PENDAHULUAN
terhadap pelayanan prima bagi peserta didik, orang tua, dan masyarakat,
Menengah Pertama yang menjadi favorit bagi para peserta didik bahkan
baik pendidikan dari suatu bangsa, maka semakin baik pula kualitas dari
diperoleh dari mana saja, seperti rumah, lingkungan sekitar, sekolah, dan
1
orang tua, saudara, guru, tetangga dan siapapun yang ada di sekitar
pikiran yang luas serta mampu mempelajari berbagai macam bidang studi.
akan semakin tinggi dan akan meningkat pula peluang keberhasilan dalam
literacy dari bangsa kita akan mengakibatkan Sumber Daya Manusia yang
2017).
2
Permasalahan rendahnya minat baca masyarakat di Jawa Barat
Menurut Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat minat
baca warga Jawa Barat sangat rendah. Indeks minat baca dari masyarakat
di Jawa Barat adalah 0,001 atau sama dengan satu buku dibaca oleh 1000
sarana dan prasaran, rendahnya minat sumber daya manusia, dan kemauan
seluruh warga sekolah baik itu guru, peserta didik, orangtua/wali murid
terlibat (Faradina, 2017). Oleh karena itu, seluruh peserta didik di sekolah
lokal dan cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal dalam
(Hidayat &
3
Basuki, 2018).
4
produktivitas dan daya saing rakyat di pasar internasional sehingga bangsa
Indonesia dapat maju dan bangkit bersama bangsa Asia lainnya. Poin
perlombaan dalam bidang literasi bagi peserta didik, dan lain sebagainya.
Pusat Statistik (BPS) mengenai minat membaca dan menonton pada anak-
5
menyebutkan bahwa, hanya 13,11 persen penduduk berumur 10 tahun ke
atas yang memiliki minat baca, sementara yang memiliki minat menonton
televisi mencapai 91,47 persen. Selain data dari BPS, hasil survei terbaru
skor yang dicapai oleh peserta didik di Indonesia untuk sains, membaca,
dan matematika berada di peringkat 62, 61, dan 63 dari 69 negara yang
mirip dengan hasil tes dan survei PISA yang pernah dilakukan pada tahun
2012 yang juga tergolong pada kelompok penguasaan materi yang rendah
(Iswadi, 2016).
negara kita menduduki ranking ke 60. Ini terlihat pada literasi atau budaya
keberhasilan pendidikan.
ke-45 dari total 48 negara dengan skor akhir 428 dari skor rata-rata 500.
6
Sementara,
7
uji Literasi membaca dalam PISA 2009 menunjukkan hasil bahwa
Indonesia menduduki peringkat ke-57 dengan skor pada 396 (skor rata-rata
OECD 493), selain itu PISA 2012 menunjukkan bahwa Indonesia berada
pada peringkat ke-64 dengan nilai akhir 396 (nilai rata- rata OECD 496)
PISA 2009 dan 2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya dalam
didik Indonesia tergolong rendah (Wiedarti & Laksono, 2016). Data di atas
masyarakat Indonesia yang membaca. Data lain dari Badan Pusat Statistik
dari budaya menonton. (Kalida, dkk, 2014). Berpijak pada data di atas,
8
menduduki bangku kelas VII rasa malas membaca masih tergolong cukup
dalam satu mata pelajaran saja hampir merambah ke semua mata pelajaran,
menggalakan budaya literasi ini peserta didik dapat diberikan suatu tagihan
semacam pameran hasil dari karya peserta didik. Siswa dapat menciptakan
suatu karya yang bersumber dari kegiatan literasi tersebut. Karya peserta
didik tidak hanya berupa puisi dan cerpen yang dipamerkan di acara
Tidak hanya berupa puisi, cerpen, drama dan musikalisasi puisi saja,
9
suka kepada budaya dengar dan bicara, ini pengaruh dari budaya jaman
bacaan tersebut. Dengan demikian, sedikit demi sedikit budaya minat baca
atau literasi bisa meningkat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
Negeri Kuningan.
10
1.2. Rumusan Masalah
Kuningan?
mendeskripsikan:
11
Literasi Sekolah.
3) Manfaat praktis
Kuningan.
12
Sekolah
13
di SMPN 1 Kuningan yang sudah dilaksanakan dan apa saja faktor
tersebut.
dalam penelitian ini, maka penulis menyusun penelitian ini dalam satu
BAB 1 PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Bab ini berisikan penjelasan tentang metode yang dipakai oleh penulis
14
meningkatkan kesadaran pihak terkait. Metode yang digunakan penulis untuk
BAB V PENUTUP
Bab ini adalah kesimpulan dan saran penulis mengenai semua hasil
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15