Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS

“ BIMBINGAN KONSELING ( BK

)”

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 3

SISILIA NEHEMIA ( 20040350126)

NUR AFRIYANA ( 220403501037)

ARDIANSYAH ( 220403501041)

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil
dari upaya keras kami dalam mengeksplorasi dan menganalisis topik yang relevan dengan ilmu
yang sedang kami pelajari.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada dosen pengampuh
kami yang telah memberikan arahan dan panduan yang berharga selama penyusunan makalah
ini. Kami juga ingin berterima kasih kepada teman-teman sekelas yang telah berdiskusi dan
berbagi pengetahuan dengan kami.

Dalam makalah ini, kami mencoba untuk menguraikan dengan baik dan jelas tentang topik
yang telah kami pilih. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
memahami lebih dalam mengenai topik yang dibahas. Kami menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan pemahaman kami tentang topik ini.

Makassar, 3 September 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................................................3
A. Konsep Dasar Bimbingan Konseling.................................................................................................3
B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling..........................................................................................5
C. Prinsip dan Asas Bimbingan Konseling.............................................................................................7
D. Jenis Layanan Bimbingan Konseling...............................................................................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan
sebagai suatu sistem. Sebagai sebuah sistem, kehadirannya diperlukan dalam upaya
pembimbingan sikap perilaku siswa terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan dirinya
menuju jenjang usia yang lebih lanjut. Permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah
sering kali tidak dapat dihindari meski dengan proses belajar dan pembelajaran yang sangat baik.
Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk perilaku siswa yang
tidak dapat mengatur waktu untuk mengikuti proses belajar dan pembelajaran sesuai apa yang
dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Layanan bimbingan dan konseling sendiri harus terkonsep
secara baik sebagaimana halnya layanan tersebut dapat membantu meningkatkan perkembangan
siswa dan membantu membuat pilihan yang berarti bagi setiap fase pendidikan yang dialami siswa.
Guru sebagai salah satu unsur pendukukung pelaksana Pendidikan yang mempunyai tanggung
jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan disekolah, dituntut untuk memiliki
wawasan luas terhadap konsep bimbingan konseling di sekolah. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena peserta didik sebagai individu memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.
Namun tidak semua peserta didik menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami
dan mengembangkannya. Selain itu, sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan,
peserta didik juga tidak dapat lepas dari masalah.

Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama
yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan
bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar.
Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka
berhasil dalam belajar.

1
B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana konsep dasar Bimbingan Konseling ?


2) Apa tujuan dan fungsi Bimbingan Konseling ?
3) Apa saja prinsip dan asas Bimbingan Konseling ?
4) Menjelaskan jenis layanan Bimbingan Konseling ?

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui konsep dasar Bimbingan Konseling


2) Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Bimbingan Konseling
3) Untuk mengetahui prinsip dan asas Bimbingan Konseling
4) Untuk mengetahui jenis layanan Bimbingan Konseling

D. Manfaat Penulisan

Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan sumber pengetahuan baru bagi mahasiswa
mengenai konsep dasar bimbingan konseling, tujuan dan fungsi bimbingan konseling, prinsip
dan asas bimbingan konseling, serta jenis layanan dalam bimbingan konseling.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bimbingan Konseling


Terdapat dua pengertian bimbingan menurut Sutirna (2013). Pertama, suatu proses
pemberian bantuan atau pertolongan kepada seseorang/individu dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan yang sulit untuk dipecahkan sendiri, sehingga dengan proses bantuan yang diberikan
dari seseorang tersebut, dapat mencapai kesejahteraan hidupnya setelah pertolongan diberikan.
Kedua, bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang dalam memahami diri sendiri; menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; serta memilih, menentukan, dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku (Prayitno & Amti, 1999). Sementara itu, berdasarkan Pasal 27 PP
Nomor 29 Tahun 1990, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Lebih lanjur, Sukardi (2000) menegaskan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seseorang atau sekelompok orang secara terus- menerus dan sistematis oleh guru pembimbing
agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.

Jadi, bimbingan merupakan suatu proses pemberian santuan yang dilakukan secara terus-
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Bimbingan sekolah dapat
diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada peserta didik dengan memperhatikan peserta
didik sehagal individu dan makhluk sosial serta memperhatikan adanya perbedaan perbedaan
individu. Tujuannya yaitu peserta didik dapat maju herkembang seoptimal mungkin untuk dapat
menolong dirinya dalam rangka menganalisis dan memecahkan permasalahannya sendiri.

3
Istilah konseling berasal dari bahaan Latin comillium yang berarti "bersama" yang dirangkai
dengan "menerima/memahami". Adapun dalam bahasa Anglo- Saxon, istilah konseling berasal
dari kata sellan yang berarti "menyerahkan menyampaikan". Konseling, adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno & Amti, 1999). Senada dengan itu,
Winkel dalam Sutina (2013) mendefinisikan konseling, selsagai serangkaian kegiatan paling
pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/dien secara tatap muka dengan tujuan
klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus.

