Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pengertian, Tujuan, Prinsip, Asas-Asas dan Fungsi Bimbingan Konseling


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Musdalifa,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

 A. Suci Amalia 208.21.002


 Nur Latifa Latif 208.21.105
 Dwi Fitrah 208.21.022
 Ingka Taswira 208.21.062
 Nurdiana 208.21.126

SEMESTER 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-GAZALI BULUKUMBA


2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas bimbingan dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah
Bimbingan Konseling berjudul “Pengertian, Tujuan, Prinsip , Asas-Asas dan Fungsi
Bimbingan Konseling”.

Penyusun juga tidak lupa berterimakasih kepada Musdalifa,S.Pd.,M.Pd sebagai


dosen pengampu mata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling di Sekolah Tinggi Agama
Islam Al-Gazali Bulukumba dan juga semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca tentunya amat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kepentingan semua pihak yang membaca makalah ini.

Bulukumba, 13 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A. Latar belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
A. Pengertian Bimbingan Konseling................................................................................. 2
B. Tujuan Bimbingan Konseling...................................................................................... 3
a. Tujuan Umum......................................................................................................... 3
b. Tujuan Khusus........................................................................................................ 5
C. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konselingg................................................................. 5
D. Asas-asas Bimbingan Konseling.................................................................................. 7
E. Fungsi dalam Bimbingan Konseling........................................................................... 9

BAB III PENUTUP.................................................................................................................


..............................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................
..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
..............................................................................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK


dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi
tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling
yaitu: terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui
tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan
bahagia.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut, Konselor haruslah memenuhi Asas dan
Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asasbimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan konseling
menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman
program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan
program pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat
landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian bimbingan konseling
2. Apa tujuan belajar bimbingan konseling?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam bimbingan dankonseling?
4. Apa saja Asas-asas bimbingan konseling?
5. Apa saja fungsi bimbingan dan konseling?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling (BK) merupakan salah satu komponen dalam


keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Sebagai kaum terpelajar pasti
sudah tidak asing lagi dengan kata BK ini bukan? BK terdiri dari dua kata yaitu
Bimbingan dan Konseling. Bimbingan secara etimologis merupakan terjemahan dari
kata “Guidafice” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun,
membantu”. Secara istilah bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau
tuntunan. Pada dasarnya pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para
ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain, dan untuk
memahami pengertian bimbingan tersebut perlu mempertimbangkan beberapa
pengertian bimbingan dari beberapa ahli sebagai berikut : “Bimbingan sebagai
bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri
dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang
dipilihnya” (Frank Parson,1951). Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan
dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki
suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat
spesifik yang berorientasi karir. (Prayitno, 2004:99) mengemukakan bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Mathewson,1969)
Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses
belajar yang sistematik. Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai
pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian
ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri,
tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar. Dari beberapa pengertian
bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

2
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu dari berbagai tahapan
usia yang dilakukan oleh seorang ahli yang berkompetensi (profesional) dan sudah
mendapatkan pelatihan khusus sebelumnya, dengan tujuan untuk membantu
mengarahkan kehidupannya, menentukan keputusan dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya.
(Prayitno, 2004:105) mengemukakan konseling adalah proses pembelian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali
digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karir.
Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan
pendekatan tetapi yang berpusat pada klien (cliefit cefitered).

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang sangat erat dimana
keduanya memiliki tujuan untuk memperjelas arah atau sasaran yang hendak
dicapainya.Adapun secara garis besar, bimbingan dan konseling memiliki tujuan,
yaitu:

