Dosen pengampu:
Kelompok 14:
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan.
Kelompok 14
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses interaksi antara konserlor
dengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka
untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun
memecahkan permasalahan yang dialaminya, bimbingan dan konseling juga
dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelajutan serta
terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan
konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Dengan demikian
dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi bimbingan dan konseling dapat
dikatakan sangat penting, oleh sebab itu dengan pentingnya bimbingan
konseling tersebut tentunya tentunya banyak pihak yang menerima manfaat dan
mengunakan fungsi bimbingan konseling tersebut. Oleh karena itu maka
timbulah pembahasan tentang layanan yang disediakan bimbingan konseling.
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral
dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan
yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu layanan
bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya akan
melibatkan banyak pihak.
Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan konseling
sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran dan fungsi
dari bimbingan konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui terlebih
dahulu apa saja layanan yang disediakan bimbingan konseling tersebut serta
kegiatan apa saja yang dapat menunjang keberhasilah bimbingan konseling agar
kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari bimbingan konseling yang ada
aaupun yang kita inginkan.
1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari Bimbingan dan Konseling
2. Bagaimana hubungan bimbingan dan konseling
3. Bagaimana peran bimbingan dalam proses pembelajaran di sekolah
4. Apa saja fungsi,asas,dan prinsip Bimbingan Konseling
5. Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep dasar dari bimbingan dan konseling
2. Dapat mengetahui hubungan bimbingan dan konseling
3. Dapat mengetahui peran bimbingan dalam proses pembelajaran di sekolah
4. Dapat mengetahui fungsi,asas,dan prinsip bimbingan konseling
5. Dapat mengetahui jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar dari bimbingan dan koseling
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari bahasa Inggris yaitu
guidance dan counseling. Dulu istilah counseling diindonesiakan menjadi
penyuluhan (nasehat). Akan tetapi, karena istilah penyuluhan banyak digunakan
di bidang lain, seperti penyuluhan pertanian dan penyuluhan keluarga berencana
yang sama sekali berbeda isinya dengan counseling, maka agar tidak
menimbulkan salah paham, istilah counseling tersebut diserap menjadi
konseling.
1. Konsep bimbingan
Kata bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” dalam bahasa
Inggris. Secara harfiyah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1)
mengarahkan (to direct) (2) memandu (to pilot) (3) mengelola (to manage), dan
(4) menyetir (to steer). Menurut WS. Winkel (1981:81) istilah “guidance”
mempunyai hubungan dengan “gunding” yang berarti showing a way
(menunjuk jalan), leading (memimpin), according (menuntun), giving
instructions (memberikan petunjuk), giving advice (memberikan nasehat).
Sedangkan Sunaryo Kartadinata (1998 : 3) mengartikannya sebagai “proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal”.
Rochman Natawidjaja (1987) yang dikutip Syamsu Yusuf, & A. Jantika
Nurihsan (2005:6) menjelaskan bimbingan 2 sebagai suatu proses
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga
dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati
kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada
kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu
mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada
3
individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan
dirinya dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya
dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
2. Konsep konseling
Konseling berasal dari istilah Inggris “counseling” yang kemudian
diindonesiakan menjadi “konseling”. Sedangkan secara etimologi istilah
konseling berasal dari bahasa latin yaitu “counsiliun” yang berarti “menerima
atau memahami”. Menurut Shertzer dan Stone (1980), konseling adalah upaya
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara
konselor dan klien, agar klien mampu memahami diri dan lingkungannya,
mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang
diyakininya sehingga klien merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Menurut James F. Adams, konseling adalah suatu pertalian timbal balik
antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain
(klien), supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan
masalahmasalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang
akan datang.
