Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PROFESI PENDIDIKAN

“BIMBINGAN DAN KONSELING”


Dosen Pengampu: Mustika Kurniasari, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


 AGUS KUNCORO (A1G123002)
 ELSA MIRANTY (A1G123012)
 ETIN PUTRI NINGRUM MARAFAT (A1G123013)
 KETHRIN ALILA (A1G123024)
 LIA MAR’ATUS SHOLIHAH (A1G123026)
 RIFALINA (A1G123034)
 WAODE NUR ALFIKA SYAHRANI G (A1G123041)
 AGRIS SULASTRI (A1G123044)
 CHELSYA CAHYA PUTRI (A1G123049)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat
dan Bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul “Bimbingan dan Konseling”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut memberikan konstribusi dalam penyusunan makalah ini. Sehubung dengan
hal tersebut, tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Profesi Kependidikan Ibu Mustika kurniasari, S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan
konstribusinya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam penulisan makalah ini, pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
dari berbagai pihak agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Kendari, 05 Desember 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
 Latar Belakang.....................................................................................1
 Rumusan Masalah...............................................................................1
 Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
 Pengertian bimbingan .........................................................................3
 Pengertian konseling ...........................................................................3
 Pengertian bimbingan dan konseling...................................................4
 Prinsip bimbingan konseling...............................................................5
 Fungsi dan manfaat bimbingan konseling...........................................5
 Sikap yang harus dimiliki seorang konselor.........................................7
 Dampak bimbingan konseling ............................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................11
 Kesimpulan ........................................................................................11
 Saran ..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada


kehidupan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa manusia di dalam
kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Mansuia tidak
sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada
manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, khususnya
bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling diperlukan.

Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah guru memiliki peranan


yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai
informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan bimbingan dan
konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu
syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya
program bimbingan dan konseling komprehensif, memenuhi sasaran, serta
realistik.

Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah lebih


diakui sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan dan
konseling terutama keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian pengawas,
kepala sekolah, para siswa, orangtua siswa bahkan dari guru BK sendiri.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah yang


bisa dijelaskan pada makalah ini, antara lain:

1. Apa pengertian dari Bimbingan?


2. Apa pengertian dari Konseling?
3. Apa pengertian dari Bimbingan dan Konseling?

1
4. Apa prinsip dari Bimbingan dan Konseling?
5. Apa fungsi dan manfaat dari Bimbingan dan Konseling?
6. Apa saja sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor?
7. Apa dampak dari Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan.


2. Untuk mengetahui pengertian dari Konseling.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan dan Konseling.
4. Untuk mengetahui prinsip dari Bimbingan dan Konseling.
5. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat dari Bimbingan dan Konseling.
6. Untuk mengeteahui sikap yang harus dimiliki dari seorang konselor.
7. Untuk mengetahui dampak dari Bimbingan dan Konseling.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Bimbingan

Dalam literatur asing, kata Guidance seering disamakan dengan kata Helping.
Oleh karena itu secara harfiah, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu “tindakan
menolong’’ atau “memberikan bantuan”. Pertolongan atau bantuan yang dimaksud
bukan berarti memberikan sesuatu yang dibutuhkan, seperti memberikan makanan
kepada invidu yang lapar atau menuntun anak yang menyebrang jalan. Bantuan
atau pertolongan yang dimaksud adalah memberdayakan invidu agar dapat
memenuhi kebetuhannya. Kebutuhan itu sendiri banyak ragamnya, yang antara
lain berupa kebutuhan untuk berteman, berprestasi, mengaktualisasi diri,
memperoleh penghargaan, menyesuaikan diri, dan sebagainya. Agar individu
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, maka ia perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang relevan. Untuk itu bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
usaha untuk memberdayakan invidu agar dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya sendiri dengan cara memberikan pengetahuan-pengetahuan dan
membelajarkan nilai-nilai, sikap dan keterampilan.

Dalam penerapannya di sekolah, bimbingan didefinisikan sebagai suatu


sistem komprehensif dari fungsi, layanan, dan program skolah yang dirancang
untuk memengaruhi perkembanga pribadi dan kompetensi psikologi peserta didik.
Jelas bahwa definisi ini menegasksan kedudukan bimbingan sebagai komponen
pendidikan. Sebagai komponen pendidikan, maka bimbingan penerapan
seperangkat perlakuan yang dirancang untuk membantu peserta didik mencapai
hasil-hasil perkembangan dan pendidikan secara optimal.

