Anda di halaman 1dari 95

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan harus dimaknai sebagai karya bersama yang berlangsung
dalam suatu siklus kehidupan manusia dengan segala aspek dan sifat yang
dimilikinya.Kompleksitas aspek dan sifat yang dimiliki oleh manusia
menyebabkan banyak ahli memaknai pendidikan dari sudut pandangan yang
berbeda pula. Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual), daya emosional (perasaan)
yang diarahkan kepada tabiat manusia dan sesamanya dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan .
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan adalah merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan , pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Dari beberapa pengertian tentang pendidikan dapat dimaknai bahwa ada
keterlibatan bersama insan-insan pendidikan untuk mewujudkan perubahan
tingkah laku peserta didik (humanisasi) atau dengan kata lain proses pendidikan
merupakan suatu proses pemberian bantuan pada peserta didik agar dapat
berkembang sesuai dengan bakat serta kemampuan yang dimilikinya.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (peserta didik) melalui pendidikan
pada saat sekarang ini sedang gencar-gencarnya dilakukan untuk menjawab
tantangan masa depan, sehingga lulusan yang dihasilkan akan mampu bersaing
secara positif dalam persaingan secara nasional dan global. Untuk menghasilkan
Sumber daya manusia yang kompetitif dalam pesaingan global, maka peran dan
tanggung jawab guru sebagai garda terdepan dalam pendidikan akan terasa sangat
penting. Ketika pengembangan sumber daya peserta didik di perhadapkan pada

1
pundak guru, maka secara hakiki harus dipikirkan bersama oleh pengambil
keputusan dalam pendidikan khususnya pengawas sekolah yang bersentuhan
langsung dengan guru melalui kegiatan supervisi pendidikan untuk lebih proaktif
mengembangkan potensi sumber daya guru tersebut melalui beberapa kegiatan-
kegiatan yang direncanakan dan terarah seperti diklat, pelatihan sehingga
diharapkan memiliki kemampuan, keahlian dan keterampilan yang memadai
untuk mempersiapkan peserta didik yang kompetetitif dalam persaingan global.
Oleh karena itu guru sebagai tenaga pendidik, guru harus mengabdikan
seluruh kepribadiannya untuk kepentingan peserta didik serta dari pihak peserta
didik secara lambat laun sesuai dengan tingkat perkembangannya akan mengambil
alih tanggung jawab itu oleh dirinya sendiri (Tilaar&Nugroho, 2008:45).
Hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan tugas profesionalnya guru
harus memberikan rasa tanggung jawab yang besar demi mendidik dan mengajar
peserta didiknya sehingga menjadi insan yang cerdas yangberkarakter baik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Untuk menjalankan tugas keprofesionalnya seperti yang diamanatkan
dalam undang-undang tersebut, maka seorang guru dituntut untuk memiliki
kemampuan, keterampilan dan kompetensi khusus (terdidik dan terlatih ) sebagai
syarat untuk melakukan pekerjaannya, meningkatkan produk kinerjanya untuk
dapat menunjang kualitas pendidikan.
Menurut Sagala (2011:11-12) untuk menjadi seorang guru yang
profesional ada beberapa standar yang dipersyaratkan yaitu: (1)wajib
berkualifikasi akademik (minimal sarjana atau program diploma empat);
(2)memiliki kompetensi; (3)memiliki sertifikat pendidik;(4)melakukan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik seperti membimbing para
muridnya, melakukan penilaian hasil belajar peserta didiknya, dan
mempersiapkan administrasi pembelajaran; (5)menguasai materi ajar,
memiliki seni mengajar yang baik (skil mengajar); (6)menggunakan
strategi dan metoda mengajar yang tepat; (7)wajib mengembangkan

2
keprofesionalnya dengan melakukan penelitian tindakan (action
research); (8)memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran.

Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa untuk


mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang
ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakakan bahwa guru profesional
pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Oleh
karena itu jika membicarakan aspek kemampuan profesional guru berarti
mengkaji kompetensi yang harus dimiliki seorang guru.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dengan kata lain penyelenggaraan pendidikan berkaitan dengan
bagaimana meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu
pemerintah perlu melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan mutu guru,
penyediaan sarana dan prasarana, perbaikan organisasi sekolah, perbaikan
kesejahteraan guru, perbaikan manajemen, pengawasan dan perundang-undangan
(Sagala, 2008:193).
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses dijelaskan bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran. Guru melakukan proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.
Salah satu tugas utama seorang guru adalah merencanakan, melaksanakan
kegiatan pembelajaran (instruction) dan melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
kegiatan pembelajaran diartikan sebagai cara yang dipakai oleh pengajar, ahli
kurikulum, perancang bahan, dan lain-lain, yang bertujuan untuk mengembangkan
rencana yang terorganisir guna keperluan belajar (Gagne, 1979: 19). Namun
secara khusus kegiatan pembelajaran sering dianggap sama dengan mengajar,
yang merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh mereka yang memiliki profesi

3
sebagai pengajar. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif, yakni
berhasil guna, mendatangkan hasil yang bermanfaat bagi peserta didik, maka
seroang guru harus mampu menyusun Perangkat Pembelajaran dalam bentuk
Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Agar perencanaan, pelaksanaan, dan sistem penilaian hasil belajar berjalan
baik, perlu disusun Perangkat Pembelajaran, yang pada intinya terdiri atas
Silabusdan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Silabus memberikan arah
tentang apa saja yang harus dicapai
gunamenggapaitujuanpembelajarandancarasepertiapayangakandigunakan.Selaini
tusilabusjugamemuatteknikpenilaiansepertiapauntukmengujisejauhmana
keberhasilanpembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran dimaksudkan
adalah desain atau rancangan pembelajaran untuk setiap satuan tatap muka.
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi
dasar.
Dengan asumsi bahwa gurulah yang paling tahu mengenai kondisi peserta
didik, perbedaan individual peserta didik, daya serap, suasana dalam kegiatan
pembelajaran, serta sarana dan sumber yang tersedia, maka guru berwenang untuk
menjabarkan dan mengembangkan SI (Standar Isi) menjadi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, dengan mendasarkan pada strategi pembelajaran aktif
(active learning).
Untukmencapaitujuantersebuttentunyadibutuhkanstrategi, metode dan
model pembelajaran yang tepatyang dituangkan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi hasil pembelajaran. Oleh karena itu, sejak
awal guru sudah membuat perencanaan pembelajaran yang matang dan
teruji, sehingga muara pembelajaran adalah kualitas belajar ditandai
dengan hasil evaluasi kemajuan belajar siswa dengan tes yang standar
(Sagala, 2012:172 ).

Hasil sementara Uji Kompetensi Guru (UKG) masih di bawah standar


yang diharapkan. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal

4
Gultom, menyebutkan nilai rata-rata nasional hasil perhitungan per 1 Juli 2012
adalah 47,84."Ini menggambarkan bahwa kami harus serius melakukan
pembinaan bagi guru-guru," kata Syawal kepada Tempo.Syawal mengatakan,
nilai ideal adalah 65.Ini adalah standar yang ditetapkan pada murid jika ingin
mendapat predikat tuntas dalam suatu mata pelajaran. "Guru
mestinya di atas (standar) itu," ujarnya.Angka rata-rata nasional sementara
ini, menurut Syawal, didapatkan dari hasil ujian 151 ribu peserta atau sekitar 15
persen dari seluruh jumlah peserta UKG 2012. Syawal mengatakan pihaknya
masih terus melakukan perhitungan hingga gelombang pertama selesai.
Hasil sementara ini, dia menambahkan, juga tidak jauh berbeda dengan Uji
Kompetensi Awal di 2012 ini. Saat itu, nilai rata-rata nasional adalah 42,25.
(http://www.tempo.co/read/news/2012/08/03/079421057/Hasil-Uji-Kompetensi-
Guru-Masih-di-Bawah-Harapan diakses tanggal 6 Pebruari 2013).
Ini adalah gambaran kondisi guru di Indonesia yang kompetensinya masih
rendah dan pembangunan pendidikan di Indonesia pada saat ini masih jauh dari
harapan yang sebenarnya sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional Indonesia.
Sudah barang tentu kompetensi guru yang rendah di Indonesia seharusnya
mendapat perhatian yang serius dari pejabat yang berwenang di bidang
pendidikan khususnya pengawas sekolah untuk lebih menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya secara baik.
Kinerja guru yang menjadi sasaran pengawasan untuk dibantu oleh
pengawas sekolah meliputi : (1) sebagai tenaga pengajar, yaitu pengawas sekolah
membantu guru menyusun persiapan mengajar, melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar di kelas, dan mengadakan evaluasi hasil belajar-mengajar dengan cara
memeriksa dengan prosedur yang benar kemampuan dan keterampilan guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran; (2) sebagai manajer kelas, yaitu membantu
guru menciptakan situasi kondisi yang optimal bagi terlaksananya proses
pembelajaran di kelas dengan menerapakan pendekatan-pendekatan dan teknik-
teknik manajemen kelas yang efektif dengan cara memeriksa kemampuan dan
keterampilan guru dalam mengelola kelas; dan (3) sebagai pembimbing,
pengawas sekolah memeriksa dan membantu meningkatkan kemampuan dan

5
keterampilan guru memberi bimbingan belajar kepada peserta didik agar mampu
memperoleh perkembangan yang optimal.
Hasil penelitian terbatas yang dilakukan oleh Sagala pada Oktober 2008
pada pelatihan supervisi pendidikan bagi Pengawas Sekolah di salah satu
Kabupaten di Sumatera Utara dengan responden 38 orang, ternyata ada keraguan
di kalangan pengawas sekolah siapa sebenarnya yang menyusun silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (Sagala, 2010:149).
Oleh karena itu pengetahuan Pengawas sekolah mengenai bagaimana guru
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi hasil
pembelajaran adalah sangat penting, sehingga pengawas sekolah mampu
membina dan mengontrol guru dalam melaksanakan tugas professional
pengajaran.
Dari hasil pengamatan di sekolah binaan beberapa fenomena telah
ditemukan di antaranya adalah guru belum mampumenyusunsilabusdanrencana
pelaksanaan pembelajaran, walaupun guru memiliki silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran kebanyakan di copy paste dari internet.
Ketidakmampuan itu disebabkan oleh kompetensi guru tersebut masih rendah
dalam menyusunnya. Secarakualitas,silabusdanRPPyang disusun oleh guru belum
sesuai dengan standar yang diharapkansesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Berbagai upaya,termasuk pelatihan guru dapat diatasi dengan
melakukan supervisi akademik dengan metode tertentu.Berbagai model/metode
supervisi yang dapat diterapkan untuk membantu guru menyusun perangkat
pembelajaran salah satu di antaranya adalah metode bimbingan berkelanjutan.
Metode bimbingan berkelanjutan adalah proses bantuan sebagai bagian
keseluruhan pendidikan kepada individu dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan agar individu yang dibimbing mampu memahami, mengarahkan
dirinya, memiliki kemampuan nyata, dan mampu mengembangkan kompetensi
dirinya. Personal (supervisor) yang melakukan bimbingan berkelanjutan harus
memiliki keterampilan, keahlian, pengalaman khusus dan memiliki syarat-syarat
dan kualifikasi tertentu baik dari segi kepribadian, pendidikan, pengalaman dan

6
pelatihan-pelatihan.
Denganmetode tersebutdiharapkansetelahkegiatan, guru mampu
menyusun sendiri silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran silabus dan
kualitasnya sesuai dengan peraturan yang ada.

1.2 Identifikasi Masalah


Darilatarbelakangdiatas,dapatdirumuskanmasalahyanginginditelitioleh
calon pengawas sekolah antara lain:
1. Rendahnya kompetensiguru dalam menyusun perangkat
pembelajarankhususnyasilabusdanrencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Guru kurang termotivasi dalam menyusun perangkat pembelajaran
khusunya silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Jumlahguruyangmenyusunsilabus dan rencana pelaksanaan
p e m b e l a j a r a n sebelummengajarmasihbelummaksimal.
4. Kualitassilabusdan rencana pelaksanaan pembelajaranyang
disusunolehguru masihbelumbaik dan kebanyakan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dimiliki oleh guru masih di copy paste
dari internet.
5. Guru kurang mendapat layanan bimbingan, pelatihan dari pengawas sekolah.

1.3 PembatasanMasalah
Dari hasil identifikasi masalah yang muncul, calon pengawas sekolah
(pembimbing)akan
membatasipermasalahanyangdisinyalirolehsebagaiakarpermasalahandarisemua
masalahyangteridentifikasi yaitu bimbingan dari pengawas
sekolah,rendahnyakompetensigurudanmenyusunperangkat pembelajaran.
1.4 PerumusanMasalah
Berdasarkanpembatasanmasalahyangtelahdiuraikandi
atas,makamasalahpokokdalampenelitian
tindakaninidapatdirumuskansebagaiberikut:
“Apakah melaluibimbingan berkelanjutan dari calon pengawas sekolah

7
dapat meningkatkankemampuanguru mata pelajaran dalammenyusun perangkat
pembelajaran di SMA Swasta Gajah Mada Medan?”
1.5 PemecahanMasalah

1. Pembimbing mencoba untuk mengambil tindakan dengan memberi penjelasan


dan bimbingan berkelanjutan serta arahan kepada guru tentang pentingnya
seorang guru membuat silabus dan RPP secara lengkap. Dengan bimbingan
berkelanjutan diharapkan guru termotivasi dalam menyusun silabus dan RPP
dengan lengkap dan dapat digunakan sebagai acuan atau panduan dalam
mengajar, agar SK dan KD yang terdapat dalam standar isi dapat
tersampaikan semua karena sudah ada dalam silabus dan RPP yang dibuat
oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada siklus pertama.
2. Pembimbing mencoba untuk melihat proses peningkatan kemampuan guru
dalam menyusun silabus dan RPP melalui instrument proses yang telah
dirancang yaitu berupa lembar observasi/pengamatan komponen silabus dan
RPP yang memuat sebelas komponen yaitu a) identitas mata pelajaran, b)
standar kompetensi, c) kompetensi dasar, d) indikator pencapaian kompetensi,
e) tujuan pembelajaran, f) materi ajar, g) alokasi waktu, h) metode
pembelajaran, i) kegiatan pembelajaran, j) sumber belajar dan k) penilaian
hasil belajar ( soal, skor dan kunci jawaban ), untuk melihat apakah guru
sudah membuat silabus dan RPP dengan lengkap. Hal itu nanti akan
dibuktikan dengan melihat silabus dan RPP yang dibuat oleh guru. Terjadi
peningkatan atau tidak pada siklus ke-2.

