Dosen pengampu:
Oleh:
USRATUL HASANAH
LAILATUL MUNAWWAROH
PAITON PROBOLINGGO
2021
1
DAFTAR ISI
COFER ..............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
Kesimpulan ........................................................................................................................9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SisDikNas pasal 1 ayat (6)
tertulis "pendidik merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor,
pamong belajar, tutor, dosen, instruktur, fasilitator, widyaiswara, dan sebutan lain yang sesuai,
serta berpartisipasi dalam pendidikan".
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari system pendidikan yang memiliki peranan
sangat penting guna memenuhi fungsi dan tujuan pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan
di sekolah. Guru BK atau konselor perlu menguasai kompetensi dasar bimbingan dan konseling
seperti manajemen layanan.
Dalam memenuhi tujuan dan fungsi di atas konselor atau guru SD perlu memahami konsep
dasar dan model bimbingan yang sesuai di tingkat sekolah dasar, agar pelaksanaan bimbingan
berjalan lancar dan mencapai keberhasilan. Namun, mayoritas sekolah dasar di Indonesia tidak
memiliki guru khusus di bidang bimbingan dan konseling.
Sehingga guru kelas merangkap tugas menjadi pengajar sekaligus pemberi layanan
bimbingan. Mayoritas pembimbing memberikan model bimbingan dan konseling yang terfokus
pada peningkatan mutu pendidikan dan tidak disesuaikan dengan karakteristik, potensi, dan
kondisi peserta didik. Penulisan essay ini bertujuan untuk mengkaji konsep dasar bimbingan dan
konseling serta model-model bimbingan dan konseling di sekolah dasar. penulis berharap agar
pembaca lebih memahami konsep dasar bimbingan dan konseling serta model bimbingan dan
konseling di sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
c. Mengetahui tujuan dari bimbingan konseling
4
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu fungsi bimbingan dan konseling bagi peserta didik ialah membantu mengurangi
masalah peserta didik dan menghindarkan peserta didik dari masalah yang mungkin timbul dari
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Konselor disini bertugas membentu
perkembangan peserta didik dalam mengambil kepuitusan yang bijak. (olando dkk., 2014).
Peran pembimbing atau guru BK di sekolah dasar dituntut untuk dibekali dengan kompetensi
pembimbing dan kemampuan pengaplikasian bimbingan dan konseling (Lin & Chen, 2016).
Oleh karena konselor di sekolah dasar sangat jarang, sehingga guru kelas selain mengajar juga
melaksanakan bimbingan dan konselling (Wihyanti dkk., 2019: 483). Dalam pengaplikasian
bimbingan dan konseling pembimbing harus mengetahui konsep dasar dan model bimbingan dan
konseling di sekolah dasar. Berikut penjabarannya:
Bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu secara
sistematis dan terus menerus dalam memecahkan masalah, memahami dirinya, menerima
dirinya, merealisasikan dirinya sesuai potensi dan kemampuannya, serta penyesuaian dirinya
dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. (Telaumbanua, 2016: 3). Bimbingan
memiliki konsep-konsep khusus, diantaranya:
Bimbingan sebagai suatu proses, dilaksanakan dalam kurun waktu yang relative panjang.
Bimbingan sebagai pelayanan atau bantuan, tercipta dari kesukarelaan pembimbing
(konselor) yang diwujudkan oleh sifat dan perilaku untuk membimbing individu.
Bimbingan perlu subyek pelaksana bimbingan yang kompeten,
Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu, individu yang dimaksud yaitu peserta
didik yang berada dalam suatu kondisi yang memerlukan bantuan.
Bimbingan mepunyai tujuan, efektivitas dalam pencapaian tujuan akan mempermudah
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan mental yang diharapkan
(Telaumbanua, 2016:4)
Konseling tidak dapat diartikan dalam satu pengertian. Banyak para ahli yang
mengemukakan definisinya masing-masing mengenai konseling secara terminology, diantaranya:
5
Bimo Walgio berpendapat bahwa Konseling ialah bantuan yang diberikan pada individu
dalam memecahkan masalah kehidupannya, dengan wawancara, atau kegiatan yang
sesuai dengan keadaan individu untuk mencapai kebutuhannya (Walgita, 1993:5).
James F Adams berpendapat bahwa Konseling merupakan suatu pertalian timbal balik
antara individu, konselor membantu konseli untuk memahami dirinya dalam persoalan
masalah hidupnya di masa depan (Arifin, 1976: 18).
Dari beberapa pengertian konseling menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa konseling
merupakan proses orientasi belajar yang dilaksanakan oleh dua orang individu atau lebih
(konselor dan konseli) dalam suatu lingkungan social, dimana konselor memiliki kemampuan
professional dalam segi keterampilan maupun pengetahuan psikologis. Jadi Konseling dapat
diartikan sebagai salah satu dari teknik bimbingan yang secara keseluruhan memberikan bantuan
secara individual. Sedangkan bimbingan dan konseling atau guidance and counseling dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan seorang pembimbing dalam membantu mengoptimalkan
individu atau konseli (susanto, 2018: 1).
Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau sesuatu
yang ingin dicapai melalu berbagai kegiatan yang diprogramkan. Menurut Rochman Natawidjaja
(2007:464) Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar memiliki
kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya, atau menginternalisasi nilai-nilai yang
terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya. Kemampuan
meniternalisasi itu meliputi kepada tiga tahapan, diantaranya yaitu: (1) pemahaman (awareness),
(2) sikap (accommodation), dan (3) keterampilan atau tindakan (action).
Secara umum Dewa Ketut Sukardi (2010) menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling
adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya serta menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih lanjut. Sedangkan secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di
sekolah ialah agar peserta didik, dapat:
5. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan.
6. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan disekolah tersebut (Wardati, dkk, 2011).
Bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang jelas dalam mencapai keberhasilan.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam aspek
pribadi-sosial belajar (akademik) dan karir (yusuf dan nurihsan, 2005: 15). Bimbingan dan
konseling membagi tujuannya menjadi tiga, yaitu tujuan: umum, khusus, dan akhir.
1. Konseling Keterampilan Hidup (Life Skill Counseling) yang disebut juga sebagai skill
helping atau life skill therapy, merupakan suatu model yang integrative untuk membantu
klien agar mampu mengembangkan keterampilan membantu dirinya sendiri. Tujuan
konseling life skill, yakni: (1) Mampu membantu dirinya sendiri, (2) Menjadi manusia
yang berketerampilan, (3) Pelaksanaan konseling dilakukan bertahap sesuai dengan
tahapan perkembangan sesuai dengan kemampuan individu.
7
2. Model Konseling Respectful, yakni kerangka kerja konseling yang menekankan tentang
perlunya konselor menyadari bahwa perkembangan psikologis dipengaruhi oleh factor-
faktor multidimensi, yaitu:
a. Religius
c. Identitas seksual
d. Kematangan psikologis
e. Status sosio-ekonomi
f. Tantangan kronologis
h. Sejarah keluarga
Pemilihan model bimbingan dan konseling harus di sesuai kan dengan kondisi lingkungan
sekolah. Misalnya model perkembangan, jika ditelaah dari karakteristik peserta didik tingkat
sekolah dasar, model ini cocok dengan seluruh kegiatan pendidikan di tingkat sekolah dasar.
Karena model perkembangan memfokuskan tugas mengembangkan peserta didik sebagai tujuan
yang akan dicapai. Interaksi yang sehat dan lingkungan peserta didik yang berkembang
menjadikan model perkembangan lebih fisible jika diterapkan di sekolah dasar (Ahman, 2000:
316 &317).
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan upaya yang dilakukan seorang pembimbing dalam
membantu mengoptimalkan individu. Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam aspek pribadi-sosial belajar (akademik)
dan karir. Terdapat beberapa model bimbingan konseling dari segi perkembangannya, pada
periode awal yaitu: model personian, model identik dengan pendidikan. pada periode selanjutnya
terdapat : model distribusi dan penyesuaia, proses klinis, pengambilan keputusan, dan model
sistem elektrik. sedangkan dalam period kontemporer terdapat : model konstalasi layanan, model
perkembangan, model ilmu pengetahuan, model rekonstruksi social, model pengembangan
pribadi, model keterampilan hidup, model resfectfull, dan model religious. Dalam pelaksanaan
bimbingan konselor harus memahami konsep dasar bimbingan dan konseling, melaksanakan
prinsip dan menggunakan model yang sesuai dengan karakteristik pendidikan dan kondisi
pendidikan dalam suatu sekolah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Disini model-model bimbingan dan konseling ada 2 yaitu:. Konseling Keterampilan Hidup
(Life Skill Counseling) dan Model Konseling Respectful,
9
Daftar Pustaka
Nor Alfy Choiriyah. 2020. Kajian Konsep Dasar Dan Model-Model Bimbingan Dan Konseling
DiSekolahDasar.Dikutipdari
https://www.kompasiana.com/noralfi/5fcafca08ede4870a152fdf2/kajian-konsep-dasar-dan-
model-model-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah-dasar?page=6. Diakses pada tanggal 20 april
2021
Nor Alfy Choiriyah. 2020.konsep dasar dan model bimbingan konseling di sd.dikutip dari
https://www.kompasiana.com/diah88634/5fcbcc568ede4847d8095573/konsep-dasar-dan-model-
model-bimbingan-konseling-di-sd?page=all#. Diakses pada 20 april 2021
10