbingan dan konseling itu?
4.      Apasajakah asas-asas dalam bimbingan dan konseling itu?
 

PEMBAHASAN
A.  Definisi Bimbingan dan Konseling
1.    Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“Guidance” berasal dari kata “guide” yang artinya menunjukkan (to direct),
memandu (to pilot), mengelola (to manage) dan menyetir (to steer). [1]  
Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.” [2]

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik


mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif
dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam
rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara
objektif lingkungan, baik lingkungan social dan lingkungan fisik dan menerima
berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dianamis pula. Pengenalan
lingkungan itu yang meliputi lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan alam
sekitar serta lingkungan yang lebih luas, diharapkan menunjang proses penyesuaian
diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud, serta dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar
peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa
depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier
maupun bidang budaya/keluarga/kemasyarakatan.

Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu  proses


pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dan kehidupan pada
umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada
umumnya. 

Sedangkan Moh. Surya mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu proses


pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan
diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungannya.[3]

Dari beberapa definisi yang dikutip diatas dapat diambil beberapa dasar sebagai
berikut :
a)   Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga bantuan itu
diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah kepada tujuan
tertentu. Dengan kata lain, bimbingan adalah suatu kegiatan yang prosesnya
berkesinambungan dengan sistematis, terencana, tahap demi tahap dan teraarah
kepada tujuan yang ingin dicapai oleh pembimbing dan orang yang dibimbing. 

b)  Bimbingan merupakan proses membantu (tidak memaksa) individu (klien) yang
memerlukan melalui pelayanan bimbingan sehingga individu dapat
mengembangkan dirinya secara optimal, melatih kemandirian yang memanfaatkan
teknik dan layanan bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif dengan personil
atau pembimbing yang mempunyai kemampuan membimbing. 

Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseli memiliki suatu pemahaman diri,
dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam memecahkan permasalahan
yg dihadapi sehingga memiliki kemampuan dlm mengambil keputusan dalam
membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yg dimiliki.

2.    Pengertian Konseling
Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” yang berasal dari
kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give advice” atau memberikan
saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face
to face). Dalam bahasa Indonesia, pengertian konseling juga dikenal dengan istilah
penyuluhan.[4]

Selain itu counseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses


interaksi. Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan
maupun sebagai teknik. Dewa Ketut Sukardi mengatakan “(counseling is the heart of
guidance) layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan”. Dan ruth
strang mengatakan bahwa : “counseling is a most important tool of guidance”, jadi
konseling merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Hal ini
disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang
integral. 

Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling merupakan satu


jenis layanan  yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat
diartikan sebagai hubungan timbale balik antara dua individu, dimana yang seorang
(konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada
waktu yang akan datang.

Lebih lanjut Prayitno, mengemukakan bahwa: koseling adalah pertemuan empat


mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik dan human
(manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-
norma yang berlaku. [5]

Konseling Komprehensif adalah konseling yg berlaku bagi klien/konseli yg berbagai


macam karakter, dilaksanakan melalui suatu proses interaksi antara konselor dan
konseli, bersifat sangat pribadi dlm memberikan bantuannya agar konseli memiliki
kemampuan untuk tumbuh kembang seoptimal mungkin & mengarah pada suatu
pilihan dalam hidupnya sesuai dengan potensi yg dimiliki.

B. Prinsip Dalam Bimbingan Dan Koseling


Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan
telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan. Pemahaman tentang prinsip – prinsip dasar  dari bimbingan dan
konseling ini sangat penting dan perlu terutama dalam penerapan di lapangan. Hal
ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan –
penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling. Adapun
prinsip – prinsip dari bimbingan dan konseling, antara lain :

1.    Prinsip – prinsip umum


Prinsip – prinsip umum, meliputi :
a.     Bimbingan berhubungan dengan sikap, tingkah laku dan lainnya dari individu yang
terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b.    Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
c.     Masalah yang tidak dapat dipecahkan di sekolah harus diserahkan pada individu
atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
d.    Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan – kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing.
e.     Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan sekolah yang
bersangkutan.
f.     Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang
memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
g.    Terhadap program bimbingan harus ada penilaian yang teratur.

2.    Prinsip – Prinsip Khusus


a.    Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli.
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua klien atau konseli, baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik
anak-anak, remaja maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan
dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada
penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada
perseorangan (individual).

b.    Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi.


Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.
Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli,
meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

c.    Bimbingan menekankan hal yang positif.


Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan
proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan
merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

d.   Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama.


Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-
guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
Mereka bekerja sebagai teamwork.
e.    Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
konseling. 
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan
informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam
mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan
memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan
menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan
untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan
yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan
kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

f.     Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)


Kehidupan. 
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah,
tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan
pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan
pekerjaan.

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum
dam tujuan khusus, antara lain:

1.    Tujuan umum
Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah membantu
individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik. Seperti halnya tujuan
umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia
seutuhnya yang cerdas, yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 1994:5) [6]
 
Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa: Tujuan umum
bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya
(seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada
(seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling
membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang
memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan
yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Dengan demikian,
siswa diharapkan akan menjadi individu yang mandiri dengan ciri-ciri: [7]
a.    Mengenal diri dan lingkungan secara tepat dan objektif, 
b.    Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,
c.    Mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana, 
d.   Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil dan 
e.    Mampu mengaktualisasikan diri secara optimal.

