Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING

Dibuat untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Bimbingan Konseling


Semester Genap/Tahun 2022

Dosen Pengampu:

Asri Andriana Lituhayu, S.Pd.I, MM

Dibuat oleh:

Anita Safitri (202200017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

STAI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH

JAKARTA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam
beserta keluarga, sahabat dan juga para pengikutnya.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan pengalaman saya yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Semoga makalah yang telah saya buat, bisa menambah wawasan bagi para
pembaca, bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Tangerang, 18 Juni 2022

Anita Safitri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................ 2
D. Manfaat Penulisan Makalah ...................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 4

A. Pengertian Bimbingan Konseling ............................................... 4


B. Bidang Bimbingan Konseling ..................................................... 6
C. Sifat Bimbingan Konseling ......................................................... 8
D. Fungsi Bimbingan Konseling...................................................... 9
E. Asas-Asas Bimbingan Konseling................................................ 11
F. Tujuan Bimbingan Konseling ..................................................... 14
G. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling ........................................ 17
H. Dasar Etik Profesi Bimbingan Konseling ................................... 21
I. Kode Etik Profesi Bimbingan Konseling .................................... 21

BAB III PENUTUP ............................................................................... 25

A. Kesimpulan ................................................................................. 25
B. Saran ............................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya pembangunan dan kesamaan kesempatan bagi setiap


orang membuat seseorang memiliki masalah yang kompleks. Secara umum mengenai
masalah-masalah tersebut tidak dapat diatasi sendiri. Untuk itu diperlukan bimbingan
untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Bimbingan dan konseling bersifat
edukatif, pengembangan, dan outreach yang mengarah pada pembentukan jati diri
seseorang. Dorongan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor
filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi dalam
pendidikan, serta perluasan program pendidikan.

Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi yang


beragam dan sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang makin meluas, Profesi
bimbingan dan konseling merupakan profesi yang unik dan khas karena berbeda dengan
profesi yang lain, sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan
konseling saat ini sedang dikembangkan pula pelaynan bimbingan dan juga konseling
dalam setting yang lebih luas, yaitu seperti dalam keluarga, keagamaan, pra nikah,
pernikahan,lingkungan dan lainnya.

Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan
kata majemuk, hal ini mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang
dilajutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli mengatakan bahwa konseling
merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan, banyak ahli berusaha
merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Peranan bimbingan dan konseling
semakin penting di sekolah terutama untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, hampir
dapat dipastikan bahwa dalam satu sekolah akan ditemukan murid yang memiliki masalah
kesulitan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut harus diarahkan dan
diberi motivasi dalam bentuk bimbingan konseling.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bimbingan konseling?
2. Apa saja bidang-bidang dalam bimbingan konseling?
3. Bagaimana sifat dalam bimbingan konseling?
4. Apa saja fungsi dari bimbingan konseling?
5. Apa saja asas-asas dalam bimbingan konseling?
6. Apa saja tujuan dalam bimbingan konseling?
7. Bagaimana prinsip-prinsip dalam bimbingan konseling?
8. Bagaimana dasar etik pada profesi bimbingan konseling?
9. Bagaimana kode etik pada profesi bimbingan konseling?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mendeskripsikan tentang pengertian bimbingan konseling
2. Memaparkan bidang-bidang dalam bimbingan konseling
3. Memaparkan sifat dalam bimbingan konseling
4. Memaparkan fungsi dari bimbingan konseling
5. Memaparkan asas-asas dalam bimbingan konseling
6. Memaparkan tujuan dalam bimbingan konseling
7. Menjabarkan prinsip-prinsip dalam bimbingan konseling
8. Menjelaskan bagaimana dasar etik pada profesi bimbingan konseling
9. Menjabarkan kode etik pada profesi bimbingan konseling

D. Manfaat Penulisan Makalah


1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian bimbingan konseling
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami apa saja bidang-bidang dalam bimbingan
konseling
3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami apa saja sifat dalam bimbingan konseling
4. Pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai fungsi dari bimbingan konseling
5. Pembaca dapat mengetahui dan memahami apa saja asas-asas bimbingan konseling
6. Pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana tujuan bimbingan konseling

2
7. Pembaca dapat mengetahui dan memahami apa saja prinsip-prinsip pada bimbingan
konseling
8. Pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana dasar etik profesi bimbingan
konseling
9. Pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana kode etik profesi bimbingan
konseling