2. Pengertian Konseling

Konseling merupakan serangkaian kontak (hubungan langsung antara


konselor dan klien) yang bertujuan untuk memberi bantuan dalam mengubah
sikap dan perilakunya. Sejalan dengan itu, konseling dapat juga dimaknai sebagai
3
hubungna timbal balik antara dua individu, dimana seseorang (konselor)
membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri
dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang
akan datang.

Menurut Suherman (2009:15), konseling merupakan hubungan yang


bersifat membantu agar konseling dapat tumbuh kearah yang dipilihnya juga agar
dapat memcahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Menurut Willis (2004:18)
koseling adalah suatu upaya bantuan terhadap individu agar berkembang
potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungna yang senantiasa berubah.
Adapun menurut Cavanagh (1982:2) konseling adalah kegiatan yang
dilakukan oleh konselor untuk memperoleh suatu hubungan antara pemberi
bantuan yang terlatih dengan seseorang yang mencari bantuan, bantua yang
diberikan berupa keterampilan dan penciptaan suasan yang membantu orang lain
agar dapat belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain melalui
cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif.

3. Pengertian bimbingan dan konseling

bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada individu atau


kelompok oleh ahli yang disebut konselor untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi melalui metode wawancara.

Di sekolah, mendapatkan bimbingan konseling adalah salah satu hal yang sangat
penting karena berkaitan dengan pengembangan diri dan pribadi seorang siswa.
Biasanya, tugas untuk memberikan bimbingan konseling di sekolah ini dilakukan
oleh guru BK (Bimbingan Konseling).

Menurut Syamsu Yusuf, bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan


konselor kepada para individu atau konseli secara berkesinambungan supaya bisa
memahami potensi yang ada di dalam diri dan juga lingkungannya, menerima diri

4
sendiri, mengembangkan diri secara maksimal, dan menyesuaikan diri secara
positif.

4. Prinsip Bimbingan dan Konseling

Gibson & Mitchell (1995) mengemukakan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:

1. Program-program bimbingan dan konseling sekolah harus dirancang untuk


melayani program semua kebutuhan perkembangan dan penyesuaian diri semua
peserta didik.

2. Bimbingan dan koseling peserta didik harus dipandang sebagai suatu proses
yang berkelanjutan sejak anak diterima sebagai peserta didik baru hingga ia lulus.

3. Setiap program bimbingan dan konseling harus merefleksikan keunikan


kelompok populasi dan lingkungan yang dilayani. Jadi, seperti halnya
perbedaannya invidual, setiap program harus berbeda satu sama lain.

4. Program bimbingan dan konseling harus mengakui hak-hak dan kemampuan


setiap peserta didik yang dibantu, khususnya berkenaan dengan pembuatan
rencana dan pengambilan keputusan.

5. Program bimbingan dan konseling sekolah harus menghargai nilai-nilai dan


martabat diri setiap peserta didik yang dilayani.

5. Fungsi dan Manfaat dari Bimbingan dan Konseling

Beberapa ahli memberikan beberapa fungsi bimbingan dan konseling yang


berbeda. Sejumlah fungsi BK dapat dikemukakan sebagai berikut:

- Fungsi pemahaman:
Bimbingan konseling sebagai fungsi pemahaman, artinya melalui
kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh siswa membuatnya
lebih memahami diri sendiri, baik kelebihan, kekurangan, maupun potensi
yang dimilikinya, serta lingkungan di sekitarnya yang meliputi pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama.

5
Melalui fungsi pemahaman ini, diharapkan siswa mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya secara optimal dan memudahkannya untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

- Fungsi pencegahan:
Bimbingan konseling juga memiliki fungsi pencegahan, yaitu
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan melakukan
berbagai upaya pencegahan agar tidak dialami oleh siswa karena dapat
menghambat, mengganggu, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya.

- Fungsi pengembangan:
Fungsi pengembangan adalah upaya guru BK (konselor) dalam
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga dapat
memfasilitasi perkembangan siswa.

- Fungsi pengentasan:
Fungsi yang satu ini berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada
siswa yang sudah mengalami masalah, baik dalam aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Untuk menjalankan fungsi ini, guru BK (konselor) dapat
menggunakan teknik bimbingan konseling berupa konseling perorangan,
konseling kelompok, atau remedial teaching.

- Fungsi penyaluran:
Fungsi penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, serta karir dan jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian, dan kepribadian siswa. Dalam melaksanakan fungsi ini, guru BK
perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.

6
- Fungsi adaptasi:
Fungsi bimbingan dan konseling tidak hanya dilakukan untuk siswa saja,
tapi juga guru, kepala sekolah, dan para pelaksana pendidikan lainnya.
Salah satu fungsi bimbingan konseling untuk para pelaksana pendidikan
adalah fungsi adaptasi.
Fungsi ini membantu para pelaksana pendidikan untuk mengadaptasi
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan keperluan individu. Fungsi ini juga membantu guru
dalam memperlakukan siswa dengan tepat.

- Fungsi penyesuaian:
Fungsi penyesuaian adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan
konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma
agama.

6. Sikap yang Harus Dimiliki Seorang Konselor

Adapun sikap konselor tersebut seperti: ramah, hangat, bersahabat, kreatif,


terbuka berpenampilan menarik, cerdas, mandiri, stabil emosinya, dan sabar.
Faktor lain dalam proses konseling yang efektif, juga dapat ditentukan oleh
kualitas hubungan antara konselor dengan konseli.

Ada terdapat 12 kualitas pribadi konselor efektif yang perlu dimiliki oleh
seorang konselor yaitu:

1) Empati: Kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh
klien. Konselor yang empatik dapat menciptakan hubungan yang kuat dengan
klien dan membantu mereka merasa didengar dan dipahami.

2) Kesabaran: Kualitas ini penting karena proses konseling seringkali


membutuhkan waktu yang lama.

7
Konselor perlu memiliki kesabaran untuk mendengarkan dengan seksama dan
memberikan waktu yang cukup bagi klien untuk berbicara dan memproses
perasaan mereka.

3) Ketegasan: Meskipun konselor perlu bersikap empati, mereka juga perlu


memiliki ketegasan. Konselor yang tegas dapat menetapkan batasan yang jelas
dan menghadapi klien dengan tegas jika diperlukan.

4) Kepercayaan diri: Konselor perlu memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan


mereka untuk membantu klien. Kepercayaan diri ini membantu konselor
membangun hubungan yang kuat dengan klien dan memberikan bimbingan yang
efektif.

5) Kerahasiaan: Konselor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan


oleh klien. Sifat ini menciptakan lingkungan yang aman dan terpercaya bagi klien
untuk berbicara secara terbuka tanpa takut informasi mereka akan tersebar.

6) Keterbukaan: Konselor perlu bersedia membuka diri dan menjadi autentik


dalam hubungan dengan klien. Keterbukaan ini menciptakan lingkungan yang
saling percaya antara konselor dan klien.

7) Keterampilan komunikasi: Konselor perlu memiliki keterampilan komunikasi


yang baik, termasuk kemampuan mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan
yang relevan, dan mengungkapkan pemahaman dengan jelas. Keterampilan
komunikasi yang baik membantu konselor memahami dan merespons kebutuhan
klien dengan efektif.

8) Pengetahuan dan keahlian: Konselor perlu memiliki pengetahuan dan keahlian


yang memadai dalam bidang konseling. Pengetahuan ini mencakup teori dan
teknik konseling yang relevan serta pemahaman yang mendalam tentang isu-isu
psikologis.

9) Integritas: Konselor perlu menjunjung tinggi integritas dalam praktik mereka.


Mereka harus bertindak sesuai dengan kode etik dan prinsip-prinsip profesional

8
dalam memberikan pelayanan konseling.

10) Fleksibilitas: Konselor perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan


berbagai situasi dan kebutuhan klien. Fleksibilitas ini memungkinkan konselor
untuk menyesuaikan pendekatan mereka agar sesuai dengan kebutuhan individu
klien.

11) Daya tanggap: Konselor perlu memiliki kemampuan untuk merespons dengan
cepat dan tepat terhadap kebutuhan dan perubahan klien. Daya tanggap ini
mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi isu-isu yang muncul dan
memberikan dukungan yang sesuai.

