Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

KELOMPOK IV

DZURIYAH NURUL NIM: 221000488201010


FIRLY MUHARANI SUCI NIM: 221000488201006
GUSVI RAHMA DELA NIM: 221000488201007

Dosen Pengampu:
Dr. Zona Rida Rahayu, M. Pd.

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha ESA atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Profesi
Kependidikan dengan judul “Bimbingan dan Konseling” ini dengan sebatasa kemampuan
penulis. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun
pendoman bagi pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis mersa masih banyak kekurangan-kegurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi,mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Salam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah,Amin Yaa Robbal’Alamiin.

Solok, 02 november 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Pengertian Bimbingan Konseling ................................................................................... 5
B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan. ............................. 7
C. Tujuan Bimbingan Konseling ......................................................................................... 8
D. Fungsi Bimbingan Konseling ......................................................................................... 8
E. Prinsip Bimbingan Konseling ......................................................................................... 9
F. Azas Bimbingan Konseling .......................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong
menolong antara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri
mereka sendiri. Di dalam pendidikan bimbingan dan konseling mewakili hasrat
masyarakat untuk membantu individu, sumbangan bimbingan dan konseling
menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional dan sosial yang
diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuam bagi pelajar.
Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai
pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan
menolong mereka mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan
sendiri, dan bersumber dari diri mereka dan bertujuan untuk mempercepat
perkembangan diri pelajar. Seorang konselor dalam pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya harus
mengikuti asas-asas, dan landasan-landasan tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian bimbingan konseling?
2. Apa yang latar belakang perlunya bimbingan konseling dalam pendidikan?
3. Apa saja tujuan bimbingan konseling?
4. Apa saja fungsi bimbingan konseling?
5. Apa saja prinsip bimbingan konseling?
6. Apa saja azas bimbingan konseling?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian bimbingan konseling.
2. Untuk mengetahui latar belakang perlunya bimbingan konseling dalam
pendidikan.
3. Untuk mengetahui tujuan bimbingan konseling.
4. Untuk mengetahui fungsi bimbingan konseling.
5. Untuk mengetahui prinsip bimbingan konseling.
6. Untuk menegtahui azas bimbingan konseling.
7.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling


1. Pengertian Bimbingan
Kata bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” dalam bahasa
Inggris. Secara harfiyah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti : (1)
mengarahkan (to direct) (2) memandu (to pilot) (3) mengelola (to manage), dan
(4) menyetir (to steer). Syamsu Yusuf, & A. Jantika Nurihsan (2005:6)
menjelaskan bimbingan 2 sebagai suatu proses berkesinambungan supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan
dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian
dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan
yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu
individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
Menurut Crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh
seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan
pendidikan yang memadai, kepada seorang individu untuk menolongnya
mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya
sendiri.
Menurut Miller, bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk
mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga dan masyarakat.
Jadi, penulis dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya dan merealisasikan
dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian
diri dengan lingkungannya, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat.

5
2. Pengertian Konseling
Konseling berasal dari istilah Inggris “counseling” yang kemudian
diindonesiakan menjadi “konseling”. Sedangkan secara etimologi istilah konseling
berasal dari bahasa latin yaitu “counsiliun” yang berarti “menerima atau
memahami”. Menurut W.S. Winkel terdapat dua aspek dalam konseling yakni
aspek proses dan aspek tatap muka. Aspek proses menunjukkan adanya perubahan
pada diri klien dan aspek tatap muka menunjukkan adanya pertemuan berhadapan
antara konselor dan klien serta adanya wawancara mengenai permasalahan yang
dihadapi klien. Aspek lain yang menunjang aspek proses dan aspek tatap muka
adalah aspek komunikasi antar pribadi dan tanggapan–tanggapan positif konselor
yang bersifat membantu. Oleh karena itu konseling didefinisikan sebagai sebuah
proses yang terwujud dalam komunikasi manusiawi antara konselor dan klien
dalam pertemuan tatap muka, konselor menggunakan tehnik–tehnik tertentu yang
memperlancar komunikasi antar pribadi dan memungkinkan untuk akhirnya
menemukan penyelesaian atas masalah yang sedang dibahas (W. S. Winkel, 1997:
73-74).
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa:
konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor
mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya
dalam mengatasi masalah-masalah (Syamsu Yusuf, & A. Juntika Nurihsan, 2005:
8).
Menurut James F. Adams, konseling adalah suatu pertalian timbal balik
antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain
(klien), supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan
masalahmasalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang
akan datang.
Jadi, dapat disimpilkan bahwa konseling merupakan salah satu teknik
layanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan
secara individual (face to face relationshif). Hubungan dalam konseling bersifat
interpersonal, dan terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara
konselor dan klien. Proses konseling dilakukan secara pribadi dalam suasana
rahasia.

