Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP

BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: Dra. Maryatul Kibtyah, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Anisa Eka Amalia 23010160008


2. Mochammad Syafi’ Putra Pratama 23010160103

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Orientasi dan Ruang Lingkup
Bimbingan dan Konseling”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata
kuliah Bimbingan dan Konseling. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna baik adanya kesalahan dari segi penyusunan maupun tata bahasa yang
digunakan dalam makalah ini. Maka dari itu, penulis dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Semarang, 21 Februari 2024


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6
2.1 Orientasi Bimbingan dan Konseling ....................................................... 6
2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling ......................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menjalani kehidupan, tentunya manusia akan mengalami berbagai
permasalahan yang harus dihadapi. Permasalahan yang dialami oleh manusia
tidak hanya permasalahan fisik saja melainkan juga permasalahan psikis. Oleh
karena itu, diperlukan suatu pelayanan bimbingan dan konseling dari seorang
konselor untuk bisa membimbing konseli dalam menyelesaikan
permasalahannya. Bimbingan dalam bahasa Inggris guidance berasal dari kata
guide yang berarti menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, memberikan
petunjuk, mengatur, mengarahkan, dan memberikan nasihat. 1 Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan oleh seorang ahli kepada klien yang
bertujuan untuk membantu proses pengembangan potensi diri, pemahaman diri,
pengarahan diri, seata penyesuaian diri agar mencapai perkembangan secara
optimal melalui pola-pola sosial yang dilakukan sehari-hari dalam
lingkungannya. 2
Sedangkan konseling berasal dari counsel yang diambil dari bahasa latin
counselium yang artinya bersama atau bicara bersama, bicara bersama-sama
dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan konseli. 3 Konseling
merupakan suatu proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau sekelompok
orang yang meminta bantuan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi, sehingga orang tersebut mampu menuju ke arah aktualisasi diri dan
kesadaran diri serta mencapai kesejahteraan hidupnya. 4 Dalam makalah ini akan

1
Suryanto, Totok Agus dan Fuadi. 2021. Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar: Teori dan
Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan serta Konseling Belajar. Indramayu: Penerbit Adab CV. Adanu
Abimata. Hal: 7.
2
Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori, dan Aplikasinya.
Jakarta: Prenadamedia Group. Hal: 4.
3
Suryanto, Totok Agus dan Fuadi. 2021. Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar: Teori dan
Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan serta Konseling Belajar. Indramayu: Penerbit Adab CV. Adanu
Abimata. Hal: 9.
4
Suryanto, Totok Agus dan Fuadi. 2021. Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar: Teori dan
Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan serta Konseling Belajar. Indramayu: Penerbit Adab CV. Adanu
Abimata. Hal: 10.

4
dibahas lebih dalam lagi mengenai orientasi dan ruang lingkup Bimbingan dan
Konseling.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja orientasi bimbingan dan konseling?
2. Apa saja ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuin orientasi bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Orientasi Bimbingan dan Konseling


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) orientasi memiliki
arti peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya)
yang tepat dan benar, pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau
kecenderungan. 5 Orientasi yang dimaksud disini yaitu pusat perhatian atau
titik berat, apakah yang menjadi titik berat pandangan atau pusat perghatian
konselor terhadap konseli. 6 Menurut Prayitno, terdapat tiga orientasi
konselor terhadap konseli yaitu orientasi perseorangan, orientasi
permasalahan, dan orientasi perkembangan. 7
1. Orientasi Perseorangan
Orientasi perseorangan adalah suatu layanan dalam bimbingan dan
konseling dimana konselor menitikberatkan pandangannya terhadap
setiap individu yang ada. 8 Menurut Prayitno (2018), terdapat beberapa
kaidah yang berkaitan dengan orientasi perseorangan dalam bimbingan
dan konseling, diantaranya:
- Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan
bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan
diri sendiri dari setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
- Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan yang berkaitan
dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya,
motivasi-motivasinya dan kemampuan-kemampuan potensialnya,
serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan,
motivasi dan potensinya itu ke arah pengembangan yang optimal, dan
pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya.

