Anda di halaman 1dari 11

BIMBINGAN DAN KONSELING

“Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pelayanan BK dan Kesalahpahaman


Terhadap Pelayanan BK”

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan
Konseling Program Sarjana Universitas Negeri Padang

Oleh:

ALFI FAHREZI (21063020)


ANDI PETTA WAHYU CAHYONO (21063021)
JOHN ERWIN PURBA (21063062)
M. FARHAN (21063031)
NELI SURYANI (21063037)
SILFIA SAFITRI (21063046)

Dosen Pengampu:

Dr. YENI KARNELI., M.Pd., Kons.

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa memberikan petunjuk serta melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini tak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Yeni Karneli, M.Pd., Kons. selaku dosen pengampu mata kuliah
Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan arahan, bimbingan serta
dukungan kepada penulis dalam menulis dan menyelesaikan makalah ini.
2. Anggota kelompok dari kelas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang
telah memberi masukan dalam penulisan dan menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan karna keterbatasan


wawasan pengetahuan penulis, oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritikan
yang bersifat membangun terhadap makalah ini. Harapan penulis, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan dengan baik.

Padang, 07 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling.......................................................... 2
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling ............................................................... 4
C. Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling .............................................. 5
D. Kesalahanpahaman Terhadap Bimbingan dan Konseling ........................... 6
BAB III ................................................................................................................... 7
PENUTUP .............................................................................................................. 7
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat
dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karir. Bimbingan dan konseling akan
sangat membantu lancarnya proses pembelajaran dalam suatu lembaga
pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah berupay
a memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau me ncapai tugas-tugas perkembangannya.
Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang yang
dikutip oleh Prayitno dalam bukunya Panduan Kegiatan Pengawasan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah, yaitu: “PP No. 28 dan 29 tahun 1990
dan PP No. 72 tahun 1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Secara lebih spesifik, SK MENDIKBUD No. 025/0/1995 mengemukakan:
bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku
(Prayitno. 2001:61).
Dalam kondisi yang seperti inilah dirasakan perlunya mengetahui
pelayanan bimbingan dan konseling yang memfokuskan kegiatannya dalam
membantu para peserta didik secara pribadi agar mereka dapat berhasil
dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
2. Apa tujuan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana fungsi pelayanan bimbingan dan konseling?
4. Bagaimana kesalahpahaman terhadap bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian bimbingan dan konseling?
2. Mengetahui tujuan bimbingan dan konseling?
3. Mengetahui fungsi pelayanan bimbingan dan konseling?
4. Mengetahui kesalahpahaman terhadap bimbingan dan konseling?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata guidance
dan counseling dalam bahasa Inggris. Arti dari kedua istilah itu baru dapat
ditangkap dengan tepat, bila ditinjau apa yang dimaksudkan dengan kedua
kata asli dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris Guidance
dikaitkan dengan kata dasar guide, yang artinya: menunjukkan jalan,
memimpin, menuntun, memberikan petunjuk, mengatur dan mengarahkan,
atau memberikan nasihat.
Menurut Deni Febriani, bimbingan dapat diartikan suatu bagian
integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi
positif, bukan hanya sesuatu kekuatan kolektif. Bimbingan bukan lagi suatu
tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh
anak, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak

2
sebagai pribadi segala kebutuhan, minat dan kemampuan yang harus
berkembang.
Menurut Dunsmoor dan Miller (dalam Abu Bakar M. Luddin, 2009),
bimbingan adalah membantu individu untuk memahami dan menggunakan
secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan dan pribadi yang
mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai bentuk bantuan
yang sistematik, dimana siswa dibantu untuk dapat memperoleh
penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap lingkungannya.
Pengertian bimbingan secara luas adalah suatu proses pemberian
yang terus menerus dan sistematis kepada individu di dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya agar tercapainya kemampuan untuk dapat
memahami dirinya, kemampuan untuk dapat merealisasikan kemampuan
dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai
penyesuaian diri dalam lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Adapun pengertian konseling dari segi terminology, menurut James
F. Adams, konseling adalah: “suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee),
supaya ia dapat lebih baik memhami dirinya dalam hubungan masalah-
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan yang akan datang.
Dalam definisi yang lebih luas, Rogers (dikutip dari Lesmana, 2005)
mengartikan konseling sebagai hubungan membantu di mana salah sati.
pihak (konselor) bertujuan meningkatkan kemampuan dan fungsi mental
pihak lain (klien), agar dapat menghadapi persoalan/ konflik yang dihadapi
dengan lebih baik. Rogers (1971) mengartikan. "bantuan" dalam konseling
adalah dengan menyediakan kondisi, sarana, dan keterampilan yang
membuat klien dapat membantu dirinya sendiri dalam memenuhi rasa aman,
cinta, harga diri, membuat keputusan, dan aktualisasi diri. Memberikan
bantuan juga mencakup kesediaan konselor untuk mendengarkan perjalanan
hidup klien baik masa lalunya, harapan-harapan, keinginan yang tidak
terpenuhi, kegagalan yang dialami, trauma, dan konflik yang sedang
dihadapi klien.