1.6 TujuanPembimbingan

Tujuanpembimbinganinidapatdirumuskansebagaiberikut:
1. Mengetahui pengaruh bimbingan berkelanjutan
dapatmeningkatkankompetensiguru dalammenyusunperangkat
pembelajaran.
2. Mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melakukan bimbingan
berkelanjutan agar

8
mampumeningkatkankompetensigurudalammenyusunperangkat
pembelajaran.
3. Mengetahuipeningkatanprosentase kompetensi guru dalam
menyusunperangkat perangkat pembelajaransetelahbimbingan
berkelanjutan.
1.7 ManfaatPembimbingan
1. Secara Teoritis :
a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori bimbingan
berkelanjutan oleh pengawas sekolah meningkatkan kompetensi guru
dalam penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat dijadikan acuan bagi yang
berminat mendalami permasalahn yang sama sebagai penelitian lanjutan.
2. Secara Praktis :
a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi guru untuk dapat
meningkatkan kompetensinya dan kinerjanya khususnya dalam
menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas.
b. Sebagai bahan masukan kepada pengawas sekolah untuk meningkatkan
kinerjanya dalam melakukan supervisi dan bimbingan kepada guru
khususnya dalam bentuk pelatihan dan penelitian tindakan.

9
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN TINDAKAN

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Kompetensi
Pendidikan dapat diartikan sebagai humanisasi atau memanusiakan
kemuliaan manusia yaitu suatu upaya untuk membantu manusia untuk dapat
bereksistensi sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Untuk menjawab tantangan ini maka peran seorang guru menjadi sangat
sentral artinya kompetensi seorang guru mutlak begitu diperlukan sehingga tujuan
pendidikan seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang dapat
diwujudkan.Menjadikan seorang guru yang professional pada saat ini menjadi
problematika serius, tetapi sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah
agar guru-guru menjadi guru yang berkompeten dan profesional.
Kompetensi menurut Chung&Meginson (1999) dalam Husaini Usman
(2011:604-605) ialah kewenangan, yaitu sifat, pengetahuan dan kemampuan
pribadi seseorang yang relevan dengan menjalankan tugasnya secara efektif.
Coni R. Semiawan (2006) dalam (Husaini Usman, 2011:604)
mendefenisikan kompetensi ialah kemampuan (ability), keterampilan (skills), dan
sikap yang correcy dan tuntas untuk menjalankan perannya secara lebih efesien.
Menurut Spencer &Spencer (1997) dalam (Husaini Usman, 2011:604)
mendefenisikan kompetensi sebagai berikut :
A competency is an underlying characteristic of an individual that is
causally related to criterion-referenced effective and/ or superior
performance in a job or situation. Underlying characteristic means the
competency is fairly deep and enduring part of a person’s personality and
can predict behavior in wide variety of situations and a job task. Causally
related means that a competency causes or predicts behavior and
performance. Criterion-referenced means that the competency actually
predicts criterion or standard.

Menurut Spencer & Spencer, ada lima tipe karakteristik kompetensi yaitu:
(1) motif, (2) traits (sifat-sifat), (3) konsep diri (self-concepts), (4)
pengetahuan, (5) keterampilan. Kompetensi berupa keterampilan dan

10
pengetahuan dapat dilihat, tetapi kompetensi berupa motif, traits, dan
konsep diri sering tersembunyi.

Menurut Sagala (2011:23) mengatakan kompetensi adalah perpaduan dari


penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya.  
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya Direktorat Tenaga
Kependidikan Depdiknas ( 2003).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen Pasal 1 Ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya.
 Mc Ahsan(1981:45),sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38)
mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills, and abilities or
capabilities that a person achieves, which
becomepartofhisorherbeingtotheextentheorshecansatisfactorilyperformparticular
cognitive, affective, and psychomotor behaviors”. Dalam halini,
kompetensidiartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yangdikuasaiolehseseorangyangtelahmenjadibagiandaridirinya,sehinggaiadapat
melakukan perilaku-perilakukognitif,afektif,danpsikomotorikdengansebaik-
baiknya. .    
Guru merupakan unsur dasar pendidikan yang  sangat berpengaruh terhadap
proses pendidikan, terlebih bagi penciptaan SDM berkualitas.
(http://bellayuniarsih.blogspot.com/2012/06/blog-post.html diakses tanggal 12
Pebruari 2013).
Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) Menyatakan “Kompetencies are
those taks, skills, attitudes, values, and appreciation thet are deemed critical to
successful employment”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi
meliputi tugas, keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka
keberhasilan hidup/penghasilan hidup.Hal tersebut dapat diartikan bahwa

11
kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan
penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja.
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya,
dalam hal ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang
berperan sebagai alat pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan
dengan fungsi guru dalam memperhatikan perilaku peserta didik
belajar(Djohar,2006:130).(http://ibnufajar.wordpress.com/2012/12/27/empat-
kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-profesional/ diakses tanggal 27
Pebruari 2013 pukul 09.11 WIB)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, yang dimaksud dengan
kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
sikap dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasaidan dilakukan oleh guru
untuk melaksanakan tugas profesionalnya.
Tugas profesional seorang guru adalah : (1) mendidik, (2) mengajar, (3)
membimbing, (4) mengarahkan, (5) melatih, (6) menilai, dan (7) mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal dan pendidikan informal.
Dalam menjalankan tugas profesionalnya seperti yang tertulis di atas
seorang guru harus tahu bagaimana merencanakan pembelajaran secara baik dan
terarah, melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, kreatif, menyenangkan
dan bermakna dan mengevaluasi hasil pembelajaran secara objektif untuk
mengukur tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berpijak dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kompetensi guru itu
jangkauannya lebih luas yang tidak hanya berorientasi ke dalam, artinya yang
berkaitan dengan pengajaran di sekolah saja, tetapi juga berorientasikan keluar,
yaitu harus mampu meneropong apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga
tidak akan terjadi pemisah antara guru dan cita-cita masyarakat, sehingga tidak
akan terjadi pemisah antar guru dan cita-cita masyarakat,sebab kalau dilihat lebih
jauh pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab guru atau sekolah, akan
tetapi merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat.

12
2.1.2 Jenis-jenis Kompetensi Guru
Menurut Sagala (2008:31) sebelum UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan diterbitkan ada sepuluh kompetensi dasar
guru yang telah dikembangkan melalui Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yaitu :
(1) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya;
(2) Pengelolaan program belajar-mengajar; (3) Pengelolaan kelas; (4)
Penggunaan media dan sumber pembelajaran (5) Penguasaan landasan-
landasan kependidikan; (6) Pengelolaan interaksi belajar-mengajar; (7)
Penilaian prestasi siswa; (8)Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan
penyuluhan; (9) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah;
(10) Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian
pendidikan untuk kepentingan mutu pengajaran.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (2003) secara keseluruhan


standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu :
(1) penyusunan rencana pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar
mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak
lanjut hasil penilaian prestasi bealajar peserta didik; (5) pengembangan
profesi; (6) pemahaman wawasan pendidikan; (7) penguasaaan bahan kajian
akademik.

MenurutUndang-undangNo.14tahun2005tentangGuruDanDosenpasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperolehmelaluipendidikanprofesi. Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki
oleh seorang guru sepertidiamanatkan dalamPeraturanpemerintahdi
atasadalahkompetensipedagogik.
Menurut Slamet PH (2006) dalam Sagala (2008:31) mengatakan bahwa
kompetensi pedagogik terdiri dari Sub-Kompetensi : (1) berkontribusi
dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang
diajarkan; (2) Mengembangkan silabus berdasarkan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD); (3) Merencanakan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang
dikembangkan; (4) Merancang manajemen pembelajaran dan manajemen
kelas; (5) Melaksanakan pembelajaran yang pro-perubahan (aktif, kreatif,
inovatif, eksperimentatif, efektif, dan menyenangkan); (6) Menilai hasil
belajar peserta didik secara otentik; (7) Membimbing peserta didik dalam

13
berbagai aspek; (8) Mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru.

Depdiknas (2004:9) menyebutkompetensi inidengan“kompetensipengelolaan


pembelajaran.Kompetensiini
dapatdilihatdarikemampuanmerencanakanprogrambelajarmengajar,kemampuan
melaksanakan interaksiataumengelola prosesbelajar
mengajar,dankemampuanmelakukanpenilaian.
Menurut E. Mulyasa ( 2007:75) kompetensi pedagogic seorang guru harus
mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai berikut:(1)
Mengaktualisasikan landasan mengajar; (2) Pemahaman terhadap peserta
didik;(3) Menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik); (4) Menguasai
teori motivasi; (5) Mengenali lingkungan masyarakat; (6) Menguasai
penyusunan kurikulum; (7) Menguasai teknik penyusunan RPP; (8)
Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran.
Dari pandangan-pandangan di atas dapat ditegaskan bahwa Kompetensi
pedagogik seorang guru adalah seperangkat keterampilan, pengetahuan,
kemampuan dan perilaku yang harus dipenuhi , dimuliki dan dikuasai oleh
seorang guru untuk mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi : (1)
Memahami peserta didik secara mendalam; (2) Merancang perencanaan program
pembelajaran dan mampu mengimplementasikan dalam menyusun dan
mengembangkan kurikulum/silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam
bentuk pengalaman belajar; (3) Penyusunan rencana dan strategi
pembelajaranberdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (4)
Menguasai pendekatan dan metoda mengajar (didaktik metoda); (5)
Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan; (6) Merancang dan melaksankan evaluasi
pembelajaran dengan memenuhi prosedur dan standar yang telah ditetapkan; (7)
Mengembangkan keprofesionalitasnya sebagai seorang guru; (8) Mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.

2.1.3 Perangkat Pembelajaran


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses pasal 1 menjelaskan bahwa
StandarProsesuntuksatuanpendidikandasardanmenengah mencakup perencanaan

14
proses pembelajaran, pelaksanaanproses pembelajaran,penilaianhasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rusman (2011:381) mengatakan bahwa hal lain yang harus dipantau dalam
kegiatan pembelajaran adalah adanya perangkat pembelajaran berupa silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sehingga pelaksanaan pembelajaran
lebih terarah untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Suhadi, (2007:24) mengemukakan bahwa “Perangkat pembelajaran adalah
sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.” 
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran adalah
sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran di kelas, serangkaian perangkat pembelajaran yang harus
dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi pembelajaran di kelas agar
pelaksanaan proses pembelajaran lebih terarah untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Di dalam perangkat pembelajaran ada proses
perencanaan pembelajaran yang harus disusun secara tepat dan sistematis untuk
memenuhi unsur-unsur pembelajaran yang kreatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran itu.Dalam makalah supervisi akademik dengan metode
pembimbingan berkelanjutan ini hanya dibahas bagaimana seorang pengawas
sekolah melatih guru dengan metoda pembimbingan menyusun perangkat
pembelajaran yang hanya dibatasi pada penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajarn yang di dalamnya sudah termasuk model pembelajaran
yang digunakan dalam melakukan pembelajaran di kelas.

2.1.3.1 Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Menurut Nana Sujana (200:61) mengatakan perencanaan merupakan
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan
yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya. Menurutnya, merencanakan berarti
mengupayakan penggunaan sumberdaya manusia (human resources),
sumber daya alam (natural resources), dan sumberdaya lainnya (other
resources) untuk mencapai tujuan .

15
George R. Terry dan Leslie W. Rue (2009:9) menyatakan bahwa planning
atau perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama
suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuan-tujuan itu.
Sementara itu, Mulyasa (2006:223) menjelaskan bahwa perencanaan
adalah suatu bentuk dari pengambilan keputusan (decision making).
Hamzah B. Uno (2008: 2) juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara
yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik,
disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Berdasarkan  definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan mengandung  paling sedikit empat unsur yaitu :
(a)     ada tujuan yang harus dicapai; (b)     Ada strategi untuk mencapai
tujuan; (c)    sumber daya yang mendukung; (d)    implementasi setiap
keputusan

Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses


penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian pada masa tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Abdul Majid, 2012 :17).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
perencanaan adalah suatu cara untuk membuat suatu kegiatan agar dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif dan sistematis
untuk memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan pengkajian dan
penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai
efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses pelaksanaan
kegiatan yang bersifat rasional. 
Masnur Muslich (2007:71) juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah
proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehinggga
mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada ahirnya “mampu” untuk
melakukan sesuatu.
Sedangkan Degeng dalam Hamzah B. Uno (2008:2) mendefenisikan
dengan singkat bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

16
Richard L. Daft (2003:30) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah sebuah
perubahan prilaku atau suatu perubahan kinerja yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman.
Hal ini juga dibenarkan oleh Slavin dalam H. Douglas Brown (2007:8)
yang mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah sebuah perubahan dalam diri
seorang yang disebabkan oleh pengalaman.
Pernyataan ini juga didukung oleh Kunandar (2009:287) yang menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pembelajaran adalah suatu cara membuat suatu kegiatan
memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar
mengajar  yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan
(metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan
sistematis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.
Semua komponen-komponen pembelajaran tertuang dalam silabus dan
dioperasionalkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2.1.3.2 Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengertian perencanaan pembelajaran di atas dapat di
simpulkan bahwa manfaatnya adalah: (1) sebagai petunjuk arah kegiatan dalam
mencapai tujuan pembelajaran; (2) sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan
wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran ; (3)
memandu guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya sebagai pendidik untuk
melayani kebutuhan peserta didiknya; (4) merupakan langkah awal sebelum
memulai proses pembelajaran.
2.1.4 Silabus
2.1.4.1 Pengertian Silabus
Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki
keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses

17
pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal/potential
curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual
(actual/real curriculum).
Dalam silabus tersebut memuat komponen-komponen minimal dari
kurikulum satuan pendidikan. Untuk me-ngadakan pengkajian terhadap kurikulum
yang sedang dilaksanakan pada suatu satuan pendidikan, bisa dilakukan melalui
penelaahan silabus yang telah dikembangkan dan diberlakukan. Dari pengkajian
terhadap silabus bisa memberikan berbagai informasi, di antaranya dapat dilihat
apakah kurikulum sebagai suatu teori telah diterjemahkan dengan baik. Melalui
silabus dapat ditelaah standar kompetensi dan kompetensi yang akan dicapai,
materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana
cara mengukur keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah
hubungan an-tara satu komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak.
Karena itu kedudukan silabus dalam telaah kurikulum tingkat satuan pendidikan
sangatlah penting.
Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab “apa yang harus
dipelajari?”, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang pokok-pokok program
dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar kompetensi dan kom-
petensi dasar yang telah ditetapkan ke dalam rincian kegiatan dan strategi
pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan pengalokasian waktu.
Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus
dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program yang
dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu semester), menjadi
acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program untuk jangka waktu
yang lebih singkat.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk peni-laian.
2.1.4.2 Manfaat Silabus
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya silabus
merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat
dari silabus ini, di antaranya:

18
1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu
dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan
sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian.
2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai
dalam suatu mata pelajaran.
3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program
pembelajaran.
4. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program
pembelajaran.
2.1.4.3 Prinsip Pengembangan Silabus
Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip.
Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar
dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan se-cara
keilmuan. Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi/materi
pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka materi/isi pembelajaran
tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan
silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang tinggi.
2. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkem-
bangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus
saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Silabus
pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam penyusunannya
harus dilakukan secara sistematis.
4. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang
konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk me-
nunjang pencapaian kompetensi dasar yang pada akhirnya mencapai stan-dar
kompetensi.