5
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
6
Alam, Rudi, dkk. 2023. Bimbingan Dan Konseling Dalam Peningkatan Peran Sekolah. Lombok
Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia. Hal: 54.
7
Alam, Rudi, dkk. 2023. Bimbingan Dan Konseling Dalam Peningkatan Peran Sekolah. Lombok
Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia. Hal: 54.
8
Salsabila, dkk. 2020. Orientasi Bimbingan Konseling Dalam Perspektif Metode Sentuhan Kalbu Di
MTs Nurul Huda Lembang. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol. 2 No. 5, 12.

6
- Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani
secara individu.
- Konselor memiliki tanggungjawab untuk memahami minat,
kemampuan dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan program-
program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin.
2. Orientasi Perkembangan
Perkembangan individu merupakan konsep inti serta menjadi tujuan
dari segenap layanan bimbingan dan konseling. 9 Seperti halnya
disekolah, seorang konselor atau guru bimbingan dan konseling (BK)
berkewajiban untuk mendorong, merangsang dan meningkatkan
perkembangan peserta didik, selain itu, guru BK hendaknya harus
peduli terhadap perkembanagan siswa secara optimal yang menjadi
tujuan adanya bimbingan dan koseling di sekolah. 10 Secara khusus,
Thompson & Rudolph (1983) melihat dalam perkembangannya, anak
dan remaja berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan
kognisi dalam empat bentuk:
- Hambatan egosentris, tidak mampu menerima kemungkinan lain di
luar pemahamannya.
- Hambatan konsentrasi, ketidak mampuan memusatkan perhatiannya.
- Hambatan reversibilitas, tidak mampu menelusuri alur yang terbalik
dari alur yang dipahami semula.
- Hambatan transformasi, tidak mampu meletakkan sesuatu pada
susunan urutan yang ditetapkan.
3. Orientasi Permasalahan
Dalam menjalani kehidupannya, manusia tentunya akan mengalami
permasalahan. Orientasi kepada permasalahan secara langsung
bersangkutpaut dengan beberapa fungsi, diantaranya:
- Fungsi pencegahan, menghendaki agar individu dapat terhindar dari
masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya.

9
Alam, Rudi, dkk. 2023. Bimbingan Dan Konseling Dalam Peningkatan Peran Sekolah. Lombok
Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia. Hal: 55.
10
Salsabila, dkk. 2020. Orientasi Bimbingan Konseling Dalam Perspektif Metode Sentuhan Kalbu
Di MTs Nurul Huda Lembang. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol. 2 No. 5, 13.

7
- Fungsi pengentasan, menginginkan agar individu yang sudah
terlanjur mengalami masalah dapat terentaskan masalahnya.
- Fungsi pemahaman, memungkinkan individu dapat memahami
berbagai informasi dan aspek lingkungan yang dapat berguna untuk
mencegah timbulnya masalah pada klien, dan dapat pula bermanfaat
di dalam upaya pengentasan masalah yang terjadi.
- Fungsi pemeliharaan, mengarah pada terselesaikannya masalah-
masalah tertentu. 11
2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga yang berfungsi untuk memberikan
Pendidikan kepada Masyarakat. Dalam lembaga sekolah terdapat tiga
pembagian bidang kegiatan, pembagian bidang tersebut yaitu:
a. Bidang kurikulum dan pengajaran, meliputi semua bentuk
pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu
penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kemampuan berkomunikasi peserta didik.
b. Bidang administrasi atau kepemimpinan, meliputi berbagai fungsi yang
berkaitan dengan tanggungjawab dan pengambilan kebijaksanaan serta
bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti
perencanaan, pembiayaan, pengadaan dan pengembangan staf,
prasarana dan sarana fisik dan pengawasan.
c. Bidang kesiswaan, meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang
mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individu agar masing-
masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi
dan minatnya. Bidang ini disebut juga sebagai bidang pelayanan
bimbingan dan konseling. 12
Pelayanan bimbingan dan konseling diberikan oleh seorang konselor
sekolah atau sering disebut sebut dengan guru BK. Sebagai konselor

11
Salsabila, dkk. 2020. Orientasi Bimbingan Konseling Dalam Perspektif Metode Sentuhan Kalbu
Di MTs Nurul Huda Lembang. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol. 2 No. 5, 13.
12
Luddin, Abu Bakar M. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung:
Ciptapustaka Media Perintis. Hal: 29-30.