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling

Pengertian bimbingan konseling atau yang kemudian disingkat (BK) yaitu


serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling
dengan cara tatap muka, yaitu baik secara individu atau beberapa orang dengan
memberikan pengetahuan tambahan. Pengetahuan tambahan tersebut kemudian
diharapkan jadi jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh konseli,
yaitu dengan cara terus-menerus dan sistematis. Bimbingan konseling ini juga sudah diatur
dalam Surat Keputusan Mendikbud No. 025/1995 tentang Petunjuk Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya. Disebutkan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik perorangan maupun kelompok agar mandiri dan
berkembang secara optimal.

Selain itu, bimbingan yang diberikan juga meliputi bimbingan sosial, belajar,
karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma
yang berlaku. Pada dasarnya, pengertian bimbingan konseling merupakan sebuah proses
interaksi antara konselor dan konseli, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
rangka membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya maupun dapat
memecahkan permasalahan yang sedang dialaminya. Bimbingan konseling juga dapat
disebut sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan, serta terprogram yang
dilakukan oleh konselor untuk memberi fasilitas pengembangan konseli agar mencapai
kemandirian dan mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Para ahli pun telah memberikan pendapat tentang pengertian dari arti bimbingan
dan konseling, diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Tohirin
Menurut Tohirin, pengertian bimbingan konseling yaitu sebuah proses
bantuan yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada individu atau

4
konseli melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya,
supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan juga
menemukan masalahnya. Konseli juga diharap untuk mampu memiliki kemampuan
memecahkan masalahnya sendiri.
2. Azzett
Azzett mengungkapkan bimbingan konseling sebagai segala upaya
pemberian bantuan kepada anak didik agar dapat memahami dirinya sehingga
sanggup mengarahkan diri dan bertindak dengan baik sesuai dengan perkembangan
jiwanya. Usaha ini dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
3. Hikmawati
Hikmawati berpandangan bahwa pengertian bimbingan konseling
merupakan sebuah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,
dan perencanaan karier. Berbagai pengembangan itu dilakukan melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan dengan norma-norma yang
berlaku.
4. Nur Faudjia
Bimbingan konseling sebagai proses pemberian bantuan konselor yang
dilakukan melalui wawancara untuk kemudian peserta didik mampu merencanakan
masa depan yang lebih baik.
5. Jones
Jones mengungkapkan pengertian bimbingan konseling sebagai salah stau
kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan
dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu.
Konselor juga tidak melakukan pemecahan masalah untuk klien, karena konseling
ini ditujukan untuk perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan
masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.

5
6. Prayitno
Sementara itu, Prayitno mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian
bimbingan konseling sebagai suatu bentuk pelayanan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok agar peserta didik mandiri dan berkembang
secara baik.
7. Jainab Aqib
Sedangkan menurut Jainab Aqib, pengertian bimbingan konseling sebagai
bentuk kegiatan yang integral, dimana bimbingan dan konseling tak terpisahkan
dengan layanan bimbingan yang lain.

B. Bidang Bimbingan Konseling


1. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi yaitu bantuan bagi individu untuk memecahkan masalah
kompleks termasuk berupa masalah pribadi yang bersifat rahasia, seperti masalah
keluarga, persahabatan, ataupun cita-cita.
Bimbingan pribadi penting untuk individu supaya bisa meredam perang
batin, mengatur diri, mengisi waktu luang, merawat jasmani, mengatur nafsu seksual,
dan lainnya. Contoh pada siswa, mereka harus menghadapi bagian dari dirinya yang
lain, bagaimana mengalihkan perasaan dari yang semula sedih bisa jadi gembira,
bagaimana menghadapi situasi dimana kamu ingin mengejar cita-cita tapi tidak tahu
langkahnya.
2. Bimbingan Sosial
Bimbingan pribadi sosial, adalah bimbingan dari seorang ahli seperti
konselor untuk kelompok maupun individu. Tujuannya yaitu membantu individu
maupun kelompok tersebut agar mampu menghadapi juga memecahkan semua
masalah pribadi sosial, termasuk masalah dalam menghadapi konflik pergaulan atau
masalah adaptasi.

6
3. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan bagi para siswa supaya
bisa menciptakan kebiasaan belajar yang optimal, mengembangkan rasa ingin tahu,
juga membantu meningkatkan motivasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
siswa. Belajar adalah bagian dari psikologi paling dasar. Manusia belajar karena
butuh hidup.
Tanpa belajar, maka manusia tidak bisa bertahan atau mengembangkan
dirinya. Dengan cara belajar, manusia bisa menguasai sebuah hal baru karena mampu
memanfaatkan potensi diri. Penguasaan baru tersebut merupakan tujuan belajar
supaya bisa mencapai sesuatu, dan ketika mampu mencapai hal baru, maka itulah
tanda perkembangan aspek. Entah itu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
4. Bimbingan Karir
Bimbingan karir sebagai bidang bimbingan konseling adalah sebuah upaya
yang harus dilakukan guna membantu siswa agar mampu memilih maupun
mempersiapkan diri dalam sebuah pekerjaan. Bimbingan karir juga bertujuan supaya
membantu siswa lebih siap terutama membangun kemampuan yang dibutuhkan
ketika harus mengejar pekerjaan yang diinginkan.
Bimbingan karir lebih dari sekedar memberikan respon terkait apa saja
masalah yang dapat muncul, tetapi juga tentang bagaimana individu bisa
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap yang dibutuhkan ketika
hendak melamar pekerjaan tertentu, maka dapat diartikan bahwa bimbingan karir
merupakan upaya bantuan supaya siswa mengenal dan lebih paham dirinya sendiri,
paham tentang dunia pekerjaannya, serta bisa mengembangkan potensi diri tentang
masa depannya sesuai apa yang diharapkannya. Selain itu, bimbingan karir penting
untuk membantu siswa dalam mencapai keputusan tepat dan bertanggung jawab.

7
C. Sifat Bimbingan Konseling
Mengenai istilah sifat bimbingan dan konseling, tentunya hal ini akan
mengacu pada situasi pada masa pemberian bantuan yang dilihat dari segi proses
penampakan atau fenomena- fenomena kesulitan yang dialami dan dihadapi oleh
peserta didik pada saat sekarang. Oleh karena itu dalam pemberian bantuan kepada
peserta didik dapat dilakukan sebelum peserta didik mengalami kesulitan, selama ada
kesulitan dan setelah ada atau mengalami kesulitan. Adapun sifat bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada peserta didik yaitu dapat berupa, sebagai berikut :
a. Pencegahan (prevenif)
Pencegahan yaitu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik
yang diberikan oleh guru pembimbing sebagai upaya pencegahan pada peserta
didik sebelum menghadapi atau mendapatkan suatu kesulitan yang serius.
b. Penyembuhan (kuratif)
Penyembuhan yaitu pemberian bantuan pada peserta didik dalam
usaha perbaikan apabila mengalami suatu permasalahan yang serius dan
menghasilkan suatu pemecahan masalah, sehingga peserta didik mendapat
memecahkan masalah dan terbebas dari masalah yang dihadapinya.
c. Pengembangan (preservatif)
Pengembangan yaitu suatu pemberian bantuan yang diberikan
pembimbing kepada peserta didik dengan mengiringi pekembangan
mentalnya supaya tetap stabil terutama dalam memantapkan pola pikir yang
positif dan tindakan peserta didik yang mengarah pada perubahan menuju
arah perkembangan, sehingga peserta didik mampu mengembangkan
dirinya secara optimal.
d. Pemeliharaan (treatment)
Pemeliharaan yaitu memberikan bantuan yang dimaksudkan untuk
memupuk, menata dan mempertahankan kesehatan mental peserta didik
setelah melalui proses penyembuhan supaya peserta didik tidak mengalami
masalah yang serius lagi dan mampu bertahan dalam kesembuhannya
setelah individu menjalani proses penyembuhan.

8
D. Fungsi Bimbingan Konseling
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat
berfungsi sebagai berikut :
a. Fungsi Pemahaman
Fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan juga kepada lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara
optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.
b. Fungsi Preventif
Fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya
tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya yaitu bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex)
c. Fungsi Pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli.

9
Konselor dan juga personel Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi sebagai teamwork berkolaborasi ataupun bekerjasama dalam
merencanakan, melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
juga berkesinambungan dalam upaya membantu konseli dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan
disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
d. Fungsi Penyembuhan
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling,
dan remedial teaching.
e. Fungsi Penyaluran
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor
perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya, yaitu di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
f. Fungsi Adaptasi
Fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para
guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.

10
g. Fungsi Penyesuaian
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
h. Fungsi Perbaikan
Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)
terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan
memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
i. Fungsi Fasilitasi
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
j. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang
menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling.

E. Asas-Asas Bimbingan Konseling


1. Asas Kerahasiaan (confidential)
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta
didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui orang lain, maka dalam hal ini, guru
pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan juga menjaga semua data
dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,

11
2. Asas Kesukarelaan
Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien)
mengikuti dan menjalani layanan atau kegiatan yang diperuntukkan baginya.
Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan juga mengembangkan
kesukarelaan.
3. Asas Keterbukaan
Asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan bersikap terbuka dan juga tidak berpura-pura, baik dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor)
terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan
Asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.
Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik
untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian
Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu
peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal
diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan,
serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian
Asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan
konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi
sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan

12
memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada
saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan
Asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta
didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain yang
saling menunjang, harmonis dan juga terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan
koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling
menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
Asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan
lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini
harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas Keahlian
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini,
para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya
tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas
guru pembimbing (konselor) harus terwujud, yaitu baik dalam penyelenggaraaan
jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan
kode etik bimbingan dan konseling.

13
11. Asas Alih Tangan Kasus
Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan
kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula,
sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada
pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun
di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

F. Tujuan Bimbingan Konseling


Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
(akademik) dan karir. Tujuan dari bimbingan konseling yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
yaitu sebagai berikut:
❖ Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
❖ Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
❖ Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

14
❖ Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
❖ Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
❖ Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
❖ Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
❖ Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
❖ Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
❖ Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
❖ Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) yaitu
sebagai berikut:
▪ Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
▪ Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran,
dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
▪ Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
▪ Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
▪ Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
▪ Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

15
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah:
➢ Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
➢ Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
➢ Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,
dan sesuai dengan norma agama.
➢ Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
➢ Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
➢ Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
➢ Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
➢ Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat
yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan
dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat
terhadap pekerjaan tersebut.
➢ Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

16
G. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling
Dalam pelayanan bimbuingasn dan konseling prisip yang digunakan bersumber dari
kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalama praktis tentang hakikat manusia,
perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pegertian,
tujuan, fungsi, dan proseses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Ada beberapa
prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya:

1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat


membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
2. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
3. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik
tersendiri.
4. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang
menyelesaikannya.
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu
yang akan dibimbing.
6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
7. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai
dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
8. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan
sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga
penyelenggara pendidikan
9. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui
hasil dan pelaksanaan program (Nur Ihsan, 2006 : 9).

17
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah
berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan
masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan. Diantara prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu


baik secara perorangan aupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan
pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun
secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang
dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi
lingkungannya, sikap, tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya
itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
sebagai berikut :

1. Bimbingan konseling melayani semua individu tanpa memandang


umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
2. Bimbingan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
3. Bimbingan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan
berbagai apek perkembangan individu.
4. Bimbingan konseling memberikan perhatian utama, yaitu kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu


Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan
individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang
berpengaruh dan juga dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah.

18
Pelayanan bimbingan konseling hanya mampu menangani masalah klien
secara terbatas yang berkenaan dengan:

1. Bimbingan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut


pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian
dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya dengan kontak
sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap
kondisi mental dan fisik individu.
2. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan konseling.

3. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan


Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan
bimbingan konseling,yaitu adalah sebgaai berikut:

1. Bimbingan konseling merupakan bagian integrasi dari proses


pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu BK harus diselaraskan
dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan
peserta didik.
2. Program bimbingan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan

Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun


terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan
diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam
bidangnya, yaitu konselor profesional. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal
tersebut, yaitu sebagai berikut :

19
1. Bimbingan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu
yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalm menghadapi
permasalahannya.
2. Dalam proses bimbingan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri
bukan karena kemauan atau juga desakan dari pihak lain
3. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak
amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
5. Pengembangan program pelayanan bimbingan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan juga
penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan
program bimbingan dan konseling itu sendiri (Hanen, 2002).
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah dalam lapangan
operasional bimbingan dan konseling.
Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan juga sosoknya sangat jelas, di
sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara
potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya
pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan bimbingan konseling secara resmi
memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum seperti dikehendaki. Dalam
kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan enam prinsip untuk
menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan konseling disekolah.