12) Rasa ingin tahu: Konselor perlu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam
memahami klien dan isu-isu yang mereka hadapi. Sifat ini mendorong konselor
untuk terus belajar dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
klien mereka.

7. Dampak dari Bimbingan dan Konseling

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, terdapat


beberapa dampak bagi para siswa diantaranya:

a. Dampak positif

Dampak positif dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah


terpecahkannya masalah-masalah belajar siswa, tercapainya tugas-tugas
perkembangan siswa, menurunkan tingkat depresi siswa, serta membantu untuk
memahami dan menerima diri sendiri.

b. Dampak negatif

Dampak negatif layanan bimbingan dan konseling di sekolah ialah memerlukan


waktu yang cukup banyak dalam pelaksanaan apalagi jika memakai jam belajar
efektif.

9
Sedangakan dampak pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
bagi para guru diantarannya adalah:

a. Dampak positif

Dampak positif dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah bagi seorang
guru adalah dapat mengenal dan memahami setiap siswa baik sebagai individu
maupun kelompok.

b. Dampak negatif

Dampak negatif dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah bagi seorang
guru ialah pelaksanaan program bimbingan dan konseling menyita banyak
waktu guru pembimbing sehingga memerlukan pengorbanan dari guru tersebut.

Implikasi peranan bimbingan konseling di sekolah adalah untuk membantu


keberhasilan program pendidikan pada umumnya dengan membantu kelancaran
keberlangsungan pelaksanaankegiatan belajar mengajar di sekolah. Namun, pada
kenyataannya bimbingan konseling yang diharapkan dapat diimplikasikan dengan
baik di sekolah-sekolah tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Selain itu terdapat pula dampak layanan bimbingan konseling bagi para orang
tua, yaitu:

- Dapat memelihara hubungan dengan keluarga sebagai seorang pribadi


yang utuh.
- Dapat mengembangkan kemampuan untuk menerima dan menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim dengan anaknya.
- Dapat mengembangkan kemampuannya untuk bekerja lebih baik dalam
profesi dan jabatannya.

Layanan bimbingan dan konseling juga sangat diperlukan oleh masyarakat.


Oleh karena itu dibutuhkan konselor untuk membantu berbagai masalah yang
dihadapi oleh masyarakat luas sehingga masyarakat dapat mengembangkan
potensi masyarakat mandiri.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penerapannya di sekolah, bimbingan didefinisikan sebagai suatu sistem


komprehensif dari fungsi, layanan, dan program skolah yang dirancang untuk
memengaruhi perkembangan pribadi dan kompetensi psikologi peserta didik.
Jelas bahwa definisi ini menegaskan kedudukan bimbingan sebagai komponen
pendidikan. Sebagai komponen pendidikan, maka bimbingan penerapan
seperangkat perlakuan yang dirancang untuk membantu peserta didik mencapai
hasil-hasil perkembangan dan pendidikan secara optimal. Fungsi BK yaitu fungsi
pemahaman, pencegahan, perbaikan, pemeliharaan, pengembangan, penyaluran,
adaptasi, penyesuaian.

B. Saran

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling semua pihak yang terkait dituntut
untuk mampu bekerja sama dengan baik dalam penyelesain masalah yang
dihadapi siswa. Dikarenakan tidak semua dapat memahami, menerima dan
mengarahkan dengan baik kelebihan dan kelemahan, bakat dan minat, potensi
serta ciri-ciri kepribadian yang dimilikinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books/about/
Bimbingan_dan_Konseling_di_Sekolah.html?
id=TuNiDwAAQBAJ&printsec=frontcover&source=kp_read_butt
on&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&gboemv=1&redir_esc=y
#v=onepage&q&f=fale
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/pengertian-bimbingan-
konseling-manfaat
http://lelynwidyanti.blogspot.com/2015/06/dampak-layanan-bimbingan-
dan-konseling.html?m=1

12
LAMPIRAN

Hasil Diskusi:

1) Pertanyaan dari: Uswatun Hasanah A1G123037


Apakah ada cara yang dapat digunakan untung mengurangi atau bahkan
menghilangkan dampak negatif dari bimbingan & konseling?