1. Tujuan umum

Sejalan dengan perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling,maka


tujuan bimbingan dan konseling senantiasa mengalami perubahan,dari yang
sederhana sampai ke yang lebih komperehesif. Secara umum, bimbingan dan
konseling bertujuan untuk individu memperkembangkan diri secara optimal
sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti
kemampuan dasar dan bakat – bakatnya, berbagai latar belakang yang ada (latar
belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan
tuntutan positif lingkungannya. Dengan kata lain, bimbingan dan konseling
bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan
potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang
terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik
mungkin. Di sisi lain, menurut Prayitno (1999:16) tujuan umum bimbingan dan
konseling dilakukan dalam rangka pengembangan keempat dimensi
3
kemanusiaan individu, yaitu :

4
a. Dimensi keindividualan (individualitas)
Dimensi ini memungkinkan seseorang mengembangkan potensi yang ada
pada dirinya secara optimal yang mengarah pada aspek – aspek kehidupan
yang positif. Bakat,minat,kemampuan dan berbagai kemungkinan yang
termuat dalam aspek-aspek mental-fisik dan biologis berkembang dalam
rangka dimensi individual itu.Dengan perkembangan dimensi ini membawa
seseorag menjadi individu yang mampu tegak berdiri dengan kepribadiannya
sendiri, dengan aku yang teguh, positif, produktif, dan dinamis.
b. Dimensi kesosialan (sosialitas)
Dimensi ini memungkinkan seseorang mampu berinteraksi,
berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan hidup bersama dengan orang lain.
Hal ini terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial yang harus mampu
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain untuk
mempertahankan hidupnya. Dimensi individual dan sosial saling berinteraksi
dan keduanya saling bertumbuh kembang,saling mengisi dan menemukan
makna yang sesungguhnya.

c. Dimensi kesusilaan (moral)

Dimensi ini memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi


pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku
mengatur bagaimana kebersamaan antar individu seharusnya
dilaksanakan. Dimensi kesusilaan ini memiliki peranan penting karena
dengan dimensi ini menjadi pemersatu antara keindividualan dan kesusilaan
dalam satu kesatuan yang penuh makna Hidup bersama orang lain baik
dalam rangka memperkembangkan dimensi keindividual dan dimensi
sosial tidak dapat dilakukan seadanya saja,tetapi perlu dilakukan secara
terarah. Hidup bersama orang lain perlu diselenggarakan sedemikian rupa,
sehingga semua orang yang ada di dalamnya memperoleh manfaat yang
sebesar- besarnya,demi kehidupan bersama. Dimensi kesusilaan dapat
menjadi pemersatu,sehingga keindividualan dan kesosialan dapat bertemu
dalam satu kesatuan yang penuh makna.Tanpa adanya dimensi ini, maka
berkembangnya dimensi kendividualan dan kesusilaanakan tidak serasi,
bahkan yang satu akan cenderung menyalahkan yang lain. Dengan dimensi
5
ini memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupan dengan sangat layak
dan dapat mengembangkan ilmu,teknologi dan seni.
d. Dimensi keberagamaan (religiusitas)
Kehidupan manusia yang selengkapnya yaitu yang menjangkau baik itu
kehidupan di duniawi maupun kehidupan di akhiratakan tercapai jika
ketiga dimensi tersebut dilengkapi dengan dimensi keempat. Dimensi ini
lebih menitikberatkan pada hubungan diri manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa. Di mana manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di dunia
saja, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang antara
kehidupan dunia dan akhirat Dengan proses konseling,klien dapat :

i. Mendapat dukungan selagi klien memadukan segenap kekuatan dan


kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

ii. Memperoleh wawasan baru yang lebih segar tentang berbagai


alternatif,pandangan dan pemahaman-pemahaman serta keterampilan-
keterampilan baru.

iii. Menghadapi ketakutan-ketakutan sendiri, mencapai kemampuan untuk


mengambil keputusan dan keberanian untuk melaksanakannya.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari bimbingan dan konseling merupakan
penjabaran dari tujuan umum yang dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan
kompleksitas permasalahan yang dialami. Sebagaimana kita ketahui bahwa
individu memiliki karakteristik yang bersifat unik, sehingga tujuan khusus dari
bimbingan dan konseling juga bersifat unik pula, dimana untuk pencapaian
tujuannya disesuaikan dengan karakteristik masing - masing individu,atau tidak
boleh disamakan.

C. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang
digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan
6
pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan hakikat
manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan
proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Pemahaman tentang
prinsip-prinsip dasar ini sangatpenting dan perlu terutama dengan kaitannya
dalam penerapan di lapangan. Konselor yang telah memahami secara benar
dan mendasar prinsip-prinsipdasar bimbingan dan konseling iniakan dapat
menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan
dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling. Misalnya Van
Hoose (1969) mengemukakan bahwa :
a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak
terkandung kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan
pendidikan hendaklah mapu membantu anak memanfaatkan potensinya
itu.
b. Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik; seorang
anak berbeda dari yang lain.
c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam
pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang
sehat.
d. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya
untuk mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan
umumnya.
e. Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli
dengan latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan
bimbingan diperlukan minat pribadi khusus pula.

Semua butir yang dikemukakan oleh Van Hoose itu benar, tetapi butir-butir
tersebut belum merupakan prisip-prisip yang jelas aplikasinya dalam praktek
bimbingan dan konseling. Apabila butir-butir tersebut hendak dijadikan prisip-
prinsip bimbingan dan konseling, maka aspek-aspek operasionalnya harus
ditambahkan. Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling,
Arifin dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prisip bimbingan dan
konseling kedalam empat bagian, yaitu :
a. Prinsip-prinsip umum

7
b. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu
c. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing
d. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan
administrasi bimbingan dan konseling.
Prinsip-prinsip yang akan dibahas dapat ditinjau dari prinsip-prinsip secara
umum, dan prinsip-prinsip khusus prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip
bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan, masalah
klien/permasalahan individu, program layanan, dan prinsip-prinsip
perkembangan pelaksanaan pelayanan.
Berikut penjelasan prinsip-prinsip umum bimbingan dan konseling;
1. Prinsip-prinsip umum
a. Karena bimbingan ini berhubungan dengan sikap dan tingkah laku
individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu
terbentuk dari segala aspek keperibadian yang unik dan ruwet
karena dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada
individu- individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan
bimbingan yang tepat sesuai denganapa yang dibutuhkan oleh
individu yang bersangkutan
c. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan
padaindividu atau lembaga yang mampu dan berwenang,
melakukannya.
e. Bimbingan harus dimulai dengan indentifikasi kebutuhan-
kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.

D. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan prodesional sesuai


dengan makna uraian tentang pemahaman, pelanggaran, dan penyikapan
(yang meliputi unsur-unsur kognisi, afeksi dan perlakuan) konselor terhadap kasus
pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang
menjamin efisien dan efektivitas proses dan lain-lainya. Kaidah-kaidah tersebut
didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi (antara lain bahwa layanan
8
harus didasarkan atas data dan perkembangan klien),dan tuntutan optimalisasi
proses penyelenggaraan layanan di segi lain (yaitu suasana konseling ditandai oleh
adanya kehangatan,pemahaman,penerimaaan,kebebasan dan keterbukaan,serta
sebagai sumber daya yang perlu diaktifkan). Asas bimbingan dan konseling yaitu
ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraann layanan itu.
Apabila asas-asas itu diselenggarakan dan diikuti dengan baik,maka dapat
diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan,
sebaliknya,apabila asas itu diabaikan atau dilanggar maka sangat dikhawatirkan
kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan
konseling,bahkanakan dapat merugikan orang- orang yang terlibat dalam
pelayanan,serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri.
Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling. Asas- asas ini
dapat diterapkan yakni asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas
kekinan,asas kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas
kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, dan asas tutwuri handayani. Untuk
mendapatkan wawsan dan pemahaman yang memadai mengenai asas-asas
bimbingan dan konseling diatas dijelaskan sebagai berikut :
1. Asas kerahasiaan