8
sekolah tentunya memilki tanggungjawab, tanggungjawab tersebut
diantaranya:
a. Tanggungjawab konselor kepada siswa:
- Memperhatikan kebutuhan siswa
- Memberitahu siswa tentang tujuan, teknik dan aturan dalam layanan
BK
- Menjaga rahasia siswa
- Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan professional
b. Tanggungjawab kepada orang tua siswa:
- Menghormati hak orang tua dan tanggungjawabnya terhadap
anaknya
- Memberitahu orang tua tentang peranan konselor
- Menyediakan berbagai informasi yang berguna untuk orang tua
- Menjaga kerahasiaan segala informasi yang diberikan oleh orang tua
c. Tanggungjawab kepada teman sejawat
- Menghormati teman sejawat
- Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan teman sejawat demi
terciptanya pelayanan BK yang maksimal
- Membangun kesadaran tentang perlunya asas kerahasiaan
d. Tanggungjawab kepada sekolah
- Mendukung dan melindungi program sekolah
- Memberitahukan kepada pihak yang bertanggujawab disekolah
apabila ada yang menghambat proses pembelajaran
- Membantu pengembangan kurikulum dan pembelajaran
e. Tanggungjawab kepada profesi
- Bekerja secara profesional sehingga dapat menguntungkan diri
sendiri dan profesi
- Melakukan penelitian dan menciptakan penemuan baru supaya dapat
memperkaya keilmuan BK

9
- Mempertahankan standar profesi bimbingan dan konseling 13
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
a. Bimbingan dan Konseling dalam Keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil dalam Masyarakat. Didalam
keluarga tentunya banyak permasalah yang muncul seperti yang
dikemukakan oleh Palmo, Lowry, Weldon, dan Scioscia (1984) bahwa
perubahan-perubahan yang terjadi yang secara signifikan
mempengaruhi struktur dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya
perceraian, kedua orang tua bekerja, emansipasi pria dan wanita, dan
kebebasan hubungan sosial. 14 Berbagai permasalahan dalam keluarga
yang tidak bisa diatasi seringakali membutuhkan bantuan seorang
konselor. Disinalah tugas seorang konselor untuk memberikan
pelayanan bimbingan dan konseling dengan memperhatikan
karakteristik kondisi serta keadaan keluarga tersebut. 15
b. Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas
Selain dalam lingkungan sekolah dan keluarga, permasalahan juga
seringkali terjadi dalam lingkungan perusahaan, industri, kantor
pemerintah maupun swasta, serta organisasi masyarakat (ormas) yang
tersebar di lingkungan masyarakat. Permasalahan yang dapat terjadi
dilingkungan ini yaitu, kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan, kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru, dan
terkait kemampuan individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. 16 Dalam lingkungan lembaga maupun organisasi,
masalah yang muncul dapat berdampak terhadap situasi sosial yang
kurang baik sehingga perlu dibantu agar lembaga maupun organisasi
dapat melakukan perubahan secara efektif. Oleh karena itu, diperlukan

13
Alfaiz, dkk. 2023. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Deepublish Digital. Hal: 37-
39.
14
Luddin, Abu Bakar M. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung:
Ciptapustaka Media Perintis. Hal: 31-32.
15
Basyid, Abd. 2022. Bimbingan Konseling Islam: Dakwah Responsif & Solutif. Surabaya: Inoffast
Publishing. Hal: 19.
16
Marsinun, Rahmawati dan Ilahi, Fauzi Nur. 2020. Bimbingan dan Konseling Sosial. Surabaya:
Pustaka Aksara. Hal: 39-40.

