Anda di halaman 1dari 23

BIMBINGAN KONSELING

Orientasi dan Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Dosen pembimbing : Dr. Nur Rahmah, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Azza Nur Laila (20220118016)
2. Juliyanto Puji Handoko (20220118035)
3. Khonif Ayu Cahyanti (20220118036)
4. Muhammad Basyaiban (20220118045)

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IBNU SINA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Bimbingan Konseling”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya dan perkembangan dunia
Pendidikan.

Kepanjen,5 April 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan masalah...........................................................................................3
C. Tujuan penulisan.............................................................................................3
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................3
A. Orientasi Bimbingan Konseling......................................................................5
B. Lingkup Bimbingan Konseling.....................................................................11
KESIMPULAN........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan
bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus
berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada
hasil- hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Bimbingan dan konseling juga haruslah dikenalkan kepada setiap peserta
didik sejak dini dan karena layanan bimbingan dan konseling ini haruslah
diperkenalkan kepada saat yang tepat dan jangan sampai menjadi salah sasaran.
Dalam hal ini pula cakupan bimbingan dan konseling haruslah sesuai dengan apa
yang diharapkan dari tujuan bimbingan dan konseling ini. Karena dalam
kehidupan di sekolah sering terjadi pemahaman yang salah tentang bimbingan dan
konseling dimata para pendidik maupun peserta didik itu sendiri yang notabennya
menjadi objek kajian bimbingan dan konseling
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang orientasi
dan ruang lingkup yang harus di capai bimbingan dan konseling, melalui tulisan
ini akan dipaparkan tentang orientasi atau pengenalan dan ruang ingkup
bimbingan dan konseling.

B. Rumusan masalah
a. Apa Orientasi Bimbingan dan Konseling ?
b. Apa Ruang Lingkup Bimbingan Konseling ?

C. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui Orientasi Bimbingan dan Konseling
b. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Bimbingan Konseling

D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis

3
a. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah dan

mengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada pihak lain

yang berkepentingan.

b. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penyusunan makalah

selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan bimbingan konseling.

b. Manfaat Praktis

a. Bagi publik diharapkan dapat menjadi bahan acuan serta penjelasan

mengenai bimbingan konseling khususnya dalam hal orientasi

bimbingan dan konseling dan ruang lingkup bimbingan konseling.

b. Bagi penulis diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh

penulis dan meningkatkan kesadaran bahwa memahami secara

mendalam mengenai bimbingan konseling itu adalah suatu hal yang

penting.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Orientasi Bimbingan Konseling

Dewasa ini ilmu pendidikan terus menerus mengalami perkembangan. Cara


mendidik anak terus dikembangkan seiring kebutuhan pendidikan yang semakin
tinggi untuk menghadapi tuntutan zaman. Aspek-aspek inti beserta aspek
pendukung terus dikembangkan demi terciptanya pendidikan yang ideal untuk
generasi penerus bangsa. Aspek-aspek tersebut salah satunya adalah aspek
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling adalah sebuah ilmu yang
dikembangkan demi terciptanya pendidikan yang ideal. Bimbingan dan konseling
sendiri terdiri dari dua kata,yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan adalah
proses menuntun dari seseorang untuk membantu seseorang untuk dapat
memahami suatu masalah serta dapat memahami dirinya.

Seperti pendapat Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960)
menyatakan bahwa: Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang
baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan
yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya
mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan
memikul bebannya sendiri. 1
Sementara konseling menurut Mortensen
(1964)menyatakan bahwa “Konseling merupakan proses hubungan antarpribadi
dimana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman
dan kecakapan menemukan masalahnya.” 2
Jadi konseling adalah proses
pemberian pandangan seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar orang
tersebut lebih mampu memahami masalah yang sedang dihadapinya. Sementara
arti bimbingan konseling sendiri adalah proses pemberian bantuan berupa
tuntunan dan pemberian

1
Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: PT. Grafindo Persada. Hal. 17
2
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), hal.

5
22

6
pendapat ataua pandangan dari seorang konselor kepada seseorang agar dapat
lebih memahami suatu masalah serta dapat mengambil keputusan yang tepat.

Bimbingan dan konseling pun memiliki instrumen-instrumen agar ilmu ini


layak digunakan sebagai salah satu aspek pembangun pendidikan yang baik.
Seperti aspek orientasi dan ruang lingkup.