Jawaban :
 Rifalina (A1G123034)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan dampak negatif dari bimbingan dan konseling. Beberapa
cara tersebut antara lain:

- Menggunakan pendekatan konseling berorientasi perilaku yang bertujuan


untuk mengurangi cara berpikir keliru dan memiliki pandangan hidup
yang realistik dan toleran
- Membatasi penggunaan media sosial pada remaja untuk mengurangi
dampak negatif dari penggunaan media sosial
- Memberikan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan faktor sosial
budaya untuk mencegah dan mengurangi dampak negatifnya terhadap
pencapaian prestasi belajar dan kesehatan fisik-mental peserta didik
- Menggunakan strategi konseling individu untuk mengurangi kenakalan
siswa
- Melakukan edukasi dan sosialisasi tentang bimbingan dan konseling
untuk melawan stigma negatif terhadap guru bimbingan konseling.
2) Pertanyaan dari: Dewi Susilawati (A1G123051)
Apa saja faktor penghambat penerapan bimbingan dan konseling di
lingkup sekolah, dan bagaimana upaya penyelesaiannya?

Jawaban:
 Kethrin Alila (A1G123024):
Salah satu faktor penghambatnya antara lain yaitu:
Waktu yang terbatas dalam dampak negatif, disebutkan bahwa layanan
bimbingan dan konseling memerlukan waktu yang cukup banyak,
terutama jika menggunakan jam belajar efektif. Keterbatasan waktu dapat
menjadi hambatan dalam memberikan layanan yang optimal.

Upaya penyelesaiannya yaitu: konselor atau guru BK bisa mencari waktu


lain atau waktu luang untuk melanjutkan dan bekerja sama dengan
kliennya.

Tambahan dari dosen:


- Salah satu faktor penghambatnya yang lain yaitu terletak pada sifat guru
bk tersebut, kalau guru BK itu sudah di kenal galak oleh siswa otomatis
akan menimbulkan rasa takut siswa tersebut untuk bertemu guru BK.
Akhirnya siswa pun tidak berani bertemu guru BK karena rasa takut
terhadap sifat guru BK tersebut.
- Upaya penyelesaiannya:
Yaitu dengan bersikap profesional selayaknya seorang pendidik.

3) Pertanyaan dari: Fatma(A1G123014)


Bagaimana layanan bimbingan dan konseling dapat membantu orang tua
dalam mengembangkan kemampuan untuk bekerja lebih baik dalam
profesi dan jabatan mereka?

Jawaban;
 Lia mar’atus Sholihah (A1G123026)
Layanan bimbingan dan konseling dapat membantu orang tua dalam
mengembangkan kemampuan untuk bekerja lebih baik dalam profesi dan
jabatan mereka. melalui beberapa cara, seperti memberikan pemahaman
tentang perkembangan anak, memberikan strategi dalam mendidik anak,
serta memberikan dukungan emosional. Selain itu, bimbingan dan
konseling juga dapat membantu orang tua dalam mengelola stres dan
konflik yang mungkin timbul dalam kehidupan pribadi maupun
profesional mereka.
Guru bimbingan konseling (BK) juga dapat berperan dalam membantu
orang tua. Mereka dapat memberikan informasi tentang perkembangan
potensi, minat, dan kebutuhan anak kepada orang tua, serta membantu
dalam menyelesaikan masalah- masalah yang terkait dengan kehidupan
pribadi, belajar, sosial, maupun karir anak. Dengan demikian, melalui
bimbingan dan konseling, orang tua dapat memperoleh pemahaman dan
keterampilan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak-anak
mereka, sehingga dapat bekerja lebih baik dalam profesi dan jabatan
mereka.

4) Pertanyaan dari: Wa Ode Fiqih Aulia(A1G123039)


Bagaimana proses identifikasi dan penanganan masalah dalam sesi
bimbingan dan konseling?

Jawaban:
 Agris Sulastri(A1G123044)
Dalam konteks bimbingan dan konseling di sekolah, melibatkan orang tua
atau wali siswa juga bisa menjadi bagian integral dari proses identifikasi
dan penanganan masalah, sehingga upaya penanganan dapat lebih holistik
dan berkelanjutan.
5) Pertanyaan dari: Reva Riani(A1G123033)
Salah satu fungsi dari BK adalah fungsi penyembuhan tapi dari
pengalaman waktu SMA lebih dikenal sebagai tempat hukum fungsi
penyembuhan tersebut hampir tak pernah lihat dan malah terkadang ada
siswa yang bermasalah tapi takut masuk nah menurut kelompok kalian
mengapa hal tersebut terjadi bagaimana solusinya?