10
adanya layanan bimbingan dan konseling untuk membantu menghadapi
permasalahan tersebut.
c. Bimbingan dan Konseling di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) merupkan lembaga atau tempat yang
digunakan untuk menjalankan fungsi pembinaan terhadap narapidana
atau warga binaan pemasyarakatan (WBP). 17 Pembinaan yang
diberikan kepada narapidana bertujuan suapaya narapidana dapat
menjadi warga masyarakat yang baik serta dapat menyadari dan tidak
mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Maka diperlukan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada narapidana supaya dapat
membantu narapidana untuk berubah kearah yang lebih positif.
Bimbingan dan konseling yang diberikan kepada narapidana memiliki
tujuan yaitu:
- Memahami dan menerima diri dan lingkungannya
- Menyesuaikan diri dengan lingkungannya
- Memahami dan mengenal makna kebersyukuran dan kebahagiaan
sekarang dan yang akan dating
- Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi
- Menegmbangkan potensi seoptimal mungkin
- Mengaktualisasikan dirinya dengan penuh tanggungjawab 18
Selain itu, bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
narapidana juga memiliki fungsi diantaranya:
- Pemahaman, sebagai konselor sebelum melakukan kegiatan
konseling tentunya perlu untuk memahami individu atau klien yang
akan dibantu dan juga memahami mengenai masalah yang sedang
dihadapi klien.
- Pencegahan (preventif), deteksi dini terhadap dampak yang
ditimbulkan dari dimasukannya narapidana ke lapas sebagai

17
Junaedi, Farid, dkk. 2022. Bimbingan Konseling Dalam Lembaga Pemasyarakatan. Malang:
Media Nusa Creative. Hal: 17.
18
Junaedi, Farid, dkk. 2022. Bimbingan Konseling Dalam Lembaga Pemasyarakatan. Malang:
Media Nusa Creative. Hal: 19-20.

11
lingkungan barunnya. Kegiatan bimbingan dan konseling
berfungsi untuk memonitoring melakukan pengawasan melalui
pendekatan humanis sehingga mampu membimbing dan
mengarahkan narapidana serata menjaga keamanan dan ketertiban
lapas.
- Pengentasan (kuratif), mengantisipasi terjadinya gejala-gejala
penyimpangan agar tidak meluas dan merugikan lapas dan
masyarakat melalui program-program kegiatan di lapas.
- Pemeliharaan, memelihara sesuatu yang baik dari dalam diri
narapidana, baik hai itu merupakan bawaan maupun hasil
perkembangan yang telah dicapai selama di lapas.
- Penyaluran, membantu narapidana untuk memilih dan
memantapkan penguasaan program kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan menggali potensi dan minat narapidana.
- Adaptasi, membantu para petugas lapas untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan narapidana.
- Penyesuaian, membantu tercipatanya penyesuaian antara
narapidana dengan lingkungannya. Dengan fungsi ini pelayanan
bimbingan dan konseling membantu narapidana memperoleh
penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya.
- Pengembangan (development), membantu narapidana untuk
mengembangkan diri secara optimal dengan potensiyang
dimilikinya.19
d. Bimbingan dan Konseling di Panti Jompo
Panti jompo merupakan tempat yang berfungsi sebagai
tempat untuk menitipkan orang yang telah lanjut usia (lansia) untuk
diberikan pendampingan dalam kesehariannya. 20 Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 13 Tahun 1998 tentang

19
Junaedi, Farid, dkk. 2022. Bimbingan Konseling Dalam Lembaga Pemasyarakatan. Malang:
Media Nusa Creative. Hal: 20-26.
20
Munandar, A. 2018. Pola Dampingan Lanjut Usia di Panti Jompo Mappaka Sunggu Kota
Parepare (Tinjauan Bimbingan Konseling Islam (Doctoral dissertation, IAIN Parepare).