Konseling merupakan salah satu jenis teknik pelayanan bimbingan di antara pelayanan-
pelayanan lainnya dan sering dikatakan sebagai inti dari keseluruhan pelayanan bimbingan
(Santoso, 2009). Schmuller dalam Santoso (2009) menegakan bahwa counseling is the heart of the
guidance program. Jadi, konseling merupakan kegiatan inti dalam pemberian bantuan kepada klien
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah guidance & counseling dalam
bahasa Inggria. Sesuai dengan istilahnya, bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai bentuk
bantuan. Namun, dalam pengertian yang sebenarnya, tidak setiap bennak bantuan adalah
bimbingan. Sesuai SK Mendikbud 25/1995 dalam Santoso (2009) bimbingan dan konseling adalah
pelayanan bantuan unnik peserta didik, bade secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,
dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-
norma yang berlaku.

Makna bimbingan selalu berdampingan dengan makna konseling. atau dengan kata lain bahwa
makna dari bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan. Jones dalam Surirna (2013)
menyatakan bahwa konseling merupakan bagian dari bimbingan. Pelaksanaan bimbingan dan
konseling tidak dapat dipisahkan, artinya dalam satu kesatuan yang utuh. Namun, perlu diingat
bahwa setiap bimbingan belum dikatakan sebagai konseling, tetapi konseling dapat dipastikan
bimbingan. Dengan kata lain, konseling merupakan salah satu teknik pelayanan bimbingan
4
secara

5
keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara individual (face to face relationship).
Bimbingan tanpa konseling ibarat pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan tanpa pengobatan.
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemberian bantuan kepada individu dalam
memecahkan masalahnya secara perorangan dalam suatu pertalian hubungan tatap muka.

B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling


Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai
modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang normal di dalam setiap diri individu
selain memiliki hal-hal yang positif tentu ada yang negatif. Pribadi yang sehat ialah apabila ia
mampu menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif
sehubungan dengan penerimaan dirinya itu.

Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam rangka menemukan
pribadinya sehingga mampu memahami kelebihan dan kekurangan dirinya, dapat menerima dan
menyikapi secara positif, dan akhirnya dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya
lebih lanjut dalam kehidupan sosialnya. Menemukan pribadi bermakna juga individu tersebut
disamping dapat mewujudkan hal-hal positif dalam dirinya juga dapat menerima apa adanya hal-
hal negatif yang mungkin terdapat pada pribadinya . Adapun tujuan pemberian layanan bimbingan
secara menyeluruh ialah agar individu dapat:

a) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi


b) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya
d) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.6 Nurihsan menyatakan
bahwa tujuan bimbingan konseling pada akhirnya membantu individu dalam mencapai:
a) Kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan
b) Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat
c) Hidup bersama dengan individu-individu lain
d) Harmoni antara cita-cita dengan kemampuan yang dimiliki

6
Dengan demikian, melalui program bimbingan dapat dikembangkan dalam layanan
bimbingan dan konseling adalah bimbingan untuk memfasilitasi siswa dalam mengarahkan
pemantapan kepribadian serta mengembangkan kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah
yang terjadi pada siswa.

Sesuai dengan uraian sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta
didik dapat menetukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa depannya.
Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta
didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi
pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban
sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling. Penyuluh
atau konselor bimbingan dan konseling haruslah memahami fungsi, prinsip, dan asas bimbingan
dan konseling, serta ruang lingkup atau layanan apa saja yang harus diberikan oleh seorang
konselor terhadap anak didiknya. Jika seorang konselor sudah memahami yang tersebut di atas,
mereka juga harus memahami setting di mana layanan dan bimbingan itu diberikan.

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari segi sifatnya menurut Sukardi :

1. Fungsi pencegahan (preventif) terhadap timbulnya masalah.

2. Fungsi pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan
pengembangan peserta didik Pemahaman ini mencakupt pemahaman tentang diri peserta didik
(terutama oleh peserta didik. orangtua, dan guru pembimbing); pemahaman tentang lingkungan
peserta didik (termasuk lingkungan keluarga dan sekolah); pemahaman tentang lingkungan yang
lebih luas (terutama informasi pendidikan, jabatan, karier pekerjaan, dan informasi budaya atau
nilai-nilai).

3. Fungsi perbaikan yang menghasilkan terpecahkannya atau teratasiny berbagai permasalahan


yang dialami 1 peserta didik.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yang dapat membantu para peserta didik dalam
memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan.

7
Beberapa fungsi yang telah disebutkan menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling sangat diperlukan untuk perkembangan peserta didik, memberikan pemahaman tentang
dirinya sendiri dan orang lain, serta memperbaiki pemecahan masalah yang dihasilkan dari
fungsi pencegahan dan pemahaman. Selain itu, bimbingan dan konseling dapat mengembangkan
pribadi peserta didik secara baik dan terarah sehingga memiliki dampak yang positif untuk
perkembangan dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju.

C. Prinsip dan Asas Bimbingan Konseling


Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan
bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di
Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah.Prinsip-prinsip tersebut yaitu bimbingan
dan konseling:
1. Diperuntukkan bagi semua konseling. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan
kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang
bermasalah;baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja,maupun dewasa. Dalam
hal ini pendekatan yangdigunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok
dari pada perseorangan (individual);
2. Sebagai proses individuasi. Setiap konseling bersifat unik (berbeda satu sama lainnya),dan
melalui bimbingan konseling dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan
adalah konseli,meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
3. Menekankan hal yang positif.Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki
persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara
yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena
bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri
sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4. Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor,
tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran
masing masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.

8
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling.
bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat
kepada konseli,yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.
Kehidupan konseli diarah-kan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli
untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat
bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama
bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya
dan mengambil keputusan.
6. Berlangsung dalam Berbagai Setting(adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan
bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan
keluarga, perusahaan/industri,lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada
umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek
pribadi,sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Selanjutnya, layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada ketentuan- ketentuan yang
harus ditetapkan dalam penyelenggaraan pelayanan, agar kegiatan pelayanan tersebut dapat
terlaksana dengan baik serta mendapat hasil yang memuaskan bagi konseling. Prabowo (2013)
menyatakan dasar-dasar bimbingan dan konseling sebagai berikut.

1. Asas kerahasiaan, menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh diketahui
orang lain.

2. Asas kesukarelaan, menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti
kegiatan yang giperuntukkan. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan
mengembangkannya.

3. Asas keterbukaan, menghendaki agar peserta didik (klien) bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima

9
berbagai informasi. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan
peserta didik.

4. Asas kegiatan, menghendaki agar peserta didik (klien) berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan atau kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan
memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan atau kegiatan.

5. Asas kemandirian, menunjukkan peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri
mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkout, serta
mewujudkan diri sendiri.

6. Asas kekinian, menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni
permasalahan yang dihadapi peserta didik (klien) dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampan
dan masa depan sebagai dampak dan memiliki keterkaitan yang diperbuat peserta didik (klien)
pada saat sekarang.

7. Asas kedinamisan, menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik atau
klien) hendaknya selalu berkembang, tidak monoton. serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

8. Asas keterpaduan, menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang harmonis, dan terpadukan. Kerja sama dan
koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat
penting.

9. Asas kenormatifan, menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat,
ilmu pengetahuan, dan kebiasaan- kebiasaan yang berlaku.

10. Asas keahlian, menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Unnak itu. para pelaksana layanan
hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling.

1
11. Asas alih tangan kasus, menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (dien), kiranya dapat mengalih- tangankan kepada pihak yang lebih
ahli, Guru pembimbing (konselor) dapat menerima alih tangan kasus dari orangrua, guru-guru
lain, atau ahli lain.

12 Asas Tut Wuri Handayani, menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi [memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien)

Dasar bimbingan dan konseling yang harus ditetapkan dalam memberikan pelayanan kepada klien
sebagaimana di atas dapat membantu guru pembimbing dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh peserta didik. Dengan adanya asas atau dasar tersebut, guru pembimbing dan peserta
didik dapat saling bekerja sama dan terbuka terhadap masalah yang dihadapi. Selain itu, jika
guru pembimbing tidak mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa,
maka permasalahan tersebut bisa saja disalurkan kepada orang lain.

D. Jenis Layanan Bimbingan Konseling


Beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling menurut Sukardi (2000) sebagai berikut.

1. Layanan orientasi, memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orangtua) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan baru ini.
2. Layanan informasi, memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan
pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orangtua) menerima dan memahami
informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran yang tepat, misalnya: penempatan/ penyaluran di dalam kelas, kelompok

1
belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, magang, dan kegiatan
kurikuler/ekstrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.
4. Layanan bimbingan belajar, memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan
kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan
perkembangan iptek dan seni.
5. Layanan konseling perseorangan, memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung
secara tatap muka dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalahannya.
6. Layanan bimbingan kelompok, memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor)
yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari, baik individu maupun sebagai pelajar,
anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang
pembimbing yang berkompeten bagi individu yang membutuhkannya dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan memanfaatkan berbagai
media dan teknik bimbingan dalam suasana yang bernuansa normatif agar individu mencapai
kemandiriannya dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya dan mencapai kebahagian
dunia dan akhirat.

Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (konseling) dengan
tujuan agar konseli dapat mencapai pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya dan dapat
mengatasi masalah yang dihadapinya.

Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan atau interaksi antara konselor dan
konseli baik secra angsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar
dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya.

Bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta didik dapat menetukan dirinya, mengenal
dirinya dan mampu merencanakan masa depannya. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling
berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik daat
berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.

1
DAFTAR PUSTAKA

Sukatin, Dianovi A, Siregar D, Mawaddah I, Suryaningsih. Bimbingan Dan Konseling


Dalam Pendidikan. J Pendidik Anak Bunarraqa. 2022;8(2):1-12.

Zulkarnain W. Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah. Pertama. (Hastatuti S, ed.).; 2018.

Kamaluddin H. Bimbingan dan Konseling. Pendidik dan Kebud. Published online 2011.
http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/40/37

1
1

Anda mungkin juga menyukai