Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Bimbingan dan Penyluhan
Kelas I- B
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis memanjatkan puja dan puji syukur kehadiratNya. Tuhan Yang Maha Esa telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Bimbingan dan Penyuluhan tentang Landasan Pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan. Pembahasan yang terdapat dalam makalah akan memberikan
pandangan dan pemahaman dari berbagai sumber.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Dan terkhusus kepada dosen mata kuliah, Ibu Ika Rizqi
Meilya M,Pd.. Semoga makalah yang penulis buat ini mendapatkan penilaian yang baik.
Seperti pepatah yang mengatakan tidak ada gading yang tidak retak, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini di pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Bimbingan dan Penyuluhan tentang
Landasan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca secara umum.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan dipahami sebagai acuan dan juga dasar pelaksanaan program layanan
layanan bimbingan konseling. Landasan juga bisa dipakai sebagai latar belakang dari
layanan bimbingan dan konseling. Pendapat lain mengatakan bahwa landasan
merupakan syarat pengetahuan yang harus dimiliki untuk dapat melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling dengan lebih baik. Landasaan bimbingan konseling
memberikan kontribusi terhadap kerja bimbingan dan konseling itu sendiri. Landasan
yang mendasari bimbingan dan konseling itu perlu dipahami untuk menunjang
pelaksaaan bimbingan dan konseling secara afektifdan efisien.
Tidak hanya landasan yang dibutuhkan untuk mencapai proses layanan bimbingan
dan konseling yang baik, namun juga keberhasilan proses layanan bimbingan dan
konseling sangat ditentukan oleh asas-asas layanan bimbingan dan konseling. Dan
pada umumnya dalam proses layanan bimbingan dan konseling diperlukan teknik-
teknik yang berbeda, teknik yang digunakan dalam proses pelayanan bimbingan dan
konseling menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group
guidance) dan pendekatan secara individual (individual dan counseling).
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana teknik pelaksanaan Bimbingan dan Konseling?
C. Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. LANDASAN FILOSOFIS
2
Dengan demikian, landasan filosofis adalah memberikan arahan serta
pemahaman, khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan
bimbingan dan konseling yang lebih bias dipertanggungjawabkan, baik secara
logis, etis maupun estetis. Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling,
terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan
filosofis tentang apakah manusia itu?
3
3
Jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut tidak dapat dilepaskan dari berbagai
aliran filsafat yang ada, mulai filsafat klasik sampai dengan filsafat modern, dan
bahkan filsafat post-modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis
Barat mendeskripsikan hakikat manusia sebagai berikut.
2. LANDASAN PSIKOLOGIS
kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas, sehingga
segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan
baik dan menjadi tersia-siakan.
c. Perkembangan Individu
d. Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep yang sangat mendasar dari psikologi.
Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, manusia tidak akan dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya dan dengan belajar, manusia
mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah
menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri
individu. Penguasaan yang baru merupakan tujuan belajar dan pencapaian
6
e. Kepribadian
Hingga saat ini, para ahli belum menemukan rumusan tentang kepribadian
secara bulat dan komprehensif. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang
dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey,
2005) ditemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda.
Berangkat dari studi yang dilakukannya, dia menemukan satu rumusan tentang
kepribadian yang dianggap lebih lengkap.
4. LANDASAN IPTEK
teori dan praktik bimbingan dan konseling, seperti psikologi, ilmu pendidikan,
statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi,
manajemen, ilmu hukum, dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut
telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik
dalam pengembangan teori maupun praktiknya. Pengembangan teori dan
pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis
para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.
Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, peran konselor mencakup
pula sebagai ilmuwan. McDaniel (Prayitno, 2003) mengemukakan bahwa
konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu
mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik
berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan
penelitian.
5. LANDASAN PEDAGOGIS
Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga
segi, yaitu: (1) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan
merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (2) pendidikan sebagai inti
proses bimbingan dan konseling; (3) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan
layanan bimbingan dan konseling.
11
6. LANDASAN RELIGIUS
f. Kini, yaitu menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling
ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. Layanan
yang berkenaan dengan "masa depan atau kondisi masa lampau pun" dilihat
dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat
sekarang.
g. Dinamis, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Terpadu, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk
ini kerjasama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
i. Harmonis, yaitu menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah
layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai
dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien)
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j. Ahli, yaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli
dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus
terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Alih Tangan Kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu
14
kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan
kasus dari orangtua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik
dan lain-lain.
l. Tut Wuri Handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan
sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan
seperti itu.
Selain asas-asas tersebut terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu
diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu
didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas
tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas
dari seluruh proses kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-
asas itu tidak dijalankan dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling akan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
a. Bimbingan kelompok
1. Pendekatan Direktif
2. Pendekatan Non-Direktif
c. Teknik Konseling
Dalam kasus ini, pendekatan yang digunakan adalah direct konseling, yang
terdiri atas tiga tahapan berikut.
1. Konseling Kognitif
2. Konseling Emotif-Evolatif
3. Konseling Behavioritas
17
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Landasan-landasan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan merupakan dasar
atau pondasi dari proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Beberapa landasan bimbingan dan konseling yakni meliputi, landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosial kultural, landasaan IPTEK,
landasan pedagogis, landasan religius, dan landasan yuridis formal.
2. Asas bimbingan dan konseling adalah rukun yang harus dipegang teguh dan
dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan
pelayanan atau kegiatan dan bimbingan dan konseling. Asas bimbingan dan
konseling dijadikan pegangan dalam layanan atau kegiatan bimbingan dan
konseling.
3. Teknik dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling melalui dua
pendekatan yakni pendekatan individu (individual counseling) dan pendekatan
kelompok (group guidance).
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami berharap dengan adanya
pembahasan makalah ini, dapat dipelajari dan memberikan pengetahuan akan
landasan-landasan, asas-asas dan teknik dalam proses pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Sehingga proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling akan
dapat berjalan dengan lancar.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu ppenulis
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun, agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya penulis
mengucapkan terimakasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
16