Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Layanan Bimbingan Dan Konseling

Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

Dosen pengampu:

Dr. Mustamin Idris, M.Si


Akhyar H.m Tawil, S.Pd.,M.Pd

Kelompok 14:

Widya Astuti A23122083


Pretty Gladisya Margareta A23122123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan terhadap hadirat Allah SWT, tuhan pemilik segala
ilmu pengetahuan,atas segala rahmatnya, maka selesailah makalah tentang
layanan bimbingan dan Konseling.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai banyak hambatan,


namun berkat dukungan dari berbagai pihak pendukung kami, akhirnya kami
dappat menyelesaikan dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik, oleh
karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada pembimbing kami atau dosen kami bapak
Dr. Mustamin Idris, M.Si dan bapak Akhyar H.m Tawil, S.Pd.,M.Pd. yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan.

Palu, 22 Maret 2023

Kelompok 14

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Konsep dasar dari bimbingan dan koseling........................................................3
2.2 Hubungan Bimbingan dan Konseling..................................................................4
2.3 Peran bimbingan dalam proses pembelajaran di sekolah..................................6
2.4 Fungsi, Asas, dan Prinsip Bimbingan dan Konseling.........................................10
2.5 Jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling...................................................11
2.6 Hambatan Dan Tantangan Bimbingan Konseling.............................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................15
3.2 SARAN..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
LAMPIRAN..........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses interaksi antara
konserlor dengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi
dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya, bimbingan dan
konseling juga dikatakan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelajutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk
memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi
bimbingan dan konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu
dengan pentingnya bimbingan konseling tersebut tentunya tentunya banyak
pihak yang menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan konseling
tersebut. Oleh karena itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang
disediakan bimbingan konseling.
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral
dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan
yang optimal sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu layanan
bimbingan konseling ini sangat penting dimana dalam prosesnya akan
melibatkan banyak pihak.
Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan konseling
sendiri bagi sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran dan fungsi
dari bimbingan konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui terlebih
dahulu apa saja layanan yang disediakan bimbingan konseling tersebut serta
kegiatan apa saja yang dapat menunjang keberhasilah bimbingan konseling
agar kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari bimbingan konseling yang
ada aaupun yang kita inginkan.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari Bimbingan dan Konseling
2. Bagaimana hubungan bimbingan dan konseling
3. Bagaimana peran bimbingan dalam proses pembelajaran di sekolah
4. Apa saja fungsi,asas,dan prinsip Bimbingan Konseling
5. Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling
6. Apa saja hambatan dan tantangan Bimbingan Konseling

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep dasar dari bimbingan dan konseling
2. Dapat mengetahui hubungan bimbingan dan konseling
3. Dapat mengetahui peran bimbingan dalam proses pembelajaran di sekolah
4. Dapat mengetahui fungsi,asas,dan prinsip bimbingan konseling
5. Dapat mengetahui jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling
6. Dapat mengetahui hambatan dan tantangan Bimbingan Konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar dari bimbingan dan koseling
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari bahasa Inggris yaitu
guidance dan counseling. Dulu istilah counseling diindonesiakan menjadi
penyuluhan (nasehat). Akan tetapi, karena istilah penyuluhan banyak
digunakan di bidang lain, seperti penyuluhan pertanian dan penyuluhan
keluarga berencana yang sama sekali berbeda isinya dengan counseling, maka
agar tidak menimbulkan salah paham, istilah counseling tersebut diserap
menjadi konseling.
1. Konsep bimbingan
Kata bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” dalam bahasa
Inggris. Secara harfiyah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1)
mengarahkan (to direct) (2) memandu (to pilot) (3) mengelola (to manage),
dan (4) menyetir (to steer). Menurut WS. Winkel (1981:81) istilah “guidance”
mempunyai hubungan dengan “gunding” yang berarti showing a way
(menunjuk jalan), leading (memimpin), according (menuntun), giving
instructions (memberikan petunjuk), giving advice (memberikan nasehat).
Sedangkan Sunaryo Kartadinata (1998 : 3) mengartikannya sebagai “proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal”.
Rochman Natawidjaja (1987) yang dikutip Syamsu Yusuf, & A. Jantika
Nurihsan (2005:6) menjelaskan bimbingan 2 sebagai suatu proses
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga
dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati
kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada
kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu
mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