19
6. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memper-hatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat meng-
akomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan
ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
2.1.4.4 Pengorganisasian dan Tatalaksana Tim Pengembang Silabus
Berdasarkan apa yang terlulis dalam panduan penyusunan KTSP,
pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG),
dan Dinas Pendidikan biasanya memfasilitasi penyusunan tersebut dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari guru-guru yang berpengalaman di
bidangnya masing-masing.
Agar silabus dapat tersusun dengan baik, dibutuhkan tim kerja yang
memadai dan memiliki beberapa kapabilitas. Sebaiknya dalam tim kerja tersebut
tersedia ahli kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli disain pembelajaran, ahli
evaluasi, dan ahli lainnya yang diperlukan. Selanjutnya, perlu juga ditetapkan
struktur organisasi dan tatalaksana tim pengembang silabus tersebut.
2.1.4.5 Prosedur Pengembangan Silabus
Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-
prinsip sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembang-an
silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui
tahapan: perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan
evaluasi. Secara singkat, prosedur pengembangan tersebut dapat dijelas-kan
sebagai berikut.
1. Perancangan (Design).
Tahap ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan
menetapkan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
yang diperlukan.Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk
setiap mata pelajaran (disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan
dalam melihat hubungan antar komponen).

20
2. Validasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang telah
disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyem-
purnaan lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian,
substansi materi pokok, maupun cakupan isi dalam komponen-komponen
silabus yang lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara meminta
tang-gapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti
ahli disiplin keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi
ternyata masih banyak hal yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya
dila-kukan penyempurnaan atau perancangan ulang sampai diperoleh silabus
yang siap diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila silabus itu
dikembangkan oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan beberapa
sekolah yang hasilnya akan dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Pengesahan.
Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan agar
memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten.Tahap
pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi su-
dah bisa dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian.
4. Sosialisasi.
Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang
lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan dipercaya
untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan
perlu disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana
kurikulum.
5. Pelaksanaan.
Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawali
dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai
dengan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
6. Evaluasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah
dikembangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya.Dari hasil evaluasi
ini dapat diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.Dengan demikian, silabus dapat
segera diperbaiki dan disempurnakan.

21
2.1.4.6 Langkah-langkah Penyusunan Silabus
Secara umum proses penyusunan silabus terdiri atas delapan langkah utama
sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas mata pelajaran
Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama sekolah, mata pelajaran,
ditujukan untuk kelas berapa, pada semester mana, dan alokasi waktu yang
dibutuhkan. Perlu juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang
akan dicapai.
2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan
minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester
untuk mata pelajaran tertentu.Kompetensi dasar merupakan sejumlah ke-
mampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi.Standar kompetensi dan kompe-
tensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP.

Para pengembang silabus perlu mengkaji secara teliti standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulit-
an materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar
isi;
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
1. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi pembe-
lajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan
indikator. Jenis materi pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau
keterampilan. Materi pokok dalam silabus biasanya dirumuskan dalam ben-tuk
kata benda atau kata kerja yang dibendakan. Untuk mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dilakukan
dengan mempertimbangkan: a) Potensi peserta didik; b) Relevansi dengan
karakteristik daerah, c) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial,

22
dan spiritual peserta didik. c) Kebermanfaatan bagi peserta didik; d) Struktur
keilmuan; e) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; f)
Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan g)
Alokasi waktu.
Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi (SI)
dan standar kompetensi kelulusan ( SKL ), serta panduan penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan ( KTSP ). Dalam pelaksanaannya silabus dapat
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau kelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah atau dalam musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP).
Komponen-komponen silabus antara lain: a) Identitas mata pelajaran, b)
Standar kompetensi, c) Kompetensi dasar, d) Materi pembelajaran, f) Kegiatan
pembelajaran, g) Indikator pencapaian kompetensi, h) Penilaian, i) Alokasi waktu,
j) Sumber belajar.
2.1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2.1.5.1 Pengertian Rencana Pembelajaran ( RPP )
Menurut Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah seperangkat rencana yang menggambarkan proses dan
prosedur pengorganisasian kegiatan pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan di
dalam silabus.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 (2005 pasal 20)
menyatakan bahwa, ”RPP minimal memuat sekurang-kurangnya lima
komponen yang meliputi: 1) tujuan pembelajaran, 2) materi ajar, 3) metode
pengajaran, 4) sumber belajar, dan 5) penilaian hasil belajar.
Jadi rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus.Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi
dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali
pertemuan atau lebih.

23
Dalam KTSP, guru bersama warga sekolah berupaya menyusun kurikulum
dan perencanaan program pembelajaran, meliputi:program tahunan,program
semester, silabus, dan rencana peleksanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. RPP merupakan acuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran untuk setiapKD. Oleh karena itu, apa yang
tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu KD.

2.1.5.2 Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, komponen RPP terdiri dari :
1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah
pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar.
8. Metode pembelajaran

24
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a) melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber; b) menggunakan beragam model pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar; c) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik
dan antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya; d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
Dalam kegiatan elaborasi, guru: a) membiasakan peserta didik membaca dan
menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; b)
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; c)
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut; d) memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; e) memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; f)
menfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; g) memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan variasi; kerja individual maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan; i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a) memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik; b) memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber; c)

25
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan; d) memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar;
c. Kegiatan Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau
kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

2.1.5.3 Prinsip-Prinsip Penyusunan


Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menyatakan dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) memperhatikan perbedaan individu peserta didik, 2) mendorong
partisipasi aktif peserta didik, 3) mengembangkan budaya membaca dan
menulis, 4) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, 5) keterkaitan dan
keterpaduan, 6) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP .
2.1.5.4 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun RPP
Dalam penyusunan RPP perlu memperhatikan hal sebagai berikut:1)RPP disusun
untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih,
2) Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus di
capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, 3) Tujuan
pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajaran
untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada
pencapaian indikator, 4) Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran)
dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu rencana pelaksanaan pembelajaran
terdapat tiga kali pertemuan, maka dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
tersebut terdapat tiga langkah pembelajaran, 5) Bila terdapat lebih dari satu
pertemuan untuk indikator yang sama, tidak perlu dibuatkan langkah kegiatan
yang lengkap untuk setiap pertemuannya.

26
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah merupakan suatustandar operasional yang harus dilakukan
olehguru dalam rangka bagaimana merencanakan, melakukan, dan menilai hasil
pembelajaran terhadap siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu
hasil pembelajaran yang berkualitas. Secara spesifik seorang guru harus memiliki
kompetensi untuk membuat silabus dan menjabarkan silabus tersebut dalam
bentuk operasional pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran.

2.1.6 Tugas Pokok, Fungsi, Wewenang, dan Kompetensi Pengawas Sekolah


2.1.6.1 Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah, maka
sekolah tersebut harus diawasi mutunya dan orang yang melakukan pengawasan
terhadap sekolah tersebut adalah pengawas sekolah atau supervisor.
Kepmendikbud RI Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Pebruari 1998 :
Pengawas Sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan
pra sekolah, dasar dan menengah.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi no 21 tahun 2010 Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada
satuan pendidikan dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan
manajerial pada satuan pendidikan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan , pasal 39 menyatakan pengawasan pada
pendidikan formal dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan. Pada pasal 55
dinyatakan pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan,
supervise,evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pada pasal 57

27
dinyatakan supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan
pendidikan dan kepala satuan pendidikan. Penjelasan pasal 57 menyatakan :
supervisi manajerial meliputi aspek pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan dan supervisi akademik meliputi aspek-aspek pelaksanaan proses
pembelajaran dan sasarannya adalah guru.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok pengawas sekolah
adalah: (1) Penyusunan program pengawas sekolah; (2) Pemantaun dan
melakukan penilaian pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan ( SNP )
melalui supervisi akademik dan supervisi manajerial; (3) Penilaian administrasi,
akademis dan fungsional terhadap kinerja guru dalam pembelajaran dan kinerja
kepala sekolah dalam mengelola pendidikan.
Berikut adalah uraian pelaksanaan supervisi akademik dan manajerial Sujana
(2012:18).
No Supervisi Akademik Supervisi Manajerial
1 Memantau Memantau Pelaksanaan
Pelaksanaan Standar Isi Standar pendidik dan Tenaga
Kependidikan
2 Memantau Memantau Pelaksanaan
Pelaksanaan Standar Standar Sarana dan Prasarana
Kompetensi kelulusan
3 Memantau Memantau Pelaksanaan
Pelaksanaan Standar Proses Standar Pembiayaan
4 Memantau Memantau Pelaksanaan
Pelaksanaan Standar Standar Pengelolaan pendidikan
Penilaian

2.1.6.2 Fungsi Pengawas Sekolah


Husaini Usman (2009:603) mengatakan bahwa berdasarkan kajian kajian
tentang tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah/madrasah, maka perspektif ke
depan fungsi umum pengawas sekolah / madrasah adalah untuk melakukan : (1)
Pemantauan; (2) Penyeliaan; (3) Pengevaluasian dan pelaporan; (4)
Penindaklanjutan hasil pengawasan.

28
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut secara efektif dan
efesien maka diperlukan kompetensi.
Berdasarkan pendapat di atas maka fungsi pengawas sekolah : (1) Mitra
guru; (2) Innovator; (3) Konselor; (4) Motivator kolaborator; (5) Asesor; (6)
Evaluator konsultan.
2.1.6.3 Kewenangan Pengawas sekolah
Sujana (2012:23) mengatakan bahwa kewenangan pengawas sekolah
dalam melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku adalah : (1) Memilih dan menentukan metode kerja
yang dilakukan; (2) Menilai kinerja guru , kepala sekolah, dan tenaga
kependidikan lainnya; (3) Menentukan, mengusulkan program pembinaan
serta melakukan pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru; (3)
Melakukan pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru

2.1.6.4 Kompetensi Pengawas sekolah


Sujana (2012:54) mengatakan bahwa kompetensi pengawas sekolah adalah
seperangkat kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dimiliki pengawas sekolah secara terpadu dan ditampilkan dalam
tindakannya untuk peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan/sekolah
yang manjadi binaannya.
Dari rumusan di atas kompetensi pengawas sekolah memiliki tiga aspek
yaitu : (1) Kemampuan pengetahuan, kecakapan, sikap, pemahaman, apresiasi dan
harapan yang menjadi ciri dan karakteristik seorang untuk menjalankan tugas; (2)
Ciri dan karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu
tampil nyata dalam tindakan, tingkah laku dan unjuk kerjanya; (3) Hasil unjuk
kerjanya memenuhi kriteria standar kualitas tertentu.
Mengapa kompetensi pengawas itu diperlukan, jawabannya agar pengawas
sekolah dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi , dan tanggung jawabnya dalam
meningkatkan mutu pendidikan serta mutu proses dan hasil belajar siswa di
sekolah binaannya (Sagala,2010:161).
Mengacu pada lampiran Peraturan enteri Pendidikan Nasional tanggal No. 12
Tahun 2007 tanggal 28 Maret 2007, tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah berkenaan dengan itu menghasilkan enam dimensi Kompetensi
pengawas sekolah yaitu : 1) Kompetensi Kepribadian, 2) Kompetensi Supervisi

29
Manajerial, 3) Kompetensi Supervisi Akademik, 4) Kompetensi Evaluasi
Pendidikan 5) Kompetensi Penelitian Dan Pengembangan, 6) Kompetensi Sosial.
Untuk Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik dinyatakan bahwa pengawas
harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar,karakteristik, dan
kecenderunganperkembangan tiap mata pelajaran dalamrumpun mata
pelajaran yang relevan disekolah menengah yang sejenis.
2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi,karakteristik, dan
kecenderunganperkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalamrumpun mata pelajaran yang relevan disekolah menengah
yang sejenis.
3. Membimbing guru dalam menyusunsilabus tiap mata pelajaran dalam
rumpunmata pelajaran yang relevan di sekolahmenengah yang sejenis
berlandaskanstandar isi, standar kompetensi dankompetensi dasar, dan
prinsip-prinsippengembangan KTSP.
4. Membimbing guru dalam memilih danmenggunakan
strategi/metode/teknikpembelajaran/bimbingan yang dapatmengembangkan
berbagai potensi siswamelalui mata-mata pelajaran dalamrumpun mata
pelajaran yang relevan disekolah menengah yang sejenis.
5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)untuk tiap mata pelajaran dalam rumpunmata pelajaran yang relevan
di sekolahmenengah yang sejenis.
6. Membimbing guru dalam melaksanakankegiatan pembelajaran/bimbingan
(dikelas, laboratorium, dan atau di lapangan)untuk tiap mata pelajaran
dalam rumpunmata pelajaran yang relevan di sekolahmenengah yang
sejenis.
7. Membimbing guru dalam mengelola,merawat, mengembangkan
danmenggunakan media pendidikan danfasilitas pembelajaran/bimbingan
tiap matapelajaran dalam rumpun mata pelajaranyang relevan di sekolah
menengah yangsejenis.

30
8. Memotivasi guru untuk memanfaatkanteknologi informasi dalam
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalamrumpun mata pelajaan
yang relevan.
Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru
dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya,
agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi
akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri darmateri pokok
dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian
tindakan kelas.
Dalam kompetensi supervise akademik dijelaskan bahwa seorang
pengawas sekolah harus mampu membimbing guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran (silabus dan RPP) sesuai dengan standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
2.1.7Bimbingan Berkelanjutan
2.1.7.1 Pengertian Bimbingan dan berkelanjutan
Frank Parson. 1951 (dalam RM Fatihah http://eko13.wordpress.com)
menyatakan, “bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk
dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat
kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Chiskon 1959 (dalam RM Fatihah
http://eko13.wordpress.com ) menyatakan, “bimbingan membantu individu untuk
lebih mengenal berbagai informasi tentang dirinya sendiri.”
Berikutnya Bernard dan Fullmer 1969 (dalam RM Fatihah
http://eko13.wordpress.com ) menyatakan, ”bahwa bimbingan dilakukan untuk
meningkatkan perwujudan diri individu.” Dapat dipahami bahwa bimbingan
membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.