Jadi, pengertian konseling yang telah dikemukakan para pakar dapat
disimpulkan bahwa pengertian konseling adalah sebagai proses bantuan yang
dilakukan oleh seorang profesional (konselor) kepada individu melalui
komunikasi manusiawi yang melibatkan kepribadian kedua belah pihak dalam
jangka waktu tertentu untuk membantu
4
konseling bersifat kuratif atau korektif. Dengan demikian bimbingan dan
konseling berhadapan dengan objek garapan yang sama, yaitu problem atau
masalah. Perbedaannya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan
terhadap masalah tersebut
Bimbingan dan Konseling merupakan dua istilah yang memiliki persamaan
dan perbedaan. Moh surya (1994:27) mengemukakan bahwa ada tiga
pandangan tentang hubungan bimbingan dan konseling, pandangan pertama
berpendapat bahwa kedua istilah itu adalah identik atau sama saja, tidak ada
perbedaan yang mendasar antara keduanya. Pandangan kedua berpendapat
bahwa bimbingan merupakan dua istilah yang berbeda baik dasar-dasar maupun
cara kerjanya. Menurut pandangan ini bimbingan dianggap sama dengan
pendidikan, sedangkan konseling dianggap sama dengan psikoterapi, yaitu
usaha untuk menolong individu yang mengalami masalah serius. Pandangan
ketiga menyatakan bahwa bimbingan merupakan kegiatan terpadu. Kedua
istilah tersebut tidak terpisah satu sama lain, sehingga istilah bimbingan selalu
dirangkaikan dengan istilah konseling.
Berkenaan dengan pandangan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa
bimbingan merupakan pelayanan khusus yang terorganisir dan terintegrasi
dengan program sekolah, begitu pula konseling merupakan usaha pemberian
bantuan kepada klien (siswa) secara individual dengan cara mempelajari cara-
cara baru guna penyesuaian dirinya. Oleh karena itu dalam keseluruhan layanan
bimbingan, konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan.
Persamaan diantara keduanya adalah pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu
sama-sama berusaha untuk memandirikan individu (klien), sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama mengikuti
normanorma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu
diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan
dengan konseling. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan
dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan
tersebut.
5
Adapun perbedaan bimbingan dan konseling, terletak pada segi isi kegiatan
dan tenaga yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak
bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan
data tentang siswa, sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor
dan klien. Dilihat dari segi tenaga bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua,
guru, wali kelas, kepala sekolah, dan orang dewasa lainnya kepada individu
(siswa) yang memerlukannya. Karena sifat dan bentuk kegiatannya yang khas,
maka konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik
dan terlatih. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konseling itu merupakan
bentuk khusus dari bimbingan, yaitu suatu layanan yang diberikan oleh konselor
kepada klien secara individu.
6
terganggu. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka layanan
bimbingan dapat digolongkan menjadi 4 yaitu:
1. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam
mempelajari konsep dan keterampilan yang terkait dengan program kurikuler
sekolah. Bimbingan belajar di sekolah akan terpadu dengan proses
pembelajaran yang berorientasi kepada perkembangan peserta didik.
Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan mempunyai peran
penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
a. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang
terbuka bagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang.
b. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah
hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang
tua/keluarga, dan sebagainya.
2. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi lebih terfokus kepada upaya membantu peserta didik
mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyang- kut pemahaman diri
dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan
emosi, dan identitas diri. Layanan bimbingan pribadi amat erat kaitannya
dengan membantu peserta didik menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai
dengan tahap perkem- bangannya.
Sama halnya dengan bimbingan belajar, layanan bimbingan pribadi ini pun
akan banyak terwujud dalam bentuk penciptaan iklim lingkungan pembelajaran
dan kehidupan sekolah.
Satori (2005) menyatakan bahwa peran guru dalam membantu
perkembangan pribadi peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Bersikap peduli terhadap anak
Sikap peduli mengandung arti memberi perhatian penuh kepada peserta
didik sebagai seorang pribadi dan memahami apa yang terjadi pada dirinya.
Sikap ini memungkinkan guru mampu menyen- tuh dunia kehidupan
7
individual peserta didik dan terbentuknya suatu relasi yang bersifat
membantu (helping relationship).
b. Bersikap konsisten
Sikap konsisten ialah bagaimana membantu peserta didik untuk merasakan
konsekuensi tindakannya, dan bukan karena kesamaan perlakuan yang di
berikan guru. Prinsip konsistensi ini mengandung implikasi bahwa
peristiwa-peristiwa di dalam kelas harus memung- kinkan peserta didik
memahami posisi dan peran dirinya, dan mengembangkan kemampuan
untuk mengendalikan perilakunya.
c. Mengembangkan lingkungan yang stabil
Guru harus berupaya mengembangkan struktur program dan tatanan yang
dapat menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinyahidup dalam
dunia yang memiliki keteraturan, stabilitas, dan tujuan. Lingkungan seperti
ini akan membantu perkembangan din peserta didik; sedangkan lingkungan
yang tak menentu, penuh stress dan kecemasan akan menumbuhkann
frustasi dan perilaku salah
d. Bersikap permisif
Sikap permisif ialah memberikan keleluasaan dan menumbuhkan
keberanian peserta didik untuk menyatakan diri dan menguj
kemampuannya, serta bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman
perilaku peserta didik.