3
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada
individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk dapat memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan
dirinya dan merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya
dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
2. Konsep konseling
Konseling berasal dari istilah Inggris “counseling” yang kemudian
diindonesiakan menjadi “konseling”. Sedangkan secara etimologi istilah
konseling berasal dari bahasa latin yaitu “counsiliun” yang berarti “menerima
atau memahami”. Menurut Shertzer dan Stone (1980), konseling adalah upaya
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara
konselor dan klien, agar klien mampu memahami diri dan lingkungannya,
mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang
diyakininya sehingga klien merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Menurut James F. Adams, konseling adalah suatu pertalian timbal balik
antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang
lain (klien), supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya
dengan masalahmasalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada
waktu yang akan datang.
Jadi, pengertian konseling yang telah dikemukakan para pakar dapat
disimpulkan bahwa pengertian konseling adalah sebagai proses bantuan yang
dilakukan oleh seorang profesional (konselor) kepada individu melalui
komunikasi manusiawi yang melibatkan kepribadian kedua belah pihak dalam
jangka waktu tertentu untuk membantu

2.2 Hubungan Bimbingan dan Konseling


Kedudukan dan hubungan bimbingan dan konseling terdapat banyak
pandangan, salah satunya memandang konseling sebagai teknik bimbingan.
Dengan kata lain, konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain

4
mengatakan bahwa bimbingan memusatkan diri pada pencegahan masalah
yang dihadapi individu. Bimbingan sifat dan fungsinya preventif, sementara
konseling bersifat kuratif atau korektif. Dengan demikian bimbingan dan
konseling berhadapan dengan objek garapan yang sama, yaitu problem atau
masalah. Perbedaannya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan
terhadap masalah tersebut
Bimbingan dan Konseling merupakan dua istilah yang memiliki
persamaan dan perbedaan. Moh surya (1994:27) mengemukakan bahwa ada
tiga pandangan tentang hubungan bimbingan dan konseling, pandangan
pertama berpendapat bahwa kedua istilah itu adalah identik atau sama saja,
tidak ada perbedaan yang mendasar antara keduanya. Pandangan kedua
berpendapat bahwa bimbingan merupakan dua istilah yang berbeda baik
dasar-dasar maupun cara kerjanya. Menurut pandangan ini bimbingan
dianggap sama dengan pendidikan, sedangkan konseling dianggap sama
dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk menolong individu yang mengalami
masalah serius. Pandangan ketiga menyatakan bahwa bimbingan merupakan
kegiatan terpadu. Kedua istilah tersebut tidak terpisah satu sama lain, sehingga
istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah konseling.
Berkenaan dengan pandangan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa
bimbingan merupakan pelayanan khusus yang terorganisir dan terintegrasi
dengan program sekolah, begitu pula konseling merupakan usaha pemberian
bantuan kepada klien (siswa) secara individual dengan cara mempelajari cara-
cara baru guna penyesuaian dirinya. Oleh karena itu dalam keseluruhan
layanan bimbingan, konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian
bantuan.
Persamaan diantara keduanya adalah pada tujuan yang hendak dicapai,
yaitu sama-sama berusaha untuk memandirikan individu (klien), sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama mengikuti
normanorma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan
itu diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan
dengan konseling. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan

5
dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan
tersebut.
Adapun perbedaan bimbingan dan konseling, terletak pada segi isi
kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan
lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan
pengumpulan data tentang siswa, sedangkan konseling merupakan bantuan
yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu
antara konselor dan klien. Dilihat dari segi tenaga bimbingan dapat dilakukan
oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, dan orang dewasa lainnya
kepada individu (siswa) yang memerlukannya. Karena sifat dan bentuk
kegiatannya yang khas, maka konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-
tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa konseling itu merupakan bentuk khusus dari bimbingan, yaitu suatu
layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.