2.    Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa
agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek antara lain:
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi
yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[8]

a.    Dalam aspek tugas perkembangan pribadi – sosial layanan Bimbingan dan


Konseling membantu siswa agar :
1)   Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal
kekhususan yang ada pada dirinya.
2)   Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang
mereka senangi.
3)   Membuat pilihan secara sehat
4)   Mampu menghargai orang lain
5)   Memiliki rasa tanggung jawab
6)   Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi
7)   Dapat menyelesaikan konflik
8)   Dapat membuat keputusan secara efektif

b. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan Bimbingan dan Konseling


membantu siswa agar :
1)   Dapat melaksanakan ketrampilan atau belajar secara efektif
2)   Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
3)   Mampu belajar secara efektif
4)   Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ujian

c.    Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan Bimbingan dan Konseling


membantu siswa agar :
1)   Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan di
dalam lingkungan kerja
2)   Mampu merencanakan masa depan
3)   Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
4)   Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat
5)   Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun
masyarakat pada umumnya.

D.  Fungsi Bimbingan Dan Konseling


Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1. Fungsi pencegahan/Preventif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat,
ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya. Kegiatan dalam fungsi pencegahan dapat berupa orientasi,
program bimbingan karier, inventarisasi data dll.

2. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan


pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik pemahaman, meliputi :
a.    Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh peserta didik sendiri,
orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
b.    Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk didalamnya lingkungan
keluarga dan sekolah ) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada
umumnya dan guru pembimbing.
c.    Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi
jabatan/pekerjaan, informasi sosial dan budaya/nilainilai) terutama oleh peserta
didik.

3.    Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli


sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan
yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak
yang produktif dan normatif.

4.    Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling


yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi
dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap
dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil
sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung
mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang
dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi. [9]

5.    Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.


Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

6.    Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu


konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor
perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.

7.    Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu


konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis
dan konstruktif.

8.    Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai


pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh
aspek dalam diri konseli.

E.   Asas Dalam Bimbingan Dan Koseling


1.    Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas  yang menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan peserta didik  (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
Dalam hal ini, guru pembimbing  (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.

2.    Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan


peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan seperti itu.

3.    Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)  yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru  pembimbing (konselor)
terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan  dan kekarelaan.

4.    Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan  yang diberikan kepadanya.

5.    Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan


dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan 
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri,
dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing
(konselor)  hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan
konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

6.    Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan


bimbingan dan konseling  yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien
dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa ujidepan dilihat sebagai
dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik
(klien)  pada saat sekarang.

7.    Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.

8.    Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan


kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini,
kerja sama dan koordinasi  dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan
dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.

9.    Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan


kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan,  dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan 
bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
(klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10.     Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. 
Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling.
Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam
penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan  
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

11.     Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-
tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat
menerima alih tangan  kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian
pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor),  dapat mengalih-tangankan kasus
kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah
maupun di luar sekolah.

12.     Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan


bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya 
kepada peserta didik (klien) untuk maju. [10]

PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari pembahasan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan dan
konseling merupakan salah satu komponen dlm keseluruhan sistem pendidikan
khususnya di sekolah; guru sbg salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan
yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan
pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap
konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah. 

1.    Tujuan bimbingan dan konseling, Agar siswa dapat :


a.    Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya di masa yg akan datang
b.    Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yg dimilikinya seoptimal mungkin
c.    Menyesuaikan diri dg lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya
d.   Mengatasi hambatan dan kesulitan yg dihadapi dalam studi, penyesuaian dg
lingkungan 
2.    Fungsi-Fungsi bimbingan dan konseling
Fungsi Pencegahan, Fungsi Pemahaman, Fungsi Perbaikan, Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan, Fungsi Penyembuhan, Fungsi
Penyesuaian, Fungsi Penyaluran, Fungsi Fasilitas.
3.    Asas-Asas bimbingan dan konseling
Asas Kerahasiaan, Kesukarelaan, Keterbukaan, Kegiatan, Kemandirian, Kekinian, Ke
dinamisan, Keterpaduan, Kenormatifan, Keahlian, Alih Tangan Kasus, Tut Wuri
Handayani.

  Daftar Pustaka
Hallen A. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. cet-1. 2002.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Di
Sekolah. Tabanan: Rinera Cipta. 2000.
Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta:  Amzah.  2010.
Prayitno dan Erman Amfi. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Reneka
Cipta. 1995.

[1] Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Ciputat Pers, 2002, cet-1,


hal 3.
[2] Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah, Tabanan, Rinera Cipta,  2000, hal 19.
[3] Ibid, hal 20
[4] Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta,  Amzah.
2010. hal 10-11
[5] Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 21
[6] Ibid. hal 28
[7] Prayitno dan Erman Amfi. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta,
Reneka Cipta, 1995, hal 20
[8] Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program…., Op.Cit, hal 29
[9] Ibid. hal 27
[10] Ibid, hal 30-36

Anda mungkin juga menyukai