Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODEL-MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING


“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah”
BIMBINGAN DAN KONSELING
DOSEN PENGAMPU : ENENG SRI SUSILAWATI M.Pd

Disusun Oleh kelompok:8

1. NENG TIKA MUSTIKA (4322319060030)

2. LARAS SANTI (4322319060023)

PGSD 3A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU


PENDIDIKAN ( STKIP) SETIA BUDHI RANGKAS BITUNG TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Model-model Konseling”. tepat waktu. Makalah dengan judul di atas disusun guna memenuhi
tugas [ENENG SRI SUSILAWATI M.Pd] pada mata kuliah [BIMBINGAN DAN
KONSELING] . Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
khususnya bagi pembaca umumnya bagi kita semua.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Eneng Sri
Susilawati M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi pendidikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan,demi kesempurnaan makalah
ini.Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini banyak kesalahan.Semoga
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………. ……………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………

1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….

2.1 Pengertian Konseling ………………………………………................

2.2 Model-model konseling ……………………………….………………………

2.3 Model-model konseling berdasarkan perkembangannya ……… ……………….

2.4 Pendekatan pada konseling…………………………………………………….

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………..

3.2 Saran ……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….

LAMPIRAN………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SisDikNas pasal 1 ayat (6) tertulis
"pendidik merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor, pamong
belajar, tutor, dosen, instruktur, fasilitator, widyaiswara, dan sebutan lain yang sesuai, serta
berpartisipasi dalam pendidikan". 

Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari system pendidikan yang memiliki peranan
sangat penting guna memenuhi fungsi dan tujuan pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan
di sekolah. Guru BK atau konselor perlu menguasai kompetensi dasar bimbingan dan konseling
seperti manajemen layanan. 

Dalam memenuhi tujuan dan fungsi di atas konselor atau guru SD perlu memahami konsep dasar
dan model bimbingan yang sesuai di tingkat sekolah dasar, agar pelaksanaan bimbingan berjalan
lancar dan mencapai keberhasilan. Namun, mayoritas sekolah dasar di Indonesia tidak memiliki
guru khusus di bidang bimbingan dan konseling. 

Sehingga guru kelas merangkap tugas menjadi pengajar sekaligus pemberi layanan bimbingan.
Mayoritas pembimbing memberikan model bimbingan dan konseling yang terfokus pada
peningkatan mutu pendidikan dan tidak disesuaikan dengan karakteristik, potensi, dan kondisi
peserta didik. Penulisan essay ini bertujuan untuk mengkaji konsep dasar bimbingan dan
konseling serta model-model bimbingan dan konseling di sekolah dasar. penulis berharap agar
pembaca lebih memahami konsep dasar bimbingan dan konseling serta model bimbingan dan
konseling di sekolah dasar.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa pengertian konseling?


2.      Bagaimana Model-model Konseling ?
3.      Bagaimana Model-model Konseling berdasarkan perkembangannya ?
4.      Bagaimana Pendekatan pada Konseling ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk pengertian konseling
2.      Untuk mengeathui Model- Model Konseling
3.      Untuk mengetahui Model-Model berdasarkan perkembangannya
4.      Untuk mengetahui Pendekatan pada Konseling
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konasep Dasar Bimbingan dan Konseling

Salah satu fungsi bimbingan dan konseling bagi peserta didik ialah membantu mengurangi
masalah peserta didik dan menghindarkan peserta didik dari masalah yang mungkin timbul dari
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Konselor disini bertugas membentu
perkembangan peserta didik dalam mengambil kepuitusan yang bijak. (olando dkk., 2014).  

Peran pembimbing atau guru BK di sekolah dasar dituntut untuk dibekali dengan kompetensi
pembimbing dan kemampuan pengaplikasian bimbingan dan konseling (Lin & Chen, 2016).
Oleh karena konselor di sekolah dasar sangat jarang, sehingga guru kelas selain mengajar juga
melaksanakan bimbingan dan konselling  (Wihyanti dkk., 2019: 483). Dalam pengaplikasian
bimbingan dan konseling pembimbing harus mengetahui konsep dasar dan model bimbingan dan
konseling di sekolah dasar.

 Pengertian Bimbingan (guidance)

Bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu secara sistematis
dan terus menerus dalam memecahkan masalah, memahami dirinya, menerima dirinya,
merealisasikan dirinya sesuai potensi dan kemampuannya, serta penyesuaian dirinya dengan
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. (Telaumbanua, 2016: 3). Bimbingan memiliki
konsep-konsep  khusus, diantaranya:

Bimbingan sebagai suatu proses, dilaksanakan dalam kurun waktu yang relative panjang.

Bimbingan sebagai pelayanan atau bantuan, tercipta dari kesukarelaan pembimbing (konselor)
yang diwujudkan oleh sifat dan perilaku untuk membimbing individu.