2.3 Peran bimbingan dalam proses pembelajaran di sekolah


Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar
semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan.
Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa terwujud, sering mengalami
berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai pertanda bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis
gejalanya seperti dikemukakan Ahmadi (1977) sebagai berikut:
1. Hasil belajarnya rendah, di bawah rata-rata kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar: suka menantang, dusta, tidak mau
menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos. suka
mengganggu, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang
mengerti bahwa dia mempunyai masalah tetapi tidak tahu bagaimana
mengatasinya, dan ada juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus

6
meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya
itu belum teratasi, mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena
konsentrasinya akan terganggu. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di
atas, maka layanan bimbingan dapat digolongkan menjadi 4 yaitu:
1. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam
mempelajari konsep dan keterampilan yang terkait dengan program kurikuler
sekolah. Bimbingan belajar di sekolah akan terpadu dengan proses
pembelajaran yang berorientasi kepada perkembangan peserta didik.
Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan mempunyai peran
penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
a. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang
terbuka bagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang.
b. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya
masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan
dengan orang tua/keluarga, dan sebagainya.
2. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi lebih terfokus kepada upaya membantu peserta didik
mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyang- kut pemahaman
diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri,
kehidupan emosi, dan identitas diri. Layanan bimbingan pribadi amat erat
kaitannya dengan membantu peserta didik menguasai tugas-tugas
perkembangan sesuai dengan tahap perkem- bangannya.
Sama halnya dengan bimbingan belajar, layanan bimbingan pribadi ini pun
akan banyak terwujud dalam bentuk penciptaan iklim lingkungan
pembelajaran dan kehidupan sekolah.
Satori (2007) menyatakan bahwa peran guru dalam membantu
perkembangan pribadi peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Bersikap peduli terhadap anak
Sikap peduli mengandung arti memberi perhatian penuh kepada peserta
didik sebagai seorang pribadi dan memahami apa yang terjadi pada

7
dirinya. Sikap ini memungkinkan guru mampu menyen- tuh dunia
kehidupan individual peserta didik dan terbentuknya suatu relasi yang
bersifat membantu (helping relationship).
b. Bersikap konsisten
Sikap konsisten ialah bagaimana membantu peserta didik untuk merasakan
konsekuensi tindakannya, dan bukan karena kesamaan perlakuan yang di
berikan guru. Prinsip konsistensi ini mengandung implikasi bahwa
peristiwa-peristiwa di dalam kelas harus memung- kinkan peserta didik
memahami posisi dan peran dirinya, dan mengembangkan kemampuan
untuk mengendalikan perilakunya.
c. Mengembangkan lingkungan yang stabil
Guru harus berupaya mengembangkan struktur program dan tatanan yang
dapat menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinyahidup dalam
dunia yang memiliki keteraturan, stabilitas, dan tujuan. Lingkungan seperti
ini akan membantu perkembangan din peserta didik; sedangkan
lingkungan yang tak menentu, penuh stress dan kecemasan akan
menumbuhkann frustasi dan perilaku salah
d. Bersikap permisif
Sikap permisif ialah memberikan keleluasaan dan menumbuhkan
keberanian peserta didik untuk menyatakan diri dan menguj
kemampuannya, serta bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman
perilaku peserta didik.

3. Bimbingan Sosial
Dalam proses belajar di kelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri
dengan kehidupan kelompok. Dalam kehidupan kelompok perlu adanya
toleransi/tenggang rasa, saling member dan menerima (take and give), tidak
mau menang sendiri, atau kalau mempunyai pendapat harus diterima dalam
mengambil keputusan. Langsung ataupun tidak langsung suasana hubungan
sosial di kelas atau di sekolah akan dapat mempengaruhi perasaan aman bagi

8
siswa yang bersangkutan. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasinya dalam
belajar.
Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam
memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan
masalah sosial, sehingga tercipta lah suasana belajar-mengajar yang kondusif.
Menurut Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksud kan untuk
a. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.
b. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.
c. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah
tertentu.
Disamping itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat
melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik di sekolah
maupun di luar sekolah (Downing, 1976).
4. Bimbingan Karier
Bimbingan karier di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran
dan pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan danpekerjaan di dunia
sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan
orang lain, dan pengembangan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karier
di sekolah juga terkait erat dengan upaya membantu peserta didik memahami
apa yang disukai dan tak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol
kegiatan sendiri.
Bailey dan Nihlen (1989) menyarankan program pengembangan kesadaran
karier di sekolah, khususnya disekolah lanjutan hendaknya dikembangkan
secara terpadu dan mencakup hal-hal berikut ini.
a. Informasi yang difokuskan kepada tanggung jawab dan struktur pekerjaan.
b. Penyediaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi
pengetahuan tentang dunia kerja dan pengalaman yang diperoleh dari
orang-orang sekitar tentang berbagai pekerjaan.
c. Kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan orang- orang
yang bekerja di sekitarnya. Interaksi ini, akan menjembatani anak dengan
dunia kerja.

9
d. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui bagaimana orang
merasakan pekerjaan atau profesi yang dipilihnya.
e. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali peran faktor jenis
(gender) dalam pekerjaan.
bimbingan konseling dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah
pribadi seperti stres,kecemasan,depresi,perasaan rendah diri, atau masalah
keluarga. Konselor dapat memberikan pendekatan terapeutik yang
memungkinkan siswa untuk memahami dan mengatasi masalah peserta didik,
serta membantu mengembangkan strategi dan keterampilan yang diperlukan
untuk menghadapinya.

2.4 Fungsi, Asas, dan Prinsip Bimbingan dan Konseling


Pendidikan akan terselenggara dengan baik apabila ditunjang oleh
komponen-komponennya yang meliputi bidang kepemimpinan atau
administrasi, pengajaran dan layanan pribadi siswa atau bimbingan. Melalui
bimbingan, proses pendidikan dapat memfasilitasi berkembangnya aspek-
aspek atau karakteristik pribadi siswa secara optimal.
1. Sebagai proses pemberian bantuan kepada individu/siswa,bimbingan
berfungsi sebagai upaya; (1) pemahaman, (2) pencegahan, 3)
pengembangan, (4) perbaikan.
2. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip: (1)
individu/peserta sedang berada dalam proses berkembang (2) sasaran
bimbingan adalah semua peserta didik, (3) mempedulikan semua aspek
perkembangan, (4) kemampuan peserta didik merupakan dasar bagi
penentuan pilihan, (5) bimbingan merupakan bagian terpadu pendidikan
dan (6) bantuan yang diberikan sebagai upaya mengembangkan
kemampuan peserta didik merealisasikan dirinya.
3. Penyelenggaraan bimbingan yang profesional harus mempedulikan asas-
asas seperti: kerahasiaan, keterbukaan, keahlian, kedinamisan dan tut wuri
handayari. Membantu Siswa Bermasalah.

10
4. Masalah yang dihadapi siswa dapat dibedakan ke dalam masalah belajar
dan masalah bukan belajar. Akan tetapi biasanya masalah tersebut
bermuara menjadi kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa dapat
diidentifikasikan dengan melakukan tes hasil belajar, tes kemampuan
dasar, pengamatan kebiasaan belajar. Faktor-faktor yang menimbulkan
kesulitan belajar biasanya digolongkan ke dalam faktor eksternal dan
internal. Ada beberapa teknik membantu siswa kesulitan belajar yaitu: (1)
pengajaran perbaikan, (2) pengayaan, (3) peningkatan motivasi belajar, (4)
peningkatan keterampilan belajar, (5) pengembangan sikap dan kebiasaan
belajar yang efektif.
2.5 Jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling memiliki berbagai macam jenis.
Menurut pendapat Prayitno (2004: 254) bahwa ada tujuh jenis layanan
bimbingan dan konseling yaitu:
a) Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyekobyek
yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta
didik di lingkungan yang baru itu, sekurangkurangnya diberikan dua kali
dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester.
b) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial,
belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan).
c) Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam
menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan
kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya.
d) Layanan penempatan dan Penyaluran

