Disusun Oleh :
Prodi/Semester : PGMI / IV
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling sudah cukup lama dipahami sebagai
bagian integral daripendidikan modern. Walaupun sebagai suatu konsep
bimbingan dan konseling baru dikenal pada tahun 60-an, namun sebagai
suatu fungsi atau kegiatan pendidikan, bimbingan sudah dilaksanakan
dalam praktik pendidikan sehari-hari sejak munculnya gerakan pendidikan
nasional yang dipelopori Ki Hajar Dewantara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling
2. Apa hubungan antara bimbingan dan konseling
3. Apa tujuan bimbingan dan konseling
4. Apa fungsi bimbingan dan konseling yang disertai dengan contoh-
contoh
1
A. Tujuan
Setelah selesai perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1.Menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling
2.Menjelaskan hubungan antara bimbingan dan konseling
3.Menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling
4.Menjelaskan fungsi bimbingan dan konseling yang disertai dengan
contoh-contoh
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
dari seorang yang ahli,namun tidak sesederhana itu untuk memahami
pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah
diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsa oleh
Frank Parson pada tahun 1908 mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan
yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri,
dan memangku suatu jabatan serta mendapat dalam jabatan yang
dipilihnya itu. Dan konseling diartikan sebagaikegiatan mengungkpkan
fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat
mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya. Pada bagian yang
lain, Shetzer dan Ston (1980), misalnya menggunakan kata hubungan
pemberian bantuan untuk suatu proses konseling yang berarti interaksi
antara konselor dengan klien dalam upaya memberikan kemudahan
terhadap cara-cara pengembangan diriyang positif. Dalam konteks
ini,sejalan dengan peraturan pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan
Dasar, pasal 25 ayat 1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
4
1. Bimbingan
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria
maupun wanita, yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian
dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari semua usia
untuk membantunya mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow, 1960: 14).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada, individu-individu
dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian
secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama adalah bimbingan
adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan
kemampuannya (Jones, dalam Djumhur dan M.Surya 1975:10. Bimbingan
dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang
membantu menyediakan kesempatan-kesempatan dengan pribadi dan
layanan-layanan petugas ahli dengan manasetiap individu dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapankecakapannya
secara penuh sesuai dengan yang diharapkan (Mortensen Schmuller,
1964z: 3).
Walaupun masing-masing ahli itu merumuskan pengertian bimbingan
dengan cara yang berbeda, namun terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
5
b) Bimbingan itu diberikan ke individu yang membutuhkannya, baik laki-
laki maupun wanita, baik anak-anak maupun orang dewasa.
7
pengalaman afektif (menetapkan beberapa pemahaman pribadi
bagi tingkah laku) di samping segi-segi kognitif,
8
ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan yang terpadu, keduanya tidak saling terpisah.Berkaitan
dengan pandangan ketiga ini, Downing (1998); Hansen, Stefic, dan
Warner (1977) dalam Prayitno (1978), menyatakan bahwa bimbingan
adalah suatu pelayanan khusus yang terorganisasi dan terintegrasi ke
dalam program sekolah untuk menunjang kegiatan perkembangan
siswa secara optimal, sedangkan konseling adalah usaha pemberian
bantuan kepada murid secara perorangan dalam mempelajari cara-cara
baru guna penyesuaian diri.
9
mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat
tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru,
wali kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling
hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan
terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus
bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien
secara individu.
10
1. Mengalami perasaan positif dari interaksi dengan teman sebayanya,
gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
Memperoleh makna pribadi dari aktivitas belajarnya.
1. Fungsi Pemahaman
Yang pertama dan paling awal harus dilakukan oleh pembimbing
adalah mengetahui siapa dan bagaimana individu yang dibimbing itu.
Mengetahui siapa dan bagaimana individu siswa yang dibimbing itu
berarti berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan
kesulitan yang dihadapinya, apa dan bagaimana kekuatan-kekuatan
dan kelemahankelemahan. Hal ini diperoleh melalui berbagai
keterangan tentang diri siswa yang bersangkutan, baik dengan
menggunakan alat atau prosedur yang sudah baku (standardized)
maupun yang belum baku.
2. Fungsi Pencegahan
Pelayanan bimbingan dan konseling harus memiliki fungsi
pencegahan, yaitu penciptaan suatu suasana agar pada diri siswa tidak
timbul berbagai masalah yang dapat menghambat proses belajar dan
perkembangannya. Untuk menjalankan fungsi ini kiranya suatu
program bimbingan yang terencana dan terarah perlu ditempuh
sehingga segala sesuatu yang dapat menghambat pencapaian tujuan
pendidikan, seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah-
11
masalah ketertiban sekolah, dan masalah sosial lainnya dapat di
hindari.
4. Fungsi pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekadar mengatasi
kesulitan yang dialami siswa melainkan juga berupaya agar siswa
dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Fungsi ini
dapat dilakukan antara lain dengan menyalurkan bakat, kemampuan,
dan minat, serta cita-cita siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan
di di sekolah seperti kegiatan olah raga, kesenian, kelompok-kelompok
studi tertentu, karyawisata, palang merah remaja, pramuka, dan
kelompok pencinta alam.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling sudah cukup lama dipahami sebagai
bagian integral daripendidikan modern. Walaupun sebagai suatu konsep
bimbingan dan konseling baru dikenal pada tahun 60-an, namun sebagai
suatu fungsi atau kegiatan pendidikan, bimbingan sudah dilaksanakan
dalam praktik pendidikan sehari-hari sejak munculnya gerakan pendidikan
nasional yang dipelopori Ki Hajar Dewantara.
13
DAFTAR PUSTAKA
14