PENDAHULUAN
Adapun faktor penyebab rendahnya minat baca siswa adalah: 1) siswa belum
terbiasa untuk membaca, 2) siswa cenderung lebih senang menonton dari pada
membaca buku, dan 3) waktu luang siswa lebih banyak digunakan untuk bermain
Gadget untuk bermedia sosial dari pada membaca artikel atau mencari pengetahuan di
internet.
PEMBAHASAN
Literasi berasal dari bahasa inggris literacy yang berarti orang yang belajar.
Kemampuan literasi tidak sebatas pada kemampuan membaca dan menulis. Dengan
perkembangan teknologi, literasi dikaitkan juga dengan literasi sains, informasi, dan
teknologi. Pada hakekatnya kemampuan baca tulis seseorang merupakan dasar utama
bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas.
Penilaian literasi Indonesia dilihat dari program OECD yaitu PISA yang selalu
memperbaiki hasil surveinya tiga tahun sekali. Hasil terbaru yaitu PISA 2012
menunjukkan rata-rata literasi sains siswa sebesar 382 dengan rata-rata sebesar 501
dan berada pada peringkat 64 dari 65 negara peserta (Suwono, Rizkita, & Susilo,
2017). Sementara tahun 2009 hasil survei PISA menunjukkan rata-rata literasi sains
siswa Indonesia sebesar 383 dengan ratarata sebesar 501 dan berada pada rangking 59
dari 65 negara peserta. Hasil ini menunjukkan bahwa peringkat literasi sains siswa
Indonesia menurun (Islam, Nahadi, Permanasari, 2015).
Data-data di atas menunjukkan bahwa tingkat literasi Indonesia masih jauh dari
yang diharapkan oleh pemerintah. Literasi masih belum menjadi kebiasaan dan
budaya bangsa Indonesia. Segala hal yang terkait dengan literasi masih asing bagi
masyarakat Indonesia pada umumnya. Sehingga sekecil apapun usaha untuk
memperkenalkan literasi sangat diperlukan untuk membudayakan literasi di tanah air
tercinta ini.
Membudayakan literasi di sekolah tidaklah semudah membalik telapak tangan
dan akan penuh dengan halangan dan tantangan. Halangan dan rintangan tersebut
dapat dilihat dari bagaimana sulitnya menerapkan dan membiasakan kegiatan literasi
di sekolah-sekolah dasar. Banyak faktor yang diduga mempengaruhi keberhasilan
kegiatan literasi diantaranya faktor internal dan eksternal salah satunya yaitu siswa
dan guru sebagai pelaku pendidikan (Yuliyati, 2014).
GLS dapat dilakukan dengan mengembangkan pojok baca pada setiap kelas
dengan menata buku-buku yang ditata semenarik mungkin yang bertujuan untuk
menarik minat baca siswa. Buku yang dipajang di pojok baca dapat diperoleh dari
sumbangan siswa, dan peminjaman buku dari perpustakaan. Pemasangan poster-
poster dan karya siswa, dilakukan dengan memanfaatkan ruang –ruang yang
memungkinkan untuk memajang bahan kaya bacaan tersebut, seperti ruang tunggu,
UKS, kantin sekolah, serambi, area parkir, kebun sekolah dan tempat –tempat yang
ada di lingkungan sekolah sehingga tercipta lingkungan kaya bacaan. Pengembangan
minat baca siswa dapat dimulai dari perpustakaan dengan menyediakan bahan kaya
bacaan dan penyedia sebagai media literasi dan area baca sehingga menciptakan
lingkungan kaya bacaan.
KESIMPULAN
Untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca, yang memiliki peran penting
adalah orang tua, selain orang tua lingkungan keluarga juga sangat menentukan
dalam menumbuhkan minat baca putra putrinya dengan memberikan hadiah berupa
buku-buku bacaan pada hari –hari yang bersejarah bagi anak seperti memberikan
buku cerita untuk kado kado ulang tahun, kemudian menemani anakanaknya
membaca buku atau membacakan dongeng kepada anak-anak. Dukungan guru juga
sangat dibutuhkan, dalam meningkatkan minat baca. Upaya yang dapat dilakukan
oleh guru antara lain menyiapkan pojok baca dan mengganti buku-buku setiap saat
sehingga anak merasa tertarik untuk membaca. Membaca merupakan proses pelibatan
seluruh aktivitas dan kemampuan berpikir siswa dalam memahami dan mereproduksi
sebuah wacana tertulis.
Sebagai warga negara yang punya kepedulian terhadap bangsa Indonesia yang
kita cintai ini, saya memiliki gagasan untuk meningkatkan budaya literasi
diantaranya:
1. Menumbuhkan kegiatan hobi membaca terhadap anak-anak yang berada dekat
dengan lingkungan saya, terutama tetangga dekat, dengan membuat pondok
bacaan di sekitar rumah. Anak-anak diberi kesempatan membaca secara gratis
terhadap berbagai buku yang saya miliki dari koleksi pribadi, buku-buku
sumbangan dari masyarakat yang punya kepedulian dengan literasi. Waktunya di
sore hari atau pada hari libur. Dengan usaha ini diharapkan juga bisa
menanamkan kebiasaan membaca sejak kecil. Pelaksanaannya tentu mengikuti
protokol kesehatan pola hidup baru.
2. Membudayakan kebiasaan memberi hadiah berupa buku kepada yang berhak
mendapatkan hadiah agar dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap buku bacaan,
sehingga diharapkan mampu menumbuhkan budaya hobi membaca.
3. Secara rutin paling tidak 3 bulan sekali menerbitkan buku solo atau buku antologi,
semakin banyak buku yang dihasilkan diharapkan bisa memotifasi orang-orang
untuk menulis, memperbanyak koleksi buku bacaan di pondok bacaan, bisa
menyumbang buku untuk mendukung perpustakaan sekolah dan perpustakaan
daerah.
4. Sebagai guru selalu mendukung literasi sekolah, seperti : mendukung adanya
pojok baca, ikut aktif melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum belajar,
membantu terlaksananya wajib kunjung perpustakaan yang disesuaikan dengan
protokol kesehatan di era pola hidup baru.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Sri. 2019. Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat
Baca Dan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD
Gugus II Kuta Utara. E-Jurnal Pendasi: Jurnal Pendidikan Dasar
Indonesia. Volume 3 No 2.
Labudasari, E., & Rochmah, E. (2019). Pengaruh gerakan literasi sekolah terhadap
karakter mandiri siswa di SDN Kanggraksan Cirebon. Premiere
Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 9(1), 57.
https://doi.org/10.25273/pe.v9i1.4254
Suwono, H., Rizkita, L., & Susilo, H. (2017). Peningkatan Literasi Saintifik Siswa
Sma Melalui Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Sosiosains.
Jurnal Ilmu Pendidikan, 21(2), 136–144.
https://doi.org/10.17977/jip.v21i2.8367
Yuliyati. (2014). Model budaya baca-tulis berbasis balance literacy dan gerakan
informasi literasi di SD. Jurnal Ilmu Pendidikan, 20(1), 117–126.
https://doi.org/10.17977/JIP.V20I1.4386