3. Bimbingan Sosial
Dalam proses belajar di kelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri
dengan kehidupan kelompok. Dalam kehidupan kelompok perlu adanya
toleransi/tenggang rasa, saling member dan menerima (take and give), tidak
mau menang sendiri, atau kalau mempunyai pendapat harus diterima dalam
mengambil keputusan. Langsung ataupun tidak langsung suasana hubungan
sosial di kelas atau di sekolah akan dapat mempengaruhi perasaan aman bagi
siswa yang bersangkutan. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasinya dalam
belajar.
8
Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam
memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah
sosial, sehingga tercipta lah suasana belajar-mengajar yang kondusif. Menurut
Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksud kan untuk
a. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.
b. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.
c. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah
tertentu.
Disamping itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat
melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik di sekolah maupun
di luar sekolah (Downing, 1976).
4. Bimbingan Karier
Bimbingan karier di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan
pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan danpekerjaan di dunia
sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan
orang lain, dan pengembangan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karier
di sekolah juga terkait erat dengan upaya membantu peserta didik memahami
apa yang disukai dan tak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan
sendiri.
Bailey dan Nihlen (1989) menyarankan program pengembangan kesadaran
karier di sekolah, khususnya disekolah lanjutan hendaknya dikembangkan
secara terpadu dan mencakup hal-hal berikut ini.
a. Informasi yang difokuskan kepada tanggung jawab dan struktur pekerjaan.
b. Penyediaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi
pengetahuan tentang dunia kerja dan pengalaman yang diperoleh dari orang-
orang sekitar tentang berbagai pekerjaan.
c. Kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan orang- orang yang
bekerja di sekitarnya. Interaksi ini, akan menjembatani anak dengan dunia
kerja.
d. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui bagaimana orang
merasakan pekerjaan atau profesi yang dipilihnya.
9
e. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali peran faktor jenis (gender)
dalam pekerjaan.
10
keterampilan belajar, (5) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektif.
2.5 Jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling memiliki berbagai macam jenis.
Menurut pendapat Prayitno (2004: 254) bahwa ada tujuh jenis layanan
bimbingan dan konseling yaitu:
a) Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyekobyek
yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta
didik di lingkungan yang baru itu, sekurangkurangnya diberikan dua kali dalam
satu tahun yaitu pada setiap awal semester.
b) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial,
belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).
c) Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
d) Layanan penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi
pribadinya.
e) Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
11
f) Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan
yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.
g) Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan
adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solusi bagi peserta
didik di sekolah. konseling itu merupakan bentuk khusus dari bimbingan, yaitu
suatu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru,
konselor, dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling mencakup banyak
aspek dan saling kait mengkait,sehingga tidak memungkinkan jika layanan
bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis akan memberikan saran yang akan
menjadi masukan dan pertimbangan untuk mengatasi permasalahan belajar peserta
didik terutama peserta didik yang termasuk kesulitan belajar, antara lain;
1. Selalu meningkatkan kompetensi, mengikuti perkembangan layanan konseling
dengan mengikuti pelatihan atau workshop yang terkait dengan efektifitas
bimbingan konseling
2. Terus termotivasi untuk selalu memberi layanan bimbingan dan konseling demi
tercapainya tujuan pembelajaran serta meningkatnya mutu pendidikan.
3. Diharapkan agar guru memberikan layanan bimbingan kelompok yang lebih
teratur dan berkelanjutan untuk membantu siswa mengetahui hal yang berkaitan
dengan sikap kepercayaan diri.
4. Sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan layanan bimbingan konseling khususnya fasilitas dalam
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
13
DAFTAR PUSTAKA
Asmara,Husna(2015). Profesi kependidikan. Bandung: Alfabeta
Masdudi (2015), Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: nurjati
press. Microsoft Word - Cover ISBN (syekhnurjati.ac.id)
Nasuha (2021), JENIS JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING,
Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI) Darud dakwah Wal-Isyad (DDI) Kota
Makassar, Indonesia,
file:///C:/Users/acer/Downloads/BK%202%20NASUHA.pdf
14