3
Konseling adalah pertemuan empat mata antara konselor dan
konseling yang berisi usaha yang unik dan manusiawi, yang dilakukan
dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas normo-norma yang
berlaku. Di dalam pelayanan konseling terdapat beberapa bentuk dari
konseling itu sendiri antara lain: Konseling perorangan (individual) dan
konseling kelompok (Prayitno dan Erman Amti, 2004).
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling
merupakan satu pertalian timbal balik antara individu dalam memecahkan
masalah kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan hidupnya secara
optimal. Konseling merupakan suatu profesi yang mestinya hanya
dilakukan oleh orang-orang yang berkompotensi baik dari segi ilmu
pengetahuan, kemahiran, pendidikan dan pengalaman. Serta membantu
dalam suatu masalah, memberi jalan penyelesaian dalam masalah yang
dihadapi.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat
dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karir.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Menurut Rochman Natawidjaja (2007:464) Bimbingan dan
konseling bertujuan untuk membantu siswa agar memiliki kemampuan
untuk mengembangkan potensi dirinya, atau menginternalisasi nilai-nilai
yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya.
Kemampuan meniternalisasi itu meliputi kepada tiga tahapan, diantaranya
yaitu: (1) pemahaman (awareness), (2) sikap (accommodation), dan
keterampilan atau tindakan (action).
Selanjutnya ditambahakan oleh Ahman (Rochman Natawidjaja,
2007:231) menegaskan bahwasanya tujuan pemberian layanan bimbingan
dan konseling adalah (1) membantu siswa mengembangkan pemahaman
diri, sesuai dengan kecakapan, minat, hasil belajar dan kesempatan yang

4
ada, (2) membantu siswa menjalani proses sosialisasi dan personalisasi
nilai-nilai dan mengambngkan kepekaan terhadap kebutuhan dan keadaan
orang lain, (3) membantu siswa mengembangkan motif instrinsik dalam
belajar sehingga tercapai tujuan pengajaran yang bermakna, (4)
menumbuhkan dorongan untuk mengarahkan diri, memecahkan masalah,
menentukan pilihan dan keputusan, melibatkan diri dalam proses
pendidikan, (5) membantu siswa mengembangkan sikap dan nilai yang
mengarah kepada pembentukan keutuhan pribadi, (6) membantu siswa
dalam memahami perilaku orang lain, (7) membantu siswa memperoleh
kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri terhadap masyarakat
Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu
peserta didik agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam
kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli
agar mampu: (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya; (2)
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan
kehidupannya di masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5)
mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan
(6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.

C. Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling


1. Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang
lebih baik terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
budaya, dan norma agama).
2. Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek pribadinya.
3. Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.

5
4. Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan,
pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih program
peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadiannya.
5. Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala
satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata pelajaran atau guru
kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
didik/konseli.
6. Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak mengalami
masalah dalam kehidupannya.
7. Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli
yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir,
berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling melakukan memberikan perlakuan terhadap
konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki perasaan
yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan dan
melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.
8. Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat
menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
9. Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui
pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif.
10. Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan
terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

D. Kesalahanpahaman Terhadap Bimbingan dan Konseling


1. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses
pemberi nasihat.

6
Bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan yang berupa pemberian
nasihat. Pemberian nasihat hanyalah merupakan sebagian kecil dari
upaya bimbingan dan konseling yaitu termasuk salah satu teknik dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan
konseling menyangkut seluruh kepentingan siswa dalam rangka
pengembangan pribadi siswa secara optimal oleh sebab itu dalam
kegiatan bimbingan dan konseling disamping memerlukan pemberian
nasihat juga memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi,
penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, bimbingan karir, dll.
2. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan atau tidak normal.
Bimbingan dan konseling tidak melayani “orang sakit” atau tidak
normal. Bimbingan dan konseling hanya melayani orang-orang normal
yang mengalami masalah tertentu. Pandangan dasar bimbingan dan
konseling mengatakan bahwa jika segenap fungsi yang ada pada diri
seseorang yang normal dapat berjalan dengan baik, niscaya orang
tersebut akan mengalami kehidupannya secara normal pula.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan upaya bantuan secara
sistematis, objektif, logis, berkelanjutan dan terprogram yang dilaksanakan
melalui interaksi konselor (guru Bimbingan dan Konseling) dengan peserta
didik/konseli secara perorangan maupun kelompok. Bimbingan dan
Konseling bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami peserta
didik/konseli dalam perkembangannya, sekaligus memaksimalkan tugas
perkembangan peserta didik sehingga mampu memecahkan segala masalah
yang dihadapi dan menjadi dewasa yang seutuhnya.

7
B. Saran
Sebagai proses layanan yang membantu peserta didik/konseli dalam
memecahkan masalah perkembangan yang dihadapinya, maka pelaksanaan
program BK perlu dievaluasi supaya diketahui sejauhmana pencapaian
tujuan layanan BK untuk memastikan bahwa ada perubahan peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan, P. M., & Nomor, K. R. I. (2015). 111 tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta:
Depdikbud.

Syafaruddin, dkk. 2017. Bimbingan dan Konseling dalam Presfektif Alquran dan
Sains. Perdana Publishing: Medan.

Namora Lumongga Lubis. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling. Kencana:


Jakarta.

Deni Febrini. 2001. Bimbingan Konseling. TERAS: Yogyakarta.

Suhertina. 2014. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. CV. MUTIARA


PESISIR SUMATRA: Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai