Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING


PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING MELIPUTI LATAR BELAKANG,
DEFINISI, TUJUAN, ASAS, FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Dr. Rofiqoh, M.Pd.I

Disusun oleh :
Indah Suraya : 20862081069
Nadiatul Amalia : 20862081072
Retno Tri Anjani : 20863081117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat nikmat, taufik dan
hidayah-Nya serta kepada kita, sehingga dapat menyusun makalah ini dalam keadaan sehat
wal afiat.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada penganut agama islam yakni
nabi besar Muhammad Saw. Yang membawa dunia ini dari zaman kegelapan menuju zaman
terang benderang yaitu agama islam.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Untuk itu
kami kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan
saran guna meningkatkan kualitas penulis makalah selanjutnya.

Kepanjen, 27 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakan Bimbingan dan Konseling
2.2. Definisi Bimbingan dan Konseling
2.3. Tujuan, asas dan fungsi Bimbingan dan Konseling
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan konseling adalah merupakan  sebuah proses tolong
menolong  antara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka
sendiri. Di dalam pendidikan bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk
membantu individu, sumbangan bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang
informasi pendidikan, vokasional dan social yang diperlukan untuk membuat pilihan
secara berpengetahuam bagi pelajar.

Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak diharapkan


bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah
dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor tidak bertanggung  jawab seperti guru
untuk memastikan bahwa pelajar mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu
konselor mampu untuk mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai
pertumbuhan dan perkembangan pelajar.

Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai


pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan
menolong mereka mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan
sendiri, dan bersumber dari diri mereka dan  bertujuan untuk mempercepat perkembangan
diri pelajar. Seorang konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya harus mengikuti asas-asas, dan landasan-
landasan tertentu.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah latar belakang bimbingan dan konseling?


2. Bagaimanakah definisi bimbingan dan konseling?
3. Bagaimanakah tujuan, asas dan fungsi bimbingan konseling?

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui latar belakang bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui definsi bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui tujuan, asas dan fungsi bimbingan dan konseling

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling

Sampai awal abad 20 belum ada konselor di sekolah, pada saat itu pekerjaan konselor
masih ditangani oleh para guru, gerakan bimbingan di sekolah mulai berkembang
sebagai sebagai dampak dari revolusi industri dan keberagaman latar belakang para
siswa yang masuk ke sekolah negeri. Pada tahun 1898 Jasse B. Davis seorang konselor di
Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA, pada
tahun 1907 ia memasukkan program bimbingan di kelas tersebut. Frank Person yang
dikenal sebagai “Father of The Guidance Movement in America Education”mendirikan
biro pekerjaan pada tahun 1908 di Boston yang bertujuan membantu pemuda dalam
memilih karier yang didasarkan atas proses secara ilmiah dan melatih guru untuk
memberikan pelayanan sebagai konselor.

Lahirnya bimbingan dan konseling di Indonesia tentunya sangat menguntungkan bagi


masyarakat Indonesia khususnya, mengingat tidak banyak orang yang bisa mencari jalan
keluar permasalahan serta memecahkan masalahnya terebut. Sejarah lahirnya bimbingan
dan konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya bimbingan dan konseling
(dulunya bimbingan dan penyuluhan) di lingkungan sekolah. Pemikiran ini diawali sejak
tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil konferensi fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan (FKIP), yang kemudian menjadi Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) di
Malang tanggal 20-24 Agustus 1960.

Pada tahun 1993 pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah tidak jelas, dan
parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat
dengan BP, karena muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang
bermasalah. Hingga kemudian lahirnya sk Menpan No. 83/1993 tentang jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya yang didalamnya termuat aturan tentang bimbingan
dan konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut
melalui SK Mendikbud No. 024/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional
guru dan angka kreditnya. Dalam SK Mendikbud ini, istilah bimbingan dan konseling di
sekolah dan dilaksanakan oleh guru pembimbing. Disinilah pola pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah mulai jelas.
Sesungguhnya bimbingan dan konseling telah lama dikenal di Indonesia, hanya saja
berbeda dalam pendekatannya. Dengan diadakannya Konferensi FKIP seluruh Indonesia
yang berlangsung di Malang telah diputuskan bahwa bimbingan dan konseling
dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Dengan diadakannya bermacam latihan jabatan oleh
yang berwenang tersebut, menunjukkan bahwa masalah bimbingan dan konseling di
Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat di sekolah maupun di masyarakat.

Perkembangan konseling di Indonesia relatif baru. Kehadiran upaya konseling ini


mula-mula dikembangkan di sekolah, terutama sekolah menengah. Melihat kemajuan
masyarakat di Indonesia yang sangat baik akhir-akhir ini, akhirnya konseling juga
diterapkan di pusat rehabilitasi sosial dan lembaga sosial dan industri.

Sejalan dengan kemajuan dalam pelayanan terhadap kebutuhan individu, keluarga dan
masyarakat di berbagai industri. Kini konseling telah dicoba dikembangkan ecara luas
baik melalui pendidikan, riset maupun praktik di lapangan. Konseling yang kini
berkembang di masyarakat selain konseling untuk reproduksi, konseling bidang
kesehatan, konseling keluarga untuk kesiapan purna tugas dan sebagainya. Dengan
demikian konseling menjadi pemecahan masalah yang melalui dirasakan manfatnya dan
perkembangannya menunjukkan tanggapan yang positif dari masyarakat.

2.2. Defiisi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya suatu masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai
potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu
dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri
serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan
hidup.
Jones, memandang konseling sebagai salah satu teknik dari bimbingan, demikian
bimbingan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan pengertian konseling,
konseling merupakan sebagian dari bimbingan.
Menurut Mohammad Surya, ada 3 pandangan mengenai hubungan antara bimbingan
dan konseling. Pandangan yang pertama berpendapat bahwa bimbingan sama dengan
konseling. Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan yang mendasar.
Pandangan yang kedua berpendapat bahwa bimbinagn berbeda dengan konseling
baik dasar maupun cara kerjanya. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan
pendidikan sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong
individu yang mangalami masalah serius.
Pandangann yang ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling meruppakan
kegiatan yang terpadu, yang keduanya tidak saling tepisah.
Jadi, bimbingan dan konseling adalah suatu proses usaha dalam pemberian bantuan
kepada peserta didik atau suatu interaksi anatara konselor (yang memberi bantuan)
kepada konseli (yang dibantu) secara perorangan maupun sekelompok orang untuk
menentukan dirinya, serta dapat berkembang secara optimal dalam pembelajaran,
kesosialisasian dan karier.

2.3. Tujuan, asas dan fungsi Bimbingan Konseling


1. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling dibagi menjadi 2 yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan umum
Ditinjau dari perkembangan konsepsinya, bimbingan dan konseling
senantiasa mengalami perubahan dari yang sederhana sampai yang komprehensif.
Tujuan bimbingan dan konseling dengan mengikuti perkembangan konsepsi
bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah untuk membantu individu dalam
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan, berbagai
latar belakang yang ada serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan
umum yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami
individu yang bersangkutan, sesuai dengan permasalahannya. Dengan demikian
maka tujuan khusus bimbingan dan konseling tiap indiividu bersifat unik, artinya
tujuan bimbingan dan konseling untuk individu yang satu dengan individu lain
tidak boleh disamakan.
Sumber lain menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling dalam aspek
pribadi dan sosial, tujuan bimbingan dan konseling dalam aspek belajar dan
tujuan bimbingan bimbingan dan konseling dalam aspek karier.
1. Tujuan bimbingan dan konseling dalam aspek pribadi dan sosial
Tujuan yang ingin dicapai layanan bimbingan dan konseling pada
aspek pribadi dan sosial peserta didik antara lain agar:
a. Memiliki komitmen untuk mengamalkan nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan
pribadi, keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat.
b. Memiliki toleransi terhadap umat beragama lain, saling
menghormati, serta memelihara hak dan kewajiban masing-masing
serta tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
c. Memiliki sikap positif serta menghargai diri sendiri dan orang ain.
d. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat, positif dan
efektif.
e. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik internal
maupun eksternal.
2. Tujuan bimbingan dan konseling dalam aspek belajar
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar positif misalnya kebiasaan
membaca buku, disiplin belajar, memperhatikan semua materi
pelajaran dan aktif mengikuti kegiatan belajara yang diprogramkan.
b. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajara sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan dan teknik belajar yang efektif seperti
keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan seperti membuat jadwal belajar.
d. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi
ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling dalam aspek karier.
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait
dengan bidang-bidang dan jenis pekerjaan.
b. Memiliki sikap poitif terhadap dunia kerja, artinya mau bekerja
dalam bidang apapun tanpa merasa rendah diri asala bermanfaat
sesuai dengan norma dan agama yang diyakini.
c. Memiliki kemampuan membentuk identitas karier dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan dan persyaratan yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja dan
kesejahteran kerja.
d. Memiliki rencana masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran sesuai minat, kemampuan
dan kondisi sosial ekonomi.

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan konseling


tersebut secara khusus adalah untuk menghendaki peserta didik menjadi
pribadi yang utuh dan sebanding secara aspek kepribadian, sosial,
kemasyarakatan, belajar dan karier, serta mencapai tujuan dan
perkembangan dalam aspek tersebut.

2. Asas-Asas dalam Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling mempunyai beberapa asas-asas dimana asas tersebut


dapat mempermudah kelancaran pelaksanaan, asas-asas bimbingan konseling ini
sangat penting dalam pelaksanaan bimbingan konseling, jika asas-asas ini tidak
dilaksanakan dengan baik dan benar maka pelaksanaan bimbingann konseling
tersebut akan mengalami problem dalam pelaksanaan atau bahkan terhenti sama
sekali.
Asas-asas bimbingann konseling tersebut adalah:
 Asas kerahasiaan (confidential): yaitu asas yang mewajibkan dirahasiakannya semua
data-data dan keterangan peserta didik “klien” yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh diketahui orang lain, maka hal ini konselor
harus dan wajib memelihara data-data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya
benar-benar terjaga dan terjamin.
 Asas kesukarelaan: yaitu terbuka lebar terhadap peserta didik yang ingin melakukan
layanan bimbingann konseling tanpa adanya paksaan oleh siapapun.
 Asas keterbukaan: yaitu peserta didik “klien” dan “konselor” harus bersifat terbuka,
terbuka disini adalah tidak berpura-pura baik dalam memberikan informasi dan
keterangan tentang dirinya, agar layanan bimbingann konseling tersebut dapat
berjalan dengan efisien dalam pemecahan permasalahan yang dialami.
 Asas kekinian: yaitu permasalahan yang diungkapkan oleh klien atau peserta didik
adalah permasalahan yang dirasakan dalam kondisi sekarang. Bukan permasalahan
yang sudah lampau atau yang dialami masa mendatang.
 Asas kemandirian: dalam layanan bimbingann konseling hal ini klien dapat
menetukan sendiri dalam mengenal dirinya dan lingkungannya, serta dapat
mengambil keputusan tersendiri. Artinya, tidak bergantung kepada orang lain
termasuk konselor sendiri. Hal ini juga konselor harus mengarahkan peserta didik
kepada kemandirian.
 Asas kegiatan: yaitu seorang peserta didik atay klien dapat melakukan kegiatan dalam
mencapai tujuan serta berpartisipasi dalam pelaksanaan bimbingann sehingga dapat
memberikan hasil yang maksimal.
 Asas kedinamisan: ialah asas bimbingann konseling yang layanannya harus bersifat
bergerak maju atau berkelanjutan sesuai kebutuhan, dan tidak bersifat itu-itu aja atau
monoton
 Asas keterpaduan:yaitu asas yang menghendaki berbagai layanan bimbingann
konseling dapat menunjang keharmonisan dan keterpaduan baik yang dilakukan oleh
konselor mauoun orang lain.
 Asas kenormatifan: yaitu asas yang menghendaki segenap layanan bimbingann dan
konseling berdasar pada norma-norma, agama, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku, serta tidak boleh disebutkan tadi.
 Asas keahlian: yaitu asas yang menghendaki layanan bimbingann konseling dilakukan
dengan cara yang ahli atau professional. Agar bimbingann konseling terjamin akan
keberhasilannya.
 Asas alih tangan: yaitu tidak semua konselor dapat mengupas permasalahan klien
dengan sempurna, maka hal tersebut pihak-pihak yang tidak dapat menyelesaikan
dengan cara yang tepat serta tuntas terhadap permasalahan yang dialami klien pihak
tersebut dapat mengalih tangankan permasalahan klien itu kepada pihak yang lebih
ahli.
 Asas Tutwuri Handayani: yaitu asas ini menghendaki agar layanan bimbingann dan
konseling secara menyeluruh dapat mengayomi dan dapat mengembangkan
keteladanan serta memberikan dorongan terhadap klien atau peserta didik untuk maju