12
kesejahteraan lansia, menetapkan bahwa lansia adalah kelompok
masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas. Sebagai makhluk hidup,
manusia pasti akan selalu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Semakin bertambahnya usia tentunya manusia akan
semakin kehilangan fungsi psikis dan fisiknya. Dimasa inilah kasih
sayang dan perhatian harus diberikan oleh keluarga terdekat.
Namun, ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat orang
tuanya karena pekerjaan yang terlalu sibuk atau karena perihal lain,
sehingga memutuskan untuk menitipkan orang tua mereka ke panti
jompo dengan tujuan supaya orang tua mereka bisa mendapatkan
perawatan yang ekstra. 21
Dalam usia lanjut ini, akan muncul berbagai masalah yang
terjadi seperti masalah penurunan kemampuan fisik yang ditandai
dengan kurangnya fungsi indra seperti penglihatan dan
pendengaaran bahkan kecacatan. Sehingga menyebabkan dirinya
merasa terasingkan. Selain itu, para lansia juga mengalami
penurunan psikis seperti merasa tidak berguna dan merasa rendah
diri dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Disinilah
diperlukan seorang konselor untuk memberikan pelayannan
bimbingan dan konseling dalam rangka membantu lansia yang
memiliki masalah psikis supaya dapat beradaptasi dengan keadaan
diri dan lingkungannya. Seperti melakukan bimbingan rohani atau
keagamaan, menyalurkan bakat dan minat para lansia supaya merasa
tidak diasingkan, kemudian menjadi motivator dengan memberikan
dorongan semangat kepada para lansia untuk dapat bersikap positif
dan mengembangkan potensi untuk peningkatan kesejahteraan
sosial dimasa tuanya. 22
e. Bimbingan dan Konseling di Rumah Sakit

21
Munandar, A. 2018. Pola Dampingan Lanjut Usia di Panti Jompo Mappaka Sunggu Kota
Parepare (Tinjauan Bimbingan Konseling Islam (Doctoral dissertation, IAIN Parepare).
22
Munandar, A. 2018. Pola Dampingan Lanjut Usia di Panti Jompo Mappaka Sunggu Kota
Parepare (Tinjauan Bimbingan Konseling Islam (Doctoral dissertation, IAIN Parepare).

13
Bimbingan dan konseling rumah sakit merupakan bagian dari
konseling dalam setting lembaga kesehatan. 23 Pasien yang dirawat
dirumah sakit tidak hanya menderita penyakit fisik tetapi juga
mengalami berbagai tekanan dan gangguan mental dari yang ringan
hingga yang berat sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya. 24
Sehingga dibutuhkan bantuan seorang konselor untuk memberikan
bimbingan dan konseling kepada pasien. Tugas konselor dalam
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pasien
diantaranya:
- Menjalin komunikasi dengan pasien dalam suasana terapeutik.
- Mendorong dan membangkitkan semangat pasien untuk dapat
bekerjasama dan berpartisipasi aktif dalam semua proses dan sesi
terapi.
- Mencegah pasien dari sikap pasif dalam pengobatan, tidak
berdaya terhadap segala macam protokoler terapi, dan menjaga
agar pasien terhindar dari berbagai kesalahpahaman tentang sakit
yang dideritanya untuk menghidari sikap wrong doing dan
berbagai tindakan yang merugikan.
- Senantiasa memperhatikan hal-hal khusus dari pasien salah
satunya yaitu memperhatikan suasana dan keadaan pasien.25
Menurut Robert Bor, pelaksanaan konseling di rumah sakit
memiliki empat tahapan yaitu:
- Forming a therapeutic relationship, yaitu menjalin komunikasi
dengan pasien sebagai konseli dan mengarahkannya kepada
suasana komunikasi terapeutik.
- Making assessment, memetakan rencana dan tahapan konseling
yang akan dilakukan bersama-sama dengan perawatan lain
secara kolaboratif.

23
Arifin, Isep Zainal. 2012. Bimbingan dan Konseling Islam Untuk Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit. Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 6 No. 19, 173.
24
Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi Dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan
untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika. Hal: 105.
25
Arifin, Isep Zainal. 2012. Bimbingan dan Konseling Islam Untuk Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit. Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 6 No. 19, 178.

14
- Intervening all the same session, pada tahap ini konselor mulai
melakukan berbagai intervensi, penanganan, dan pemecahan
berbagai masalah yang dihadapi sambil terus memantau berbagi
kemungkinan munculnya masalah baru untuk dicarikan berbagai
solusi menyeluruh secara kolaboratif bersama professional lain.
- Closing, yaitu sesi penutupan dengan melakukan evaluasi
terhadap segala bentuk intervensi dan terapi yang telah
dilaksanakan bersama pasien. 26