31
Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”bimbingan adalah
petunjuk penjelasan cara mengerjakan sesuatu, tuntutan.”
Crow and Crow (1960) merumuskan bahwa, bimbingan adalah bantuan
yang diberikan oleh seseorang yang memiliki pribadi terpercaya dan pendidikan
yang memadai, baik ia pria atau wanita kepada seseorang individu berbagai
tingkat usia agar mereka dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan hidupnya
sendiri, mengembangkan arah titik pandangnya sendiri, membuat keputusan
sendiri dan memikul bebannya sendiri.
(dalamhttp://catatanbk.blogspot.com/2012/04/pengertian-bimbingan-menurut-
ahli.html diakses tanggal 20 Pebruari 2013 pukul 08.38 WIB )
Sedangkan Rachman Natawijaya (1972) (berpendapat bahwa, bimbingan
adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya, sehingga ia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan
dan keadaan keluarga serta masyarakat.
(http://catatanbk.blogspot.com/2012/04/pengertian-bimbingan-menurut-
ahli.htmldiakses tanggal 20 Pebruari 2013 pukul 08.38 WIB)
Stoops dan Walquist mendefinisikan bimbingan adalah proses yang terus-
menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai
kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-
besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. (Depdikbud, 1981).
Menurut Andi Mapiare (1984), Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan secara metodis dan demokratis dari seseorang yang
memiliki kompetensi memadai dalam menerapkan pendekatan, metode dan teknik
layanan kepada individu (murid) agar si terbantu ini lebih memahami diri,
menerima diri, mengarahkan diri dan memiliki kemampuan nyata dalam mencapai
penyesuaian, membuat pilihan dan memecahkan persoalan-persoalan secara lebih
memedai sesuai dengan tingkat perkembangan yang dicapainya. Kesemuanya itu
ditujukan untuk mencapai kesejahteraan mental dan kebahagiaan yang bermanfaat
bagi diri dan lingkungannya.( http://catatanbk.blogspot.com/2012/04/pengertian-

32
bimbingan-menurut-ahli.html diakses tanggal 20 Pebruari 2013 pukul 08.38
WIB).
Moh. Surya (1988:12) dalam Lubis (2011:34) mengatakan bahwa
bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan dan perwujudan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Menurut Mortensen & Schumer (1978) dalam Lubis (2011:35) rumusan
bimbingan adalah sebagai berikut:
1. Bagian dari keseluruhan usaha pendidikan
2. Menyediakan berbagai kesempatan
3. Dilakukan oleh para ahli
4. Mengembangkan kemampuan secara optimal
5. Sesuai dengan ide-ide demokratisasi bahwa masing-masing anak memiliki
bakat, kemampuan, dan minat yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Donald G. Mortensen dan Alan M. Schrnuller (1976) mengemukakan


bahwa: “Guidance may be defined as that part of the total educational program
that helps provide thepersonal opportunities and specialized staff services by
which each individual candevelop to the fullest of his abilities and capacities in
terms of the democratic idea.”
Shertzer dan Stone (1971: 40) mengartikan bimbingan sebagai process of
helping anindividual to understand himself and his world (proses pemberian
bantuan kepadaindividu agar mampu memahami diri dan
lingkungannya).”Sunaryo Kartadinata (1998: 3) mengartikannya sebagai “proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.”

Roehman Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan sebagai suatu


proses pemberian bantuan kepada individu yangdilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya,sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat, dan kehidupanpada umumnya. Dengan demikian dia
akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi
sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.

33
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal
sebagai makhluk sosial.

Menurut Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, ”berkelanjutan


adalah berlangsung terus menerus, berkesinambungan.
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
adalah :
1. Proses bantuan sebagai bagian keseluruhan pendidikan kepada individu
dengan perkataan lain membantu bukan paksaan.
2. Dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan/berkesinambungan
3. Dilakukan oleh personal yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus
dalam bimbingan dan memiliki syarat-syarat dan kualkifikasi tertentu baik
dari segi kepribadian, pendidikan, pengalaman dan pelatihan-pelatihan.
4. Agar individu yang dibimbing memahami, mengarahkan dirinya, memiliki
kemampuan nyata, mengembangkan potensi dirinya
5. Dalam mencapai penyesuaian untuk memecahkan persoalan-persoalan
yang memadai sesuai dengan tingkat perkembangan yang dicapainya.
Bimbingan berkelanjutan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
oleh seorang pengawas sekolah dan kepala sekolah selaku atasan yang dipandang
memiliki kelebihan kompetensi dibandingkan dengan guru-guru sebagai
bawahannya. Pelaksanaan bimbingan berkelanjutan menempuh langkah-langkah
diantaranya :(1) mendeskripsikan terlebih dulu maksud dan tujuan dari bimbingan
ini kepada seluruh guru; (2) mendeskripsikan target dan sasaran  yang ingin
dicapai; (3) membuat jadwal pembimbingan dan; pelaksanaan pembimbingan; (4)
mengevaluasi hasil bimbingan.
 Bimbingan berkelanjutan dilaksanakan melalui sebuah forum diskusi
bersama guru mengenai topik tertentu dalam hal ini bagaimana tata cara
penyusunan silabus dan RPP dan pentingnya perangkat pembelajaran tersebut
dalam kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk menyamakan
persepsi agar guru menyadari bahwa sebuah perencanaan merupakan titik awal
keberhasilan dari suatu kegiatan.
(http://eddy27.blogspot.com/2011/01/artikeli.html diakses tanggal 19Maret 2013).

34
Oleh karena itu pengawas sekolah sebagai supervisor pendidikan wajib
melaksanakan tugas pokoknya yaitu melakukan kegiatan supervise pendidikan
yaitu bantuan professional kesejawatan yang dilakukan melalui dialog kajian
masalah pendidikan untuk mendapatkan solusi dalam meningkatkan kemampuan
professional kepala sekolah, guru dan staf sekolah lainnya guna mempertinggi
kinerja sekolah menuju tercapainya mutu pendidikan Sujana ( 2012:5).
Supervisi merupakan serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru
dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (pengawas
sekolah) untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar. Karena
supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru
itu sendiri maka pembinaan itu lebih diarahkan pada pembinaan profesional guru
yakni pembinaan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
professional sebagai seorang supervisor pendidikan pengawas sekolah harus
menguasai dimensi-dimensi kompetensinya salah satunya adalah kompetensi
supervise akademik.
Menurut Glickman (1981) dalam Sujana (2012:54), supervisi akademik
ialah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
dalam mengelola proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Daresh (1989) dalam Sujana (2012:54) supervisi akademik merupakan
upaya membantu guru mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan demikian esensi dari supervisi akademik adalah membantu
guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya.Kemampuan –
kemampuan profesional guru harus ditunjukkan dengan penguasaan kompetensi-
kompetensi keguruannya.
Usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional
sangat diperlukan guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru. Bantuan profesional kepada guru tersebut paling tepat
adalah dalam bentuk layanan supervisi. Kegiatan supervisi dilakukan secara
menyeluruh oleh pengawas sekolah secara rutin, terjadwal serta
berkesinambungan sehingga hasilnya benar-benar dapat memberikan masukan
untuk perbaikan kinerja guru bersangkutan.

35
Indikator-indikator bantuan profesional kepada guru, bimbingan kepada
guru dalam menyusun silabus , menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) sehingga terdapat pengembangan kemampuan guru dalam mengelola
proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan kualitas pembelajaran
merupakan bagian dari kompetensi supervisi akademik yang harus dikuasai oleh
pengawas sekolah.
Setiap pendidik baik secara individu maupun kelompok dikembangkan untuk
mencapai target kinerja sesuai dengan standar pada tiap satuan
pendidikan.2.1.7.2Langkah-langkah Kegiatan Bimbingan Berkelanjutan
1. Pemantauan
Kegiatan pemantauan diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang
kondisi nyata di lapangan sebelum pelaksanaan pembimbingan.Kemudian
dideskripsikan maksud dan tujuan pembimbingan kepada guru.
2. Mendeskripsikan Target dan Sasaran Yang Ingin Dicapai
Produk dari kegiatan supervisi adalah target yang harus dicapai sehingga
ada pelaksanaan perbaikan program atau perbaikan pembimbingan dalam
meningkatkan kompetensi guru menyusun perangkat pembelajaran.
3. Membuat Jadwal Pembimbingan (lampiran)
4. Melaksanakan Pembimbingan
Tugas pengawas adalah memperbaiki sistem perencanaan, implementasi
kegiatan, dan evaluasi berdasarkan data yang sudah dicapai sebelumnya.
Peningkatan kompetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
merupakan kebutuhan yang tidak dielakan dalam peningkatan mutu
berkelanjutan.

5. Mengevaluasi Hasil Bimbingan dan Melakukan Pembinaan


Supervisi sebagai bagian dari pengumpulan informasi mengenai
peningkatan kompetensi dan kinerja guruakan menjadi data awal untuk
melakukan pembinaan pada kegiatan supervisi akademik berikutnya.

36
2.2 Kerangka berpikir
Pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan adalah seseorang
yang melaksanakan tugas supervisi bukan melaksanakan kontrol. Supervisi
diartikan sebagai bantuan profesional atau bantuan keahlian dari sorang
supervisor kepada seseorang atau kelompok orang disupervisi. Oleh sebab itu
pengawas sekolah disebut supervisor pendidikan yang bermakna melakukan
pembinaan bukan melakukan pmeriksaan.
Supervisi akademik sebagai bagian dari supervisi pendidikan adalah
bantuan professional/keahlian yang diberikan supervisor kepada guru agar guru
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini berarti sasaran bantuan keahlian
dalam supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan pembelajaran. Jenis
bantuan yang diberikan adalah aspek-aspek yang terkait dengan pembelajaran
antara lain seperti semua yang terkandung dalam standar proses pendididkan.
Semua aspek tersebut mendukung pembelajaran. Melalui supervisi akademik
diharapkan guru lebih terampil merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
serta menilai kemajuan belajar siswa dalam mata pelajaran yang diampunya.
Implementasi supervisi akademik oleh pengawas sekolah diharapkan
mampu membawa perubahan dalam diri guru yaitu ada peningkatan kualitas
akademik yang dimilikinya, ada peningkatan komitmen (commitment), kemauan
(willingness) dan peningkatan motivasi (motivation) pada akhirnya kualitas
pembelajaran yang dihasilkan meningkat. Implementasi supervisi akademik
dengan berbagai teknik dan metoda tertentu oleh pengawas sekolah semakin
memperjelas bahwa ada komitmen perilaku guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dan perilaku siswa/ peserta didik yang belajar untuk mencapai hasil
belajar yang lebih baik.
Oleh karena itu pelaksanaan supervisi akademik dengan bimbingan
berkelanjutan oleh pengawas sekolah harus mampu memengaruhi, membuat, dan
membawa perubahan perilaku guru menjadi baik dengan perilaku guru tersebut
juga akan mempengaruhi, membuat dan membawa perilaku siswa/peserta didik
dalam proses belajarnya. Proses belajar yang baik akan memengaruhi hasil belajar
yang dicapainya. Ha ini membuktikan bahwa tujuan akhir dari supervisi akademik

37
adalah tercapainya perilaku siswa/peserta didik dalam proses belajar dan hasil
pembelajaran yang dicapainya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Pelaksanaan supervisi akademik dengan metoda bimbingan
berkelanjutan akan dapat terlaksana jika pengawas sekolah (supervisor) memiliki
keterampilan (skill), kecakapan (ability), kompetensi (competency) dan
pengetahuan (knowledge) yang tinggi sebagai persyaratan yang telah ditetapkan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas diduga ada hubungan implementasi supervisi
akademik dengan metoda bimbingan berkelanjutan oleh pengawas sekolah dengan
peningkatan kompetensi guru-guru SMA Swasta Santa Maria dalam menyusun
perangkat pembelajaran.

Implementasi antara varibel dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

BIMBINGAN GURU
BERKELANJU MENYUSUN
TAN PERANGKAT KOMPETENSI
PENGAWAS PEMBELAJAR MENINGKAT
SEKOLAH AN (Y)
(X1) ( X2 )

Gambar : Paradigma Pembimbingan

38
BAB III
METODE PEMBIMBINGAN

3.1 Setting Pembimbingan


Setting dalam pembimbingan ini meliputi: tempat pembimbingan,
waktu pembimbingan , jadwal pembimbingan, dan siklus pembimbingan sebagai
berikut :
3.1.1 Tempat Pembimbingan
Pembimbingan dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Atas Swasta
Gajah Medan Medan. Pemilihan sekolah tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran(silabus danrencana pelaksanaan pembelajaran) dengan
lengkap.
3.1.2 Waktu Pembimbingan
PTS ini dilaksanakan pada semester dua / genap tahun pelajaran 2012/2013
selama 2 bulan yaitu bulan April sampai Mei
3.1.3 Jadwal Pelaksanaan Pembimbingan
NO Kegiatan Tanggal
1. Membuat proposal 1April s/d 14 April 2013
2. Merevisi proposal 15 April s/d 22 April 2013
3. Melaksanakan 14 Mei s/d 18 Mei 2013
4. Membuat laporan 20 Mei s/d 29 Mei 2013
5 Mempresentasikan hasil 31 Mei 2013
3.1.4 Tahap Pembimbingan
Pembimbingan dilaksanakan melalui dua tahap untuk melihat peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).

3.2 Persiapan Pelaksanaan pembimbingan di Sekolah


Sebelum pembimbingan dilaksanakan, dibuat berbagai input instrument
yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi.

39
3.3 Subjek Pembimbingan
Yang menjadi subyek dalam pembimbingan ini adalah guru mata
pelajaran biologi SMA Swasta Gajah Mada Medan sebanyak satu orang.

3.4 Sumber Data


Sumber data dalam pembimbingan ini adalah perangkat pembelajaran
khususnya silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dibuat
guru.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


3.5.1 Teknik
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dan diskusi.
a. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi
tentang pemahaman guru terhadap silabus dan RPP.
b. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui
kompetensi guru dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan lengkap.
c. Diskusi dilakukan antara pembimbing dengan guru.
3.5.2 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam pembimbingan ini sebagai berikut.
a. Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
kemampuan awal yang dimiliki guru tentang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
b. Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengetahui komponen
silabus dan RPP yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh guru .
c. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk sharing pendapat antara peneliti
dengan guru.

40
3.6 Prosedur Pembimbingan
Pembimbingan ini berbentuk bimbingan berkelanjutan yang dilakukan oleh calon
pengawas sekolah kepada guru-guru untuk menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Melalui proses pembimbingan berkelanjutan ini
diharapkan ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam menyusun
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pada akhirnya guru mampu
menyusun sendiri silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Tahap-tahap dalam Proses Pembimbingan :
1. Perencanaan : merencanakan apa yang harus dilakukan dalam pembimbingan
untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah dalam perencanaan antara lain :
a. Membuat jadwal pembimbingan ( lampiran 1).
b. Melakukan wawancara kepada guru tentang kesulitan menyusun silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 2).
c. Menjelaskan tujuan pembimbingan kepada guru yaitu meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
d. Menjelaskan target yang dicapai adalah silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dibuat sendiri oleh guru.
e. Menyiapkan dan menyusun instrumen penilaian silabus (lampiran3),
instrumen penilaian RPP (lampiran 4) dan instrumen pembelajaran
(lampiran 5) sebagai instrumen APKG yang dikembangkan oleh
DEPDIKBUD.
f. Menyiapkan kontrak pembimbingan sebagai komitmen bersama.
2. Pelaksanaan:
a. pengawas sekolah melakukan pembimbingan langsung kepada guru-guru
untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menyusun (a) silabus; (b)
RPP; (c) bahan ajar; (d) metode dan model pembelajaran; (e) test hasil
belajar.

41
b. Kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran di atas sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses yang menjelaskan indikator-indikator penyusunan
perangkat pembelajaran akan didiskusikan bersama selama
pembimbingan berlangsung (jadwal terlampir).
c. Proses pembimbingan akan tetap berlangsung sehingga perangkat
pembelajaran yang disusun oleh guru sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
3. Observasi: pengawas sekolah melakukan pengamatan terhadap silabus dan
RPP yang telah dibua oleh guru dengan instrumen yang telah disiapkan untuk
melihat kemampuan guru dalam menyusun RPP dengan lengkap, hasil atau
dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan oleh guru dalam mencapai
sasaran.Selain itu juga peneliti mencatat hal-hal yang terjadi dalam pertemuan dan
wawancara. Rekaman dari pertemuan dan wawancara akan digunakan untuk
analisis dan komentar kemudian.
4. Refleksi :
a. Pembimbing mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang telah dilakukan.
b. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, pengawas sekolah bersama guru
melaksanakan proses evaluasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah
disusun oleh guru.
c. Jika perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru masih belum
sempurna sesuai dengan standar yang dipersyaratkan maka akan
dilanjutkan pada tahap pembimbingan yang kedua.
5. Aplikasi Pembimbigan Perangkat Pembelajaran
Akhir pada pembimbingan penyusunan perangkat pembelajaran, pembimbing
akan mengambil satu RPP yang telah dibuat oleh guru dan mempersilahkan guru
untuk mempraktekkan dalam bentuk mengajar di kelas untuk melihat apakah guru
yang dibimbing mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan standar
yang telah ditetapkan. Penilaian digunakan dengan instrumen yang telah
disiapkan.

42
Alur Pembimbingan dapat dilihat pada Gambar berikut

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


pembimbingan I pembimbingan

Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I

Permasalahan baru hasil refleksi


Perencanaan Pelaksanaan
pembimbingan II pembimbingan II

Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan data II

Apabila ada permasalahan belum ttuntasterselesaikan

Dilanjutkan ke tahap
pembimbingan
berikutnya

3.7 Indikator Pencapaian Responden

No % Ketercapaian Kategori

1 90 - 100 Sangat Baik

2 80 - 89 Baik

3 65 - 79 Cukup

43
4 55 - 75 Kurang

3.7.1 Indikator Pencapaian Hasil


Peneliti mengharapkan secara rinci indikator pencapaian hasil paling
rendah 78 % guru membuat kesebelas komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran sebagai berikut.
1. Komponen identitas mata pelajaran diharapkan ketercapaiannya 100%.
2. Komponen standar kompetensi diharapkan ketercapaiannya 85%.
3. Komponen kompetensi dasar diharapkan ketercapaiannya 85%.
4. Komponen indikator pencapaian kompetensi diharapkan ketercapaiannya
75%.
5. Komponen tujuan pembelajaran diharapkan ketercapaiannya 75%.
6. Komponen materi pembelajaran diharapkan kecercapaian 75%.
7. Komponen alokasi waktu diharapkan ketercapaiannya 75%.
8. Komponen metode pembelajaran diharapkan kecercapaiannya 75%.
9. Komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran diharapkan
ketercapaiannya 70%.
10. Komponen sumber belajar diharapkan ketercapaiannya 70%.
11. Komponen penilaian (soal, pedoman penskoran, kunci jawaban)
diharapkan ketercapaiannya 75%.

44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Silabus dan RPP Sebelum Pembimbingan (15 Mei 2013)
Sebelumpembimbing melakukan proses pembimbingan bagaimana metoda dan
teknik penyusunan perangkat pembelajaran pada guru mata pelajaran biologi di
SMA Swasta Gajah Mada medan, pembimbing memberikan angket lembar
wawancara pada guru tersebut (terlampir) untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan pemahaman guru tersebut apa, bagaimana dan untuk apa
perangkat pembelajaran itu. Dari hasil wawancara tersebut pembimbing
memperoleh data guru mata pelajaran biologi dalam proses belajar-mengajar di
kelas sudah memiliki perangkat pembelajaran tetapi kerangka penyusunan,
dokumen standar proses sebagai dasar penyusunan silabus dan RPP, komponen-
komponen silabus dan RPP belum diketahui secara baik. Berangkat data yang
diperoleh pembimbing melalui angket wawancara pada guru, maka pembimbing
meminta silabus dan RPP kelas X semester dua yang dipergunakan guru untuk
mengajar di kelas untuk melihat dan mengumpulkan data yang otentik sebagai
dasar bagi pembimbing untuk melakukan proses pembimbingan.

4.1.1 Silabus Biologi kelas X (sepuluh)


Setelah pembimbing mengumpulkan silabus dan yang dibuat oleh guru mata
pelajaran biologi tersebut, sesuai dengan data awal yang dimiliki oleh
pembimbing hasil wawancara, hasil telaah pembimbing pada silabus ternyata ada
kekurangan-kekurangan yang pembimbing temukan dari silabus guru mata
pelajaran biologi sesuai dengan hasil wawancara. Hasil telaah pembimbing
kemudian dituliskan pada format instrumen silabus yang telah disiapkan oleh
pembimbing.

45
INSTRUMEN PENILAIAN SILABUS

Nama Sekolah : SMA Swasta Gajah Mada Medan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/Genap

No Aspek Deskriptor Skor KET


Penilaian 1 2 3 4
1. Menuliskan 1. Menuliskan nama sekolah/satuan pendidikan X 100%
Identitas 2. Menuliskan mata pelajaran X Sangat
Pelajaran 3. Menuliskan kelas/semester X Baik
2. Ketepatan 1. Rumusan standar kompetensi (SK) sesuai standar X 100%
Standar kompetensi kelulusan (SKL) dan standar isi Sangat
Kompetensi 2. Rumusannya operasional dan non operasional X Baik
tergantung dari dari karakteristik mata pelajaran
dan materinya
3. Ketepatan 1. Ada keterkaitan dengan standar kompetensi X 87,5%
Kompetensi 2. Rumusannya merupakan sejumlah kemampuan X Baik
Dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata
pelajaran tertentu
4. Menentukan 1. Materi pokok yang dipelajari siswa harus X 66,6%
Materi mengacu pada pencapaian kompetensi dasar
Pokok/Pembe 2. Materi pokok pembelajaran harus X
lajaran diklasifikasikan dengan jelas apakah fakta, Cukup
konsep, prinsip dan prosedur
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta X
didik dan kebermanfaatannya
5. Menentukan 1. Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar X 62,5%
Kegiatan yang berpusat pada siswa (active learning)
Pembelajaran 2. Tahapan kegiatan pembelajaran dilakukan secara X
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar Kurang
3. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan X
sesuai dengan pengalaman belajar siswa
4. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan X
untuk mengembangkan kecakapan hidup siswa
6. Indikator 1. Rumusannya berisi jabaran perilaku untuk X 75%
Pencapaian mengukur tercapainya kompetensi dasar
Kompetensi 2. Rumusannya berupa kata kerja operasional yang X Cukup
dapat diukur dan diobservasi

46
3. Terdiri dari beberapa rumusan indikator X
(minimal dua indikator) untuk setiap kompetensi
dasar
7. Menentukan 1. Alat penilaian sesuai dan mencakup seluruh X 75%
Sistem indikator Cukup
Penilaian 2. Wujud atau contoh alat penilaian jelas dan sesuai X
dengan indikator

8. Menentukan 1. Alokasi waktu sesuai dengan cakupan X 75%


Alokasi kompetensi Cukup
Waktu 2. Alokasi waktu sesuai dengan program semester X
yang telah disusun
9. Menentukan 1. Sumber belajar sesuai untuk mendukung X 62,5%
Sumber tercapainya kompetensi dasar
Bahan 2. Sumber belajar bervariasi seperti buku teks, X Kurang
buku kurikulum, jurnal, hasil penelitian,
penerbitan berkala dan sumber lain yang dapat
digunakan
Jumlah Skor Perolehan 71

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

Jumlah Skor Perolehan 71


Nilai= X 100= X 100=77,2 % (Kategori Cukup)
Skor Maksimal 92

Guru Mata Pelajaran Penilai

Iyus Dahniar.S, SP.d Seven S. Sihombing

Mengetahui
Kepala Sekolah

47
TRI WAYUNI, S.SOS
Berdasarkan hasil telaah silabus mata pelajaran biologi kelas X semester
genap dengan menggunakan instrumen telaah silabus, pembimbing menemukan
beberpa kekurangan dan kelemahan dalam silabus tersebut yang akan menjadi
materi pokok pada pembimbingan antara lain :
1. Menentukan Materi Pokok/Pembelajaran
Dalam menetukan materi pokok/pembelajaran belum mencerminkan pada
pencapaian kompetensi dasar dan materi pokok/pembelajaran belum
menjelaskan apakah materi pokok tersebut merupakan fakta, konsep, prinsip
dan prosedur. Oleh Karena itu pembimbing melakukan pembimbingan
tentang materi pokok/pembelajaran yang dimulai dengan :
a. Menjelaskan apakah materi pokok/pembelajaran
b. Tujuan materi pokok/pembelajaran
c. Indikator-indikator yang digunakan dalam penyusunan materi
pokok/pembelajaran
d. Merinci dan mengurutkan materi pokok/pembelajaran sehingga
memberikan informasi dan menumbuhkan pengetahuan yang baru bagi
pesrta didik
e. Penjelasan dan pembimbingan ini dilakukan dengan menggunakan LCD
yang disiapkan oleh sekolah.
2. Menentukan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran yang disusun belum menggambarkan metode dan
model pembelajaran yang digunakan untuk pencapaian kompetensi dasar juga
belum mengembangkan kecakapan hidup peserta didik.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran pembimbing melakukan
proses pembimbingan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran
b. Apakah yang dimaksud dengan kecakapan hidup
c. Bagaimana mengembangkan kecakapan hidup dalam kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar

48
d. Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran melalui pengalaman belajar.
3. Menentukan Sumber Belajar
Sumber-sumber belajar yang digunakan oleh guru mata pelajaran belum
bervariasi untuk mendukung proses pembelajaran.
Untuk menjelaskan menentukan sumber belajar dalam mendukung proses
pembelajaran pembimbing melakukan proses pembimbingan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Menjelaskan pengertian sumber belajar
b. Menjelaskan kegunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran
c. Menjelaskan apa yang menjadi indikator yang dapat dijadikan menjadi
sumber belajar
d. Menjelaskan pengertian bahan ajar
e. Menjelaskan indikator-indikator yang terdapat pada bahan ajar
f. Bagaimana menyusun bahan ajar
g. Menjelaskan pengelompokan bahan ajar
h. Menjelaskan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam memilih
dan menyusun sumber dan bahan ajar yang baik.
i. Pembimbingan ini melalui presentasi dengan menggunakan LCD yang
disiapkan oleh sekolah.

4.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas X (sepuluh)


Sama halnya dengan menelaah silabus, pembimbing juga mengumpulkan RPP
guru mata pelajaran biologi kelas X semester genap. Data awal adalah hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran, dan data yang diperoleh pembimbing
setelah menelaah RPP guru mata pelajaran biologi tertera dalam instrumen
penilaian RPP yang telah disiapkan oleh pembimbing.

49
INSTRUMEN PENILAIAN RPP
No Aspek Deskriptor Skor KET
Penilaian 1 2 3 4
1. Menuliskan 1. Menuliskan nama sekolah/satuan pendidikan X 100%
Identitas Mata dengan lengkap Sangat
Pelajaran 2. Menuliskan kelas/semester X Baik
3. Menuliskan program X
4. Menuliskan mata pelajaran X
5. Menuliskan jumlah pertemuan X
2. Menuliskan 1. Rumusan standar kompetensi (SK) sesuai X 100%
Standar standar kompetensi kelulusan (SKL) dan Sangat
Kompetensi standar isi Baik
2. Rumusannya operasional dan non operasional X
tergantung dari dari karakteristik mata
pelajaran dan materinya
3. Menuliskan 1. Ada keterkaitan dengan standar kompetensi X 100%
Kompetensi 2. Rumusannya merupakan sejumlah kemampuan X Sangat
Dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata Baik
pelajaran tertentu
4. Menentukan 1. Rumusannya berisi jabaran perilaku untuk X 75%
Indikator mengukur tercapainya kompetensi dasar Cukup
Pencapaian 2. Rumusannya berupa kata kerja operasional X
Kompetensi yang dapat diukur dan diobservasi
3. Terdiri dari beberapa rumusan indikator X
(minimal dua indikator) untuk setiap
kompetensi dasar
5. Mencantumkan 1. Menjelaskan penguasaan kompetensi X 75%
Tujuan operasional yang akan dicapai dalam rencana Cukup
Pembelajaran pelaksanaan pembelajaran
2. Menggambarkan proses dan hasil belajar yang X
akan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar
6. Mencantumkan 1. Materi pembelajaran yang dipelajari siswa X 75%
Materi harus mengacu pada pencapaian kompetensi Cukup
Pembelajaran dasar
2. Materi pembelajaran harus benar secara X
teoritis
3. Materi pembelajaran dijabarkan dalam bahan X
ajar secara memadai dan kontekstual

50
7. Menuliskan Diperhitungkan dengan jelas untuk pencapaian X 75%
Alokasi Waktu satu kompetensi dasar dan dinyatakan dalam Cukup
jam dan banyaknya pertemuan

8. Metode 1. Metode pembelajaran yang digunakan X 50%


Pembelajaran bervariasi dan cocok untuk setiap kompetensi Kurang
dasar dan memacu active learning
2. Tiap-tiap metode pembelajaran yang digunakan X
mencantumkan langkah-langkah (sintaks)
pembelajaran
9. Langkah- 1. Pendahuluan berisi kegiatan awal pembelajaran X 56,25%
langkah untuk membangkitkan motivasi belajar peserta Kurang
Pembelajaran didik sehingga peserta didik berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran
2. Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk X
menjabarkan tahapan pencapaian kompetensi
dasar disertai dengan alokasi waktu
X
3. Kegiatan inti dirancang untuk berfokus pada
siswa secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi X
4. Kegiatan penutup pembelajaran yang dilakukan
dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak
lanjut
10. Penilaian Hasil 1. Alat penilaian sesuai dengan dan mencakup X 75%
Belajar Siswa seluruh indikator pencapain kompetensi Cukup
2. Rubrik/pedoman pensekoran dan kunci X
jawaban dicantumkan secara jelas dan tepat

11. Sumber Belajar Sumber belajar untuk menyusun RPP sesuai X 75%
untuk mendukung tercapainya kompetensi Cukup
dasar dan bervariasi
Jumlah Skor Perolehan 87

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

51
Jumlah Skor Perolehan 87
Nilai= X 100= X 100=80,5 %
Skor Maksimal 108

Guru Mata Pelajaran Penilai

Iyus Dahniar.S, SP.d Seven S. Sihombing

Mengetahui
Kepala Sekolah

TRI WAYUNI, S.SOS

52
Berdasarkan hasil telaah RPP oleh pembimbing secara keseluruhan rata-
rata skor penilaian akhir adalah 80,5% dengan kategori baik. Akan tetapi dari
deskriptor yang diteliti ternyata ada beberapa unsur-unsur dalam deskriptor yang
tidak ada atau yang tidak tercantum dalam RPP guru mata pelajaran biologi. Hal
ini yang dipertanyakan oleh pembimbing kepada guru mata pelajaran tersebut dan
jawabannya adalah belum mengerti tentang hal itu. Dari data yang diperoleh
pembimbing, akan melakukan proses pembimbingan kepada guru mata pelajaran
biologi khusus tentang :
1. Metode Pembelajaran yang bervariasi dan model-model pembelajaran yang
digunakan untuk materi pokok/ pembelajaran tertentu.
Langkah-langkah proses pembimbingan yang dilakukan untuk metode dan
model pembelajaran adalah :
a. Menjelaskan pengertian metode pembelajaran
b. Menjelaskan metode-metode pembelajaran dengan keunggulan dan
kelemahan masing-masing seperti ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi,
debat, dan sebagainya.
c. Menjelaskan pengimplementasian metode pembelajaran tersebut secara
spesifik ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
d. Menjelaskan pengertian model pembelajaran
e. Menjelaskan kegunaan model pembelajaran dalam proses pembelajaran
f. Menjelaskan beberapa model pembelajaran yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran seperti : model pembelajaran langsung, ( berpusat pada
guru), model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang membuat
siswa bekerja sama seperti Student Team Achievement Division (STAD),
Jigsaw ( tim ahli), Investigasi kelompok, dan sebagainya.
g. Menjelaskan sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran tersebut
dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

53
2. Langkah-langkah pembelajaran yang mencakup : (1) kegiatan awal
pembelajaran yaitu bagaimana membuka pembelajaran artinya pembimbing
menjelaskan bagaimana keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam
membuka pembelajaran untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
peserta didiik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran; (2)
kegiatan inti yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; (3) kegiatan menutup
pembelajaran.
3. Dalam langkah-langkah pembelajaran (sintaks) harus jelas metode dan model
pembelajaran yang digunakan.