Bimbingan perlu subyek pelaksana bimbingan yang kompeten,

Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu, individu yang dimaksud yaitu peserta didik yang
berada dalam suatu kondisi yang memerlukan bantuan.

Bimbingan mepunyai tujuan, efektivitas dalam pencapaian tujuan akan mempermudah mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan mental yang diharapkan  (Telaumbanua, 2016: 4)
 Pengertian Konseling (counseling)

Konseling tidak dapat diartikan dalam satu pengertian. Banyak para ahli yang mengemukakan
definisinya masing-masing mengenai konseling secara terminology, diantaranya:

Bimo Walgio berpendapat bahwa Konseling ialah bantuan yang diberikan pada individu dalam
memecahkan masalah kehidupannya, dengan wawancara, atau kegiatan yang sesuai dengan
keadaan individu untuk mencapai kebutuhannya  (Walgita, 1993:5).

W. S. Winkel SJ berpendapat bahwa Konseling sebagai suatu saluran bagi pemberian bimbingan,
dengan adanya diskusi antara konselor dengan konseli atau bisa juga dengan groupcounseling
(Muawanah, 2004: 5).

James F Adams berpendapat bahwa Konseling merupakan suatu pertalian timbal balik antara
individu, konselor membantu konseli untuk memahami dirinya dalam persoalan  masalah
hidupnya di masa depan (Arifin, 1976: 18).

Dari beberapa pengertian konseling menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa konseling
merupakan proses orientasi belajar yang dilaksanakan oleh dua orang individu atau lebih
(konselor dan konseli) dalam suatu lingkungan social, dimana konselor memiliki kemampuan
professional dalam segi keterampilan maupun pengetahuan psikologis. Jadi Konseling dapat
diartikan sebagai salah satu dari teknik bimbingan yang secara keseluruhan memberikan bantuan
secara individual. Sedangkan bimbingan dan konseling atau guidance and counseling dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan seorang pembimbing dalam membantu mengoptimalkan
individu atau konseli (susanto, 2018: 1).

Dalam prakteknya bimbingan dan konseling saling mengisidan saling bersangkut paut.
Konseling menjadi bagian dari bimbingan yaitu sebagai salah satu teknik layanan bimbingan,
Namun bimbingan bukan bagian dari konseling (Taleumbanua, 2016: 5-6). Menurut Priyatno &
Erman Anti, pada umumnya prinsip bimbingan dan konseling berkenaan dengan: sasaran
layanan BK, masalah yang dialami konseli, tujuan dan proses dalam penanganan masalah,
program pelayanan BK, dan penyelenggaraan pelayanan BK (Hallen, 2002: 63).
Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang jelas dalam mencapai keberhasilan. Bimbingan
dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam aspek pribadi-
sosial belajar (akademik) dan karir (yusuf dan nurihsan, 2005: 15). Bimbingan  dan konseling
membagi tujuannya menjadi tiga, yaitu tujuan:  umum, khusus, dan akhir.

Tujuan umum dari bimbingan dan konseling

Tujuan umum dari bimbingan dan konseling ialah mencapai perkembangan pribadi yang optimal
dan secara harmonis, meliputi unsure fisik, social, mental, emosional, dan religious/ spiritual.
Hal ini diselaraskan dengan tujuan dari pendidikan.

 Tujuan khusus dari bimbingan dan konseling

Bimbingan dan konseling secara khusus membantu peserta didik dalam: (1) Memahami dirinya
dengan baik, (kekuatan dan kelemahannya), (2)Menentukan pilihan yang tepat, (3)Membantu
siswa mencari jalan keluar  dan menghadapi masalah dalam kehidupannya, (4)menyesuaikan diri
peserta didik dalam kehidupannya, dan (5) tercapainya prestasi yang optimal.

Tujuan akhir dari bimbingan dan konseling

Untuk mencapai tujuan akhir, peserta didik harus bisa membimbing dirinya sendiri atau dengan
kata lain self guidance  (Paimun, 2008: 19-20).

2.2 MODEL -MODEL  BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Terdapat beberapa model bimbingan dan konseling, ditinjau dari tahap perkembangannya model
bimbingan dan konseling terbagi ke dalam beberapa periode, diantaranya:

Model personian, tokohnya adalah Frank parson. Model ini Memberi bantuan pada individu
dalam memilih pekerjaan. Individu yang bekerja sesuai dengan karakteristiknya akan beik
baginya.