Pelayanan bimbingan dan konseling ada kalanya berhubungan dengan


klien yang mengalami masalah. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam
kegiatan bimbingan konseling kadang-kadang klient harus menyampaikan hal-
hal yuang sangat pribadi/rahasia, kepada konselor, oleh karena itu konselor
harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari kliennya. Bagi klien
yang bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnyaakan sangat
membutuhkan bantuan dari orang yang dapat menyimpan kerahasian masalah
yang dihadapinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang dibicarakan klien
kepada konselor tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain.
Jika asas ini benar-benar dilaksanakan oleh konselor, maka konselor
akan mendapat kepercayaan dari semua pihak dan mereka akan memanfaatkan
jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya,jika konselor
tidak dapat memegang asas kerahasiaan ini dengan baik,maka hilanglah
9
kepercayaan klien terhadap konselor,sehingga akibatnya pelayanan bimbingan
tidak dapat tempat atau diterima di hati klien dan para calon klien. Selain itu
klien akan takut meminta bantuan pada konselor sebab khawatir masalah dan
diri mereka akan menjadi bahan pembicaraan orang.
Sementara itu ada kemungkinana klien akan menyebarluaskan pengalaman
yang yang tidak menyenangkan ini kepada klien lain. Hal yang demikian dapat
berdampak terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selanjutnya,dan
konselor tidak dapat dipercaya oleh klien. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam usaha
bimbingan dan konseling,dan harus benar-benar dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
2. Asas kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar
kesukarelaan,baik dari pihak konselor maupun klien.Dengan ini keberhasilan
pelayanan bimbingan dan konseling akan tercapai. Kesukarelaan itu ada pada
konselor maupun pada klien. Artinya klien secara sukarela tanpa cara terpaksa
mau menyampaikan masalah yang ditanganinya dengan
mengungkapkan secara terbuka hal-hal yang dialaminya,serta mengungkapkan
segenap fakta,data dan seluk beluk yang berkenaan dengan masalah yang
dialaminya. Sementara konselor hendaknya dapat memberikan bantuan dnegan
tidak terpaksa,atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan
ikhlas.
3. Asas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana
keterbukaan,baik dari pihak konselor maupun klien. Keterbukaan ini bukan
hanya sekadar bersedia menerima saran-saran dari luar, tetapi lebih dari
itu,diharapkan masing pihak yang bersangkutan bersedia buka diri untuk
kepentingan masalah. Individu yang membutuhkan bimbingan diharapakan
dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri
sehingga dengan keterbukaan ini penelahan serta pengkajian berbagai kekuatan
dan kelemahan klien dapat dilaksanakan.

E. Fungsi dalam Bimbingan dan Konseling


10
1. Fungsi pemahaman
Fungsi ini memungkinkan pihak–pihak yang berkepentingan dengan
peningkatan perkembangan dan kehidupan klien (klien, konselor dan orang
ketiga) memahami berbagai hal yang esensial berkenaan dengan perkembangan
dan kehidupan klien. Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling yaitu
klien dengan berbagai permasalahannya dan dengan tujuan konseling.
Pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan
konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh
klien sendiri dan oleh pihak–pihak lain yang membantu klien, termasuk juga
pemahaman tentang lingkungan diri klien.

a. Pemahaman tentang Klien


Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian
bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak–pihak lain
dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka perlu
terlebih dahulu memahami klien yangakan dibantu itu. Materi dalam
pemahaman ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai data tentang:
1) Keluarga
2) Kesehatan jasmani
3) Riwayat pendidikan sekolah
4) Pengalaman belajar di sekolah dan di rumah
5) Pergaulan sosial
6) Rencana pendidikan lanjut
7) Kegiatan di luar sekolah
8) Hoby dan kesukaran yang mungkin dihadapi