11
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi
pribadinya.
e) Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
f) Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan
yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.
g) Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

2.6 Hambatan Dan Tantangan Bimbingan Konseling


1. Hambatan Konselor Dalam Melakukan Layanan Bimbingan Dan
Konseling
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai
salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong
belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003
pasal 1 Ayat 6). Namun masih banyak ditemukan hambatan-hambatan yang
dihadapi konselor dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling. Berikut
adalah hambatan konselor dalam melakukan layanan BK :
1. Kurangnya sumber daya
2. Stigma dan perasaan malu

12
3. Keterbatasan waktu
4. Ketidakcocokan antara konselor dan siswa
5. Keterbatasan komunikasi
ada beberapa saran yang dapat direnungkan dan dilaksanakan antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Buatlah program BK sesuai dengan kubutuhan dan situasi kondisi situasi
kondisi sekolah sekolah
2. Laksanakan program sesuai dengan kemampuan anda dan sekolah
3. Laksanakan sosialisasi tentang tugas BK di Sekolah agar para siswa , guru dan
kepala sekolah memahaminya tentang tugas-tugas BK di sekolah.
4. Jangan terlalu menuntut kepada sekolah untuk melengkapi sarana dan
prasarana BK jika sekolah memang tidak mampu menyediakannya..Namun
membuat usulan adalah hal yang bijak untuk dilaksanakan.
5. Kuasai konsep BK dan Jangan malu bertanya jika anda memang tidak
menguasai layanan BK disekolah, bertanya lebih baik dari pada salah dalam
melaksanakan layanan BK.
6. Jalin kerja sama yang solid antar guru BK melalui komunikasi intensif dalam
forum MGBK, ABKIN dan forum-forum lain yang dapat meningkatkan kinerja
BK.
7. Jangan memaksakan diri untuk menangani kasus yang bukan menjadi tanggung
jawab anda sepeti anda sepeti narkotika, kasus-kasus Kriminal, atau kelainan
jiwa, ingat bahwa betanggiung jawab sebatas betanggiung jawab sebatas
siswa yang normal. Dan jika hal ini terjadi di sekolah, maka segera kordinasi
dengan pihak terkait untuk segera di “ Referal “ atau alih tangan kasuskan.
8. Tumbuhkan Niat dan mantapkan hati bahwa “ Saya akan menjadi guru BK
yang professional mulai hari ini.
2. Tantangan Konselor Dalam Melakukan Layanan Bimbingan Dan
Konseling
Berikut adalah beberapa tantangan umum yang dihadapi oleh konselor
dalam konteks tersebut:
1. Beban Kerja yang Tinggi