Model BK identik dengan pendidikan,dengan tokoh dibaliknya yaitu brawer. konsep bimbingan
harus identik dengan pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik dalam kehidupan yang
bermakna.
Model-model bimbingan pada periode selanjutnya adalah:

 Model ditribusi dan penyesuaian, dengan tokoh koos & kevauer Bimbingan ditekankan
pada fungsi distribusi dan penyesuaian. Model ini cocok diterapkan pada tingkat  SMA.
 Model proses klinis Model ini menggunakan tes psikologis dan disgnosis pembelajaran
untuk mengenali konseli.
 Model bimbingan pengambilan keputusan Model ini membantu individu dalam
mengambil keputusan. Karena keragaman permasalahan individu tidak dapat
diselesaikan oleh individu itu sendiri.
 Model bimbingan sistem elektrik Model dengan hasil kompromi dari beberapa teori dan
pendekatan yang sangat berbeda, meliputi: konseling direktif, dan konseling non-
direktif.

Model-model  bimbingan kontemporer, diantaranya:

 Model Bimbingan konstelasi layanan, Hoyt menyelasraskan layanan bimbingan dengan


tujuan sekolah.
 Model Bimbingan perkembangan, model ini mengupayakan pengembangan  individu
untuk tumbuh secara optimal. 
 Model Bimbingan ilmu pengetahuan tentang kegiatan yang bertujuan Dalam proses
pendidikan Bimbingan dibuat eksis agar konselor tidak dipandang berada diluar proses.
 Model Bimbingan rekonstruksi social, Dengan tokoh Edward J Shoben, dalam model ini
konselor bertugas memimpin, membangun dan memperbaiki  keadaan social di sekolah.
 Model Bimbingan pengembangan pribadi, pendekatan yang digunakan dalam model ini
bersifat kolaboratif, dan komplementer.

life skils counseling/ Model Konseling keterampilan hidup, banyak masalah yang di alami
peserta didik digunakan sebagai refleksi hasil belajarnya. 

Model pemikiran baru tentang konseling diservitas/ Konseling resfectful, kaonselor harus
menyadari bahwa factor multidimensional mempengaruhi perkembangan psikologi klien dan
konselor. Model Konseling religious, model konseling ini digunakan untuk memecahkan
masalah seputar keagamaan, seperti masalah: keluarga atau rrumah tangga, kesehatan rohani, dan
kesadaran dalam beragama. (Yusuf & Nurihsan, 2005: 45-63)

Pemilihan model bimbingan dan konseling harus di sesuai kan dengan kondisi lingkungan
sekolah. Misalnya model perkembangan, jika ditelaah dari karakteristik peserta didik tingkat
sekolah dasar, model ini cocok dengan seluruh kegiatan pendidikan di tingkat sekolah dasar.
Karena model perkembangan memfokuskan tugas mengembangkan peserta didik sebagai tujuan
yang akan dicapai. Interaksi yang sehat  dan lingkungan peserta didik yang berkembang
menjadikan model perkembangan lebih fisible jika diterapkan di sekolah dasar (Ahman, 2000:
316 &317).
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN

Bimbingan  dan konseling merupakan upaya yang dilakukan seorang pembimbing dalam
membantu mengoptimalkan individu. Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam aspek pribadi-sosial belajar (akademik)
dan karir. Terdapat beberapa model bimbingan konseling dari segi perkembangannya, pada
periode awal yaitu: model personian, model identik dengan pendidikan. pada periode selanjutnya
terdapat : model distribusi dan penyesuaia, proses klinis, pengambilan keputusan, dan model
sistem elektrik. sedangkan dalam period kontemporer terdapat : model konstalasi layanan, model
perkembangan, model ilmu pengetahuan, model rekonstruksi social, model pengembangan
pribadi, model keterampilan hidup, model resfectfull, dan model religious. Dalam pelaksanaan
bimbingan konselor harus memahami konsep dasar bimbingan dan konseling, melaksanakan
prinsip dan menggunakan model yang sesuai dengan karakteristik pendidikan dan kondisi
pendidikan dalam suatu sekolah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ahman. 2000. Bimbingan Perkembangan: Model Bimbingan Dan Konseling Di Sd. Jurnal Ilmu
Pendidikan. Jilid 7 (4).

Arifin, M. 1976. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama Di Sekolah
Dan Luar Sekolah. Jakarta. Nulan Bintang.

Hallen. 2002. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Jakarta. Ciputat Press.

Mu'awanah, Elfi. 2004. Bimbingan Konseling. Jakarta. Bina Ilmu.

Paimun. 2008. Bimbingan Dan Konseling (Sari Perkuliahan). Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta

Retno Wihyanti, Dkk. 2019. Exploring Collaboration Pattern Of Guidance And Counseling'
Implementers In The Primary School. Elementary Education. 18 (2).

Syamsyu Yusuf, Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung. Pt
Remaja Rosdakarta.

Telaumbanua, Kaminuddin. 2016. Konsep Dasar Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Dasar. Jurnal Warta Edisi 49.

Walgito, Bimo. 1993. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta. Andi Offset.

Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah: Konsep, Teori Dan Aplikasinya.
Jakarta. Prenadamedia Group.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai