Anda di halaman 1dari 7

Nama : Suci Foura

Nim : 220403501024
Kelas : 04
Matkul : Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

❖ Literasi 1 :
a. Konsep dasar manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
b. Kualifikasi dan kompetensi guru

➢ Konsep Dasar Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Manajemen berasal dari kata latin “manus” yang berarti “tangan” dan “agere” berarti
“melakukan”. Kata-kata tersebut dikelompokkan menjadi satu yaitu “managere”. artinya
memanipulasi, mengatur, melakukan sesuatu yang sama diinginkan dengan menggunakan
semua sumber daya yang tersedia. Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan adalah aktivitas yang harusdilakukan mulai dari tenaga pendidik dan
kependidikan itu masuk ke dalam organisasipendidikan sampai akhirnya berhenti melalui
proses perencanaan SDM, perekrutan,seleksi,penempatan, pemberian kempensensi,
penghargaan, pendidikan dan latihan pengembangan dan pemberhentian. Manajemen tenaga
kependidikan (guru dan pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat
mendayagunakan tenagakependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang
optimal.Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat mencari,
memposisikan, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan mengembangkan bakat setiap
guru dan pegawainya serta mampu menyelaraskan tujuan individu dan organisasi Pendidik
dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) berasal dari kata dasar didik yang berarti
memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran dan mendapat imbuhan pe- sehinggamenjadi pendidik yang berarti orang
yang mendidik. Sedangkan menurut istilah pendidik berarti orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi anak didik baik potensi afektif, potensi kognitif maupun potensi psikomotorik.
Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab mendidik kepada anak didiknya
untuk mengupayakan perkembangan seluruh potensi yang ada pada setiap anak didik agar
mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya
mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk
sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.

Sebuah lembaga pendidikan selain mempunyai pendidik juga ada tenaga kependidikan.
Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan
memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan
kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui
proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kempensensi,
penghargaan, pendidikan dan latihan pengembangan dan pemberhentian. Manajemen tenaga
kependidikan (guru dan pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang
optimal. Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat mencari,
memposisikan, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan mengembangkan bakat setiap
guru dan pegawainya serta mampu menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

➢ Kualifikasi dan kompetensi guru

Permasalahan utama pendidikan di Indonesia terletak pada kualitas guru dalam


berbagai level pendidikan. Guru yang berkualitas akan membuat pendidikan berkualitas,
begitu pun sebaliknya. Maka tidak salah jika dikatakan salah satu faktor utama yang
menentukan mutu pendidikan adalah guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki
jabatan tertentu, dengan kata lain kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik
secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Kualifikasi mendorong
seseorang untuk memiliki suatu “keahlian atau kecakapan khusus”. Undang-Undang Guru dan
Dosen, yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas
kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1 atau D4, dan
memiliki sertifikat profesi. Dengan sertifikat profesi ini pula guru berhak mendapatkan
tunjangan sebesar 1 bulan gaji pokok guru. Adapun kualifikasi yang harus ditingkatkan seorang
guru yaitu , kualifikasi akademik Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, kualifikasi kegiatan belajar mengajar Kuantitas
dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah kompetensi
guru yang merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi guru dalam mengajar. Kualifikasi guru
menjadi tiga dimensi yakni kompetensi yang menyangkut: 1) rencana pengajaran (teaching
plans and materials), 2) prosedur mengajar (classroom procedurs), dan 3) hubungan antar
pribadi (interpersonal skill). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nasional (Sisdiknas,
2003 pasal 35 ayat 1), mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas satandar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Memahami hal tersebut, sangat jelas bahwa guru yang bertugas sebagai pengelola
pembelajaran dituntut untuk memiliki standar kompetensi dan professional. Hal ini mengingat
betapa pentingnya peran guru dalam menata isi, sumber belajar, mengelola proses
pembelajaran, dan melakukan penilaian yang dapat memfasilitasi terciptanya sumberdaya
manusia yang memenuhi standar nasional dan standar tuntutan era global.

Standar kompetensi dalam hal ini dimaksudkan sebagai sesuatu spesifikasi teknis
kompetensi yang dibakukan dan disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait
dengan memperhatikan keselamatan, keamanan, kesehatan, perkembangan Iptek,
perkembangan masa kini dan masa mendatang untuk mendapatkan manfaat yang
sebesarbesarnya. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi selain kode etik
sebagai regulasi perilaku profesi yang dirtetapkan dalam prosedur dan system pengawasan
tertentu. kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang
penuh arti. Dari pernyataan tersebut maka kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai
perangkat perilaku efektif yang terkait dangan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan
memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsikan yang mengarahkan seseorang
menemukan langkah-langkah preventive untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan
efisien. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru.

❖ Literasi 2 :
a. Ketersediaan Kualifikasi dan Kompetensi Guru
b. Program Peningkatan Kualifikasi Akademik dan Pengembangan Kompetensi Guru

➢ Ketersediaan Kualifikasi dan Kompetensi Guru


Ketersediaan kualifiaksi dan kompetensi guru mempengaruhi kualitas pendidikan di
sekolah, sehingga menjadi isu yang penting dalam pengelolaan pendidikan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas guru meliputi:
1. Kualitas pendidikan dan pelatihan prasekolah: Guru yang bersertifikat dan
berpengalaman mempunyai kemampuan menyiapkan siswa untuk pendidikan formal
terutama dalam mengembangkan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, hitung
dan keterampilan sosial yang baik.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kompetensi guru: Guru yang terus melakukan
pemeliharaan dan peningkatan kompetensi akan menjadi guru yang lebih profesional dan
berkualitas.
3. Pengalaman kerja: Guru yang memiliki pengalaman kerja yang cukup mempunyai
pengalaman dalam mengatasi masalah siswa dan metode pengajaran yang efektif.
4. Kemampuan beradaptasi: Guru harus dapat beradaptasi dengan perkembangan
teknologi, metode pengajaran yang baru, dan persepsi siswa yang terus berubah.

Beberapa cara untuk memungkinkan kualitas dan kompetensi guru agar sesuai standar,
antara lain:
1. Mengadakan pelatihan dan pengembangan kompetensi guru: Pengembangan
kompetensi guru yang terorganisir dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas
pembelajaran.
2. Membuat standardisasi kualitas dan kompetensi guru: Standardisasi kualitas dan
kompetensi guru dapat memastikan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran yang
konsisten serta memungkinkan perbandutan mutu pendidikan di antara sekolah yang
berbeda.
3. Memperbanyak sarana dan prasarana pendukung pendidikan: Sarana dan prasarana
pendukung pendidikan yang memadai dapat meningkatkan kualitas pengajaran,
terutama dalam hal keterampilan dan kreatifitas guru. Selain itu, sarana dan prasarana
pendukung pendidikan juga dapat mempermudah siswa untuk mengakses pendidikan
dan meningkatkan minat mereka dalam beraktivitas pembelajaran.
4. Memperbaiki kualitas dan kesiapan siswa: Kualitas dan kesiapan siswa dapat
membantu mengatasi masalah seperti perilaku, emosi, dan motivasi dalam kegiatan
pembelajaran. Guru dapat mengatasi masalah ini melalui pendekatan individu atau
kelompok yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta memberikan dukungan jika
dibutuhkan.
5. Mengadopsi teknologi pendidikan dan e-learning: Teknologi pendidikan dan e-
learning dapat memberikan kemudahan dalam pembelajaran dan mempermudah
pengelolaan pendidikan. Guru dapat menggunakan teknologi untuk memudahkan
proses pembelajaran dan membangun kemampuan siswa untuk meningkatkan kualitas
dan efisiensi pembelajaran.

➢ Program Peningkatan Kualifikasi Akademik dan Pengembangan Kompetensi


Guru

Upaya peningkatan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan harus dilaksanakan
secara terencana dan terprogram dengan sistem yang jelas. Jumlah pendidik yang besar di
negeri ini memerlukan penanganan secara sinergis oleh semua instansi yang terkait dengan
preservice education, inservice training, dan on the job training. Program peningkatan
kualifikasi akademik dan pengembangan kompetensi guru sangat penting karena dapat
membantu guru meningkatkan kemampuan dan kemampuan pendidikannya. Dengan program
tersebut, guru dapat belajar dan memperbaiki keterampilan mengajar mereka yang bisa
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Program-program ini juga memungkinkan guru
untuk belajar cara memberikan pendampingan yang lebih efektif bagi siswa yang memerlukan
pendekatan pembelajaran yang berbeda. Selain itu, program-program tersebut juga dapat
meningkatkan pembelajaran siswoa secara keseluruhan, yang dapat membantu sekolah
mencapai tujuannya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas tinggi kepada siswa.

Beberapa program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan
pengembangan kompetensi guru di antaranya:

1. Pengembangan Kompetensi Guru: Program pengembangan kompetensi guru dapat


dilakukan dengan meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru terhadap materi,
metodologi, dan teknik pengajaran, termasuk sumber daya pendukung seperti buku, materi ajar,
dan perangkat teknologi.