20
H. Dasar Etik Profesi Bimbingan Konseling

Dasar etik yang ternuat pada profesi bimbingan konseling yaitu sebagai berikut:

1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (pasal 28 ayat 1, 2 dan 3 tentang standar
pendidik dan tenaga kependidikan)
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru.

I. Kode Etik Profesi Bimbingan Konseling


Berdasarkan keputusan pengurus besar asosiasi bimbingan dan konseling
Indonesia (PBABKIN) nomor 010 tahun 2006 tentang penetapan kode etik profesi
bimbingan dan konseling, maka sebagian dari kode etik itu adalah sebagai berikut:
1. Kualifikasi konselor dalam nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan dan
wawasan.
a. Konselor wajib terus menerus mengembangkan dan menguasai dirinya. Ia
wajib mengerti kekurangan-kekurangan dan juga prasangka-prasangka
pada dirinya sendiri, yang dapat mempengarui hubunganya dengan orang
lain dan mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan profesional serta
merugikan klien.1
b. Konselor wajib memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar,
menepati janji, dapat dipercaya, jujur,tertib dan hormat.

1
Syamsu Yusuf , Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), 17.

21
c. Konselor wajib memiliki rasa tangggung jawab terhadap saran maupun
peringatan yang diberikan kepadanya, khususnya dari rekan-rekan
seprofesi dalam hubunyanga dengan pelaksanaan ketentuan-ketentuan
tingkah laku profesional sebagaimana di atur dalam Kode Etik ini.
d. Konselor wajib mengutamakan mutu kerja setinggi mungkin dan tidak
mengutamakan kepentingan pribadi, termasuk keuntungan material,
finansial, dan popularitas.
e. Konselor wajib memiiki keterampilan menggunakan tekhnik dan prosedur
khusus yang dikembangkan ataas dasar wawasan yang luas dan kaidah-
kaidah ilmiah.
2. Penyimpanan dan Penggunann Informasi.
a. Catatan tentang diri klien yang meliputi data hasil wawancara, testing, surat
menyurat, perekaman dan data lain, semuanya merupakan informasi yang
bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk kepentingan klien.
Penggunaan data/ informasi untuk keperlian riiset atau pendidikan calon
konselor dimungkinkan, sepanjang identitas kien di rahasiakan.
b. Penyampaian informasi klien kepada keluarga atau kepada anggota profesi
lain membutuhka persetujuan klien.
c. Penggunaan informasi tentang klien dengan anggota profesi yang sama
atau yang lain dapat dibenarkan, asalkan untuk kepentingan klien dan tidak
meruikan klien.
d. Keterangan mengenai informasi profesional hanya boleh diberikan kepada
orang yang berwenang menafsirkan dan menggunakanya.
3. Hubungan dengan Penberian pada Pelayanan.
a. Konselor wajib menangani klien selama ada kesempatan dalam hubungan
antara klien dengan konselor.
b. Klien sepenuhnya berhak mengakhiri hubungan dengan konselor,
meskipun proses konseling belum mencapai suatu hasil yang kongkrit.
Sebaliknya konselor tidak akan melanjutkan hubugan apabila klien
ternyata tidak memperoleh manfaat dari hubungan itu.

22
4. Hubungan dengan Klien.
a. Konselor wajib menghormati harkat, martabat, integritas dan keyakinan
klienKonselor wajib menempatkan kepetingan klienya di atas kepentingan
pribadinya.
b. Konselor wajib menempatkan kepetingan klienya di atas kepentingan
pribadinya.
c. Dalam melakukan tugasnya konselor tidak mengadakan pembedaan klien
atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial ekonomi
masyarakat.
d. Konselor tidak akan memaksa untuk memberikan bantuan kepada
seseorang tanpa izin dari orang yang bersangkutan.
e. Konselor wajib memberikan bantuan kepada siapapun lebih-lebih dalam
keadaan darurat atau banyak orang yang menghendaki.
f. Konselor wajib memberikan pelayanan hingga tuntas sepanjang
dikehendaki oleh klien.
g. Konselor wajib menjelaskan kepasa klien sifat hubungan yang sedang
dibinadan batas-batas tanggung jawab masig-masing dalam hubungan
profesional.
h. Konselor wajib mengutamakan perhatian kepada klien, apabila timbul
masalah dalam kesetiaan ini, maka wajib diperhatikan kepentingan pihak-
pihak yang terlibat dan juga tuntutan profesinya sebagai konselor.
i. Konselor tidak bisa memberikan bantuan kepada sanak keluarga dan
teman-teman karibnya, sepanjang hubunganya profesional.
5. Konsultasi dengan Rekan Sejawat
Dalam rangka pemberian pelayanan kepada seorang klien, kalau konselor
merasa ragu-ragu tentang suatu hal, maka ia wajib berkonsultasi dengan sejawat
selingkungan profesi. Untuk hal itu ia harus mendapat izin terlebih dahulu dari
kliennya. dan apabila klien ingin memiliki lebih dari satu konselor itu boleh saja,
akan tetapi tergantung dari masalah yang akan di hadapi oleh si klien itu apabila sang
konselor yang A tidak bisa mengatasi masalah klien dia boleh berkonsultasi ke
konselor yang lain yang di sarankan oleh konselor A, dan apabila si klien ingin lebih

