A. Latar Belakang
A. Definisi Konseptual
Performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya. Seorang pegawai akan mampu mencapai atau
menunjukkan hasil kinerja yang maksimal, jika ia memiliki motif atau
dorongan untuk melaksanakan tugas dengan baik, maksimal dan mengarah
pada pencapaian prestasi tinggi.
Gasperz (2002) menjelaskan bahwa mutu adalah segala sesuatu yang
mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Namun konsep
dasar mutu adalah segala sesuatu yang dapat diperbaiki karena pada
dasarnya tidak ada proses yang sempurna. Dalam konteks mutu pendidikan,
konsep mutu adalah elite karena hanya ada sedikit institusi yang dapat
memberikan pengalaman dengan mutu tinggi kepada peserta didik. Mutu
adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa
7
(service) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasan
(satisfaction) pelanggan (customers) yang dalam pendidikan dikelompokkan
menjadi dua yaitu Internal Customer dan Eksternal Customer. Internal
Customer yaitu siswa sebagai pembelajar (leaner) dan Eksternal Customer
yaitu masyarakat dan dunia industri.12 Sedangkan Sulistiyani dan Rosida
menyatakan bahwa kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha dan kesempatan, yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya.13Kinerja mengandung makna hasil kerja, kemampuan, prestasi
atau dorongan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Keberhasilan individu
atau organisasi dalam mencapai target atau sasaran tersebut merupakan
kinerja. Kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu periode tertentu
yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, misalnya standar target,
sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Pada bagian bab ini, penulis akan menguraikan tentang teori yang terkait
dengan kompetensi manajerial kepala sekolah dan peningkatan mutu kinerja guru,
yang akan di bagi menjadi tiga sub bab yaitu, sub bab pertama mencakup
kompetensi manajerial kepala sekolah, sub bab kedua menjabarkan tentang
peningkatan mutu kinerja guru, sub bab keetiga tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah dan peningkatan mutu kinerja guru. Penulis akan mengutamakan
pedoman Undang-Undang yang di buat oleh Peraturan Menteri Pendidikan
Nomor 13 tahun 2007 tentng lima kompetensi yang wajib di kuasai oleh kepala
sekolah diantaranya yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial
A. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
15
9
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah yang meliputi:
perencanaan program sekolah, pelaksanaan program sekolah,
kepemimpinan kepala sekolah, pengawas/evaluasi, dan sistem informasi
sekolah.
Kepala Sekolah berasal dari dua kata yakni “Kepala” dan “Sekolah”.
Kata kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu
organisasi atau lembaga.Sedangkan kata sekolah diartikan sebagai suatu
lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara
singkat, Kepala Sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu
lembaga dimana tempat menerima dan memberi pelajaran. Sebagai
manajer yang baik, kepala sekolah harus mampu mengatur agar semua
11
potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung
tercapainya tujuan sekolah.
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam
meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif
dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah
harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa
bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan dengan para guru, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok. Kepemimpinan dapat diartikan
sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses kegiatan
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah
pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara Soepardi (1988)
mendefinisikan kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakkan,
mempengaruhi memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati,
membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum
(kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media
pertentangan atau konflik satu dengan yang lain. Untuk itu kepala
sekolah harus turun tangan sebagai pelerai atau penengah.
f. Kepala sekolah adalah seorang politisi Sebagai seorang politisi, berarti
kepala sekolah harus selalu berusaha untuk selalu meningkatkan
organisasi serta mengembangkan program jauh ke depan. Kepala
sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui
pendekatan persuasi dan kesepakatan.
g. Kepala sekolah adalah seorang diplomat Dalam peranan sebagai
diplomat dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah
wakil resmi dari sekolah yang di pimpinnya.
h. Kepala sekolah pengambil keputusan yang sulit Kepala sekolah di
harapkan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit.
Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut
tentu sajaberlaku bagi setiap manajer dari organisasi apapun, termasuk
kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola
kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam
kehidupan sehari-hari. 30
Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan yang profesional
dalam melakukan pembinaan kinerja guru untuk menggerakkan organisasi
Sekolah. Karena keberhasilan suatu Sekolah dalam meningkatkan prestasi
siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan mengajar guru serta
kepemimpinan kepala Sekolah.
Dalam mengatasi rendahnya kinerja guru harus menjadi prioritas
utama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan pada akhirnya ditentukan
17
oleh kinerja guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar di kelas.
Untuk meningkatkan kinerja guru kepala Sekolah mempunyai kemampuan
dalam pembinaan terhadap guru-guru di bawah kepemimpinannya. Melalui
pembinaan yang terprogram dan terus menerus kepala Sekolah diharapkan
akan mampu memperbaiki kinerja guru-guru dibawah pimpinannya.
pendidikan kearah yang lebih baik, karena KKG dihadiri oleh guru-guru
dari beberapa Sekolah yang lain.
dari beberapa uraian di atas, manfaat dan fungsi manajerial adalah
kegiatan merencanakan atau merumuskan dalam program tujuan dan
tindakan yang dilakukan, mengorganisasikan mengandung arti bahwa
pemimpin pendidikan harus bisa mengkordinasi SDM dan sumber-sumber
materia pendidikan, memimpin, mengarahkan dan mempengaruhi seluruh
SDM, mengendalikan supaya organisasi/instansi berjalan dengan baik.
Serta memberdayakan sumber daya yang telah tersedia secara optimal
guna mencapai tujuan yang telah di rencanakan.
Sukses atau tidaknya kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh
kemampuan dan sifat yang melekat saja, tetapi juga dipengaruhi oleh sifat-
sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpin. Pemimpin mempunyai
tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan
aktivitas kerja dan yang dipimpin. Keberhasilan dan kegagalan manajer
ditentukan oleh sifat dan gaya kepemimpinan dalam mengarahkan
dinamika kelompoknya. Untuk mempengaruhi orang lain pemimpin harus
memiliki kedewasaan (maturity) kecerdasan (IQ, EQ, dan SQ),
kepercayaan diri yang tinggi, konsistensi, ketegasan, kemampuan
mengawasi, dan partnership.
Teori kepemimpinan bermanfaat bagi setiap pemimpin dalam
menjalankan peranannya sebagai pemimpin pendidikan. Peranan sebagai
pemimpin pendidikan antara lain sebagai: personal, educator, manager,
administrator, supervisor, social, leader, enterpreneur, and climator.
Sebagai personal, ia harus memiliki integritas kepribadian dan akhlak
mulia. Pengembang budaya, keteladanan, keinginan yang kuat dalam
pengembangan diri, keterbukaan dalam melaksankan tugas pokok dan
3) Manajemen kelembagaan.
4) Kompetensi manajerial.
6) Pengembangan diri.
8) Wawasan kependidikan.
18) Koordinasi.