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling memiliki sejumlah fungsi, guna untuk mengetahui
suatu kegunaan bimbingan dan konseling tersebut. Fungsi itu adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi pemahaman, adalah fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan memahami lingkungan yang lebih luas.
b. Fungsi pencegahan, adalah fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah dan menghindari akan berbagai permasalahan yang dapat
menghambat sehingga timbul kesulitan dalam perkebangan dirinya.
c. Fungsi pengentasan, adalah fungsi untuk membantu peserta didik mengatsi
atau mengentaskan permasalahan yang dialaminya.
d. Fungsi pmeliharaan dan pengembangan, adalah fungsi untuk membantu
dan menghasilkan terkembangnya dan terpeliharanya berbagai potensi dan
kondisi positif terhadap anak didik.
e. Fungsi advokasi, merupakan fungsi untuk membantu perserta didik
mendapatkan suatu pembelaan atas kepentingan dan hak dalam kurangnya
mendapatkan perhatian.
Fungsi bimbingan dan konseling menurut prayitno , fungsi kegiatan
bimbingan dan konseling meliputi:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman
tentang sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik.
b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan tercegahnya
atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin
timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan
kesulitan dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan terentaskannya
atau teratasinya berbagai masalah yang dialami oleh peserta didik.
d. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan terpelihara
dan terkembankannya berbagai potensi dan kondisi positif.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara
pada teratasinya suatu masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan
berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok
individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk
mencapai kesejahteraan hidup.
2. Tujuan bimbingan dan konseling tersebut secara khusus adalah untuk menghendaki
peserta didik menjadi pribadi yang utuh dan sebanding secara aspek kepribadian,
sosial, kemasyarakatan, belajar dan karier, serta mencapai tujuan dan perkembangan
dalam aspek tersebut.
3. Asas- asas Bimbingan dan konseling
a. Asas kerahasiaan
b. Asas kesukarelaan
c. Asas keterbukaan
d. Asas kekinian
e. Asas kemandirian
f. Asas kegiatan
g. Asas kedinamisan
h. Asas keterpaduan
i. Asas kenormatifan
j. Asas keahlian
k. Asas alih tangan
l. Asas tutwuri handayani
4. Fungsi bimbingan dan konseling
a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi pencegahan
c. Fungsi pengentasan
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
e. Fungsi advokasi

DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, Agus Totok. 2021. Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar. Indramayu:
Penerbit Adab.

Anda mungkin juga menyukai