Jika berbicara orientasi berarti kita sedang berbicara sudut pandang atau
titik berat. Sebagai contoh di sebuah desa dengan orientasi pendidikan, maka
dalam desa tersebut akan melihat strata pendidikan seseorang untuk menentukan
kehormatannya dalam masyarakat desa tersebut.

Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008, hal 56)menyatakan bahwa:

Layanan orientasi yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang


memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan
(seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan yang baru ini. Dalam
bimbingan konseling sendiri orientasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu orientasi
perorangan, orientasi perkembangan, dan orientasi permasalahan. 3Berikut adalah
penjelasan dari 3 orientasi tersebut:

1. Orientasi Perseorangan

Dalam orientasi perseorangan adalah suatu layanan bimbingan konseling


yang menghendaki seorang konselor menitikberatkan pandangannya terhadap
setiap individu yang ada. Contoh ketika seorang konselormemasuki sebuah kelas,
sebuah kelas pasti terdiri dari sejumlah siswa, maka seorang konselor harus
mampu menitikberatkan pandangannya kepada masing-masing siswa. Tetapi
pandangan terhadap kelompokpun tidak boleh di pandang sebelah mata. Konselor
harus lebih menitikberatkan kepada individu sebagai pandangannya.
Maksudnya adalah

3
Sukardi, D. K., & Kusmawati, D. N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
7
Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 56

8
mengutamakan individu dan kelompok atau kelas adalah faktor yang mampu
berpengaruh dalam hal tertentu pada individu. Dengan begitu, maka kelompok
atau kelas dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan individu
tersebut.

Menurut pendapat Prayitno dan Erman (2004, hal. 234) ada sejumlah kaidah
yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling dapat
dicatat sebagai berikut :

a. Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan


dan konseling diarahkan bagi penigkatan perwujudan diri sendiri setiap individu
yang menjadi sasaran layanan.

b. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan


individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi- memotivasinya dan
kemampuan-kemampuan potensialnya, yang semuanya unik, serta untuk
membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi,dan potensinya itu
kearah pengembangannya yang optimal, dan pemanfaatannya yang
sebesarbesarnya bagi diri dan lingkungannya.

c. Setiap klien harus diterima sebagai indvidu dan harus ditangani secara
individual ( Rogers, dalam McDaniel,1956).

d. Menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan,dan


perasaan klien serta untuk menyesuaikan program-program pelayanan dengan
kebutuhan klien setepat mungkin. Dalam hal itu, penyelenggaraan program yang
sistematis untuk mempelajari individu merupakan dasar yang tak terelakkan bagi
berfungsinya program bimbingan ( McDaniel, 1956)4

2. Orientasi Perkembangan

Orientasi perkembangan merupakan bimbingan konseling yang


menitikberatkan pada pentingnya perkembangan yang ada dalam individu.
Orientasi ini memandang keseluruhan proses perkembangan yang ada. ). Dengan

9
4
Prayitno, H., & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal, 234

1
0
kata lain, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan-
kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Pelayanan
bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk menunjang
kemampuan intern individu bergerak menuju kematangan dalam
perkembangannya. Ivey dan Rigazio Digilio (dalam Mayers,1992) menekankan
bahwa :

Orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan
bimbingan. Perkembangan merupakan konsep inti dan terpadukan,serta menjadi
tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling. Selanjutnya ditegaskan
bahwa, praktek bimbingan dan konseling tidak lain adalah memberikan
kemudahan yang berlangsung perkembangan yang berkelanjutan.
Permasalahannya yang dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai
terhalangnya perkembangan, dan hal itu semua mendorong konselor dan klien
bekerjasama untuk menghilangkan penghalang itu serta memperngaruhi lajunya
perkembangan klien.

Secara khusus, Thompson & Rudolph (1983) melihat perkembangan


individu dari sudut perkembangan kognisi. Dalam perkembangannya , anak-anak
berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam empat
bentuk
:

1. Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat kemungkinan lain di


luar apa yang dipahaminya.

2. Hambatan konsentrasi, yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian


pada lebih dari satu aspek tentang sesuatu hal.

3. Hambatan reversibilitas, yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik


dari alur yang dipahami semula.

4. Hambatan transformasi, ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan


urutan yang ditetapkan.

Thomphson & Rudolph menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling

11
adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan itu

12
3. Orientasi Permasalahan

Bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki tujuan untuk


menyelesaikan atau mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan yang ada. Jika
dipandang demikian, maka bimbingan dan konseling tentu sangat berkaitan
dengan masalah. Untuk itu orientasi permasalahan dalam bimbingan konseling
adalah bimbingan konseling Jenis masalah yang (mungkin) diderita oleh individu
amat bervariasi.

Roos L. Mooney (dalam Prayitno, 1987) mengidentifikasikan 330 masalah


yang digolongkan kedalam sebelas kelompok masalah, yaitu kelompok masalah
yang berkenaan dengan:

1. Perkembangan jasmani dan kesehatan (PJK) Masalah ini biasanya terjadi pada
individu yang memiliki masalah pada gaya hidupnya. Mereka yang memiliki gaya
hidup yang buruk cenderung memiliki masalah pada kesehatan tubuhnya. Masalah
ini biasanya terjadi pada usia-usia lanjut, namun dewasa ini juga banyak yang
masih terlihat muda yang memiliki masalah kesehatan yang serius.

2. Keuangan,keadaan lingkungan dan pekerjaan (KLP) Dalam masalah ini, motif


ekonomi merupakan titikberat pandangan dalam masalah ini. Masalah ini
biasanya terjadi pada mereka yang belum memiliki pekerjaan yang tetap dan
keadaan ekonomi yang stabil.

3. Kegiatan sosial dan reaksi (KSR) Manusia adalah individu yang akan selalu
berhubungan dengan individu lainnya. Dan sebagai makhluk sosial, hubungan
tidak selalu berjalan baik. Masalah ini biasa terjadi pada suatu kelompok
masyarakat.

4. Hubungan muda-mudi, pacaran da perkawinan (HPP) Cinta adalah hal indah


yang setiap orang ingin dapatkan. Dewasa ini hubungan tentang ini adalah antara
pacaran dan perkawinan atau pernikahan. Namun hubungan seperti ini juga tak
selalu berjalan baik, ada saja masalah yang terjadi didalamnya. Seperti
perselisihan pendapat maupun masalah yang terjadi karena faktor lain.

13
5. Hubungan sosial kejiwaan (HSK) Kejiwaan merupakan bagian dari individu
yang tidak bisa terlepaskan. Jika kejiwaan seseorang sedang terganggu, maka
secara otomatis pribadi tersebut bermasalah. Sosial kejiwaan adalah masalah
kejiwaan yang diakibatkan karena hubungan sosial yang tidak baik. Ini biasanya
sangat berkaitan dengan faktor lingkungan

6. Keadaan pribadi kejiwaan (KPK) Sedangkan kejiwaan secara pribadi


merupakan jiwa yang terbentuk akibat pribadi individu tersebut. Sifat-sifat dan
kebiasaan biasanya dapat menimbulkan masalah kejiwaan secara pribadi.

7. Moral dan agama (MDA) Manusia selalu butuh kepercayaan atau agama.
Namun terkadang agama memerlukan penjelasan lebih. Dan sesuatu yang
menimbulkan ketidakpahaman itu biasanya menimbulkan masalah.

8. Keadaan rumah dan keluarga (KRK) Masalah ini meliputi tentang urusan
rumah tangga, seperti masalah anak atau istri.

9. Masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP) Setiap individu yang sedang
sekolah atau universitas, ketika sudah menyelesaikan belajarnya pasti punya
rencana kedepan. Namun terkadang mereka juga bingung tentang masa depan
tersebut. Kebingungan ini yang menimbulkan masalah.

10. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS) Sekolah atau kuliah pastilah
memiliki tugas-tugas yang harus dikerjakan. Namun terkadang tugas itu memiliki
kendala yang tak terduga.

11. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP) Setiap lembaga


pendidikan pasti memiliki kurikulum atau prosedur pembelajaran. Masalah ini
meliputi bagaimana menciptakan kurikulum atau prosedur pembelajaran yang
terbaik agar materi pembelajaran mampu tersampaikan.5

5
Prayitno, H., & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal, 234

14
B. Lingkup Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan konseling merupakan peranan yang paling penting,
bagi individu yang berada di lingkungan sekolah, keluarga ataupun
masyarakat. Oleh karena itu, sebagaimana pendapat Abu Bakar M.
Ludddin(2010:29) ruang lingkup bimbingan konseling terbagi menjadi 2 (dua)
bagian yaitu sebagai berikut:

1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk


menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam lembaga
sekolah terdapat berbagai macam bidang kegiatan dan bidang pelayanan
bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang khusus. Bidang-bidang
tersebut diantaranya :Pertama, bidang kurikulum yang meliputi semua bentuk
pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran yaitu penyampaian dan
pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan
berkomunikasi peserta didik.Kedua, bidang administrasi atau kepemimpinan
yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab
dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk kegiatan pengelolaan dan
administrasi sekolah seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan dan
pengembangan staff.

Ketiga, bidang kesiswaan yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan
kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individu agar
masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengn bakat, potensi
dan minatnya. Dan bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan
dan konseling.

Pelayanan bimbingan disekolah pun mempunyai lingkup yang cukup luas.


Sebagaimana pendapat berikut ini : Lingkup bimbingan konseling disekolah

15
dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu dari segi fungsi, segi sasaran, segi
layanan dan segi masalah.(Sukardi & Kusmawati, 2008, hal. 9)6

a. Segi Fungsi Ditinjau dari segi fungsi nya, bimbingan konseling di


sekolah berfungsi untuk :

1) Fungsi Pemahaman, yaitu landasan dari kegiatan bimbingan konseling


karena memungkinkan jalan keluar dari pemecahan masalah yang ditemui.

2) Fungsi Pencegahan, yaitu untuk mencegah/paling tidak memperkecil


akibat yang akan timbul dari masalah siswa.

3) Fungsi Pemeliharaan, yaitu agar hal-hal yang telah dimiliki individu


siswa terjaga dan terpelihara dengan baik serta hal-hal yang menjadi
kekurangan dari individu dapat dikurangi sedikit demi sedikit.

4) Fungsi Pengembangan, yaitu untuk mengembangkan potensi yang ada


dalam diri siswa sehingga individu siswa dapat puas dan bahagia dalam
hidupnya.

5) Fungsi Pengentasan, yaitu suatu usaha yang nyata untuk memecahkan


masalah siswa, sehingga diharapkan siswa bebas dari permasalahan yang
dihadapinya sehingga kebahagiaan siswa dapat terwujud.

b. Segi Sasaran

Ditinjau dari segi sasarannya, pelayanan bimbingan konseling disekolah


diperuntukkan untuk seluruh siswa disekolah agar siswa dapat mencapai
pengembangan yang optimal melalui kemampuannya dalam pengenalan
penerimaan diri dan lingkungan, membantu siswa untuk mengembangkan
motif dan motivasi belajar, dan memberikan dorongan dalam mengarahkan
diri, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam pendidikan.

6
, Prayitno, H., & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal, 234

16
c. Segi Pelayanan

Berdasarkan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang


Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK
dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam 4 (empat)
kegiatan utama, yakni:

1) Layanan dasar bimbingan, adalah bimbingan yang bertujuan untuk


membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-
ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD.

2) Layanan responsif, adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk


membantu memenuhi kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik saat
ini.. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling
kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah:

a) bidang pendidikan;

b) bidang belajar;

c) bidang sosial;

d) bidang pribadi;

e) bidang karir;

f) bidang tata tertib SD;

g) bidang narkotika dan perjudian;

h) bidang perilaku sosial.

3) Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang


membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karir,dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan
ini untuk membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan
sendiri.

17
4) Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara dan meningkatkan progam bimbingan secara
menyeluruh.

d. Segi Masalah Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi oleh siswa, bimbingan
di sekolah mencangkup 4 bidang yaitu:

1) Bimbingan Pribadi Dalam bidang bimbingan pribadi ini dapat membantu


siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

2) Bimbingan Sosial Dalam bidang bimbingan sosial ini dapat membantu


siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi
budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan.

3) Bimbingan Belajar Dalam bidang bimbingan belajar ini dapat membantu


siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuannya guna persiapan melanjutkan pendidikan ke tingkat
yang lebih tinggi.

4) Bimbingan Karier Dalam bimbingan karier ini dalpat membantu siswa


merencanakan dan mengembangkan masa depan karier nya.

2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Diluar Sekolah

Pelayanan bimbingan konseling tidak hanya didapat oleh mereka yang


berada dilingkungan sekolah atau pendidikan saja. Masyarakat diluar sekolah
pun bisa mendapatkan pelayanan bimbingan konseling. Sebagaimana
pendapat Abu Bakar M. Ludddin(2010:31) , konseling diluar sekolah meliputi
:

a. Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan Keluarga Dalam


pelayanan bimbingan dan konseling, keluarga merupakan peranan yang sangat
penting dan dapat memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan.
Keluarga dapat memberikan pengaruh positif ataupun negatif. Dalam
pelayanan bimbingan
18
konseling, dari sekian banyak kasus yang ditangani ternyata kehidupan
masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari masalah, konflik
dan situasi/kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri,
orang lain, maupun lingkungan sekitar. Ini merupakan hal yang wajar sebagai
suatu tahapan dari pengalaman hidup dan perkembangan diri seseorang.

Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah/


krisis keluarga. Adapun cara menangani atau menyelesaikan masalah keluarga
dengan cara konseling keluarga (family conseling). Cara konseling keluarga
(family conseling) adalah cara yang telah dilakukan oleh para ahli konseling
diseluruh dunia. Ada dua pendekatan dilakukan dalam hal ini: Pertama,
Pendekatan individual atau juga disebut konseling individual yaitu upaya
menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien. Kedua, Pendekatan
kelompok, yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor
keluarga.

Tujuan utama adanya bimbingan dan konseling keluarga adalah untuk


memperlancar komunikasi antara anggota keluarga yang mungkin karena
sesuatu hal menjadi terhambat. Seluruh anggota keluarga berusaha secara
bersama-sama untuk memperbaiki komunikasi diantara mereka. Terjadinya
hambatan komunikasi mungkin disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
terjadi konflik antar anggota keluarga ataupun adanya masalah diantara
individu-individu dalam keluarga.

b. Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas


(Bimbingan dan Konseling di Masyarakat) Permasalahan yang dialami oleh
masyarakattidak hanya terjadi dilingkungan sekolah ataupun keluarga saja,
melainkan juga diluar keduanya. Msyarakat dilingkungan perusahaan,
industri, bahkan di lembaga masyarakat tidak terhindardari kemungkinan
menghadapi masalah. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling
sangat diperlukan7.

7
Luddin, A. B. (2010). Dasar-dasar Konseling. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Hal. 31
19
Adapun fungsi layanan bimbingan dan konseling di masyarakat sebagai berikut:

1) Untuk membantu kelancaran dan kesuksesan kehidupan seseorang, artinya


dengan adanya bimbingan dan konseling di masyarakat secara intensif
akan memberi dampak baik secara langsung maupun secara tidak langsung
yang akhirnya akan kembali pada keberhasilan orang tersebut.
2) Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling di masyarakat, dapat
membantu masyarakat untuk menemukan jalan keluar dalam masalahnya
dan juga mengenali dan mengembangkan potensi dalam diri. Sehingga hal
ini sangat berpengaruh dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia sehingga akan meningkatkan pembangunan di segala
bidang.8

8
https://www.kompasiana.com/sutirna/63116ca608a8b53ff86c8432/pentingnya-layanan-bimbingan-dan-
konseling-di-masyarakat

20
KESIMPULAN

Layanan orientasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang


memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami
lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan
yang baru ini.

Yang meliputi layanan orientasi adalah :

1. Orientasi Perseorangan

2. Orientasi Perkembangan

3. Orientasi Permasalahan

Lingkup bimbingan konseling terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu


sebagai berikut:

1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling diSekolah.

2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Diluar Sekolah :

a. Bimbingan Konseling di Keluarga

b. Bimbingan Konseling di Masyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)
Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Sukardi, D. K., & Kusmawati, D. N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno, H., & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Luddin, A. B. (2010). Dasar-dasar Konseling. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

https://www.kompasiana.com/sutirna/63116ca608a8b53ff86c8432/pentingnya-layanan-
bimbingan-dan-konseling-di-masyarakat

22

Anda mungkin juga menyukai