26
Arifin, Isep Zainal. 2012. Bimbingan dan Konseling Islam Untuk Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit. Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 6 No. 19, 181-182.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam membahas mengenai orientasi bimbingan dan konseling perlu kita


ketahui terlebih dahulu pengertian dari orientasi itu sendiri. Orientasi merupakan
sesuatu yang menjadi titik berat pandangan atau pusat perhatian konselor terhadap
konseli. Orientasi bimbingan dan konseling dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Orientasi Perseorangan, merupakan suatu layanan dalam bimbingan dan


konseling dimana konselor menitikberatkan pandangannya terhadap setiap
individu yang ada.
2. Orientasi perkembangan, Perkembangan individu merupakan konsep inti serta
menjadi tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling. 27 Seperti
halnya disekolah, seorang konselor atau guru bimbingan dan konseling (BK)
berkewajiban untuk mendorong, merangsang dan meningkatkan
perkembangan peserta didik, selain itu, guru BK hendaknya harus peduli
terhadap perkembanagan siswa secara optimal yang menjadi tujuan adanya
bimbingan dan koseling di sekolah.
3. Orientasi permasalahan, dalam menjalani kehidupannya, manusia tentunya
akan mengalami permasalahan. Orientasi kepada permasalahan secara
langsung bersangkutpaut dengan beberapa fungsi, diantaranya:
- Fungsi pencegahan, menghendaki agar individu dapat terhindar dari
masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya.
- Fungsi pengentasan, menginginkan agar individu yang sudah terlanjur
mengalami masalah dapat terentaskan masalahnya.
- Fungsi pemahaman, memungkinkan individu dapat memahami berbagai
informasi dan aspek lingkungan yang dapat berguna untuk mencegah
timbulnya masalah pada klien, dan dapat pula bermanfaat di dalam upaya
pengentasan masalah yang terjadi.

27
Alam, Rudi, dkk. 2023. Bimbingan Dan Konseling Dalam Peningkatan Peran Sekolah. Lombok
Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia. Hal: 55.

16
- Fungsi pemeliharaan, mengarah pada terselesaikannya masalah-masalah
tertentu.
Untuk ruang lingkup bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua yakni
ruang lingkup disekolah dan di luar sekolah. Dalam memberikan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah tentunya konselor memiliki tanggung jawab
diantaranya yaitu tanggung jawab kepada siswa, orang tua siswa, teman sejawat,
sekolah dan juga profesi. Sedangkan untuk ruang lingkup bimbingan dan konseling
di luar sekolah terbagi dalam berbagai lembaga diantaranya bimbingan dan
konseling dalam keluarga, perusahaan, kantor pemerintah maupun swasta,
organisasi masyarakat (ormas), lembaga pemasyarakatan (lapas), panti jompo, dan
rumah sakit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Rudi, dkk. 2023. Bimbingan Dan Konseling Dalam Peningkatan Peran
Sekolah. Lombok Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian
Indonesia.
Alfaiz, dkk. 2023. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Deepublish
Digital.
Arifin, Isep Zainal. 2012. Bimbingan dan Konseling Islam Untuk Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit. Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 6 No. 19.
Basyid, Abd. 2022. Bimbingan Konseling Islam: Dakwah Responsif & Solutif.
Junaedi, Farid, dkk. 2022. Bimbingan Konseling Dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Malang: Media Nusa Creative. Surabaya: Inoffast Publishing.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Luddin, Abu Bakar M. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik.
Bandung: Ciptapustaka Media Perintis.
Marsinun, Rahmawati dan Ilahi, Fauzi Nur. 2020. Bimbingan dan Konseling Sosial.
Surabaya: Pustaka Aksara.
Munandar, A. 2018. Pola Dampingan Lanjut Usia di Panti Jompo Mappaka Sunggu
Kota Parepare (Tinjauan Bimbingan Konseling Islam (Doctoral
dissertation, IAIN Parepare).
Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi Dan Konseling Aplikasi dalam Sarana
Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
Salsabila, dkk. 2020. Orientasi Bimbingan Konseling Dalam Perspektif Metode
Sentuhan Kalbu Di MTs Nurul Huda Lembang. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol.
2 No. 5.
Suryanto, Totok Agus dan Fuadi. 2021. Memahami Bimbingan dan Konseling
Belajar: Teori dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan serta Konseling
Belajar. Indramayu: Penerbit Adab CV. Adanu Abimata.
Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori, dan
Aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group.

18

Anda mungkin juga menyukai