Jawaban:
 Kethrin Alila (A1G123024):

Menurut pendapat saya, salah satu alasan mengapa siswa mungkin takut
masuk ke BK (Bimbingan dan Konseling) adalah karena stigma negatif
yang terkait dengan tempat tersebut. Beberapa siswa mungkin merasa
malu atau takut dianggap lemah jika mereka perlu mendapatkan bantuan
dari BK.

-Untuk mengatasi nya: Mengubah persepsi tentang BK: Mengubah


persepsi bahwa BK hanya untuk siswa yang bermasalah atau lemah. BK
harus dilihat sebagai sumber dukungan dan bimbingan bagi semua siswa
untuk mencapai potensi mereka secara penuh.

6) Pertanyaan dari: Rani Ariyanti Rohmat(A1G123031)


Dalam fungsi pencegahan, bimbingan dan konseling dapat mengantisipasi
masalah. Nah, masalah apa saja yang bisa terjadi dan bagaimna Upaya
pencegahannya?

Jawaban:
 Elsa Miranty(A1G123012)
Masalah yang mungkin bisa terjadi antara lain adalah masalah pribadi,
sosisal dan belajar.
-Upaya pencegahannya: Melibatkan pembimbingan untuk membantu
siswa mengatasi hambatan yang mungkin munculselama perkembangan
mereka. Contohnya, masalah belajar dapat melibatkan indentifikasi dan
intervensi diniterhadap kesulitan akademis.
Pencegahan masalah sosial dapat melibatkanpengenmbangan keterampilan
danpenanganan konflik, dukungan, pemahaman, serta memotivasi.

7) Pertanyaan dari: Elvytha Maharani (A1G123053)


Bagaimana konselor dapat berkolaborasi dengan orang tua dan guru untuk
menciptakan linkungan pendidikan yang mendukung perkembangan
siswa?

Jawaban:
 Chelsya Cahya Putri (A1G123049)
Konselor dapat berkolaborasi dengan orang tua dan guru untuk
menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan
siswa dengan beberapa cara, antara lain:

1. Mengadakan pertemuan antara konselor, orang tua, dan guru untuk


membahas masalah yang dihadapi siswa dan mencari solusi Bersama.
2. Memberikan informasi dan saran kepada orang tua dan guru tentang
cara terbaik untuk mendukung perkembangan siswa, baik dari segi
akademik maupun sosial-emosional.
3. Melakukan konseling kelompok atau individu dengan siswa untuk
membantu mereka mengatasi masalah yang dihadapi dan
meningkatkan keterampilan sosial dan emosional.
4. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang tua dan guru,
seperti seminar atau lokakarya, untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang perkembangan siswa dan cara terbaik untuk
mendukungnya.
5. Membuat program-program konseling yang terintegrasi dengan
program-program pendidikan di sekolah, sehingga konseling dapat
menjadi bagian dari upaya pendidikan yang holistic.
8) Pertanyaan dari : Aburizal (A1G123001)
Jelaskan Karakter apa yang harus di miliki oleh seorang konselor di Sd?

Jawaban:
 Wa Ode Nur Alfika Syarani G(A1G123041)
Pemahaman diri, kesehatan psikologis, terpercaya, jujur, memiliki
kekuatan, kehangatan, respon yang aktif, kesabaran, sensitivitas,
kebebasan mengambil keputusan, dan kesadaran yang holistik.

 Chelsya Cahya Putri(A1G123049)


Seorang konselor di SD sebaiknya memiliki karakteristik yang mendukung
dalam membimbing dan membantu perkembangan anak-anak. Beberapa
karakter yang penting meliputi empati tinggi, kesabaran, keterbukaan,
kemampuan mendengarkan yang baik, serta kemampuan berkomunikasi
dengan anak-anak secara mudah dipahami. Selain itu, keberanian untuk
mengambil inisiatif dalam menangani masalah kejiwaan anak juga
merupakan aspek yang penting dalam peran konselor SD.