Pemahaman tentang diri klien, pertama kali perlu dipahami oleh klien
sendiri yang menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya.
Adapun pihak lain yang juga perlu memahami diri klien adalah pihak–pihak
yang berkepentingan (guru,orangtua ).Pemahaman pihak lain terhadap klien
dipergunakan oleh konselor secara langsung untuk memberi pelayanan
bimbingan dan konseling, maupun sebagai bahan acuan utama dalam
rangka kerjasama dengan pihak–pihak lain dalam membantu klien. Bagi
konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas awal
11
pada setiap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Pemahaman tentang Masalah Klien
Pemahaman terhadap masalah klien membantu konselor dalam
memberikan penanganan masalah, oleh karena itu maka pemahaman ini
wajib dilaksanakan. Pemahaman terhadap masalah klien terutama
menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab
sebabnya dan kemungkinan berkembangnya masalah ini jika tidak
segera ditangani.

c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

Untuk dapat memahami individu secara mendalam, maka pemahaman


terhadap individu tidak hanya mencakup pemahaman terhadap lingkungan
dalam arti sempit (seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio
ekonomi, dan keadaan sosio emosional keluarga, hubungan antar tetangga
dan teman sebaya) tetapi termasuk pemahaman terhadap lingkungan yang
lebih luas.
a. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan
memberikanresiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan
memberi manfaat.
b. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang
bersangkutan.
2. Fungsi pengentasan
Klien yang mengalami masalah akan datang pada konselor dengan tujuan
untuk dientaskannya masalah yang tidak mengenakkan dari dirinya. Di sinilah
fungsi pengentasan (perbaikan) itu berperan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami klien.
3. Fungsi pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
dapatmembantu para klien dalam memelihara dan mengembangkankeseluruhan
pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal
yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian

12
klien dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang
positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Semua fungsi bimbingan dan konseling harus dijalankan sesuai fungsi
masing–masing bidang karena dari fungsi ini akan berkaitan dengan manfaat
atau kegunaan dan keuntungan penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Karena tujuan bimbingan dan konseling disini adalah membantu memandirikan
peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan pada bab—bab sebelumnya, maka penyusun dapat


menyimpulkan bahwa pelayanan Bimbingan Konseling atau yang sering disingkat BK,
adalah hal yang penting dan perlu di lembaga pendidikan. Kesuksesan tujuan BK sangat
dipengaruhi oleh kemampuan konselor dalam menjalankan tugasnya. Untuk menjadi
konselor yang mumpuni di bidangnya, ada beberapa hal yang harus difahami, mulai dari
pemahaman, tujuannya, prinsip, asas-asas, dan fungsi dari bimbingan konseling. Tujuan
dari bimbingan konseling terdiri dari tujuan umum yang meliputi dimensi invidualitas,
sosialitas, moral dan religiusitas, dan tujuan khusus yang merupakan penjabaran dari
tujuan umum.

Asas-asas bimbingan konseling memiliki tiga bagian, yaitu asas kerahasiaan, asas
kesukarelaan dan asas keterbukaan. Yang dengan pemahaman tersebut, klien dapat
terbuka dan memberikan kepercayaannya pada konselor sehingga akan lebih mudah
mendapatkan solusi dengan juga memahami fungsi dari bimbingan konseling dengan
baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Priyatno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

http://teguhfuady.blogspot.com/2010/04/asas-prinsip-dan-tujuan-
bimbingan.html

http://ashakhso.blogspot.com/2012/01/asas-asas-dan-prinsip-prinsip-
bimbingan.html

Arimbawa, Putu. (2013). “Makalah Pengertian, Makna, Tujuan, dan Fungsi

Bimbingan Konseling”. [Online]. Tersedia:


batu.blogspot.com/2012/04/makalah-pengertian-makna-tujuan-dan.html.

Bagus. (2013). “Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling”. [Online]


Tersedia: https://bagusharyonos.wordpress.com/2013/05/31/konsep-dasar-

bimbingan-dan-konseling-a-pengertian-bimbingan/

14

Anda mungkin juga menyukai