23
dari dua konselor tetapi dia tidak berkonsultasi kepada konselor yang tadi juga tidak
apa-apa asalkan si klien bisa meyaring dari pengeluaran masalah itu, dan tidak
membuat si klien kebingung apabila dia lebih dari satu konselor karena beda orang
biasanya beda pendapat lebih baik dia memiliki satu konselor saja sama seperti
seorang dokter spesialis hanya dokter spesialis itu yang dapat mengerti kondisi
pasiennya sama dengan konselor dia lebih tau kondisi kliennya dari pada konselor
yang lain yang jelas baru tau masalah yang dihadapi klien.
6. Alih Tangan Kasus Yaitu
Kode etik yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada
pihak yang lebih ahli.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi
yang beragam dan sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang makin meluas,
Profesi bimbingan dan konseling merupakan profesi yang unik dan khas karena
berbeda dengan profesi yang lain, sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan
akan bimbingan konseling saat ini sedang dikembangkan pula pelaynan bimbingan
dan juga konseling dalam setting yang lebih luas, yaitu seperti dalam keluarga,
keagamaan, pra nikah, pernikahan,lingkungan dan lainnya.

Peranan bimbingan dan konseling semakin penting di sekolah terutama untuk


mengatasi kesulitan belajar siswa, hampir dapat dipastikan bahwa dalam satu
sekolah akan ditemukan murid yang memiliki masalah kesulitan belajar. Siswa
yang mengalami kesulitan belajar tersebut harus diarahkan dan diberi motivasi
dalam bentuk bimbingan konseling.

B. Saran
Peranan bimbingan dan konseling teramat sangat penting karena populasi
manusia yang beragam dan dari populasi manusia yang beragam sangat mungkin
terjadinya problem di dalam kehidupan dan dari situlah manusia sangat butuh
manusia lain yang bisa membantuk menyelesaikan problem mereka terlebih lagi
peran bimbingan konseling sangat dibutuhkan di sekolah, karena anak-anak usia
sekolah sangat butuh terhadap bimbingan konseling tersebut.
Maka saran yang dapat saya berikan dengan pentingnya kebutuhan
bimbingan konseling di segala lapisan masyarakat dan juga disetiap jenjang
pendidikan, maka sangat dibutuhkan peranan para konselor yang handal dalam
membantu menyelesaikan para masalah klien, jangan sampai hanya bergelar
konselor namun tidak mempunyai kemampuan sesuai dengan keahliannya.

25
Daftar Pustaka

Anna Susana, Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. 2006. Sulawesi Selatan: Refika Aditama
Alif Fatchur. 2021. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Bimbingan Konseling. Diakses pada 17 Juni 2022.
https://www.kompasiana.com/alifmuzavi3r/5d7d3025097f3652b9464cc2/tujuan-fungsi-dan-prinsip-
bimbingan-konseling?page=all&page_images=1
Asas-Asas Bimbingan Konseling. Ruang Guruku 2022. Diakses 17 Juni 2022.
https://ruangguruku.com/asa-bimbingan-konseling/
Bambang Dibyo Wiyono. 2013. Kode Edik Konselor Indonesia. Diakses 18 Juni 2022.
https://bambangdibyo.wordpress.com/2013/03/16/kode-etik-konselor-indonesia/

26

Anda mungkin juga menyukai