 Agus Kuncoro (A1G123002)


- Pemahaman diri dapat memiliki maksud bahwa seorang konselor harus
mampu memahami perasaan Klien yang sedang melakukan konseling
- Kesehatan psikologis, maksudnya bahwa seorang konselor harus
memiliki kesehatan psikologis yang baik agar dapat membantu Klien
dalam mengatasi masalahnya
-Terpercaya artinya bahwa seorang konselor harus dapat menanamkan
serta meyakinkan bahwa kita dapat di percaya oleh klien
- Jujur bermaksud sebagai konselor, kita bisa menyampaikan ataupun
memberi saran sejujur jujurnya kepada klien
-Memiliki kekuatan artinya seorang konselor harus memiliki tenaga yang
ekstra dalam menghadapi klien karna tidak semua klien memiliki sifat
yang sama, maka dari itu perlunya konselor untuk memiliki tenaga yang
ekstra dalam menghadapi hal tersebut.
- Kehangatan artinya kita sebagai konselor mampu menciptakan suasana
yang kondusif saat melakukan konseling
- Respon yang aktif adalah sikap kita dalam melakukan respon timbal
balik kepada Klian agar klien merasa di perhatikan
- Kesabaran, merupakan sikap yang tidak kalah penting dalam melakukan
konseling karna tidak menutup kemungkinan di dalam melakukan
konseling ada beberapa kejadian hal yang di luar ekspektasi kita sehingga
memerlukan emosi yang berlebihan. Maka dari itu sikap sabar menjadi hal
yang penting dalam mengatasi masalah tersebut.
- Sensitivitas dapat berarti kemampuan kita dalam merasakan apa yang di
rasakan oleh klien
- Kebebasan mengambil keputusan artinya seorang konselor harus dapat
menyarankan hasil akhir atau keputusan akhir dalam permasalahan yang di
hadapi oleh klien
- Kesadaran yang holistik dapat berarti berpikir secara menyeluruh yang
mempertimbangkan segala aspek yang bisa saja terjadi pada klien di masa
yang akan datang.

9) Pertanyaan dari: Adel Aulia L(A1G123043)


Sebagai seorang pengajar, bagaimana solusi untuk peserta didik introvert
yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
sekolahnya?

Jawaban:
 Etin Putri Ningrum (A1G123013)
Yaitu, dengan beri waktu untuk beradaptasi janganlah memaksa siswa
introvert utntuk berbaur dengan semua teman di sekolah. berikan waktu
pendampingan secara personal dengan perlahan-lahan. ajaklah siswa
introvert menceritakan perihal hal-hal sederhana dan hal-hal favorit agar
keberanian dalam diri muncul sedikit demi sedikit. kita perlu membina
anak introvert secara perlahan lahan tidak perlu memaksa untuk berbaur.
10) Pertanyaan dari: Dewi purnama sari (A1G123050)
Pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan seperti apa yang dimaksud dari
pengertian bimbingan tersebut dan Berikan contoh konkritnya!

Jawaban:
 Wa Ode Nur Alfika G(A1G123041)
Bimbingan melibatkan empat komponen utama: pengetahuan, nilai, sikap,
dan keterampilan.

1. Pengetahuan: Ini mencakup informasi dan pemahaman tentang suatu


subjek atau keterampilan tertentu. Misalnya, dalam bimbingan karir,
pengetahuan tentang peluang pekerjaan di bidang tertentu adalah penting.
2. Nilai: Merujuk pada keyakinan dan prinsip yang membimbing perilaku
seseorang. Contohnya, dalam bimbingan moral, nilai- nilai seperti
kejujuran dan empati dapat ditekankan.
3. Sikap: Ini mencakup disposisi mental atau perasaan terhadap suatu hal.
Dalam konteks bimbingan, sikap positif terhadap belajar atau tumbuh
secara pribadi dapat diupayakan.
4. Keterampilan: Keterampilan yang diajarkan atau dikembangkan dalam
bimbingan tergantung pada tujuan spesifik. Dalam bimbingan
keterampilan komunikasi, contohnya, dapat mencakup kemampuan
mendengarkan dan berbicara efektif.

Contoh konkret: Dalam bimbingan karir, seorang konselor dapat


memberikan informasi (pengetahuan) tentang tren industri, menekankan
pentingnya integritas (nilai), membantu klien mengembangkan sikap
positif terhadap tantangan karir, dan melatih keterampilan seperti
penulisan resume atau wawancara.

Anda mungkin juga menyukai