13
Konselor sering kali memiliki tanggung jawab yang sangat luas, seperti
melakukan konseling individu, kelompok, dan konseling keluarga,
mengadakan pertemuan dengan orang tua dan guru, serta mengkoordinasikan
program-program konseling. Beban kerja yang tinggi ini dapat menghambat
kemampuan konselor untuk memberikan perhatian yang cukup pada setiap
siswa.
2. Jumlah Siswa yang Banyak
Di banyak sekolah, jumlah siswa yang perlu dilayani oleh seorang konselor
jauh melebihi kapasitas yang ideal. Hal ini membuat sulit bagi konselor untuk
menyediakan layanan yang personal dan mendalam kepada setiap siswa.
Konselor sering kali harus memprioritaskan kasus-kasus yang paling mendesak
atau serius.
3. Masalah Waktu
Waktu yang terbatas merupakan tantangan lain bagi konselor. Mereka
harus mencari waktu yang tepat untuk melaksanakan sesi konseling dengan
siswa tanpa mengganggu jadwal pelajaran dan kegiatan sekolah lainnya. Selain
itu, konselor juga perlu memastikan bahwa mereka memiliki waktu yang cukup
untuk merencanakan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi setiap sesi
konseling.
4. Kurangnya Sumber Daya
Kurangnya sumber daya, baik itu sumber daya manusia, keuangan, atau
fasilitas, sering kali menjadi tantangan dalam menyediakan bimbingan
konseling yang efektif. Konselor mungkin tidak memiliki cukup dukungan staf
atau anggaran yang memadai untuk mengembangkan dan melaksanakan
program-program konseling yang komprehensif.
5. Kerahasiaan dan Privasi
Menjaga kerahasiaan dan privasi siswa adalah prioritas dalam bimbingan
konseling. Namun, dalam konteks sekolah, konselor sering kali dihadapkan
pada tantangan dalam menjaga kerahasiaan ketika informasi yang diperoleh
dalam sesi konseling harus dibagikan kepada pihak lain, seperti guru, orang
tua, atau staf sekolah yang relevan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan
adanya bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan solusi bagi
peserta didik di sekolah. konseling itu merupakan bentuk khusus dari bimbingan,
yaitu suatu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tanggung jawab bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru,
konselor, dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling mencakup banyak
aspek dan saling kait mengkait,sehingga tidak memungkinkan jika layanan
bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis akan memberikan saran yang akan
menjadi masukan dan pertimbangan untuk mengatasi permasalahan belajar peserta
didik terutama peserta didik yang termasuk kesulitan belajar, antara lain;
1. Selalu meningkatkan kompetensi, mengikuti perkembangan layanan konseling
dengan mengikuti pelatihan atau workshop yang terkait dengan efektifitas
bimbingan konseling
2. Terus termotivasi untuk selalu memberi layanan bimbingan dan konseling
demi tercapainya tujuan pembelajaran serta meningkatnya mutu pendidikan.
3. Diharapkan agar guru memberikan layanan bimbingan kelompok yang lebih
teratur dan berkelanjutan untuk membantu siswa mengetahui hal yang
berkaitan dengan sikap kepercayaan diri.

15
4. Sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan layanan bimbingan konseling khususnya fasilitas dalam
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.

16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (1977). Ilmu Jiwa Anak untuk Sekolah-sekolah Pendidikan
Guru. Semarang: CV Toha Putra Semarang
Amti, Erman dan Prayitno. 2008. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN
KONSELING. Jakarta. PT RINEKA CIPTA.
Asmara,Husna(2015). Profesi kependidikan. Bandung: Alfabeta
Bailey, B. A., & Nihlen, A. S. (1989). Elementary school children's perceptions
of the world of work. Elementary School Guidance &
Counseling, 24(2), 135–145.
Djoko, B.S. (2009). DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING. Malang.
Universitas Negeri Malang.
Masdudi (2015), Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: nurjati
press. Microsoft Word - Cover ISBN (syekhnurjati.ac.id)
Nasuha (2021), JENIS JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING,
Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI) Darud dakwah Wal-Isyad (DDI)
Kota Makassar, Indonesia, file:///C:/Users/acer/Downloads/BK
%202%20NASUHA.pdf
Natawidjaja,Rochman(1987),pendekatan dalam penyuluhan kelompok, Banda
Aceh: DEPDIKBUD
Prayitno,dkk. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Rineka
Cipta.
Satori,Djaman. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
S.kartadinata(1998),bimbingan di sekolah dasar,Bandung: Maulana
Shertzer, B. & Stone Shelley C., (1980). Fundamentals Of Counseling, Boston:
Houngton, Mifflin Company
Surya(1994),bimbingan dan penyuluhan disekolah. Padang :ilmu
Winkel(1981),Bimbingan dan penyuluhan di sekolah
menengah.bogor:PT.Gramedia
Yusuf, Syamsu dkk(2005),Landasan dan bimbingan konseling.Bandung:Remaja
Rosdakarya

17
LAMPIRAN
1. Nama : Salza Billa Aulia B
Nim : A23122027
Pertanyaan : Bagaimana bimbingan konseling dapat membantu siswa dalam
mengatasi masalah pribadi peserta didik?
Yang menjawab : Widya Astuti
Jawaban : bimbingan konseling dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah
pribadi seperti stres,kecemasan,depresi,perasaan rendah diri, atau masalah
keluarga. Konselor dapat memberikan pendekatan terapeutik yang memungkinkan
siswa untuk memahami dan mengatasi masalah peserta didik, serta membantu
mengembangkan strategi dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapinya
2. Nama : Karmila
Nim : A23122032
Pertanyaan : Mengapa layanan BK di perlukan untuk peserta didik ?
Yang menjawab : Pretty Gladisya Margareta
Jawaban : Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki banyak pentingnya.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa bimbingan dan konseling penting di
sekolah:

1. Mendukung perkembangan pribadi dan sosial siswa


Bimbingan dan konseling membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial, emosional, dan pribadi yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa belajar mengelola emosi mereka, membangun hubungan
yang sehat, meningkatkan keterampilan komunikasi, mengatasi konflik, dan
mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri yang positif.
2. Membantu siswa mengatasi kesulitan akademik
Bimbingan dan konseling dapat membantu siswa mengatasi kesulitan
belajar dan mencapai potensi akademik mereka. Konselor dapat memberikan
dukungan dalam pemahaman materi, pengembangan keterampilan belajar
yang efektif, pengaturan tujuan, dan perencanaan akademik yang lebih baik.

18
Mereka juga dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi dan mengatasi
hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam pembelajaran.
3. Mengatasi masalah emosional dan kesehatan mental
Bimbingan dan konseling memberikan dukungan yang penting bagi siswa
yang menghadapi masalah emosional atau kesehatan mental. Konselor dapat
membantu siswa mengidentifikasi dan mengatasi stres, kecemasan, depresi,
gangguan makan, trauma, atau masalah kesehatan mental lainnya. Mereka
juga dapat memberikan nasihat, konseling, atau merujuk siswa ke layanan
profesional jika diperlukan.
4. Membantu dalam pemilihan karir dan pengambilan keputusan
Bimbingan dan konseling membantu siswa dalam menjelajahi minat,
bakat, dan nilai-nilai mereka untuk memahami pilihan karir yang cocok.
Konselor dapat memberikan informasi tentang pilihan pendidikan dan
pelatihan, membantu siswa dalam merencanakan jalur karir mereka, dan
memberikan bimbingan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan pendidikan dan karir.
5. Meningkatkan hubungan siswa-guru
Bimbingan dan konseling dapat memperkuat hubungan antara siswa dan
guru. Konselor dapat berkolaborasi dengan guru dalam memahami kebutuhan
dan perkembangan siswa, memberikan strategi pengajaran yang sesuai, atau
mengatasi masalah disiplin atau konflik dalam kelas. Kerjasama antara
konselor dan guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif
dan inklusif.
6. Meningkatkan keberhasilan akademik dan kesejahteraan siswa
Bimbingan dan konseling berkontribusi pada keberhasilan akademik dan
kesejahteraan umum siswa. Dengan membantu siswa mengatasi tantangan,
mengembangkan keterampilan yang diperlukan, merencanakan masa depan,
dan mengelola emosi mereka, siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih
baik dan membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan masa depan
3. Nama : Marsya Fadila Sari
Nim : A23122089

19
Pertanyaan : Apa saja tantangan yang dihadapi oleh konselor dalam menyediakan
bimbingan konseling di dalam sekolah
Yang menjawab : Widya Astuti
Jawaban : Konselor yang bekerja di dalam sekolah menghadapi berbagai
tantangan dalam menyediakan layanan bimbingan konseling kepada siswa.
Berikut adalah beberapa tantangan umum yang dihadapi oleh konselor dalam
konteks tersebut:
1. Beban Kerja yang Tinggi: Konselor sering kali memiliki tanggung jawab yang
sangat luas, seperti melakukan konseling individu, kelompok, dan konseling
keluarga, mengadakan pertemuan dengan orang tua dan guru, serta
mengkoordinasikan program-program konseling. Beban kerja yang tinggi ini
dapat menghambat kemampuan konselor untuk memberikan perhatian yang cukup
pada setiap siswa.
2. Jumlah Siswa yang Banyak: Di banyak sekolah, jumlah siswa yang perlu
dilayani oleh seorang konselor jauh melebihi kapasitas yang ideal. Hal ini
membuat sulit bagi konselor untuk menyediakan layanan yang personal dan
mendalam kepada setiap siswa. Konselor sering kali harus memprioritaskan
kasus-kasus yang paling mendesak atau serius.
3. Masalah Waktu
Waktu yang terbatas merupakan tantangan lain bagi konselor. Mereka harus
mencari waktu yang tepat untuk melaksanakan sesi konseling dengan siswa tanpa
mengganggu jadwal pelajaran dan kegiatan sekolah lainnya. Selain itu, konselor
juga perlu memastikan bahwa mereka memiliki waktu yang cukup untuk
merencanakan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi setiap sesi konseling.
4. Kerahasiaan dan Privasi
Menjaga kerahasiaan dan privasi siswa adalah prioritas dalam bimbingan
konseling. Namun, dalam konteks sekolah, konselor sering kali dihadapkan pada
tantangan dalam menjaga kerahasiaan ketika informasi yang diperoleh dalam sesi
konseling harus dibagikan kepada pihak lain, seperti guru, orang tua, atau staf
sekolah yang relevan. Konselor harus menjaga keseimbangan yang tepat antara

20
menjaga privasi siswa dan memenuhi kebutuhan kolaborasi dan komunikasi
dengan pemangku kepentingan lainnya.
4. Nama : Sakina
Nim : A23122033
Pertanyaan : Hambatan apa saja yang dialami dalam pelaksanaan Bimbingan
Konseling
Yang menjawab : Pretty Gladisya Margareta

Jawaban : Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, terdapat beberapa


hambatan yang mungkin dialami. Beberapa hambatan umum dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling meliputi:

1. Kurangnya sumber daya


Salah satu hambatan utama adalah kurangnya sumber daya yang memadai, seperti
waktu yang terbatas, jumlah konselor yang terbatas, fasilitas yang terbatas, dan
dukungan finansial yang terbatas. Kurangnya sumber daya ini dapat membatasi
ketersediaan bimbingan dan konseling yang memadai untuk siswa.
2. Stigma dan perasaan malu
Beberapa siswa mungkin merasa malu atau takut untuk mencari bimbingan dan
konseling karena stigma yang terkait dengan masalah emosional atau perilaku.
Stigma tersebut dapat menyebabkan rasa malu atau merasa bahwa mencari
bantuan adalah tanda kelemahan.
3. Keterbatasan waktu
Konselor seringkali memiliki banyak tanggung jawab dan tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu yang terbatas. Hal ini dapat menghambat mereka dalam
memberikan waktu yang cukup untuk setiap siswa yang membutuhkan bimbingan
dan konseling.
4. Ketidakcocokan antara konselor dan siswa
Beberapa siswa mungkin tidak merasa nyaman atau tidak cocok dengan konselor
yang tersedia di sekolah mereka. Kurangnya koneksi atau kesesuaian antara
konselor dan siswa dapat menghambat efektivitas bimbingan dan konseling.
5. Keterbatasan komunikasi

21
Beberapa siswa mungkin memiliki kesulitan dalam mengkomunikasikan masalah
atau perasaan mereka dengan jelas kepada konselor. Masalah bahasa, kesulitan
ekspresi diri, atau kecemasan sosial dapat menjadi hambatan komunikasi yang
mempengaruhi efektivitas bimbingan dan konseling.

22

Anda mungkin juga menyukai