4.2 Keadaan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Setelah


Pembimbingan
4.2.1 Silabus Biologi Kelas X (Kamis, 16 Mei 2013)
Berdasarkan kekurangan dan kelemahan silabus guru mata pelajaran
sebelum pembimbingan, maka pembimbing melakukan pembimbingan kepada
guru bimbing dengan materi pokok bagaimana penyusunan silabus dan
komponen-komponen silabus yang sesuai dengan Permendiknas No.4 tahun 2007
tentang Standar proses. Proses pembimbingan dilakukan dengan teknik presentasi
oleh pembimbing dengan guru bimbing menggunakan LCD yang disiapkan oleh
SMA Swasta Gajah Mada. Pembimbing menjelaskan: (1) kurikulum KTSP; (2)
pengertian silabus; (3) prinsip penyusunan silabus; (4) komponen-komponen
silabus; (5) langkah-langkah penyusunan silabus. Kemudian pembimbing
mendiskusikan dengan guru bimbing mata pelajaran biologi tentang kekurangan
dan kelemahan dalam penyusunan silabus khususnya bagaimana menetukan
materi pokok yang baik untuk pencapaian kompetensi dasar dan menjelaskan
bahwa materi pokok/pembelajaran harus lebih terperinci yang harus memuat
apakah fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya pembimbing juga
menjelaskan bahwa metode dan model pembelajaran bervariasi dan dapat
digunakan sesuai dengan materi pokok/ pembelajaran yang akan diajarkan
(pembimbing memperkenalkan dan menjelaskan metode cooperative learning

54
dengan model pembelajaran tipe STAD dan JIGSAW dengan video yang
dipresentasikan) dan sekaligus dapat menjadi sumber belajar.
Setelah selesai melakukan pembimbingan tentang penyusunan silabus yang
berstandar, pembimbing meminta dan memeriksa silabus yang disusun oleh guru
bimbing dan ditelaah kembali oleh pembimbing dengan menggunakan instrumen
penilaian silabus yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil telaah tertulis pada
instrumen di bawah ini :

INSTRUMEN PENILAIAN SILABUS

Nama Sekolah : SMA Swasta Gajah Mada Medan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/Genap

No Aspek Deskriptor Skor KET


Penilaian 1 2 3 4
1. Menuliskan 1. Menuliskan nama sekolah/satuan pendidikan X 100%
Identitas 2. Menuliskan mata pelajaran X Sangat
Pelajaran 3. Menuliskan kelas/semester X Baik

2. Ketepatan 1. Rumusan standar kompetensi (SK) sesuai X 100%


Standar standar kompetensi kelulusan (SKL) dan standar X Sangat
Kompetensi isi Baik
2. Rumusannya operasional dan non operasional X
tergantung dari dari karakteristik mata pelajaran
dan materinya
3. Ketepatan 1. Ada keterkaitan dengan standar kompetensi X 100%
Kompetensi 2. Rumusannya merupakan sejumlah kemampuan X Sangat
Dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata Baik
pelajaran tertentu
4. Menentukan 1. Materi pokok yang dipelajari siswa harus X 83,3%
Materi mengacu pada pencapaian kompetensi dasar Baik
Pokok/Pembe 2. Materi pokok pembelajaran harus X
lajaran diklasifikasikan dengan jelas apakah fakta,
konsep, prinsip dan prosedur
3. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta X
didik dan kebermanfaatannya
5. Menentukan 1. Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar X 75%
Kegiatan yang berpusat pada siswa (active learning) Cukup
Pembelajaran 2. Tahapan kegiatan pembelajaran dilakukan secara X

55
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar
3. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan X
sesuai dengan pengalaman belajar siswa
4. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan X
untuk mengembangkan kecakapan hidup siswa
6. Indikator 1. Rumusannya berisi jabaran perilaku untuk X 83.3%
Pencapaian mengukur tercapainya kompetensi dasar
Kompetensi 2. Rumusannya berupa kata kerja operasional yang X
dapat diukur dan diobservasi
3. Terdiri dari beberapa rumusan indikator X
(minimal dua indikator) untuk setiap kompetensi
dasar
7. Menentukan 1. Alat penilaian sesuai dan mencakup seluruh X 75%
Sistem indikator
Penilaian 2. Wujud atau contoh alat penilaian jelas dan sesuai X
dengan indikator

8. Menentukan 1. Alokasi waktu sesuai dengan cakupan X 75%


Alokasi kompetensi
Waktu 2. Alokasi waktu sesuai dengan program semester X
yang telah disusun
9. Menentukan 1. Sumber belajar sesuai untuk mendukung X 75%
Sumber tercapainya kompetensi dasar
Bahan 2. Sumber belajar bervariasi seperti buku teks, X
buku kurikulum, jurnal, hasil penelitian,
penerbitan berkala dan sumber lain yang dapat
digunakan
Jumlah Skor Perolehan 82

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

Jumlah Skor Perolehan 82


Nilai= X 100 %= X 100 %=89,1 % (Baik)
Skor Maksimal 92

Guru Mata Pelajaran Biologi Penilai

Iyus Dahniar.S, SP.d Seven S. Sihombing

56
Mengetahui
Kepala Sekolah

TRI WAYUNI, S.SOS


Berdasarkan data perolehan di atas baik sebelum dan sesudah
pembimbingan penyusunan silabus dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan yang
signifikan kompetensi guru mata pelajaran biologi SMA Swasta Gajah Mada
medan dalam penyusunan silabus yang berstandar setelah menerima proses
pembimbingan dari pembimbing seperti pada tabel berikut :

No Deskriptor Proses Pembimbingan Keterangan


Sebelum (%) Sesudah (%)
1 Menuliskan 87,5 100 Terjadi
Kompetensi Dasar peningkatan
12,5%
2 Menentukan Materi 66,6 83,3 Terjadi
Pokok/Pembelajaran peningkatan
33,7%
3 Menentukan Kegiatan 62,5 75 Terjadi
Pembelajaran peningkatan
14.5%
4 Menetapkan Indikator 75 83,3 Terjadi
Pencapaian peningkatan
Kompetensi 13.3%
5 Menetukan Sumber 62,5 75 Terjadi
Bahan 15,0%
peningkatan
Nilai Rata-rata Seluruh 81 89 Terjadi
Deskriptor Peningkatan

57
8%

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas X


(Jumat, 17 Mei 2013)
Berdasarkan data yang diperoleh pembimbing hasil telaah RPP guru bimbing
mata pelajaran biologi sebelum pembimbingan dilakukan, maka pembimbing
melakukan bimbingan pada guru bimbing mata pelajaran biologi tentang
bagaimana langkah-langkah penyusunan RPP yang sesuai dengan Permendiknas
No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dan komponen-komponen yang harus
ada dalam RPP. Pembimbingan dilakukan dengan presentasi oleh pembimbing
dengan menggunakan LCD secara khusus tentang : (1) metode-metode
pembelajaran; (2) model-model pembelajaran; (3) langkah-langkah dalam proses
pembelajaran.
1. Metode Pembelajaran
Pembimbing menjelaskan metode-metode dalam pembelajaran sangat bervariasi
antara lain : diskusi, ceramah, tanya jawab, demonstrasi, CTL, direct instructions.
Tetapi yang lebih pembimbing tekankan penjelasannya adalah metode
pembelajaran cooperative learning sebab
sebagaisebuahmodelpengajaran,pembelajarankooperatifmendukungpendekatan
umumini:Setelahmenerimapengajarandarifasilitator,kelas-
kelasdiaturkedalamkelompok-
kelompokkecildanmemberikanpetunjukyangjelasberkenaandenganharapan-
harapantentanghasil-hasildansaran- saranmengenaiproses-
proseskelompok.Kelompok-kelompokkecilinikemudian
bekerjamelaluitugashinggasemuakelompokberhasilmemahamidanmenyelesaikant
ugastersebut(Johnson&Johnson,1989).
Pembelajarankooperatifdapatditerapkanuntukhampirsemuatugas
dalamberbagaikurikulumuntuksegalausiapebelajar.Selanjutnya,untukmemberikan
sebuah cara bagipara pebelajar dalam menguasai bahanpengajaran, pembelajaran
kooperatif mencobauntuk membuat masing- masinganggotakelompok menjadi
individu yang lebih kuatdenganmengajarkanmerekaketerampilan-

58
keterampilandalamkontekssosial.Sebagian besar daya tarik pembelajaran
kooperatif adalah pembelajarankooperatif inimemberikan
sebuahcarabagiparapebelajaruntukmempelajariketerampilanhidupantarpribadiyan
gpentingdan mengembangkan kemampuan untuk bekerja secara
kolaboratifperilaku-
perilakuyangsecarakhususdiinginkandalamsebuaheraketikasebagianbesarorganisa
simendukungkonsepkerjasama.

2. Model Pembelajaran
Metode pembelajaran cooperative learning dikembangkan dalam beberapa
model pembelajaran antara lain tipe STAD dan JIGSAW. Kedua model
pembelajaran ini yang dijelaskan oleh pembimbing kepada guru bimbing dengan
sintaks nya dalam pembelajaran sebagai berikut :
a. Tahap Penyajian Materi
b. Tahap kerja Kelompok
c. Tahap Tes Individual
d. Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu
e. Tahap Penghargaan Kelompok
Kemudian sintaks model pembelajaran jigsaw sebagai berikut :
a. Tahap penyajian materi
b. Tahap pembagian kelompok
c. Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji materi
disebut pakar
d. Siswa dalam kelompok pakar kembali ke kelompoknya semula
e. Pertemuan dilakukan diskusi dan dievaluasi
f. Pemberian penghargaan pada kelompok dengan perolehan skor tertinggi.
Penjelasan mengenai ke dua model pembelajaran ini juga melalui video yang telah
dipersiapkan oleh pembimbing.
3. Langkah-langkah Pembelajaran
Untuk menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran di atas, pembimbing menggunakan RPP yang telah dipersiapkan

59
sebelumnya dengan menekankan pada keterampilan membuka pembelajaran,
kegiatan inti dengan tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan
keterampilan menutup pembelajaran.
Setelah pembimbing selesai melakukan pembimbingan pada guru bimbing mata
pelajaran, selanjutnya pembimbing menelaah kembali RPP yang telah dibuat oleh
guru bimbing. Hasil telaah RPP kemudian dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian RPP yang telah dipersiapkan.

INSTRUMEN PENILAIAN RPP

No Aspek Deskriptor Skor KET


Penilaian 1 2 3 4
1. Menuliskan 1. Menuliskan nama sekolah/satuan pendidikan X 100%
Identitas Mata dengan lengkap
Pelajaran 2. Menuliskan kelas/semester X Sangat
3. Menuliskan program X Baik
4. Menuliskan mata pelajaran X
5. Menuliskan jumlah pertemuan X
2. Menuliskan 1. Rumusan standar kompetensi (SK) sesuai X 100%
Standar standar kompetensi kelulusan (SKL) dan
Kompetensi standar isi Sangat
2. Rumusannya operasional dan non operasional X Baik
tergantung dari dari karakteristik mata
pelajaran dan materinya
3. Menuliskan 1. Ada keterkaitan dengan standar kompetensi X 100%
Kompetensi 2. Rumusannya merupakan sejumlah X
Dasar kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa Sangat
dalam mata pelajaran tertentu Baik
4. Menentukan 1. Rumusannya berisi jabaran perilaku untuk X 75%
Indikator mengukur tercapainya kompetensi dasar
Pencapaian 2. Rumusannya berupa kata kerja operasional X Cukup
Kompetensi yang dapat diukur dan diobservasi
3. Terdiri dari beberapa rumusan indikator X
(minimal dua indikator) untuk setiap
kompetensi dasar
5. Mencantumkan 1. Menjelaskan penguasaan kompetensi X 75%
Tujuan operasional yang akan dicapai dalam rencana
Pembelajaran pelaksanaan pembelajaran Cukup
2. Menggambarkan proses dan hasil belajar yang X
akan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar

60
6. Mencantumkan 1. Materi pembelajaran yang dipelajari siswa X 75%
Materi harus mengacu pada pencapaian kompetensi
Pembelajaran dasar Cukup
2. Materi pembelajaran harus benar secara X
teoritis
3. Materi pembelajaran dijabarkan dalam bahan X
ajar secara memadai dan kontekstual
7. Menuliskan Diperhitungkan dengan jelas untuk 75%
Alokasi Waktu pencapaian satu kompetensi dasar dan X
dinyatakan dalam jam dan banyaknya Cukup
pertemuan
8. Metode 1. Metode pembelajaran yang digunakan X 75%
Pembelajaran bervariasi dan cocok untuk setiap kompetensi
dasar dan memacu active learning Cukup
2. Tiap-tiap metode pembelajaran yang X
digunakan mencantumkan langkah-langkah
(sintaks) pembelajaran
9. Langkah- 1. Pendahuluan berisi kegiatan awal X
langkah pembelajaran untuk membangkitkan motivasi
Pembelajaran belajar peserta didik sehingga peserta didik
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran 75%
2. Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk X
menjabarkan tahapan pencapaian kompetensi
dasar disertai dengan alokasi waktu Cukup
3. Kegiatan inti dirancang untuk berfokus pada X
siswa secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi X
4. Kegiatan penutup pembelajaran yang
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau
kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan
balik dan tindak lanjut
10. Penilaian Hasil 1. Alat penilaian sesuai dengan dan mencakup X 75%
Belajar Siswa seluruh indikator pencapain kompetensi
2. Rubrik/pedoman pensekoran dan kunci X Cukup
jawaban dicantumkan secara jelas dan tepat

11. Sumber Sumber belajar untuk menyusun RPP sesuai 75%


Belajar untuk mendukung tercapainya kompetensi X Cukup
dasar dan bervariasi

90
Jumlah Skor Perolehan

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan

61
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

Jumlah Skor Perolehan 90


Nilai= X 100 %= X 100 %=¿83,3% (Baik)
Skor Maksimal 108

Guru Mata Pelajaran Biologi Penilai

Iyus Dahniar.S, SP.d Seven S. Sihombing

Mengetahui
Kepala Sekolah

TRI WAYUNI, S.SOS

62
Berdasarkan data perolehan di atas baik sebelum dan sesudah
pembimbingan penyusunan RPP dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan yang
signifikan kompetensi guru mata pelajaran biologi SMA Swasta Gajah Mada
medan dalam penyusunan RPP yang berstandar setelah menerima proses
pembimbingan seperti pada tabel berikut :
No. Deskriptor Proses pembimbingan keterangan
Sebelum ( %) Sesudah (%)
1 Metode Pembelajaran 50 75 Terjadi
peningkatan
25%
2 Langkah-langkah 56,25 75 Terjadi
pembelajaran peningkatan
18,7%
Nilai Rata-rata Seluruh 80,5 83,5 Terjadi
Deskriptor peningkatan 3%

4.2.3 Observasi Proses Pembelajaran di Kelas( Sabtu, 18 mei 2013)


Setelah dilakukan proses pembimbingan penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran pada guru mata pelajaran biologi SMA Swasta Gajah
Mada Medan Semester genap, maka satu rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun oleh guru mata pelajaran biologi tersebut diambil oleh pembimbing
untuk untuk diobservasi proses pembelajaran di kelas untuk melihat sejauh mana
guru bimbing menguasai dan mampu mempraktekkan semua komponen yang
terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan observasi proses pembelajaran di kelas, ternyata guru bimbing mata
pelajaran biologi menguasai dan mampu melaksanakan proses pembelajaran di
kelas sesuai dengan urutan atau sintaks yang terdapat dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dibuat selama proses pembimbingan dengan indikator
pencapaian hasil 80,40%dengan kategori baik (instrumen observasi pembelajaran
di kelas dengan penilaiannya terlampir).

63
Lembar Observasi Pembelajaran

Mata Pelajaran :Biologi


Kelas/Semester : X/Genap
Waktu : 4 x 45 menit
Nama Guru : Iyus Dahniar. S, S.Pd
Materi Pokok : Komponen-komponen Ekosistem

NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

1. Pengelolaan a. Kelayakan penataan latar (setting) X


Kelas pembelajaran
  b. Kejelasan suara guru dalam X
  pembelajaran
  c. Kelayakan kebersihan dan X
kenyamanan kelas
d. Menyampaikan cakupan materi dan X
penjelasan uraian kegiatan sesuai)
e. Menggunakan media berbasis X
teknologi dan informasi
2. Kegiatan
Pembelajaran
 Pendahuluan a. Menyiapkan kondisi pembelajaran X
  agar peserta didik terlibat baik secara
  psikis maupun fisik sehingga siap
  mengikuti proses pembelajaran,
  X
b. Mencatat kehadiran peserta didik
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran X
atau SK dan KD yang akan dicapai,
d. Menyampaikan cakupan materi dan X
penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
e. Mengajukan pertanyaan berkenaan X
dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki peserta didik untuk
mengaitkan dengan materi yang akan
dipelajari
 Kegiatan inti
  Eksplorasi
  a. Membimbing peserta didik untuk X
  mendemonstrasikan pengetahuan yang
  dimiliki sesuai dengan topik/tema
yang akan dipelajari

64
NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

  b. Melibatkan peserta didik mencari X


  informasi yang luas dan mendalam
  tentang topik/tema materi yang
  dipelajari dari berbagai sumber belajar
  c. Menggunakan beragam pendekatan X
  pembelajaran, metode pembelajaran,
  media pembelajaran, dan sumber
  belajar lain,
  d. Memfasilitasi terjadinya interaksi X
  antar peserta didik serta antara peserta
  didik dengan pendidik, lingkungan,
  dan sumber belajar lainnya,
  e. Melibatkan peserta didik secara aktif X
  dalam setiap kegiatan pembelajaran
  f. Memfasilitasi peserta didik melakukan X
  percobaan di laboratorium, studio,
  atau lapangan
 
Elaborasi
a. Membiasakan peserta didik membaca X
dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna
b. Memfasilitasi peserta didik melalui X
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis
c. Memberi kesempatan untuk berpikir, X
menganalisis, memecahkan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut,
d. Memfasilitasi peserta didik dalam X
pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
e. Memfasilitasi peserta didik X
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
f. Memfasilitasi peserta didik membuat X
laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok
h. Memfasilitasi peserta didik untuk X
menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok
i. Memfasilitasi peserta didik melakukan X
pameran, turnamen, festival, serta

65
NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

produk yang dihasilkan

Konfirmasi
a. Memberikan umpan balik positif dan X
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil X
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
c. Memfasilitasi peserta didik melakukan X
refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah
dilakukan
d. Memfasilitasi peserta didik untuk X
memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
e. Berfungsi sebagai nara sumber, X
pembimbing dan fasilitator bagi siswa
f. Memberi peluang dan waktu yang X
cukup bagi setiap peserta didik dalam
kegiatan tutorial untuk menguasai
materi pembelajaran
3.  Penutup a. Bersama-sama dengan peserta didik X
  membuat rangkuman/ kesimpulan
  pelajaran
  b. Bersama peserta didik melakukan X
  refleksi terhadap kegiatan
  pembelajaran yang telah dilakukan
  c. Melakukan penilaian terhadap X
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
d. Memberikan umpan balik terhadap X
proses dan hasil pembelajaran
X
e. Melakukan perencanaan kegiatan
tindak lanjut melalui pembelajaran
remedial, program pengayaan, layanan
konseling, atau memberikan tugas
terstruktur baik secara individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

66
NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

g. Memotivasi peserta didik untuk X


mendalami materi pembelajaran
melalui kegiatan belajar mandiri
h. Menyampaikan rencana pembelajaran X
pada pertemuan berikutnya

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

Jumlah Skor Perolehan 119


Nilai= X 100 %= X 100 %=80,40 % (Baik)
Skor Maksimal 148

Guru Mata Pelajaran Biologi Penilai

Iyus Dahniar.S, SP.d Seven S. Sihombing

Mengetahui
Kepala Sekolah

TRI WAYUNI, S.SOS

67
BAB V
SIMPULANDAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan paparan data dan hasil pembimbingan seperti yang telah dijelaskan
pada bagian terdahulu, maka simpulan pembimbingan ini sebagai berikut :
1. Guru mata pelajaran biologi SMA Swasta Gajah Mada Medan sudah
menyusun perangkat pembelajaran yang diperlukan sebagai persiapan dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas walaupun dalam beberapa komponen
dalam silabus seperti menentukan materi pokok/pembelajaran, menetukan
kegiatan pembelajaran, menentukan sumber belajar dan juga komponen
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran seperti metode pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran belum memenuhi standar seperti yang
dipersyaratkan pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses.
2. Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan proses pembimbingan kepada guru
mata pelajaran biologi pada sekolah tersebut dan hasil pembimbingan yang
dilakukan ada peningkatan kompetensi yang signifikan dalam penyusunan
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Pembuktian bahwa ada peningkatan kompetensi guru mata pelajaran biologi
pada sekolah tersebut, dilakukan observasi pembelajaran langsung di kelas.

5.2 Saran-saran
Saran-saran yang hendak disampaikan berdasarkan hasil dan simpulan
pembimbingan di atas adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan agar lebih memperhatikan dan
mengupayakan peningkatan kompetensi guru-guru mata pelajaran secara

68
khusus guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah swasta agar terjadi
pemerataan kompetensi melalui pelatihan-pelatihan.
2. Pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya melaksanakan
supervisi akademik dan supervisi manajerial supaya mendalami betul apa
yang menjadi masalah ataupun kesulitan guru dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran sehingga pengawas
sekolah mampu memberikan layanan dan bantuan profesional dan guru pun
mampu meningkatkan kompetensi profesionalnya.
3. Sebagai guru harus terus berupaya meningkatkan kompetensinya untuk
melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru profesional, meningkatkan
kinerja dan pengabdiannya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
di mana dia bertugas.
4. Setiap guru mata pelajaran yang akan mengajar di kelas harus menyusun
sendiri perangkat pembelajaran yang diperlukan agar pembelajaran lebih
terarah dan terkonsep.

69
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Jakarta: Depdiknas.

2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

2005. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta:


Depdiknas.

2007. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas


Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.

Majid, Abdul. 2012.Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nealey and Evans in their book of “ Hand book for supervision of instruction

Sagala, Syaiful.2007.Desain Organisasi Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi


Daerah, Bandung: Alfabeta

2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung:


Alfabeta.

2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:


Alfabeta.

2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung:


Alfabeta.

2012. Konsep dan Makna Pembelajaran ( untuk membantu memecahkan


problematika belajar dan mengajar), Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet, A. 2008. Konsep-Konsep dan Teknik SupervisiPendidikan,


Jakarta: Rineka Cipta

70
Sudjana,Nana. 2012.Supervisi Pendidikan (konsep dan aplikasinya bagi
pengawas sekolah), Bekasi: Binamitra Publishing.
Rusman, 2011.Manajemen Kurikulum, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tilaar, H.A.R. and Nugroho, Riant. 2009.Kebijakan Pendidikan, Jakarta: Pustaka


Pelajar.

Usman, Husaini. 2011.Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan),


Jakarta: Bumi Aksara.

71
Lampiran 1

Lembar Wawancara kepada Guru

Ada beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada guru yang berhubungan
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

1. Apakah bapak/Ibu mengetahui kerangka dalam menyusun RPP ?


Belum begitu sempurna.
2. Apakah bapak/Ibu memiliki dokumen Standar Proses ? Tidak
3. Apakah bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan/penataran dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ? Pernah
4. Apakah bapak/Ibu ada membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ? Ya
5. Jika ada, apakah bapak/ ibu menyusunnya sendiri atau mengadopsi RPP atau
mengadaptasi RPP yang dibuat oleh orang lain ? Membuat sendiri
6. Kalau tidak mengapa ?Jelaskan !
7. Bagaimanakah pendapat bapak/Ibu jika seorang guru mengajar tanpa
menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ? tidak terkonsep
8. Apakah ada kendala dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?
Ada
9. Apakah bapak/Ibu setuju guru mengajar menggunakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ? Ya
10. Apakah Bapak/Ibu tahu komponen-komponen yang harus ada pada RPP?
Belum paham.

Responden

Iyus Dahniar. S, S.Pd

72
Lampiran 2
INSTRUMEN PENILAIAN SILABUS

Nama Sekolah : …………………………….......................................

Mata Pelajaran : …………………………….......................................

Kelas/Semester : …………………………….......................................

No Aspek Deskriptor Skor KET


Penilaian 1 2 3 4
1. Menuliskan 4. Menuliskan nama sekolah/satuan pendidikan
Identitas 5. Menuliskan mata pelajaran
Pelajaran 6. Menuliskan kelas/semester
2. Ketepatan 3. Rumusan standar kompetensi (SK) sesuai standar
Standar kompetensi kelulusan (SKL) dan standar isi
Kompetensi 4. Rumusannya operasional dan non operasional
tergantung dari dari karakteristik mata pelajaran
dan materinya
3. Ketepatan 3. Ada keterkaitan dengan standar kompetensi
Kompetensi 4. Rumusannya merupakan sejumlah kemampuan
Dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata
pelajaran tertentu
4. Menentukan 4. Materi pokok yang dipelajari siswa harus
Materi mengacu pada pencapaian kompetensi dasar
Pokok/Pembe 5. Materi pokok pembelajaran harus
lajaran diklasifikasikan dengan jelas apakah fakta,
konsep, prinsip dan prosedur
6. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik dan kebermanfaatannya
5. Menentukan 5. Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar
Kegiatan yang berpusat pada siswa (active learning)
Pembelajaran 6. Tahapan kegiatan pembelajaran dilakukan secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar
7. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
sesuai dengan pengalaman belajar siswa
8. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
untuk mengembangkan kecakapan hidup siswa
6. Indikator 4. Rumusannya berisi jabaran perilaku untuk
Pencapaian mengukur tercapainya kompetensi dasar
Kompetensi 5. Rumusannya berupa kata kerja operasional yang

73
dapat diukur dan diobservasi
6. Terdiri dari beberapa rumusan indikator
(minimal dua indikator) untuk setiap kompetensi
dasar
7. Menentukan 3. Alat penilaian sesuai dan mencakup seluruh
Sistem indikator
Penilaian 4. Wujud atau contoh alat penilaian jelas dan sesuai
dengan indikator

8. Menentukan 3. Alokasi waktu sesuai dengan cakupan


Alokasi kompetensi
Waktu 4. Alokasi waktu sesuai dengan program semester
yang telah disusun
9. Menentukan 3. Sumber belajar sesuai untuk mendukung
Sumber tercapainya kompetensi dasar
Bahan 4. Sumber belajar bervariasi seperti buku teks,
buku kurikulum, jurnal, hasil penelitian,
penerbitan berkala dan sumber lain yang dapat
digunakan
Jumlah Skor Perolehan

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

Jumlah Skor Perolehan … … ..


Nilai= X 100= X 100=… … … .
Skor Maksimal 92

...................., ………………
Penilai,

74
Lampiran 3

INSTRUMEN PENILAIAN RPP

No Aspek Deskriptor Skor KET


Penilaian 1 2 3 4
1. Menuliskan 6. Menuliskan nama sekolah/satuan pendidikan
Identitas Mata dengan lengkap
Pelajaran 7. Menuliskan kelas/semester
8. Menuliskan program
9. Menuliskan mata pelajaran
10. Menuliskan jumlah pertemuan
2. Menuliskan 3. Rumusan standar kompetensi (SK) sesuai
Standar standar kompetensi kelulusan (SKL) dan
Kompetensi standar isi
4. Rumusannya operasional dan non operasional
tergantung dari dari karakteristik mata
pelajaran dan materinya
3. Menuliskan 3. Ada keterkaitan dengan standar kompetensi
Kompetensi 4. Rumusannya merupakan sejumlah kemampuan
Dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata
pelajaran tertentu
4. Menentukan 4. Rumusannya berisi jabaran perilaku untuk
Indikator mengukur tercapainya kompetensi dasar
Pencapaian 5. Rumusannya berupa kata kerja operasional
Kompetensi yang dapat diukur dan diobservasi
6. Terdiri dari beberapa rumusan indikator
(minimal dua indikator) untuk setiap
kompetensi dasar
5. Mencantumkan 3. Menjelaskan penguasaan kompetensi
Tujuan operasional yang akan dicapai dalam rencana
Pembelajaran pelaksanaan pembelajaran
4. Menggambarkan proses dan hasil belajar yang
akan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar
6. Mencantumkan 4. Materi pembelajaran yang dipelajari siswa
Materi harus mengacu pada pencapaian kompetensi
Pembelajaran dasar
5. Materi pembelajaran harus benar secara
teoritis
6. Materi pembelajaran dijabarkan dalam bahan
ajar secara memadai dan kontekstual

75
7. Menuliskan Diperhitungkan dengan jelas untuk pencapaian
Alokasi Waktu satu kompetensi dasar dan dinyatakan dalam
jam dan banyaknya pertemuan

8. Metode 3. Metode pembelajaran yang digunakan


Pembelajaran bervariasi dan cocok untuk setiap kompetensi
dasar dan memacu active learning
4. Tiap-tiap metode pembelajaran yang digunakan
mencantumkan langkah-langkah (sintaks)
pembelajaran
9. Langkah- 5. Pendahuluan berisi kegiatan awal pembelajaran
langkah untuk membangkitkan motivasi belajar peserta
Pembelajaran didik sehingga peserta didik berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran
6. Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk
menjabarkan tahapan pencapaian kompetensi
dasar disertai dengan alokasi waktu
7. Kegiatan inti dirancang untuk berfokus pada
siswa secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
8. Kegiatan penutup pembelajaran yang dilakukan
dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak
lanjut
10 Penilaian Hasil 3. Alat penilaian sesuai dengan dan mencakup
. Belajar Siswa seluruh indikator pencapain kompetensi
4. Rubrik/pedoman pensekoran dan kunci
jawaban dicantumkan secara jelas dan tepat

11 Sumber Belajar Sumber belajar untuk menyusun RPP sesuai


. untuk mendukung tercapainya kompetensi
dasar dan bervariasi

Jumlah Skor Perolehan

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

76
Jumlah Skor Perolehan … … ..
Nilai= X 100= X 100=… … … .
Skor Maksimal 108

...................., ………………
Penilai,

...........................................

