Anda di halaman 1dari 7

MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM

MENUNJANG PENDIDIKAN INDONESIA MAJU

Penulis : Rama Hadi Sasmita (20211510007)

PENDAHULUAN

Mengembangkan keahlian dan meningkatkan kompetensi guru menjadi suatu


hal yang penting bagi Bapak dan Ibu guru. Kompetensi guru adalah suatu indikator
yang digunakan sebagai standar penilaian guru secara profesional. Hal ini pun sudah
dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.

Berdasarkan Undang-Undang, terdapat beberapa hal yang wajib dimiliki oleh


seorang tenaga pendidik mulai dari status pendidikan hingga memiliki ketetapan
hukum yang sah. Selain kualifikasi akademik, Bapak dan Ibu guru juga harus
memenuhi empat standar kompetensi yang meliputi seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku dalam tugas keprofesionalan.

Profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut disebabkan


karena belum adanya perubahan pola mengajar dari sistem konvensional ke sistem
kompetensi, beban kerja guru yang tinggi, dan masih banyak guru yang belum
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Atas dasar itulah standar kompetensi dan
sertifikasi guru dibentuk agar benar-benar terbentuk guru yang profesional dan
mempunyai kompetensi yang sesuai dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sudjana: 2016) menunjukkan bahwa


76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian: kemampuan
guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran
memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan
sumbangan 8,60%. Hal ini menunjukkan bahwa guru yang berkompeten merupakan
syarat mutlak hadirnya sistem dan praktek pendidikan yang berkualitas.

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru adalah
komponen utama dalam proses pembelajaran, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia dalam bidang pembangunan. Guru dapat disebut
juga sebagai ujung tombak dalam pendidikan, karena segala bentuk kebijakan dan
program pendidikan, pada akhirnya akan ditentukan oleh seberapa jauh
profesionalisme seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
Untuk mewujudkan guru yang memiliki kompetensi, pemerintah sejak tahun
2007 mengadakan program sertifikasi bagi semua guru, baik guru yang berstatus
pegawai negeri sipil maupun guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (swasta).
Pelaksanaan sertifikasi guru merupakan komitmen pemerintah sebagai implementasi
amanat Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, yakni mewujudkan guru yang
berkualitas dan professional.

Peningkatan profesionalisme guru sudah sewajarnya dilakukan, tidak hanya


oleh pemerintah, tapi dari diri guru itu sendiri juga harus punya kemauan keras untuk
bisa lebih profesional sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Seperti
yang tercantum dalam Undang-undang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal, serta pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah termasuk pendidikan
anak usia dini.

Kompetensi menurut PP No 74 tahun 2008 tentang Guru yaitu merupakan


seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Seorang
guru yang memiliki ijazah S1 kependidikan belum tentu memperlihatkan kompetensi
yang baik, seperti bisa mengajar dengan terampil. Oleh karena itu, berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaskan bahwa
Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu:
(1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Tanpa bermaksud mengabaikan salah satu kompetensi yang ada, dalam artikel
ini hanya akan dibahas tentang kompetensi pedagogik guru. Menurut Usman dalam
Kunandar (2010:51) kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru dalam mengelolah kegiatan pembelajaran siswa yang meliputi
pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
evaluasi belajar siswa.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan


pembelajaran peserta didik yang meliputi: (1) kemampuan mengelola pembelajaran,
(2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) perancangan pembelajaran, (4)
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (5) pemanfaatan teknologi
pembelajaran, (6) evaluasi hasil belajar, (7) pengembangan peserta didik.
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik yang bagus tentu akan mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu
mengelola kelas. Tugas guru bukan hanya sebagai pengajar yang mentransferkan
ilmu pngetahuan dan keterampilan kepada siswa, tetapi juga merupakan pendidik dan
pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala potensi yang
dimilikinya, baik itu potensi akademik maupun non akademik.

Namun pada kenyataannya, berdasakan pengamatan/ observasi menemukan


beberapa masalah yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru. Masalah
tersebut berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran di dalam kelas. Sebagian guru
sering menggunakan metode pembelajaran yang sama untuk semua siswa yang
karakteristiknya berbeda. Di sekolah juga masih ada guru yang mengajar tanpa
menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Padahal RPP sangat
dibutuhkan seorang guru untuk dapat mengajar dengan baik, agar tujuan
pembelajaran dapat terarah dan tercapai dengan maksimal.

PEMBAHASAN

Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Yamin,


2008:194), yang disebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.

Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi atau kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Jadi guru yang profesional
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang
kaya di bidangnya. Guru merupakan salah satu komponen yang penting yang ikut
menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Kehadiran guru merupakan
persyaratan mutlak bagi terselenggaranya proses pembelajaran di sekolah. Guru yang
kreatif tidak akan kesulitan untuk mendorong peserta didiknya, bukan semata-mata
mendapatkan nilai baik, tetapi mampu menambahkan sikap-sikap positif dalam
memahami perkembangan ilmu pengetahuan di dalam kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru profesional adalah
guru yang mampu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik, mempunyai tujuan dan langkah-langkah
yang inovatif, serta memiliki kompetensi yang memadai untuk menyampaikan materi
ajar dengan tepat sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran degan baik.

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar


dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki
setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Selanjutnya dalam
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
dijelaskan bahwa: ”Kompetensi adalah seperangkat dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya.” (Yamin,2008:195).

Sebagai tenaga pendidik yang profesional ada beberapa kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru. Dalam PP No.19 tahun 2005 standar nasional pendidikan di
jelaskan bahwa, Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (1) Kompetensi
pedagogik; (2) Kompetensi kepribadian; (3) Kompetensi profesional; dan (4)
Kompetensi sosial.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan


kompetensi pedagogik guru adalah kompetensi awal yang harus dimiliki seorang
guru, karena kompetensi pedagogik memberikan gambaran tentang bagaimana
seorang guru bersikap dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas. Selain
memiliki kompetensi mengajar dalam bidangnya masing-masing, guru juga harus
terampil dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Hal ini menuntut guru memiliki
wawasan, kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan dalam mengelola dan
menggunakan materi pelajaran sebagai alat pendidikan.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,


sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana atau program diploma empat. Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki guru adalah kompetensi pedagogic :

1) Memahami peserta didik secara mendalam


2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran
3) Melaksanakan pembelajaran
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan
program yang baik pula. Dengan demikian, berarti keberhasilan belajar siswa sangat
ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 3 tentang standar
proses menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Maka dari itu perlu adanya peningkatan kompetensi guru melalui program
sertifikasi guru, peningkatan kualitas guru dapat dilakukan melalui sertifikasi profesi
guru. Guru yang dinyatakan lolos dan telah memiliki sertifikat profesi akan
mendapatkan tunjangan finansial yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Sebuah kajian ditulis oleh (Cahyana, 2018) tentang pengembangan
kompetensi professional guru dalam menghadapi sertifikasi. Inti dari kajian tersebut
adalah sertifikasi pendidik merupakan salah satu cara yang diterapkan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas guru melalui peningkatan kompetensi yang disertai
pemberian tunjangan. Sertifikasi pendidik atau guru dalam jabatan akan di laksanakan
dalam bentuk penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk kumpulan dokumen yang
mendeskripsikan: a) kualifikasi akademik; b) pendidikan dan pelatihan; c)
pengalaman mengajar; d) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; e) penilaian
dari atasan dan pengawas; f) prestasi akademik; g) karya pengembangan profesi; h)
keikutsertaan dalam forum ilmiah; i) pengalaman organisasi di bidang kependidikan
dan sosial; dan j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Guru yang
memenuhi penilaian portofolio akan dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat
pendidik, sedangkan yang belum lulus akan mengikuti serangkaian kegiatan untuk
melengkapi portofolio serta mengikuti pelatihan-pelatihan sesuai dengan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh penyelenggara sertifikasi.
Solusi lain yang dapat ditambahkan adalah mendorong guru untuk mengikuti
seminar dan forum ilmiah yang diselenggarakan oleh berbagai perguruan tinggi dan
institusi. Kegiatan semacam ini sangat penting untuk memperbaharui pengetahuan
guru baik pengetahuan pedagogi maupun keilmuan. Terdapat banyak forum ilmiah
yang mengundang guru dan dosen untuk mempresentasikan hasil penelitian maupun
makalah konspetual, sehingga dalam forum semacam ini guru dapat berbagi dan
memperoleh ide-ide baru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas.
Kewajiban untuk berpartisipasi dalam forum dan kegiatan ilmiah semacam ini
sebaiknya juga dijadikan salah satu aturan dalam undang-undang dan dijadikan
persyaratan dalam memperoleh sertifikasi pendidik.

KESIMPULAN

Upaya yang yang harus dilakukan sekolah/guru untuk meningkatkan


kompetensi pedagogik guru meliputi pembuatan PTK oleh beberapa guru,
melaksanakan lesson study, supervisi dan mengikuti kegiatan KKG, serta mengikuti
workshop dan seminar. Dalam penelitiannya Sukanti (2008) menerangkan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi guru adalah dengan penelitian
tindakan kelas. Sehingga jika pelaksanaannya secara sistematik akan meningkatkan
kompetensinya, namun tentunya tidak semua kompetensi dapat ditingkatkan tetapi
hanya sub kompetensi saja diantaranya memahami gaya belajar dan kesulitan belajar
peserta didik, menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik,
pengembangn kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran dalam pembelajaran, merancang pembelajaran yang mendidik,
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara
berkelanjutan, menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya
menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi, menguasai dan
memanfaatkann teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran,
mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi, meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Dengan penyusunan PTK tersebut guru mengetahui teknik-teknik untuk


memotivasi kemauan belajar siswa. Siswa terlibat aktif dalam belajar, sehingga
semangat belajarnya meningkat. Pembelajaran yang terjadi tidak hanya berpusat pada
guru namun guru hanya berperan sebagai fasilitator. Dengan penyusunan PTK
tersebut guru mampu menciptakan pembelajaran yang mendidik dengan
melaksanakan aktivitas belajar yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa
bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik menjadi nyaman ketika belajar,
aktivitas pembelajaran yang dilakukan menjadi bervariasi sehingga mampu
mempertahankan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan banyak
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain.
DAFTAR PUSTAKA

A. Cahyana, “Pengembangan Kompetensi Profesional Guru dalam Menghadapi


Sertifikasi,” J. Pendidik. dan Kebud., vol. 16, no. 1, p. 85, 2018.

Acep Yonny dan Sri Rahayu Yunus, 2011. Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif &
Disenangi Siswa. Yogyakarta: PT. Pustaka Widyatama.

Aditya, D. Y. (2016). Pengaruh penerapan metode pembelajaran resitasi terhadap


hasil belajar matematika siswa. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(2).

Annisa, Muhsinah. "Analisis Pelaksanaan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar


Mengacu Standar Nasional Pendidikan di Wilayah Pesisir." Journal of
Education Research and Evaluation 1.4 (2017): 210-216.

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.

Lazwardi, Dedi. "Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme


Guru." Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam 6.2 (2016).

Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

Sukanti, Sukanti. "Meningkatkan kompetensi guru melalui pelaksanaan penelitian


tindakan kelas." Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 6.1 (2008).

N. Sudjana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT, Remaja
Rosdakarya.

Ulum, Miftahul. "Kebijakan standar nasional pendidikan." Syaikhuna: Jurnal


Pendidikan dan Pranata Islam 11.1 (2020): 105-116.

Widiasworo, Erwin. Cerdas pengelolaan kelas. Diva Press, 2018.

Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.


Jakarta: Gaung Persada Press.

Anda mungkin juga menyukai