6
B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan.
Bimbingan konseling dalam pendidikan sangat penting untuk membantu siswa
mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan dan prestasi akademik mereka. Berikut adalah beberapa latar belakang
perlunya bimbingan konseling dalam pendidikan:
1. Meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental: Bimbingan konseling membantu
siswa dalam mengelola stres, kecemasan, dan tekanan yang mungkin muncul dalam
lingkungan pendidikan. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan emosional dan
mental siswa, sehingga mereka dapat fokus dalam belajar.
2. Meningkatkan kemampuan sosial: Bimbingan konseling membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan sosial yang berguna dalam berinteraksi dengan orang
lain, seperti keterampilan komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan. Hal ini akan
membantu siswa dalam membangun hubungan sehat dan harmonis dengan teman
sebaya, guru, dan orang tua.
3. Mengatasi masalah pribadi: Siswa sering kali menghadapi masalah pribadi yang dapat
memengaruhi kinerja akademik mereka, seperti konflik keluarga, masalah percaya
diri, kecanduan, atau gangguan kejiwaan. Bimbingan konseling memberikan
dukungan dan saran dalam mengatasi masalah pribadi ini sehingga siswa dapat belajar
dengan lebih baik.
4. Pemilihan karir yang tepat: Bimbingan konseling membantu siswa dalam memahami
minat, bakat, dan nilai-nilai mereka sendiri. Dengan bantuan seorang konselor, siswa
dapat melakukan eksplorasi karir yang mendalam dan membuat keputusan yang tepat
mengenai karir yang ingin mereka tekuni di masa depan.
5. Membantu siswa mengatasi masalah belajar: Bimbingan konseling juga membantu
siswa dalam mengatasi masalah belajar, seperti kesulitan dalam memahami materi
pelajaran, motivasi yang rendah, atau kesulitan dalam mengorganisir waktu belajar.
Konselor dapat memberikan strategi belajar yang efektif dan memberikan dukungan
yang dibutuhkan siswa.

Dengan adanya bimbingan konseling dalam pendidikan, siswa mendapatkan


dukungan dan panduan yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam
kehidupan sekolah. Ini akan membantu mereka mencapai potensi penuh mereka
secara akademik dan pribadi.

7
C. Tujuan Bimbingan Konseling
Bimo Walgito (200: 33) menyatakan bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah
membantu tercapainya tujuan pendidikan, pengajaran dan membantu individu untuk
mencapai kesejahteraan. Tujuan bimbingan adalah untuk membantu para siswa agar dapat
mengatasi kesulitan-kesulitan atau permasalahan yang dihadapi dan menagarahkan pada
kehadiran secara cermat. Dewa Ketut Sukardi (2008:28) menyatakan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling secara umum adalah sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu,
terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya secara cerdas, beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Menurut Syaiful
Akhyar (2015: 27-30), ada beberapa tujuan dari konseling yaitu;
1. Menyediakan fasilitas untuk perubahan tingkah laku.
2. Meningkatkan hubungan anatr perorangan dan pembinaan Kesehatan mental.
3. Meningkatkan keterampilan untuk mengahadapi masalah.
4. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan.
5. Meningkatkan kemampuan dalm menentukankeputusan.
Tujuan akhir dari bimbingan dan konseling adalah agar klien terhindar ari berbagai
masalah,pakah masalah tersebuut berkaitan dengan gejala penyakit mental( neurona dan
psychose),sosial maupun spiritual atau dengankata lain agar masing-masing individu
memiliki mental yang sehat.

D. Fungsi Bimbingan Konseling


Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu
menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan,
pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuain dan keterampilan serta mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara lebih fesifik Prayiton (2004:23),
menyebutkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
peserta didik adalah dalam rangka upaya agar peserta didik dapat menemulan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Ada beberapa fungsi bimbingan
dan konseling, yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi preventif; yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya
masalah bagi dirinya.
2. Fungsi kuratif atau korektif; yaitu membantu individu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi atau dialaminya.

8
3. Fungsi preservative, yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang
semula tidak baik (mengandung 18 masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan
kebaikan itu bertahan lama.
4. Fungsi terapi, yaitu membantu individu membebaskan dan melepaskan dirinya dari
segala kekhawatiran dan kegelisahannya dalam menghadapi masalah yang
dihadapinya.
5. Fungsi developmental atau pengembangan; yaitu membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi
lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah bagi
diri klien.
6. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan
keahlian dan ciriciri kepribadian lainnya
7. Fungsi penyesuaian; yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan
penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.