2. Pelatihan Guru: Program pelatihan guru dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan
untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan pengembangan kompetensi. Pelatihan dapat
dilakukan dengan teknologi e-learning atau secara tatap muka.

3. Pengabdian Masyarakat bagi Guru: Pengabdian masyarakat untuk guru dapat dilakukan
dengan memberi kesempatan pada guru untuk memberikan sumbangsih pada masyarakat
dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

4. Program Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Sekolah: Program keterlibatan


masyarakat dalam pengelolaan sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas
pengelolaan sekolah. Penglibatan masyarakat dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat
dalam proses pengambilan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan di
sekolah.

5. Penciptaan Lingkungan Belajar yang Berpihak kepada Guru: Lingkungan belajar yang
berpihak kepada guru dapat meningkatkan kualitas dan pengalaman mengajar guru dengan
memperbanyak dukungan, sumber daya, dan fasilitas untuk guru.

❖ Literasi 3 :

Merancang program Peningkatan Kualifikasi Akademik dan Pengembangan


Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah

Program peningkatan kualifikasi akademik dan pengembangan kompetensi tenaga


administrasi sekolah seperti guru, staf tata usaha, penjaga Sekolah, serta pelayanan lainnya.
Berikut adalah hal yang dapat dibuat dalam merancang program tersebut:

* Identifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi: Tenaga administrasi sekolah, seperti


guru, staf tata usaha, penjaga Sekolah, dan pelayanan lainnya, memiliki kebutuhan
pengembangan kompetensi yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk melakukan
identifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi tersebut dan menyediakan pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan tersebut.

* Pelatihan pembelajaran: Tenaga administrasi sekolah juga membutuhan pelatihan dalam


pembelajaran bagi guru, pelajaran tata usaha, pelajaran penjaga sekolah dan pelayanan lainnya.
Pelatihan ini akan meningkatkan kemampilan dan kualitas tenaga administrasi sekolah
tersebut.

* Pengembangan kompetensi akademik: Tenaga administrasi sekolah membutuhkan


pengembangan kompetensi akademik dalam bidang yang berkaitan dengan sekolah seperti
manajemen sekolah, kebijakan pendidikan, pengembangan kurikulum, dan sebagainya.

* Pengembangan kompetensi di bidang teknologi: Tenaga administrasi sekolah perlu memiliki


kompetensi dalam bidang teknologi untuk dapat menyelesaikan tugas sehari-hari secara efektif
dan lebih cepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan terkait teknologi untuk
meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah tersebut.

* Pengembangan kepuasan dengan tenaga administrasi sekolah: Tenaga administrasi sekolah


merupakan tenaga yang sangat penting dalam sekolah. Oleh karena itu, penting untuk
meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan mereka melalui pengembangan kompetensi dan
pengembangan kapasitas tenaga administrasi sekolah.

Pengembangan kompetensi tenaga administrasi sekolah mengacu pada proses


peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui program pengembangan profesional
untuk meningkatkan kinerja pekerjaan mereka. Pengembangan profesional bagi administrator
sekolah dapat mencakup serangkaian kegiatan seperti pelatihan, pembinaan, pendampingan,
pembelajaran di tempat kerja, praktik reflektif, dan penelitian tindakan. Tujuan akhir dari
pengembangan profesional bagi administrator sekolah adalah untuk mendukung mereka dalam
memenuhi peran dan tanggung jawab mereka secara efektif, sehingga memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah mereka secara keseluruhan. Hal ini juga
membantu mereka untuk terus mengikuti perkembangan terkini di bidangnya, meningkatkan
kepercayaan diri, dan meningkatkan prospek karir mereka. Pengembangan profesional bagi
pengelola sekolah dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan, antara lain pelatihan kelas,
e-learning, coaching, dan peer learning. Pendekatan-pendekatan ini dirancang untuk membantu
mereka mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap di berbagai bidang seperti
manajemen sekolah, pengembangan kurikulum, dukungan guru, penilaian siswa, dan
hubungan masyarakat. Singkatnya, pengembangan profesional bagi administrator sekolah
memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja mereka dan meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah. Penting untuk memberikan mereka dukungan, pelatihan, dan sumber
daya yang diperlukan untuk memastikan mereka diperlengkapi dengan baik untuk menghadapi
tantangan dan peluang dalam peran mereka sebagai administrator sekolah.

Anda mungkin juga menyukai