77
Lampiran 4
FORMAT SILABUS

Identitas Mata Pelajaran

Sekolah / : .............................................
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester : .... / ....

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar :

Alokasi Waktu :

Materi Nilai/ Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Pokok/ Karakter Pembelajaran Waktu Belajar
Pembelajaran

..........................., ...........................

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah ……..........…. ……………………………………

................................................ ................................................

78
Lampiarn 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : ..............................................................


Tema : ……….……………………………….
Kelas/Semester : ……….……………………………….
Alokasi Waktu : …….… x pertemuan (@ …… menit)
Standar Kompetensi : ......................................................................................
Kompetensi Dasar : .....................................................................................
Indikator : .....................................................................................

Tujuan Pembelajaran
......................................................................................................................
......................................................................................................................
Materi Pembelajaran
.............................................................................................................................
.............................................................................................................
Metode Pembelajaran
.............................................................................................................................
.............................................................................................................
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
…………………………………………………………………………
B. Kegiatan Inti
…………………………………………………………………………
C. Kegiatan Akhir
…………………………………………………………………………
Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
.............................................................................................................................
.............................................................................................................
Penilaian
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

79
Lampiran 6

Rincian Kegiatan Pembimbingan

Tanggal Jam Kegiatan Keterangan

15 Mei 08.00 - 09.00 Acara ramah tamah dengan Kepala


2013 kepala Sekolah Sekolah,
Pengawas
Pendamping

09.00 -10.00 Ramah tamah dengan guru Fasilitator


yang akan dibimbing dan dan Guru
membuat kontrak kesepakatan bimbing

10.00 - 10. 30 ISTIRAHAT

10.00 - 12.00 Wawancara dan Tanya jawab Fasilitator


dan menjelaskan tujuan dan
hasil yang diharapkan dari
pembimbingan penyusunan
silabus dan RPP

12.00 - 13.30 diskusi dengan guru tentang Fasilitator


hasil observasi dan tentang
perangkat yang digunakan juga
mengumpulkan perangkat
pembelajaran yang sudah ada

16 Mei 08.00-12.00 Diskusi dan pembimbingan Fasilitator


2013 penyusunan silabus.

1. Pengertian silabus
2. Komponen silabus
3. Manfaat silabus
4. Bagaimana menyusun
silabus yang standar

17 Mei 08.00 -10.00 Pembimbingan penyusunan Fasilitator


2013 RPP.

1. Pengertian rpp

80
2. Komponen rpp
3. Manfaat rpp
4. Bagaimana menyusun
rpp yang standar.

10.00 - 10.30 ISTIRAHAT Fasilitator

10.30 - 12. 30 Pembimbingan penyusunan Fasilitator


Bahan ajar dan metode
mengajar

18 Mei 08.00 - 09.00 Pembimbingan mengenai Fasilitator


2013 model pembelajaran

09.00 - 10.00 Pembimbingan penyusunan tes Fasilitator


evaluasi pembelajaran

10.00 - 10.30 ISTIRAHAT Fasilitator

10.30 - 12.00 Merefleksikan hasil perangkat Fasilitator


pembelajaran yang disusun oleh
guru dalam bentuk odservasi
kelas

81
Lampiran 7
Lembar Observasi Pembelajaran

Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Waktu :
Nama Guru :

NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

1. Pengelolaan f. Kelayakan penataan latar (setting)


Kelas pembelajaran
  g. Kejelasan suara guru dalam
  pembelajaran
  h. Kelayakan kebersihan dan
kenyamanan kelas
i. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai)
j. Menggunakan media berbasis
teknologi dan informasi
k. Menggunakan bahasa pengantar
bilingual atau bahasa asing
2. Kegiatan
Pembelajaran
 Pendahuluan f. Menyiapkan kondisi pembelajaran
  agar peserta didik terlibat baik secara
  psikis maupun fisik sehingga siap
  mengikuti proses pembelajaran,
 
g. Mencatat kehadiran peserta didik
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran
atau SK dan KD yang akan dicapai,
i. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
j. Mengajukan pertanyaan berkenaan
dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki peserta didik untuk
mengaitkan dengan materi yang akan
dipelajari
 Kegiatan inti
  Eksplorasi
  g. Membimbing peserta didik untuk
mendemonstrasikan pengetahuan yang

82
NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

  dimiliki sesuai dengan topik/tema


  yang akan dipelajari
  h. Melibatkan peserta didik mencari
  informasi yang luas dan mendalam
  tentang topik/tema materi yang
  dipelajari dari berbagai sumber belajar
  i. Menggunakan beragam pendekatan
  pembelajaran, metode pembelajaran,
  media pembelajaran, dan sumber
  belajar lain,
  j. Memfasilitasi terjadinya interaksi
  antar peserta didik serta antara peserta
  didik dengan pendidik, lingkungan,
  dan sumber belajar lainnya,
  k. Melibatkan peserta didik secara aktif
  dalam setiap kegiatan pembelajaran
  l. Memfasilitasi peserta didik melakukan
  percobaan di laboratorium, studio,
  atau lapangan
 
Elaborasi
j. Membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna
k. Memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis
l. Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, memecahkan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut,
m. Memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
n. Memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
o. Memfasilitasi peserta didik membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok
q. Memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok

83
NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

r. Memfasilitasi peserta didik melakukan


pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan

Konfirmasi
g. Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
h. Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
i. Memfasilitasi peserta didik melakukan
refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah
dilakukan
j. Memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
k. Berfungsi sebagai nara sumber,
pembimbing dan fasilitator bagi siswa
l. Memberi peluang dan waktu yang
cukup bagi setiap peserta didik dalam
kegiatan tutorial untuk menguasai
materi pembelajaran
3.  Penutup i. Bersama-sama dengan peserta didik
  membuat rangkuman/ kesimpulan
  pelajaran
  j. Bersama peserta didik melakukan
  refleksi terhadap kegiatan
  pembelajaran yang telah dilakukan
  k. Melakukan penilaian terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
l. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran

m. Melakukan perencanaan kegiatan

n. tindak lanjut melalui pembelajaran


remedial, program pengayaan, layanan
konseling, atau memberikan tugas
terstruktur baik secara individual

84
NO ASPEK INDIKATOR 1 2 3 4

maupun kelompok sesuai dengan hasil


belajar peserta didik
o. Memotivasi peserta didik untuk
mendalami materi pembelajaran
melalui kegiatan belajar mandiri
p. Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya

Kriteria Penilaian :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron

Jumlah Skor Perolehan … … ..


Nilai= X 100= X 100=… … … .
Skor Maksimal 156

...................., ………………
Penilai,

...........................................
NIP.

85
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURUDALAM MENYUSUN
PERANGKAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI
BIMBINGAN BERKELANJUTAN
DI SMA NEGERI SWASTA GAJAH MADA MEDAN

LAPORAN MSDM

Oleh :

SEVEN S. SIHOMBING
NIM : 8126132065

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan


Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


KONSENTARASI KEPENGAWASAN

86
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2013
LAPORAN MSDM

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURUDALAM MENYUSUN


PERANGKAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI
BIMBINGAN BERKELANJUTAN
DI SMA NEGERI SWASTA GAJAH MADA MEDAN

Disusun dan diajukan oleh :

SEVEN. S. SIHOMBING
NIM : 8126132065

Medan, 31 Mei 2013

Dosen Pengampu Mata kuliah

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd

87
88
ABSTRAK

Seven S.Sihombing.Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi


Menyusun Perangkat Pembelajaran di SMA Swasta Gajah mada Medan.
Laporan MSDM.
Medan : Program Pasca Sarjana UNIMED, 2013.

Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi dalam pembimbingan ini


adalah sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana menyusun sendiri perangkat
pembelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Persoalan mendasar
dalam pembimbingan guru mata pelajaran biologi ini adalah bagaimana
merencanakan pembimbingan, melaksanakan pembimbingan mengobservasi
pembimbingan dan merefleksikan pembimbingan itu sendiri sehingga terjadi
peningkatan kompetensi guru mata pelajaran biologi dalam penyusunan
perangkat pembelajaran.Tujuan pembimbingan ini adalah untuk mengetahui
langkah-langkah pembimbingan dapat meningkatkan kompetensi guru mata
pelajaran biologi dalam menyusun perangkat pembelajaran.
Pembimbingan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi dokumentasi
dan observasi.Data diperoleh dari guru mata pelajaran biologi SMA Swasta Gajah
Mada Medan Kelas X Semester Genap.Jadwal pembimbingan dilakukan mulai
tanggal 15 Mei 2013 sampai 18 Mei 2013.
Hasil Pembimbingan ini disimpulkan sebagai berikut : Guru mata
pelajaran biologi SMA Swasta Gajah Mada Medan sudah menyusun perangkat
pembelajaran yang diperlukan sebagai persiapan dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas walaupun dalam beberapa komponen dalam silabus seperti
menentukan materi pokok/pembelajaran, menetukan kegiatan pembelajaran,
menentukan sumber belajar dan juga komponen dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran seperti metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran belum
memenuhi standar seperti yang dipersyaratkan pada Permendiknas No. 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses.
Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan proses pembimbingan kepada guru mata
pelajaran biologi pada sekolah tersebut dan hasil pembimbingan yang dilakukan
menunjukkan peningkatan kompetensi yang signifikan dalam penyusunan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

89
KATA PENGANTAR
i

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan
judul “Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi Dalam menyusun
Perangkat Pembelajaran di SMA Swasta Gajah Mada Medan.
Dengan hati yang tulus ikhlas, saya menyampaikan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah MSDM Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd,
Ketua Program Studi Adminstrasi Pendidikan, Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd,
Sekretaris Program Studi Adminstrasi Pendidikan, Ibu Tri Wahyuni, S.Sos,
Kepala Sekolah Swasta Gajah Mada Medan, Ibu Iyus Dahniar guru mata pelajaran
biologi SMA Swasta Gajah Mada Medan yang telah memberikan bimbingan,
arahan kepada saya dan juga yang telah menberikan tempat untuk melakukan
pembimbingan kepada saya dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah MSDM.
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Direktur Pasca
Sarjana Unimed, Asisten Direktur serta para dosen Pasca Sarjana Unimed yang
telah memberikan pengetahuan yang berharga, begitu pula rekan-rekan mahasiswa
konsentrasi kepengawasan yang saling membagi pengetahuan dalam penyelesaian
laporan tugas mata kuliah ini.
Teristimewa saya ucapkan terimakasih kepada istri tercinta Melda
Sianturi, anak-anak tersayang Hizkia Kiki Sihombing dan Grace Kathy Viona
Sihombing yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi sekalipun ditinggalkan
jauh karena papanya mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri Medan demi
meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
pemenuhan tugas kepengawasan di masa datang.

90
Dengan kerendahan hati saya menyadari keterbatasan kemampuan dan
kekurangan dalam penulisan laporan ini.Untuk
ii itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang konstruktif dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini.Akhir
kata kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Medan, 31 Mei 2013


Penulis

Seven S. Sihombing

91
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………… 7
1.3 Pembatasan Masalah………………………………………... 7
1.4 Perumusan Masalah………………………………………… 8
1.5 Pemecahan Masalah………………………………………… 8
1.6 Tujuan Pembimbingan……………………………………… 9
1.7 Manfaat Pembimbingan…………………………………….. 9
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR 10
2.1 Kajian Teori………………………………………………… 10
2.1.1 Pengertian Kompetensi…………………………………… 10
2.1.2 Jenis-jenis Kompetensi Guru……………………………... 13
2.1.3 Perangkat Pembelajaran…………………………………... 18
2.1.4 Silabus…………………………………………………….. 18
2.1.5 RPP………………………………………………………... 23
2.1.6 Tugas Pokok, Wewenang, Fungsi Pengawas Sekolah……. 27
2.1.7 Bimbingang Berkelanjutan……………………………...... 32
2.2 Kerangka Berpikir…………………………………………... 37
BAB III METODEPEMBIMBINGAN…………………………………. 40
3.1 Setting Pembimbingan……………………………………… 40
3.2 Persiapan Pembimbingan…………………………………… 40
3.3 Subjek Pembimbingan…………………………………….... 41

92
3.4 Sumber Data………………………………………………… 41
3.5 Teknik Dan Alat Pengumpul Data………………………….. 41
3.6 Prosedur Pembimbingan……………………………………. 42
3.7 Indikator Pencapaian Responden…………………………… 44
iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 46
4.1 Keadaan Silabus dan RPP sebelum Pembimbingan………… 46
4.2 Keadaan Silabus dan RPP setelah Pembimbingan………….. 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………... 68
5.1 Simpulan…………………………………………………….. 68
5.2 Saran-saran………………………………………………….. 69
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………. 71

93
DAFTAR LAMPIRAN
v

Halaman
1 Lembar Wawancara Guru 72
2 Instrumen Penilaian Silabus 73
3 Instrumen Penilaian RPP 75
4 Format Silabus 78
5 Format RPP 79
6 Rincian Kegiatan Pembimbingan 80
7 Lembar Observasi Pembelajaran 81
8 Silabus Hasil Pembimbingan 82
9 RPP hasil Pembimbingan 83
10 Surat Keterangan Izin Melaksanakan Penelitian Dari Dinas 84
Pendidikan Kota Medan
11 Surat Keterangan Dari Kepala SMA Swasta Gajah Mada Telah 85
selesai melaksanakan Pembimbingan
12 Daftar Hadir Guru Mata pelajaran 86
13 Foto-foto Kegiatan Pembimbingan 87

94
vi

95

Anda mungkin juga menyukai