E. Prinsip Bimbingan Konseling


Prinsip-prinsip bimbingan adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan layanan bimbingan. Adapun beberapa prinsip-prinsip
bimbingan konseling yaitu;
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran lain
a) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, status dan sosila ekonomi.
b) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
c) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
yang unik dan dinamis.
d) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
a) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental (fisik) individu terhadap penyesuaian dirinya di
rumah, di sekolah serta kaitannya dengan kotak sosial dan pekerjaan dan
sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.

9
b) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor
timbulnya maslah pada individu dan kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan.
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan
a) Bimbingan dan konseling merupakan bagian intergral dari pendidikan
dan pengembangan individu, karena itu program bimbingan harus
disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
b) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan yang terendah samapai tertinggi.
c) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lemabaga.
d) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu
adanya penilaian yang teratur dan terarah.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan
a) Bibingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu
yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahan.
b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan
hendak dilakukan oleh individu hendaknya atasa kemauan individu
sendiri, bukan karena kamauan atas desakan dari bimbingan atau pihak
lain.
c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahn yang dihadapi.
d) Kerjasama anatara pembimbing, guru dan orang tua sangat menentukan
hasil pelayanan bimbingan.
e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran terhadap individu
yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri.

F. Azas Bimbingan Konseling


Menurut Prayetno (2005: 115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu atas
kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,

10
kedinamisan, keterpanduan dan tut wuri handayani. Adapun beberapa asas-asas
tersebut yaitu;
1. Asas kerahasian. Asas kerahasian ini menuntut dirahasiakannya segenap data
dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran layanan.
2. Asas kesukarelaan.. jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada
diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang
mengalami masalah itu kepada pembimbing untk meminta bimbingan.
3. Asas keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efesien hanya berlangsung
dalam suasana keterbukaan.
4. Asas kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang
sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau dan bukan masalh yang
akan dialami masa mendatang.
5. Asas kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah
selalu menghidupkankemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan
sampai orang lain, khususnya para pembimbing/ kenselor.
6. Asas kegitan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan
buah yangntidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan
kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
7. Asas kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki
terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik.
8. Asas keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai
aspek individu yang dibimbing, sebgaimana diketahui individu yang
dibimbang itu memiliki berbagai segi kalua keadaanya tidak saling serasi dan
terpadu justru akan menimbulkan masalah.
9. Asas kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku, baik ditijau dari norma agama, adat,
hukum/negara, ilmu pengetahuan ataupun kebiasaan sehari-hari.
10. Asas keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara tertaur,
sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai.
11. Asas alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas
bombing dan konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk
membantu klien belum dapt terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka

11
petugas mengalih-tangankan klien tersebut kepada petugas atau badan lain
yang lebih ahli.
12. Asas tut wuri. Asas ini menunjukakan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang
dibimbing.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan proses yang berkesinambungan dalam
membantu individu agar dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal
sesuai kemampuannya dan agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan
lingkungannya. Disekolah, bimbingan dan konseling secara tidak langsung menunjang
tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan memberikan layanan secara khusus
pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara penuh.
Tujuan bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar. Mengatasi kebiasaan yang tidak baik dalam belajar dan hubungan sosial,
mengatasi kesulitan dengan kesehatan jasmani, masalah kelanjutan studi, kesulitan yang
berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan. Konseling dapat
didefinisikan sebagai bantuan yang diberikan konselor kepada klien dalam memecahkan
masalahnya yang terjadi dalam suasana profesional, yaitu dengan wawancara untuk
memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien dan mencapai kehidupan yang
sejahera.

B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam penyusunan makalah ini pun masih memerlukan kritikan dan saran
bagi pembahasan materi tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Henni Syafriana dan Rahmat Hidaya. 2019. Bimbingan Konseling Konsep, Teori
Dan Aplikasinya. Medan: LPPPI.

http://repository.syekhnurjati.ac.id/1007/1/Buku%20Bimbingan%20Konseling%20%28Masd
udi%29.pdf. Diakses, Selasa. 31/10/2023. Pukul, 18.40 WIB.

https://app.copy.ai/projects/35570554?tool=chat&tab=results# . Diakses, 1/11/2023. Pukul,


20.30 WIB.

14

Anda mungkin juga menyukai